Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR LAPORAN MINGGUAN MAGANG/PRAKTIK KERJA

Nama : Bhakti Lumaksono


NIM 043145909
Kode dan Nama Mata Kuliah : PAJA3350/Praktik Kerja Perpajakan
Nama Pembimbing : Wa Ode Irma Sari, S.Ak., M.S.A.,
CPFR Tempat Magang/Praktik Kerja : Kantor Wilayah DJP Jawa Timur
II

Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak
Tuweb I: Pengolahan Data dan Informasi
a. Pengumpulan, Senin, 22 ✓ 1. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data di
pencarian, dan April 2024 Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II dilakukan dengan
pengolahan data, s.d. beberapa cara
Jumat, 26 a. Data Eksternal
April 2024 Data eksternal yang dikumpulkan oleh Kantor
Wilayah DJP Jawa Timur II dilakukan dengan
mengumpulkan data ILAP (Instansi Pemerintah,
Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain) melalui
seluruh Pemerintah Daerah Provinsi dan seluruh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di wilayah
kerja masing-masing Kantor Wilayah DJP,
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, dan
Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP).

Masing-masing ILAP mempunyai kewajiban


penyampaian data regional pada periode tertentu
yang diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 228/PMK.03/2017 dan perubahannya dan
Perjanjian Kerja Sama Tripartit antara Direktorat
Jenderal Pajak-Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan-Pemerintah Daerah.

Berikut tahapannya:
i. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II
mengirimkan surat dinas kepada ILAP yang
ada pada wilayahnya. Jenis data yang
dimaksud sesuai PMK-228/2017 adalah Data
Hotel/Penginapan, Data Restoran, Data
Hiburan, Data BPHTB, Data Surat Izin Usaha,
Data Persetujuan Bangunan Gedung, Data
PNS Daerah. Namun jika ILAP memiliki
perjanjian kerja sama (PKS) dengan DJP
maka data yang dimaksud dapat lebih luas
antara lain Data Hiburan, Data BPHTB, Data
Surat Izin Usaha, Data Persetujuan Bangunan
Gedung, Data PNS Daerah, Data Jasa Parkir,
Data Pemanfaatan Air Tanah, Data Tanah
dan/atau Bangunan, Data Usaha Pariwisata,
Data Usaha Perikanan, Data Surat Izin Usaha
Dagang, Data Surat Izin
Usaha Industri, Data Usaha Profesi Dokter,
Data Informasi Keuangan Daerah.
Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak
ii. Kantor Wilayah memberikan instruksi pada
unit vertikal di bawahnya untuk melakukan
tindak lanjut atas surat dinas yang sudah
dikirim dengan melakukan koordinasi
langsung kepada ILAP terkait.
iii. ILAP mengirimkan data yang diminta sesuai
dengan surat dinas yang telah dikirimkan
sebelumnya
iv. Data ILAP yang didapatkan oleh Kantor
Wilayah diteruskan ke Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak untuk dilakukan
pengolahan lebih lanjut.

Hambatan:
Elemen data yang ada pada ILAP kadang tidak
sesuai dengan spesifikasi data yang diminta oleh
DJP, sehingga banyak kolom yang kosong.

Solusi:
Melakukan standarisasi Elemen Data sesuai
PMK- 228/2017.

b. Data Internal
i. Kantor Wilayah DJP merupakan jembatan
bagi unit vertikal di bawahnya untuk
mendapatkan data dari Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak (KPDJP), KPDJP
mengirimkan Nota Dinas ke Kantor Wilayah
berupa data perpajakan yang bersifat internal
dan terbatas. Contoh: Data SPT, Data
Penerimaan, Data Faktur, dll.
ii. Jika data yang didapatkan masih bersifat
mentah (raw data) Kantor Wilayah dalam hal
ini Bidang Data dan Pengawasan Potensi
Perpajakan (Bidang DP3) melakukan
pengolahan data terlebih dahulu.
iii. Kantor Wilayah meneruskan data yang
didapat dari KPDJP ke unit vertikal di
bawahnya dengan mengirimkan Nota Dinas
terusan untuk dapat dilakukan tindak lanjut
oleh unit vertikal di bawahnya.
iv. Selanjutnya jika ada Unit Vertikal
membutuhkan data tertentu, dapat
mengirimkan Nota Dinas Permintaan Data ke
Kantor Wilayah
v. Dalam hal data yang diminta Unit Vertikal
tidak terdapat pada Kantor Wilayah, Kantor
Wilayah melakukan eskalasi dengan
meneruskan permintaan data dengan
mengirimkan Nota Dinas Permintaan Data ke
KPDJP.

