Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan 1

Hukum Acara Perdata Khusus

PETUNJUK PENGERJAAN:

Untuk masing-masing soal di bawah ini (A-C), tentukanlah berdasarkan dasar hukum yang
berlaku dan relevan atas:

a. siapa para pihak dalam soal tersebut (penyebutan serta legal standing dalam perkara)
b. apa yang menjadi pokok sengketa atau pokok permasalahan, kualifikasi atau jenis
perkara perdata
c. kompetensi (kewenangan mengadili) absolut serta relatif dalam pengajuan perkara.

Soal A

Maria Ulfa, berlamat di Jl. Raya Gedangan No. 54, Sidoarjo, Jawa Timur adalah karyawan
di divisi Human Resources sebagai admin dari sebuah perusahaan outsourcing yaitu PT. Kerja
Makmur berkedudukan di Jl. Ir. Soekarno No. 101, Surabaya, Jawa Timur. Dirinya telah bekerja
pada perusahaan tersebut terhitung dari 2 Maret 2014 hingga saat ini dengan upah pokok terakhir
Rp. 4.450.000 perbulan. Pada bulan April 2023, perusahaan tidak membayarkan Tunjangan Hari
Raya sebesar Rp. 4.355.000. Atas hal tersebut, Maria Ulfa menanyakan kepada bagian keuangan,
namun pihak keuangan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan keputusan direksi untuk
menunda pembayaran, karena perusahaan berusaha bangkit di era baru pasca covid-19. Maria
Ulfa beserta karyawan yang lain merasa keberatan, namun pihak perusahaan juga tidak memiliki
pilihan dan mempersilakan karyawan untuk menempuh jalur hukum pada perusahaan.

Pada Oktober 2023, perusahaan memangkas upah pokok Maria Ulfa sebesar 20% dari
yang seharusnya menjadi Rp. 3.560.000. Maria Ulfa kembali melakukan protes kepada pihak
perusahaan, namun perusahaan menyatakan hal tersebut untuk efisiensi keuangan perusahaan
yang harus diterima oleh seluruh karyawan. Jika karyawan tidak menerima putusan tersebut,
maka karyawan dipersilakan untuk meninggalkan perusahaan tanpa pesangon.
Soal B

PT. Jaya Abadi merupakan sebuah perusahaan dibidang konstruksi berkedudukan di Jl. Ksatrian
No. 10, Kec. Karangpilang, Surabaya, Provinsi Jawa Timur mengajukan permohonan kredit
kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yang beralamat di Jl. Ahmad Yani, No. 7, Surabaya dengan
perjanjian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada tanggal 8 Desember 2022
dengan nomor surat kredit 1234/MANDIRI-KRDT/2022. Pinjaman yang diajukan oleh PT. Jaya
Abadi kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebesar Rp. 3.500.000.000,- (tiga milyar
lima ratus juta rupiah), dengan jaminan berupa 3 (tiga) bidang tanah seperti yang diuraikan
dalam :

1. Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 15/Kel. Kedungdoro, seluas 13.920 M2 sesuai Surat
Ukur No. 14/1990 tanggal 20-04-1990 yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Surabaya
tanggal 05-06-1990, dan telah diperpanjang dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.
34 atas nama PT. Jaya Abadi terletak di Jl. Plemahan VI/1 Kel. Kedungdoro, Kec. Tegalsari,
Surabaya;
2. Sertifikat Hak Milik No. 1263 diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Surabaya atas nama PT.
Jaya Abadi atas sebidang tanah dan bangunan seluas 246 M2 dikenal atau terletak di Jl.
Ksatrian No. 10, Kec. Karangpilang, Surabaya.

Berdasarkan perjanjian kredit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, untuk jatuh
tempo kredit yang diajukan oleh PT. Jaya Abadi pada tanggal 8 Februari 2024. Namun pada
saat jatuh tempo PT. Jaya Abadi belum juga melunasi hutangnya kepada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Karena hal tersebut PT. Bank Mandiri telah mengirimkan somasi sebanyak dua (2)
kali yakni pada tanggal 10 Februari 2024 dengan nomor surat 8/Mandiri-Per-Tbk/2024 dan 10
Maret 2024 dengan nomor surat 12/Mandiri-Per-Tbk/2024. Namun PT. Jaya Abadi tidak
menghiraukan somasi yang telah diberikan oleh PT. Bank Mandiri.

Selain memiliki utang pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Jaya Abadi juga memiliki
utang pada PT. Sinar Mas sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang jatuh tempo
pada 12 Januari 2024 dan belum dilakukan pelunasan.
Soal C

Ayu Ananda, kelahiran Malang, 25 Oktober 1990, pekerjaan dokter, pendidikan terakhir
S1-profesi dokter menikah dengan Bagas Patra, kelahiran Boyolali, 17 Agustus 1980, pekerjaan
karyawan BUMN, pendidikan terakhir strata-2 (S-2). Mereka menikah secara sah agama dan
negara pada 12 Desember 2014 tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang berdasarkan kutipan akta nikah no. 121/53/ XII/ 2014 tertanggal 12 Desember
2014 dengan status masing-masing duda (cerai mati) dan perawan. Setelah menikah, keduanya
memutuskan untuk tinggal di Jl. Cempaka Kavling E-33 Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
Jawa Timur.

Awal mulanya, kehidupan pernikahan keduanya harmonis, meskipun ada perbedaan usia
yang cukup jauh. Hingga pada tahun 2020, mereka tidak kunjung dikaruniai buah hati. Bagas
sebagai suami yang menyadari usianya yang tidak muda lagi sudah berkali-kali mengajak istrinya
untuk melakukan program hamil dan melakukan pemeriksaan, namun istrinya tidak kunjung
menyambut baik ajakan suaminya karena alasan sibuk akan pekerjaannya di sebuah klinik di Kota
Malang, terlebih dirinya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk program
pendidikan dokter spesialis di perguruan tinggi Kota Yogyakarta. Pada bulan September 2020,
Ayu Ananda dinyatakan diterima pada program studi spesialis (Sp-1) Bedah Anak. Maka,
keduanya harus menjalani hubungan jarak jauh. Ayu berjanji akan menuruti keinginan suaminya
tersebut jika sudah menyelesaikan pendidikannya.

Selama menjalani hubungan jarak jauh, Bagas berusaha menjaga komunikasi dengan Ayu
meskipun ada beberapa kali kesalahpahaman, namun terselesaikan dengan baik. Sesekali Bagas
juga berkunjung ke Yogyakarta. Hingga pada Januari 2024, Ayu dinyatakan lulus dari
pendidikannya. Harapan Bagas sebagai suami, Ayu akan kembali ke Malang dan memenuhi
janjinya sebelumnya. Namun, harapan tersebut ditepis oleh Ayu karena dirinya merasa tidak ada
kesempatan berkarir jika kembali ke Malang. Terlebih lagi, Ayu merasa dirinya tidak merasa ada
yang salah dengan dirinya secara medis untuk bisa hamil dan menuduh jika suami yang
bermasalah sehingga mereka tidak kunjung memiliki keturunan dan suaminya selalu memaksa
dirinya untuk melakukan program tersebut. Pertengkaran terus menerus terjadi diantara mereka
hingga keluarga turut serta untuk mendamaikan.
Bagas Patra sebagai suami sudah lelah menasehati istrinya yang keras kepala dan sudah
tidak pernah menjalankan kewajibannya sebagai istri. Sehingga dirinya mantap untuk
menceraikan istrinya tersebut pada Maret 2024.

Anda mungkin juga menyukai