PENATALAKSANAAN POST SC
1. Pemberian cairan: karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan per intravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi, dehidrasi atau komplikasi pada organ tubuh lainnya.
2. Diet: pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulai
lah pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian minuman dengan jumlah yang
sedikit sudah boleh dilakukan pada 6-10 jam pasca operasi berupa air putih.
3. Mobilisasi: Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi, latihan pernafasan dapat dilakukan penderita
sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.
4. Kateterisasi: Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan pendarahan. Kateter biasanya
terpasang 24-48 jam/ lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
5. Pemberian obat-obatan: Antibiotik, analgetik, obat untuk memperlancar kerja saluran
pencernaan dan obat-obatan lainnya.
6. Perawatan luka : Kondisi balutan luka dilihat pada satu hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti.
7. Perawatan rutin : Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu,
tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
KOMPLIKASI
A. Komplikasi jangka pendek :
- Infeksi pasca operasi SC paling sering disebabkan oleh endometritis, infeksi luka
bekas operasi dan trombofleblitis akibat akses intravena.
- Sepsis
- Pendarahan
- Gangguan traktus gastrointestinal
- Tromboemboli
- Disrupsi luka
B. Kpmplikasi jaga panjang
- Komplikasi luka : Komplikasi luka yang dapat terjadi antara lain bekas luka insisi
keloid
- Adhesi
- Ruptur uteri
- Plasentasi abnormal
A. Pathway
Distensi kandung
Penurunan Penurunan kerja Jaringan terputus Jaringan terbuka kemih
medula oblongata pons
Defisiensi pengetahuan