Hambatan:
Respons KPDJP terkadang kurang cepat
dikarenakan banyaknya permintaan data yang
masuk. Sedangkan data dibutuhkan cepat.
Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak
Solusi:
Melakukan eskalasi dengan melakukan
permintaan terlebih dahulu data yang sering
dibutuhkan.

2. Salah satu output dari pengolahan data perpajakan


adalah kegiatan Analisis Data Perpajakan. Analisis
Data Perpajakan merupakan kegiatan analisis untuk
mengidentifikasi modus ketidakpatuhan yang muncul
serta estimasi potensi kewajiban perpajakan yang
belum dipenuhi, dan kemudian menentukan
rekomendasi tindak lanjut untuk mendukung
pelaksanaan Pengawasan.
i. Langkah awal yang dilakukan adalah
menyusun Daftar Sasaran Analisis (DSA)
dengan memperhatikan Strategi Pengamanan
Penerimaan Pajak yang terdapat pada Kantor
Wilayah. Dalam menyusun DSA, dilakukan
pengumpulan dan pencarian data oleh
Anggota Komite Kepatuhan Kantor Wilayah.
Sumber data dapat diperoleh dari data internal
maupun eksternal.
ii. Setelah konsep DSA disusun, dilakukan
pembahasan oleh Kepala Kanwil dengan
Komite Kepatuhan Kanwil. Dalam hal konsep
DSA disetujui, Kepala Kanwil menetapkan
DSA tersebut dan menyampaikan kepada
Direktorat Informasi dan Perpajakan (DIP).
iii. Dari DSA yang telah disetujui, selanjutnya
Tim Analisis melakukan analisis dari berbagai
sumber data. Hasil analisis dituangkan dalam
Kertas Kerja Analisis (KKA) dan Laporan
Hasil Analisis (LHA).

b.Penyajian ✓ 1. Penyajian informasi perpajakan di Kanwil Jawa Timur


informasi II menggunakan aplikasi internal DJP. Di dalam
perpajakan, aplikasi tersebut terdapat monitoring antara lain:
a. Monitoring Penerimaan Pajak per Bulan per Jenis
Pajak.
Pada dashboard ini terdapat capaian penerimaan
secara realtime yang diperbarui setiap harinya.
Dalam dashboard ini dapat dilihat jenis pajak yang
mengalami penurunan atau pertumbuhan sehingga
dapat dimitigasi langkah strategisnya. Serta dapat
dilihat juga unit vertikal KPP yang masih belum
memenuhi target penerimaan bulanan sehingga
dapat dilakukan eskalasi.
b. Monitoring Penyampaian SPT Tahunan.
Pada dashboard ini terdapat capaian SPT Tahunan
yang telah disampaikan. Pada dashboard ini
disajikan Jenis SPT Tahunan (OP dan Badan)
yang telah diterima oleh DJP, serta jenis form (e-
filling, e-form, manual).
c. Monitoring Target-Capain Kinerja Lainnya.
Sebagai sebuah organisasi tentu DJP mempunyai
target internal yang harus dipenuhi. Target-target
dan capaiannya dapat dilihat pada aplikasi internal
Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak
yang tersedia. Contoh: target penerbitan produk
hukum, target penyuluhan.

2. Pihak Eksternal juga bisa mendapatkan data


perpajakan secara terbatas. Dalam rangka
mewujudkan Visi Menjadi Mitra Tepercaya
Pembangunan Bangsa untuk Menghimpun
Penerimaan Negara melalui Penyelenggaraan
Administrasi Perpajakan yang Efisien, Efektif,
Berintegritas, dan Berkeadilan dalam rangka
mendukung Visi Kementerian Keuangan:
"Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk
Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang
Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkeadilan”,
DJP senantiasa mengembangkan kebijakan di
bidang perpajakan. Riset merupakan salah satu
dasar acuan yang digunakan dalam
pengembangan kebijakan di DJP. Riset adalah
kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang penelitian. Ruang lingkup riset
perpajakan meliputi penyusunan Skripsi, Tesis,
Disertasi, Karya Ilmiah, Riset untuk tujuan
tertentu, dan lain- lain. DJP menghimpun
sembilan rumpun tema riset di bidang perpajakan
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dan/atau latar
belakang keilmuan periset. Kesembilan tema riset
tersebut adalah:
i. Kepatuhan Perpajakan
ii. Peraturan Perpajakan
iii. Teknologi Informasi Perpajakan
iv. SDM dan Organisasi DJP
v. Edukasi Perpajakan
vi. Layanan Perpajakan
vii. Penegakan Hukum Perpajakan
viii. Proses Bisnis Perpajakan
ix. Perpajakan Internasional

