Anda di halaman 1dari 5

Nama : Reni Apriani

Nim : 836239344
Jawaban :
1. Untuk mengkonversi suhu dari Celsius ke Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin, kita
dapat menggunakan rumus konversi berikut
A. Konversi ke Reamur (°R):
Suhu dalam Reamur = (Suhu dalam Celsius) × 4/5
Suhu dalam Reamur = 80 × 4/5 = 64 °R
B. Konversi ke Fahrenheit (°F):
Suhu dalam Fahrenheit = (Suhu dalam Celsius) × 9/5 + 32
Suhu dalam Fahrenheit = 80 × 9/5 + 32 = 176 °F
C. Konversi ke Kelvin (K):
Suhu dalam Kelvin = (Suhu dalam Celsius) + 273.15
Suhu dalam Kelvin = 80 + 273.15 = 353.15 K
Jadi, suhu tersebut adalah 64 °R (Reamur), 176 °F (Fahrenheit), dan 353.15
K(Kelvin).

2. Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara tanpa diikuti aliran zat
perantaranya, contoh nya sendok logam ujungnya dipanaskan!
Konveksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara yang diikuti aliran zat
perantaranya, contohnya terjadinya angin darat dan angin laut!
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara, contohnya
perpindahan panas dari cahaya matahari ke bumi

3. d sin θ =Δ m λ
d p = Δm L λ
Keterangan:
p = jarak pita terang ke-m
L = jarak celah ke layar
Hanya definisi ( d ) dalam persamaan memiliki pengertian yang berbeda :
Interferensi : d = jarak antara 2 celah
Difraksi tunggal : d = diameter celah
Kisi Difraksi : d = jarak antar celah yang nilainya = 1/N
(1)Interferensi Young ( Celah Ganda )
d sin θ = Δm λ
d p = Δm L λ
(2) Kisi Difraksi
d sin θ = Δm λ
d p = Δm L λ
d = 1/N
Untuk mempermudah dalam menentukan nilai Δm dalam penyelesaian soal, maka
pada interferensi ganda maupun kisi difraksi dapat menggunakan aturan berikut :
terang ke terang yang berdekatan (Δm = 1 )
gelap ke gelap yang berdekatan (Δm = 1 )
 terang ke gelap yang berdekatan (Δm = ½ )
( 3 ) Difraksi Tunggal
d sin θ = m λ
dp=mLλ
Gelap 1 ke titik tengah terang pusat ( m = 1 )
Gelap 2 ke titik tengah terang pusat ( m = 2 ) dst
( 4 ) Polarisasi
Polarisasi dengan absorpsi (penyerapan) selektif
-Intensitas setelah melewati polarisator:

-Intensitas setelah melewati analisator:

= sudut antara sumbu analisator dengan polarisator

Perhatikan gambar, Maka panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah


dp=mLλ
λ =(dp)/(2L)

4. Rabun Jauh
Pada penderita rabun jauh, bayangan objek yang dilihat jatuh di belakang retina.
Hal ini disebabkan karena lensa mata yang terlalu datar atau bola mata yang terlalu
pendek. Akibatnya, mata tidak dapat fokus dengan baik pada objek yang berada
dekat.
Sebelum diberikan lensa yang sesuai, bayangan objek yang dilihat oleh mata
penderita rabun jauh akan jatuh di belakang retina. Ini mengakibatkan penglihatan
kabur dan tidak jelas pada objek yang berada jauh.
Setelah diberikan lensa kacamata dengan lensa cekung yang sesuai, lensa tersebut
akan membantu memfokuskan cahaya ke titik fokus yang tepat pada retina.
Dengan demikian, bayangan objek yang dilihat akan jatuh pada retina, sehingga
penglihatan menjadi lebih jelas dan tajam.
Rabun Dekat
Pada penderita rabun dekat, bayangan objek yang dilihat jatuh di depan retina. Hal
ini disebabkan karena lensa mata yang terlalu cembung atau bola mata yang terlalu
panjang. Akibatnya, mata tidak dapat fokus dengan baik pada objek yang berada
dekat.
Sebelum diberikan lensa yang sesuai, bayangan objek yang dilihat oleh mata
penderita rabun dekat akan jatuh di depan retina. Ini mengakibatkan penglihatan
kabur dan tidak jelas pada objek yang berada dekat.
Setelah diberikan lensa kacamata dengan lensa cembung yang sesuai, lensa
tersebut akan membantu memfokuskan cahaya ke titik fokus yang tepat pada
retina. Dengan demikian, bayangan objek yang dilihat akan jatuh pada retina,
sehingga penglihatan menjadi lebih jelas dan tajam.
Dengan menggunakan lensa yang sesuai, baik lensa cekung untuk rabun jauh
maupun lensa cembung untuk rabun dekat, jatuhnya bayangan pada mata penderita
dapat dikoreksi sehingga penglihatan menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai