Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 ANDONG
Jalan solo – Karanggede Kilometer 30 Andong, Boyolali Kode Pos 57384 Telepon 081326720631
Surat Elektronik : smanegeri1andong@gmail.com Laman : sma1andong.sch.id

PERATURAN KOMISI

PEMILIHAN KETUA MPK DAN KETUA OSIS

SMA NEGERI 1 ANDONG

NOMOR 1 TAHUN 2022

TENTANG

PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KETUA MPK DAN

KETUA OSIS SMA NEGERI 1 ANDONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN KETUA MPK DAN KETUA OSIS SMA NEGERI 1 ANDONG

Menimbang:

A. Bahwa untuk memilih Ketua MPK dan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Andong, Pemilihan Umum sebagai sarana
perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan wakil rakyat yang aspiratif, berkualitas, dan bertanggung
jawab, serta untuk menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
B. Bahwa Pemilihan Umum wajib menjamin tersalurkannya suara siswa secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil;
C. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, perlu membentuk peraturan
tentang Penyelenggaraan Pemilihan;

Mengingat :

Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 5 ayat (1), Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 18 ayat (3), Pasal 19 ayat
(1), Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22C ayat (1) dan ayat (2), Pasal 22E, dan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN TENTANG PEMILIHAN KETUA MPK DAN KETUA OSIS SMA NEGERI 1 ANDONG.

BAB I

PENGERTIAN ISTILAH

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1. Pemilihan adalah untuk memilih Ketua MPK dan Ketua OSIS, sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Penyelenggaraan Pemilihan adalah pelaksanaan tahapan Pemilihan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS.
3. Penyelenggara Pemilihan adalah lembaga yang menyelenggarakan Komisi Pemilihan yang terdiri atas Komisi
Regulasi, Komisi Logistik, Komisi Penyelenggaran, Komisi Media, Badan Pengawas Pemilihan, sebagai satu
kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilihan untuk memilih secara langsung oleh siswa.
4. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dibentuk
oleh Komisi Pemilihan untuk melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
5. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih, yang selanjutnya disebut Pantarlih adalah petugas yang dibentuk oleh KPPS
atau untuk melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih.
6. Pengawas Pemilihan, adalah lembaga Penyelenggara Pemilihan yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilihan di
seluruh wilayah SMA Negeri 1 Andong.
7. Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
8. Peserta Pemilihan adalah pasangan calon untuk Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS.
9. Pasangan Ketua MPK dan Ketua OSIS, yang selanjutnya disebut Pasangan Calon adalah pasangan calon peserta
Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS yang diusulkan oleh kelas atau gabungan kelas yang telah memenuhi
persyaratan.
10. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.
11. Pemilihan adalah Warga Negara Indonesia yang telah terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 1 Andong dan atau
yang terdaftar dalam dapodik tahun ajaran 2022/ 2023.
12. Kampanye Pemilihan adalah kegiatan Peserta Pemilihan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi,
misi, dan program Peserta Pemilihan.
13. Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas Kampanye Pemilihan.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Pemilihan dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pasal 3

Dalam menyelenggarakan Pemilihan, Penyelenggara Pemilihan harus melaksanakan Pemilihan berdasarkan pada asas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan penyelenggaraannya harus mencerminkan asas:

A. Mandiri;
B. Jujur;
C. Adil;
D. Kepastian hukum;
E. Tertib;
F. Kepentingan umum;
G. Keterbukaan;
H. Proporsionalitas;
I. Profesionalitas;
J. Akuntabilitas;
K. Efisiensi; dan
L. Efektivitas.
Pasal 4:

Pengaturan Penyelenggaraan Pemilihan bertujuan untuk:

A. Memperkuat sistem presidensiil;


B. ewujudkan Pemilihan yang adil dan berintegritas;
C. Menyederhanakan dan menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilihan;
D. Mencegah duplikasi pengaturan dan ketidakpastian hukum pengaturan Pemilihan; dan
E. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam Penyelenggaraan Pemilihan.

BAB III
PERATURAN TATA TERTIB PERHITUNGAN SUARA
CALON KETUA OSIS DAN MPK
SMA NEGERI 1 ANDONG

PASAL 5

(1) Komisi Pemilihan wajib melaksanakan penghitungan suara peserta Pemilihan secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) Komisi Pemilihan wajib menyimpan, menjaga, dan mengamankan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta
penyimpanan, penjagaan, dan pengamanan hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan peraturan KPU.

PASAL 6

(1) Penghitungan suara peserta Pemilihan di TPS dilaksanakan oleh KPPS.

(2) Penghitungan suara peserta Pemilihan di TPS disaksikan oleh saksi Peserta Pemilihan.

(3) Penghitungan suara peserta Pemilihan di TPS diawasi oleh Pengawas TPS.

(4) Penghitungan suara peserta Pemilihan di TPS dipantau oleh pemantau Pemilihan dan masyarakat.

(5) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) yang belum menyerahkan mandat tertulis pada saat
pemungutan suara harus menyerahkan mandat tertulis dari Peserta Pemilihan kepada ketua KPPS

PASAL 7

(1) Penghitungan suara di TPS dilaksanakan setelah waktu pemungutan suara berakhir.

(2) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan dan selesai di TPS yang bersangkutan
pada hari pemungutan suara.

PASAL 8

(1) KPPS melakukan penghitungan suara peserta Pemilihan di dalam TPS.

(2) Saksi menyaksikan dan mencatat pelaksanaan penghitungan suara peserta Pemilihan di dalam TPS.

(3) Pengawas TPS mengawasi pelaksanaan penghitungan suara peserta Pemilihan di dalam TPS.
(4) Warga masyarakat menyaksikan pelaksanaan penghitungan suara peserta Pemilihan di luar TPS.

PASAL 9

(1) Sebelum melaksanakan penghitungan suara, KPPS menghitung:

a. jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap;

b. jumlah Pemilih yang berasal dari TPS lain;

c. jumlah surat suara yang tidak terpakai;

d. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau salah dalam cara memberikan suara; dan

e. sisa surat suara cadangan.

(2) Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dibuatkan berita acara yang
ditandatangani oleh ketua KPPS dan oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS yang hadir.

PASAL 10

(1) Suara untuk Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS dinyatakan sah apabila:

a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS; dan

b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda gambar kelas, dan/atau tanda gambar
gabungan kelas dalam surat suara.

(2) Ketentuan mengenai pedoman teknis pelaksanaan pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan peraturan Komisi Pemilihan.

PASAL 11

(1) Ketua KPPS melakukan penghitungan suara dengan suara yang jelas dan terdengar dengan memperlihatkan surat
suara yang dihitung.

(2) Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan di tempat yang terang atau mendapat penerangan cahaya yang
cukup.

(3) Penghitungan suara dicatat pada lembar/papan/layar (4) penghitungan dengan tulisan yang jelas dan terbaca.

(4) Format penulisan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam peraturan Komisi
Pemilihan.

PASAL 12

(1)Peserta Pemilihan, saksi, Pengawas TPS, dan masyarakat dapat menyampaikan laporan atas dugaan adanya
pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan penghitungan suara kepada KPPS.

(2) Peserta Pemilihan dan warga masyarakat melalui saksi Peserta Pemilihan atau Pengawas TPS yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS apabila ternyata terdapat hal yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal keberatan yang diajukan melalui saksi Peserta Pemilihan atau Pengawas TPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat diterima, KPPS seketika itu juga mengadakan pembetulan.
PASAL 13

(1) Hasil penghitungan suara di TPS dituangkan ke dalam berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta ke
dalam sertifikat hasil penghitungan suara Pemilihan dengan menggunakan format yang diatur dalam peraturan Komisi
Pemilihan.

(2) Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditandatangani oleh seluruh anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilihan yang hadir.

(3) Dalam hal terdapat anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilihan yang hadir tidak menandatangani sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara
ditandatangani oleh anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilihan yang hadir dan bersedia menandatangani.

(4) Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara yang telah
ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disimpan sebagai dokumen negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

(1) KPPS mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS.

(2) KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi Peserta Pemilihan, Pengawas TPS, pada hari yang sama.

(4) KPPS wajib menyegel, menjaga, dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara.

(5) KPPS wajib menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan suara serta sertifikat
hasil penghitungan perolehan suara kepada Komisi Pemilihan pada hari yang sama.