Setiap mahasiswa atau masyarakat atau


badan/lembaga yang akan melakukan penelitian
atau riset di lingkungan DJP wajib memperoleh
surat izin riset dari DJP. Ketentuan tata cara dan
syarat dapat dicek melalui alamat web
https://eriset.pajak.go.id.

Kanwil DJP Jawa Timur II mempunyai peran


dalam menyetujui atau menolak e-riset yang
masuk melalui Bidang Bidang Penyuluhan,
Pelayanan, dan Humas (P2Humas), untuk
selanjutnya jika disetujui diteruskan ke unit yang
dituju atau yang memiliki data tersebut.
c. perekaman ✓ Perekaman data perpajakan pada Direktorat Jenderal
dokumen Pajak secara umum dilakukan oleh Kantor Pengolahan
perpajakan. Data dan Dokumen Perpajakan. Adapun yang dilakukan
perekaman antara lain dokumen SPT dan dokumen Non
SPT.
Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak
Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II tidak melakukan
perekaman namun hanya melakukan penempelan barcode
dan pengemasan dokumen Non SPT yang akan
dikirimkan ke KPDDP. Penempelan barcode dan Berikut
adalah proses pengemasan di Kantor Wilayah DJP Jawa
Timur II:

1. Permintaan logistik pengemasan ke KPDDP (stiker


barcode dokumen, barcode kemasan, dan segel)
2. Selanjutnya Pelaksana Seksi Bimbingan Penyuluhan
dan Pengelolaan Dokumen melakukan penempelan
stiker, mengurutkan, dan menghitung dokumen yang
akan dikemas.
3. Melakukan scan barcode yang telah ditempel dengan
barcode reader
4. Menginput ID barcode dokumen ke aplikasi internal.
5. Menutup kemasan dan memasang segel.
6. Mencetak daftar isi kemasan dan ditandatangani oleh
kepala seksi.
d.tata usaha ✓ Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II tidak melakukan tata
penerimaan usaha penerimaan perpajakan karena berdasarkan
perpajakan, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
213/PMK.05/2022, penata usahaan penerimaan
perpajakan dilakukan secara otomatis dan tersistem
menggunakan Modul Penerimaan Negara (MPN), MPN
adalah suatu modul yang memuat serangkaian prosedur
mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
yang berhubungan dengan Penerimaan Negara. Modul ini
merupakan bagian dari sistem yang terintegrasi dengan
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

MPN memiliki beberapa fungsi dan proses penting:

1. Penerimaan: Modul ini mencakup proses penerimaan


semua jenis pendapatan negara, termasuk pajak,
PNBP, hibah, dan lainnya. Proses penerimaan ini bisa
dilakukan melalui berbagai saluran, seperti bank, pos,
lembaga keuangan, dan lainnya.
2. Penyetoran: Setelah pendapatan negara diterima,
modul ini juga mencakup proses penyetoran
pendapatan tersebut ke dalam Rekening Kas Umum
Negara atau rekening lain yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan.
3. Pengumpulan data: MPN mengumpulkan data
transaksi penerimaan negara dari berbagai sumber,
termasuk bank, pos, lembaga keuangan, dan lembaga
lainnya. Data ini kemudian diolah dan dicatat untuk
keperluan penatausahaan dan pelaporan.
4. Pencatatan: Setiap transaksi penerimaan negara
dicatat secara sistematis dalam modul ini. Catatan ini
mencakup informasi penting seperti nomor transaksi,
jumlah pendapatan, tanggal transaksi, dan informasi
lain yang diperlukan untuk pengelolaan keuangan
negara.
5. Pengikhtisaran: Modul ini juga melakukan
pengikhtisaran atau rangkuman atas seluruh transaksi
Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak
penerimaan negara yang terjadi dalam periode
tertentu. Hal ini membantu dalam analisis dan
pemantauan kinerja keuangan negara.
6. Pelaporan: Salah satu fungsi utama MPN adalah untuk
menyajikan informasi mengenai penerimaan negara
dalam bentuk laporan. Laporan ini diperlukan untuk
keperluan pengawasan, evaluasi, dan pelaporan
kepada pihak terkait, seperti pemerintah, badan
pengawas, dan masyarakat umum.

Dengan demikian, modul penerimaan negara merupakan


bagian integral dari sistem keuangan negara yang
bertujuan untuk memastikan transparansi, akuntabilitas,
dan efisiensi dalam pengelolaan pendapatan negara.

e. e-SPT dan e- ✓ Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II tidak secara langsung
Filing, terlibat dalam proses pembuatan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) Pajak, baik melalui e-SPT maupun e-
Filling. Tugas utama Kantor Wilayah adalah melakukan
Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap kinerja
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah kerjanya terkait
dengan penerimaan SPT Tahunan.

Monev ini dilakukan berdasarkan instruksi dari Kantor


Pusat DJP. Hasil Monev kemudian dituangkan dalam
Laporan Kegiatan Monev Penerimaan SPT Tahunan. Data
untuk laporan ini diperoleh dari Lembar Observasi
Penerimaan SPT yang diisi oleh masing-masing KPP.

Selain itu Kantor Wilayah DJP Jawa Timur berperan juga


untuk mengkampanyekan ajakan untuk melapor SPT
Tahunan melalui e-filing secara tepat waktu. Tugas ini
dilakukan oleh Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan
Humas (P2Humas) Fungsional Penyuluh Pajak

f. i-SISMIOP dan ✓ SISMIOP (Sistem Informasi dan Manajemen Objek


SIG Pajak) adalah sistem yang digunakan untuk mengelola
administrasi Pajak Bumi Bangunan (PBB), khususnya
PBB P2 Perdesaan dan Perkotaan. Sistem ini mencakup
berbagai proses, mulai dari pendaftaran objek dan subjek
pajak, pendataan, penilaian, hingga pencetakan hasil
keluaran seperti SPPT, STTS, dan DHKP.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer


yang digunakan untuk mengelola data geospasial, seperti
peta, citra satelit, dan data lokasi. SIG dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, seperti analisis tata ruang,
perencanaan pembangunan, dan pengelolaan sumber daya
alam.

Pada tahun 2000, Direktorat Jenderal Pajak (DJP)


menerbitkan Surat Edaran Nomor SE-267/PJ/2000. Surat
Edaran ini mengatur tentang restrukturisasi Sistem
Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP). Salah
satu poin penting dalam restrukturisasi ini adalah integrasi
SISMIOP dengan aplikasi pendukung, salah satunya
adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).
Pelaksanaan
Kegiatan Minggu ke-
Tugas Keterangan
Perpajakan Hari/Tanggal
Ya Tidak

Integrasi SISMIOP dan SIG bertujuan untuk


meningkatkan pengelolaan Pajak Bumi Bangunan (PBB)
Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2). SIG memungkinkan
pemanfaatan data geospasial untuk identifikasi objek
pajak, perhitungan nilai PBB, dan monitoring pembayaran
PBB.

Namun, pada tahun 2009, Undang-Undang Nomor 28


tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
diterbitkan. Undang-undang ini mengatur tentang
pelimpahan kewenangan dalam administrasi PBB P2 dari
DJP kepada Pemerintah Daerah.

Akibat pelimpahan kewenangan ini, aplikasi SISMIOP


dan integrasinya dengan SIG tidak lagi digunakan di DJP.
Saat ini, pengelolaan PBB P2 menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah masing-masing.

Sidoarjo, 6 April 2023


Mengetahui,
Kepala Seksi Data Potensi

Sugiyanto
DOKUMENTASI KEGIATAN MAGANG

Kegiatan Pemberian Materi

Aplikasi penyajian informasi untuk internal


Contoh Dokumen Laporan Hasil Analisis (LHA)

Contoh Dokumen Kertas Kerja Analisis (KKA)


Aplikasi untuk perekaman LHA

Aplikasi E-Riset
stiker barcode dokumen, barcode kemasan, dan segel

Tampilan laman DJP Online


Monev Penerimaan SPT Tahunan

Anda mungkin juga menyukai