Resume Perkara Resume 018 KUHAP
Resume Perkara Resume 018 KUHAP
Nomor 018/PUU-IV/2006
Perbaikan Permohonan Secara on the Spot
Tanggal 09 Oktober 2006
IV. KESIMPULAN
1. Dari uraian legal standi Permohonan seperti tersebut diatas Pemohon merasa
bahwa sebagai perorangan warga negara Indonesia, telah memiliki legal standi
untuk mengajukan permohonan uji materiil dari Pasal 21 ayat (1) KUHAP
terhadap Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28G ayat (1), Pasal 28I ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945;
2. Mahkamah Konstitusi berwenang menguji secara materiil Pasal 21 ayat (1)
KUHAP terhadap Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28G ayat (1), dan Pasal
28I ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
3. Karena Pasal 21 ayat (1) KUHAP bertentangan dengan kebijakan hukum yang
ditempuh oleh KUHAP, maka Pasal 21 ayat (1) KUHAP ini haruslah ditinjau,
sehingga sesuai dengan kebijakan hukum yang digunakan oleh KUHAP;
4. Bahwa KUHAP yang mendasarkan dirinya pada asas praduga tak bersalah
menempatkan manusia sebagai subyek bukan sebagai obyek, maka Pasal 21 ayat
(1) KUHAP tidak memberi jaminan terhadap perlindungan hak asasi manusia
seperti semangat KUHAP karena itu haruslah direview;
5. Bahwa dengan dinyatakan frase “melakukan tindak pidana” dan frase “dalam hal
adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran” tidak mempunyai kekuatan
mengikat, maka yang mempunyai kekuatan mengikat dari Pasal 21 ayat (1)
KUHAP adalah :
“Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang
tersangka atau terdakwa yang diduga keras berdasarkan bukti yang cukup,
bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau
menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana”.
6. Diharapkan tragedi salah tangkap seperti dalam kasus Sengkon Karta, dan
terakhir kasus Budi Harjo Kompas, Jumat, 29 September 2006 hal 27 (bukti P-9
terlampir ) tidak akan terulang lagi dan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945
akan membawa perubahan pada masa depan bangsa Indonesia, yang memiliki
harkat dan martabat, merdeka dan berdaulat.
V. PETITUM
1. Menerima Permohonan dari Pemohon untuk menyatakan frasa-frasa “
melakukan tindakan pidana” dan frasa “dalam hal adanya keadaan yang
menimbulkan kekhawatiran”. Dalam Pasal 21 ayat (1) KUHAP bertentangan
dengan Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28G ayat (1) dan Pasal 28I ayat
(1) UUD 1945.
2. Menyatakan frasa : “melakukan tindak pidana” dan frasa : “dalam hal adanya
keadaan yang menimbulkan kekhawatiran” dari Pasal 21 ayat (1) KUHAP tidak
mempunyai kekuatan mengikat, maka yang mempunyai kekuatan
mengikat dari Pasal 21 ayat (1) KUHAP adalah :
“Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang
tersangka atau terdakwa yang diduga keras berdasarkan bukti yang cukup,
bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau
menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana”.