Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AGRY LEOFANNY

NIM : 044071291
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM
SEMESTER : 2022.2
TUGAS :1

Soal Tugas 1:
Kasus Nenek Minah

Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di perkebunan
milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilan.
Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.

Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di
Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2
Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.

Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah ranum.
Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah
garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja
di bawah pohon kakao.

Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun bertanya,
siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun
diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.

Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan
melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut. Minah
berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.

Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu kemudian
dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia
harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.

Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH
memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara
sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.

Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar. Sejumlah kerabat,
tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan dukungan moril.

Hakim Menangis
Pantauan detikcom, suasana persidangan Minah berlangsung penuh keharuan. Selain menghadirkan
seorang nenek yang miskin sebagai terdakwa, majelis hakim juga terlihat agak ragu menjatuhkan
hukum. Bahkan ketua majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat
membacakan vonis.

"Kasus ini kecil, namun sudah melukai banyak orang," ujar Muslih.
Vonis hakim 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan disambut gembira keluarga,
tetangga dan para aktivis LSM yang mengikuti sidang tersebut. Mereka segera menyalami Minah
karena wanita tua itu tidak harus merasakan dinginnya sel tahanan.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-1244955/mencuri-3-buah-kakao-nenek-minah-dihukum-1-
bulan-15-hari
Soal :

1. Mengacu pada kasus nenek Minah diatas, semakin menguatkan stigma di masyarakat bahwa

hukum selalu tumpul ke atas namun tajam ke bawah, berikan pendapat saudara dikaitkan dengan

fungsi hukum “law as a tool of social engineering!

Jawab :

Satu dari beberapa pemikiran hukum abad modern itu adalah apa yang dinamakan dengan social

engineering yang dikembangkan oleh Rescoe Pound. Menurut pandangan hukum modern ini,

hukum berfungsi sebagai alat perekayasaan masyarakat. Dimana, betapa jauh lebih pentingnya

kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk dari pernyataan-pernyataan legal teknis dalam

membentuk hukum. Selain mengatur ketertiban masyarakat, kaidah-kaidah hukum harus

membuka jalan dan saluran baru dalam sistem kehidupan agar tidak terjadi kepincangan-

kepincangan dalam masyarakat serta ketidakadilan.

Dalam kasus Nenek Minah hukum terjadi karena adanya suatu perlakuan yang melanggar hukum

itu sendiri. Dalam hal ini, kasus nenek Minah yang mencuri kakao milik perkebunan suatu

merupakan suatu tindakan yang salah dan melawan hukum. Namun ada hal yang juga harus

diperhatikan serta ditindaklanjut kembali. Apabila dilihat dalam unsur sosial perbuatan tersebut

memanglah salah dan tidak baik, namun kita juga harus melihat dari sudut pandang pelaku yang

memiliki latar belakang kurang mampu. Dari segi umur pun nenek Minah juga sudah tua rentah.

Dalam kasus ini jika dikaitkan fungsi hukum sebagai “law as a tool of social engineering” yaitu

dimana suatu hukum juga harus mengatikan dari sisi kemasyarakatakan dan menjadi alat dalam

penilaian untuk menimbang suatu hukum yang berlaku. Memang benar apa yang dilakukan oleh

nenek minah merupakan perbuatan melanggar hukum, namun sebagai alat yang menjadi

perekayasaa di masyarakat, hukum juga harus melihat dan menimbang seberapa besar kerugian

yang dialami serta seberapa kuat orang yang melakukan pelanggaran tersebut. Sehingga jangan

hanya mengacu pada hukum yang berlaku, namun keadaan serta dampak yang ditimbulkan kepada

kedua belah pihak juga harus diperhatikan.

2. Ada adagium yang dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama Cicero “Ubi societas ibi ius”(dimana

ada masyarakat disitu ada hukum). Coba berikan pendapat saudara maksud dari adagium tersebut

dan kaitkan dengan kasus di atas!


Jawab :

“Ubi societas ibi ius” atau yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “Dimana ada masyarakat

disitu ada hukum” adalah perkataan dari Marcus Tullius Cicero seorang filsuf,ahli hukum, dan

ahli politik kelahiran Roma. Perkataan Cicero tersebut pun melintasi jaman, kalimat yang

diutarakan Cicero lebih kurang 19 abad yang lalu masih berlaku hingga sekarang.

