Anda di halaman 1dari 2

Soal :

1. Mengacu pada kasus nenek Minah diatas, semakin menguatkan stigma di masyarakat bahwa
hukum selalu tumpul ke atas namun tajam ke bawah, berikan pendapat saudara dikaitkan
dengan fungsi hukum “law as a tool of social engineering!
2. Ada adagium yang dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama Cicero “Ubi societas ibi
ius”(dimana ada masyarakat disitu ada hukum). Coba berikan pendapat saudara maksud dari
adagium tersebut dan kaitkan dengan kasus di atas!
3. Dalam konsep The Rule of Law pada negara hukum, tiga nilai dasar tujuan hukum yakni
keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zweckmaerten), dan kepastian hukum
(rechtssicherkeit), melihat kasus di atas dari kacamata nenek Minah apakah ketiga tujuan
hukum tersebut sudah terpenuhi apa tidak? Berikan pendapat saudara!

Jawaban:

1. Hukum sebagai A alat dari sosial rekayasa adalah teori yang dicetuskan oleh Roscoe Pound,
yang berasumsi hukum sebagai alat rekayasa sosial dan bertujuan menciptakan
harmoni serta keserasian agar-agar secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan
kepentingan manusia dalam masyarakat. Dengan kata lain hukum sebagai A alat
dari sosial dapat diartikan sebagai sarana yang ditujukan demi mengubah perilaku
warga masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tetapi dalam
prakteknya, di Indonesia saat ini kondisi di hukum banyak mengalami permasalahan, hukum-
hukum tertentu yang telah dibentuk dan diterapkan ternyata tidak efektif
Pengetahuan yang terbatas tentang sifat hukum menjadi penyebab hukum di pergunakan
semacam-macam sarana kepuasan pribadi. Tumpul ke atas tajam ke bawah merupakan
slogan tentang kondisi hukum yang terjadi di Indonesia karena sering terjadinya
jual beli hukum oleh okelah mengangkat, kaya dan kekuatan. Dalam kasus nenek Minah
tersebut, agar-agar tidak terjadinya pidana dalam kasus misalnya ini, mekanisme non
resmi dengan pendekatan memulihkan keadilan dapat dipergunakan karena
menitikberatkan pada kondisi terciptanya keadilan dan keseimbangan bagi tindak pidana
pidana dan korban.
2. Adagium Ubi societas ibi ius dari Marcus Tullius Cicero diartikan sebagai “Ada Masyarakat,
Ada Hukum”. Sehingga dimanapun ada masyarakat, disitu pasti ada hukum yang berasal dari
kebiasaan yang berlangsung secara turun-temurun oleh masyarakat sehingga membentuk
aturan baku yang harus ditaati. Konflik tidak bisa dihindari dalam masyarakat baik dalam
Skala kecil maupun Skala besar sehingga atas kesepakatan bersama terbentuknya
hukum dan sanksinya yang mengatur hubungan antar masyarakat. Sanksi sosial
diterapkan dalam masyarakat karena dianggap efektif dalam pelaksanaannya. Di dalam
masyarakat, hukum yang berlaku bersifat luwes, sehingga dalam pelaksanaannya
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam masyarakat tersebut. Dalam kasus nenek
Minah, hukuman yang pantas diberikan kepada nenek Minah adalah Skecemasan
sosial dengan memberi nasihat dan larangan tidakinggris ulang perbuatannya, tidak
perlu sampai ke pengadilan. Dalam kasus tersebut Nenek Mina telah mengakui
perbuatannya adalah salah dan telah meminta maaf serta berjanji hal tersebut tidak akan
terjadi lagi. Sehingga dasar lahirnya keadilan dalam masyarakat adalah keluwesan
hukum terhadap kasus yang terjadi dalam masyarakat.
3. Melihat dari sisi kasus nenek Minah sepertinya 3 tujuan hukum yaitu keadilan,kemanfaatan
dan kepastian belum berjalan sesuai semestinya.
- Keadilan (Gerechtigheit)
Hukum adalah alat untuk menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan
sosial. Hukum akan menjadi alat pembenaran kesewenang-wenangan oleh pihak
penguasa terhadap minoritas jika tidak didasari oleh keadilan. Dalam kasus nenek
Minah, hal inilah yang terjadi sehingga keadilan tidak dirasakan oleh masyarakat,
khususnya oleh kaum minoritas. Kerugian 3 buah kakao yang dipetik tanpa sengaja,
diganjar dengan hukuman 1 bulan 15 hari yang diperoleh oleh nenek Minah sangat
tidak seimbang dan tidak adil. Dalam kasus tersebut seharusnya hakim dapat
memberikan mediasi antara nenek Minah dengan perusahaan perkebunan dimana dia
bekerja. Dapat dilihat dari praktik hukum tersebut seolah-olah-olah memberi
gambaran bahwa di Indonesia penilaian moral belum diterapkan secara maksimal di
dalam pemberian putusan hukum.
- Kemanfaatan (Zweckmaerten)
Tujuan hukum adalah untuk menciptakan kemanfaatan atau kebahagiaan
bagi masyarakat. Hukum terbentuk demi memberikan kemanfaatan atau
kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi keseluruhan lapisan masyarakat. Dalam
kasus tersebut, kemanfaatan yang didapat oleh kedua pihak sangat tidak adil. Dalam
vonis bersalah terhadap nenek Minah berdampak keberatan dikalangan masyarakat,
yang akhirnya menimbulkan keresahan terhadap publik dan praktik hukum di
Indonesia sehingga menyebabkan turunnya kepercayaan publik terhadap Pemerintah
dan tidak tercapainya tujuan dari hukum untuk menciptakan kemanfaatan atau
kebahagiaan bagi masyarakat.
- Kepastian hukum (Rechtssicherkeit)
Kepastian hukum adalah peraturan yang dibuat dan diundang-undangkan secara resmi
karena untuk mengatur secara jelas dan logistik. Jelas sekali dalam resolusi tidak
menimbulkan keragu-raguan dan logistik dalam definisi menjadi sistem norma
dengan norma lain sehingga terjadilah benturan dan menimbulkan konflik
antarnorma. Dalam kasus nenek Minah, putusan hukum Nenek Minah diucapkan
hukuman selama 1 bulan 15 hari akhirnya berdampak pada konflik
norma dalam masyarakat dan akhirnya menimbulkan keraguan dalam masyarakat
terhadap penegakan hukumdan kepastian hukum di Indonesia.

Refensi:
 BMP PENGANTAR ILMU HUKUM (ISIP4130)
 Pemikiran sendiri

Anda mungkin juga menyukai