PERATURAN KOMISI

PEMILIHAN KETUA MPK DAN KETUA OSIS

SMA NEGERI 1 ANDONG

NOMOR 1 TAHUN 2022

TENTANG

PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KETUA MPK DAN

KETUA OSIS SMA NEGERI 1 ANDONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN KETUA MPK DAN KETUA OSIS SMA NEGERI 1 ANDONG

Menimbang:

D. Bahwa untuk memilih Ketua MPK dan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Andong, Pemilihan Umum sebagai sarana
perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan wakil rakyat yang aspiratif, berkualitas, dan bertanggung
jawab, serta untuk menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
E. Bahwa Pemilihan Umum wajib menjamin tersalurkannya suara siswa secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil;
F. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, perlu membentuk peraturan
tentang Penyelenggaraan Pemilihan;
Mengingat :

Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 5 ayat (1), Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 18 ayat (3), Pasal 19 ayat
(1), Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22C ayat (1) dan ayat (2), Pasal 22E, dan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN TENTANG PEMILIHAN KETUA MPK DAN KETUA OSIS SMA NEGERI 1 ANDONG.

BAB IV

PENGERTIAN ISTILAH

Pasal 15

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

14. Pemilihan adalah untuk memilih Ketua MPK dan Ketua OSIS, sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
15. Penyelenggaraan Pemilihan adalah pelaksanaan tahapan Pemilihan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS.
16. Penyelenggara Pemilihan adalah lembaga yang menyelenggarakan Komisi Pemilihan yang terdiri atas Komisi
Regulasi, Komisi Logistik, Komisi Penyelenggaran, Komisi Media, Badan Pengawas Pemilihan, sebagai satu
kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilihan untuk memilih secara langsung oleh siswa.
17. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dibentuk
oleh Komisi Pemilihan untuk melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
18. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih, yang selanjutnya disebut Pantarlih adalah petugas yang dibentuk oleh KPPS
atau untuk melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih.
19. Pengawas Pemilihan, adalah lembaga Penyelenggara Pemilihan yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilihan di
seluruh wilayah SMA Negeri 1 Andong.
20. Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
21. Peserta Pemilihan adalah pasangan calon untuk Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS.
22. Pasangan Ketua MPK dan Ketua OSIS, yang selanjutnya disebut Pasangan Calon adalah pasangan calon peserta
Pemilihan Ketua MPK dan Ketua OSIS yang diusulkan oleh kelas atau gabungan kelas yang telah memenuhi
persyaratan.
23. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.
24. Pemilihan adalah Warga Negara Indonesia yang telah terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 1 Andong dan atau
yang terdaftar dalam dapodik tahun ajaran 2022/ 2023.
25. Kampanye Pemilihan adalah kegiatan Peserta Pemilihan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi,
misi, dan program Peserta Pemilihan.
26. Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas Kampanye Pemilihan.

BAB V

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 16

Pemilihan dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pasal 17
Dalam menyelenggarakan Pemilihan, Penyelenggara Pemilihan harus melaksanakan Pemilihan berdasarkan pada asas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan penyelenggaraannya harus mencerminkan asas:

M. Mandiri;
N. Jujur;
O. Adil;
P. Kepastian hukum;
Q. Tertib;
R. Kepentingan umum;
S. Keterbukaan;
T. Proporsionalitas;
U. Profesionalitas;
V. Akuntabilitas;
W. Efisiensi; dan
X. Efektivitas.

Pasal 18:

Pengaturan Penyelenggaraan Pemilihan bertujuan untuk:

F. Memperkuat sistem presidensiil;


G. ewujudkan Pemilihan yang adil dan berintegritas;
H. Menyederhanakan dan menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilihan;
I. Mencegah duplikasi pengaturan dan ketidakpastian hukum pengaturan Pemilihan; dan
J. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam Penyelenggaraan Pemilihan.

BAB VI
PERATURAN TATA TERTIB DEBAT KANDIDAT
CALON KETUA OSIS DAN MPK
SMA NEGERI 1 ANDONG

PASAL 19

(4) Debat Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) huruf g dilaksanakan 1 (satu) kali.
(5) Debat Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan dan
disiarkan langsung secara nasional oleh media elektronik.
(6) Moderator debat Pasangan Calon dipilih oleh Komisi Pemilihan dari kalangan profesional dan akademisi yang
mempunyai integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada salah satu Pasangan Calon.
(7) Selama dan sesudah berlangsung debat Pasangan Calon, moderator dilarang memberikan komentar, penilaian,
dan simpulan apa pun terhadap penyampaian dan materi dari setiap Pasangan Calon.
(8) Materi debat Pasangan Calon adalah visi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
A. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
B. memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
C. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan debat pasangan Calon diatur dalam peraturan Komisi
Pemilihan.

Anda mungkin juga menyukai