Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Penerimaan PDBK di Sekolah Inklusif

Layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan sistem pendidikan inklusif. Saat ini Pemerintah telah
mengakomodasi penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menerbitkan
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang
memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Kedudukan
peserta didik berkebutuhan khusus juga dikuatkan dengan Undang-Undang nomor 8
tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.

Layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan sistem pendidikan inklusif. Saat ini Pemerintah telah
mengakomodasi penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menerbitkan
Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang
memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa, khususnya
terdapat pada Pasal 6 ayat 1 sampai dengan 3, yaitu:

1. Pemerintah kabupaten/kota menjamin terselenggaranya pendidikan inklusif


sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Pemerintah kabupaten/kota menjamin tersedianya sumber daya pendidikan
inklusif pada satuan pendidikan yang ditunjuk.
3. Pemerintah dan pemerintah provinsi membantu tersedianya sumber daya
pendidikan inklusif.

Penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus seyogyanya melibatkan berbagai


unit terkait, antara lain orang tua peserta didik, sekolah, rumah sakit atau
puskesmas, dan dinas pendidikan setempat.

Prosedur Penetapan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif


Sebagai informasi, untuk keperluan administrasi dan pembinaan, serta kelancaran dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif, sekolah perlu mengikuti prosedur sebagai
berikut.

1. Sekolah yang akan menerima anak berkebutuhan khusus mengajukan proposal


penyelenggaraan pendidikan inklusif (surat pemberitahuan tentang kesiapan
menyelenggarakan pendidikan inklusif) kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Sedangkan sekolah yang telah memiliki peserta didik
berkebutuhan khusus melaporkan penyelenggaraan pendidikan inklusif kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menindaklanjuti proposal (surat
pemberitahuan) / laporan dari sekolah yang bersangkutan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi
melakukan visitasi ke sekolah yang bersangkutan.
4. Dinas Pendidikan Provinsi menetapkan sekolah yang bersangkutan sebagai
penyelenggara pendidikan inklusif dengan menerbitkan surat penetapannya,
dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Anda mungkin juga menyukai