Teori ini mengungkapkan konsep filosofi Cicero yang menyatakan bahwa hukum tidak dapat

dipisahkan dari masyarakat. Kedamaian dan keadilan dari masyarakat hanya bisa dicapai apabila

tatanan hukum telah terbukti mendatangkan keadilan dan dapat berfungsidengan efektif

Definisi masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan

manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu

wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam

kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Sedangkan hukum adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat

yang bersifat kendalikan, mencegah, mengikat, memaksa. Dinyatakan atau dianggap sebagai

peraturan yang mengikat bagi sebagian atau seluruh anggota masyarakat tertentu, dengan tujuan

untuk mengadakan suatu tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.

Dengan kata lain Hukum merupakan serangkaian aturan yang berisi perintah ataupun larangan

yang sifatnya memaksa demi terciptanya suatu kondisi yang aman, tertib, damai dan tentram,serta

terdapat sanksi bagi siapapun yang melanggarnya.

Hubungan antara masyarakat dengan hukum tidak bisa dipisahkan, karena sejatinya hukum itu

sendiri diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Maka dapat dibenarkan perkataan

Cicero tersebut bahwa di mana ada masyarakat di situ ada hukum.


Apabila ada seorang manusia yang hidup di suatu tempat yang tidak berpenduduk, dan dia hidup

sendiri di tempat itu, maka dapat dipastikan tidak ada hukum di wilayah tersebut. Karena

seseorang tadi bebas melakukan apapun yang ia kehendaki.

Berbeda lagi ceritanya apabila ada seseorang lagi yang datang ke tempat tersebut dan hidup

bersama penghuni pertama. Masing-masing orang tersebut jelas mempunyai kepentingan dan

kehendak sendiri, dan tidak menutup kemungkinan pula akan terjadi konflik antara kedua orang

itu. Disinilah peran hukum muncul, hukum akan mengatur bagaimana tata cara kehidupan mereka

agar terjadi keadilan dan kedamaian diantara masing-masing individu.

Kesimpulannya adalah hukum tidak dapat muncul/timbul jika hanya ada satu orang saja. Harus

ada 2 individu atau lebih (masyarakat) sehingga tercipta hukum. Ketika hukum tercipta dan

berjalan dengan baik maka hukum akan menciptakan perlindungan bagi masyarakat yang

berujung terwujudnya suatu keadilan.

Sumber : https://ramadhanadi.wordpress.com/2013/11/29/ubi-societas-ibi-ius-ada-masyarakat-

ada-hukum

Jika dikatikan pada kasus tersebut, adagium yang dikemukakan oleh Cicero tersebut merupakan

kaitan dengan adanya hukum yang terjadi. Kasus hukum tersebut terjadi karena adanya seseorang

yang melakukan pelanggaran. Apabila tidak ada seseorang yang melakukan pelanggaran maka

tidak akan ada hukum yang terjadi. Seseorang tersebut disini yaitu nenek Minah. Apabila nenek

Minah tidak melakukan pencurian dimana pencurian merupakan suatu perbuatan melanggar

hukum. Maka tidak akan ada proses hukum atau kasus yang berlaku.

3. Dalam konsep The Rule of Law pada negara hukum, tiga nilai dasar tujuan hukum yakni keadilan

(gerechtigheit), kemanfaatan (zweckmaerten), dan kepastian hukum (rechtssicherkeit), melihat

kasus di atas dari kacamata nenek Minah apakah ketiga tujuan hukum tersebut sudah terpenuhi

apa tidak? Berikan pendapat saudara!

Jawab :
Berdasarkan kasus nenek Minah, pendapat saya kasus tersebut sudah memenuhi tiga nilai dasar

tujuan hukum. Apabila dari sisi keadilan, pendapat saya hukuman 1 bulan 15 hari sudah cukup

untuk menghukum nenek minah karena jika ditinjau dari hukum yang terberat atau hukuman yang

sesungguhnya dari pasar 362 KUHP yaitu kurungan penjara selama 5 tahun dan denda sebesar 60

juta rupiah. Apabila dari sisi kemanfaatan, kasus tersebut memberikan manfaat yang besar kepada

masyarakat dimana agar menjadi pelajaran kepada masyarakat untuk tidak mencuri atau

mengambil barang atau suatu objek, milik orang lain. Dan yang terakhir jika dilihat dari sisi

kepastian hukum, kasus tersebut memberikan kepastian yang pasti kepada kedua belah pihak

terhadap tindak lanjut penyelesaian kasus yang terjadi. Sehingga menjadikan hasil yang pasti

kepada masing - masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai