Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.

TIRTA
INVESTAMA DANONE-AQUA WONOSOBO DI KELURAHAN KEJIWAN
KABUPATEN WONOSOBO

Dinda Nadia Pamungkas Putri, Muhammad Adnan, Laila Kholid Alfirdaus


Departemen Politik dan Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www/fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

This research aims to explain and analyze the management of Corporate Social
Responsibility (CSR) at PT Tirta Investama Danone-AQUA as one of AQUA Group’s Bottled
Drinking Water factories operating in Kejiwan Village, Wonosobo Regency. This research
uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques in the form of in-
depth interviews and observations. The results were analyzed using CSR theory, governance
theory, legitimacy theory, stakeholder theory, and community participation theory. The results
showed that three important actors, namely PT Tirta Investama, Kejiwan Local Government,
and the Institute for Rural Technology Development of Wonosobo, were involved in the CSR
management in Kejiwan Village. Stakeholders engagement contributes to corporate
legitimacy by building community support, promoting trust between government and the
community, and encouraging community members to participate in public service. The
conclusion of this research is that the collaboration among the three CSR management actors
creates a needs-based and targeted program. However, the process of monitoring and
accountability of CSR programs has not been implemented optimally and is only a formality.
Therefore, the company and other stakeholders need to ensure that the implementation of
CSR programs leads to community independence and is able to apply it in a wider community
network.
Key words: Corporate Social Responsibility (CSR) management, Actors Collaboration in
CSR

PENDAHULUAN perusahaan tidak hanya diukur dari


Sebagai bentuk dari keuntungan yang dihasilkan berdasarkan
pertanggungjawaban perusahaan di dalam performa keuangan, melainkan juga
proses produksi, program tanggung jawab dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan
sosial perusahaan atau yang biasa disebut dan masyarakat.
dengan istilah CSR (Corporate Social Kegiatan CSR mencakup semua
Responsibility) menjadi sebuah agenda hubungan yang terjalin antara perusahaan
penting yang perlu dilaksanakan. Savitz dengan pemerintah, masyarakat, serta
dan Weber dalam Damanik (2011:3) pihak-pihak internal (shareholders)
menyebutkan bahwa keberhasilan maupun eksternal perusahaan
(stakeholders). Gagasan CSR di Indonesia Di Indonesia, daerah memiliki
diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 kewenangan dalam menetapkan peraturan
tentang Perseroan Terbatas, di dalam pasal daerah berdasarkan pertimbangan
74 tentang Tanggung Jawab Sosial dan peraturan perundang-undangan nasional.
Lingkungan yang ditekankan pada ayat 1 Seperti halnya Pemerintah Provinsi Jawa
bahwa setiap Perusahaan yang kegiatan Tengah yang mengatur tentang CSR dalam
produksinya berkaitan dengan sumber Peraturan Derah Provinsi Jawa Tengah No.
daya alam wajib melaksanakan program 2 Tahun 2017 tentang Tanggung Jawab
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sosial dan Lingkungan Perusahaan yang
Sehingga pelaksanaan CSR sering selanjutnya disingkat TJSLP. TJSLP
kali dianggap diselenggarakan dengan diselenggarakan sebagai salah satu upaya
tujuan untuk memenuhi ketentuan untuk memaksimalkan potensi dan
Undang- Undang saja. Namun, kehadiran meningkatkan kesejahteraan daerah di
CSR juga dinilai sebagai akibat dari Provinsi Jawa Tengah.
ketidakmampuan negara dalam PT Tirta Investama Danone-AQUA
memberikan pelayanan publik yang Wonosobo merupakan salah satu
optimal. Maka dari itu, perusahaan melalui perusahaan yang berlokasi di wilayah
program CSR hadir sebagai solusi untuk Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa
membantu pemerintah memecahkan Tengah, perusahaan ini bergerak di bidang
masalah tersebut. pengelolaan Air Minum Dalam Kemasan
Di sisi lain, program CSR juga (AMDK). Sejak tahun 2006, AQUA Grup
merupakan salah satu upaya perusahaan mencetuskan program CSR yang disebut
membentuk citra diri (image) sebagai dengan Aqua Lestari sebagai sebuah
sebuah badan bisnis yang bertujuan untuk inovasi keberlanjutan yang berfokus pada
mengejar keuntungan sekaligus isu-isu sosial dan lingkungan.
memberikan impresi yang baik pada Komitmen AQUA Grup pada
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. program keberlanjutan terhadap isu-isu
Maka dari itu, pelaksanaan program- sosial dan lingkungan inilah yang sejalan
program CSR dapat dijadikan sebagai dengan konsep CSR (Corporate Social
sebuah strategi perusahaan agar output Responsibility) sebagai salah satu hasil
atau tindakan perusahaan tetap dari kepedulian perusahaan terhadap
mendapatkan respon yang positif sebagai masyarakat dan lingkungan akibat adanya
sebuah timbal balik perusahaan kepada proses produksi dan eksistensi perusahaan
masyarakat dan stakeholders lainnya. itu sendiri. Sekaligus mendukung program
pembangunan nasional berdasarkan penggunaan teknologi tepat guna tanpa
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. menghilangkan kearifan lokal masyarakat.
40 Tahun 2007 dan khususnya berdasarkan Wilayah kerja LPTP dibagi menjadi 3,
Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2017 yang yaitu: 1) Wilayah Rintisan (area dimana
berlaku bagi PT. Tirta Investama Danone- kegiatan CSR masih berlangsung di area
AQUA yang menjalankan aktivitas tersebut); 2) Wilayah Penyapihan (area
produksinya di wilayah Kabupaten yang sudah dianggap mandiri dan mulai
Wonosobo Provinsi Jawa Tengah. masuk tahap pemantauan dan dukungan);
Sebagai wilayah sumber mata air 3) Wilayah Alih Peran (area yang
dan area beroperasinya Pabrik AQUA kepengurusan programnya sudah
Wonosobo, Kelurahan Kejiwan menjadi sepenuhnya dialihkan kepada mitra lokal).
salah satu daerah yang paling terdampak Wilayah Kabupaten Wonosobo masih
dari penyelenggaraan program CSR PT. berada dalam kategori Wilayah Rintisan
Tirta Investama. Beberapa program (lptp.or.id/ diakses 22 Desember 2023).
kegiatan dilaksanakan di tahun tertentu Keterlibatan LPTP menunjukkan
dan bersifat periodik, sementara sebagian bahwa, pelaksanaan CSR PT. Tirta
besar program lainnya dilaksanakan secara Investama Wonosobo di Kelurahan
berkelanjutan. Sehingga, di tahun-tahun Kejiwan melibatkan beberapa
berikutnya kegiatan tersebut akan stakeholders. Terutama kolaborasi antara
dievaluasi pelaksanaannya oleh PT. Tirta ketiga aktor penting yaitu public sector
Investama bersama dengan mitra penerima (Pemerintah Kelurahan Kejiwan), private
manfaat yaitu Kelompok-Kelompok sector (PT. Tirta Investama Wonosobo),
Masyarakat di Kelurahan Kejiwan beserta dan community sector (LPTP) yang
dengan LPTP (Lembaga Pengembangan melakukan komunikasi dan koordinasi
Teknologi Pedesaaan) sebagai pihak penyelenggaraan program sehingga
ketiga. bagaimana pengelolaan CSR di Kelurahan
Yayasan LPTP Wonosobo berada Kejiwan mampu diselenggarakan sesuai
di bawah naungan LPTP Surakarta sebagai dengan tujuan dilaksanakannya program
organisasi nirlaba atau Non Government CSR bagi kelompok-kelompok masyarakat
Organisation (NGO) yang didirikan pada dirancang sesuai dengan kebutuhan dan
10 November 1978. Organisasi ini tidak didistribusikan secara tepat sasaran.
berafiliasi dengan partai politik dan
organisasi massa, yang bertujuan untuk
mendorong partisipasi masyarakat melalui
METODE PENELITIAN Umum dan Perumahan Rakyat) dan Dinas
Penelitian ini menggunakan Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo
pendekatan kualitatif dengan metode untuk selanjutnya diteruskan ke
pengambilan data wawancara mendalam Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
dan observasi. Hasil data bersifat deskriptif Awal mula dari permintaan
yang dijabarkan dalam bentuk frasa dan bantuan tersebut, Kelurahan Kejiwan
kalimat. Informan yang dipilih merupakan mendapatkan tiga mobil VIAR untuk
narasumber yang dianggap paling tahu dan mengangkut sampah rumah tangga
terlibat dalam pengelolaan CSR PT. Tirta masyarakat. Pada dasarnya, limbah rumah
Investama Wonosobo di Kelurahan tangga berkaitan dengan limbah manusia.
Kejiwan. Diketahui bahwa pada saat itu, sebagian
HASIL DAN PEMBAHASAN warga di Kelurahan Kejiwan masih Buang
Adanya peralihan status dari Desa Air Besar Sembarangan (BABS). Oleh
ke Kelurahan pada tahun 1993, menjadi karena itu, PT. Tirta Investama dan
salah satu awal terbentuknya kebijakan Kelurahan Kejiwan kemudian membentuk
baru di Kelurahan Kejiwan. Kelurahan KPPM (Kelompok Pemeliharaan dan
Kejiwan merupakan salah satu wilayah di Penerima Manfaat) dan membangun tujuh
Kabupaten Wonosobo yang memiliki septic tank publik (Wawancara, Khairi,
potensi sumber mata air bersih melimpah. 05/06/2023).
Namun, keberadaan sumber mata air yang Namun, karena adanya kelalaian
ada di Kelurahan Kejiwan tidak diimbangi dari penyedia jasa dan perselisihan antar
dengan pola hidup bersih masyarakat, warga tentang pertanggungjawaban
sehingga pemerintah menyusun rencana pemeliharaan septic tank, maka
untuk mendisiplinkan masyarakat agar dibangunlah septic tank individu yang
lebih berperilaku bersih dan sehat. didanai oleh CSR PT. Tirta Investama
Pada saat yang bersamaan, PT. Wonosobo. Langkah ini juga merupakan
Tirta Investama Wonosobo berupaya untuk komitmen perusahaan dan pemerintah
menjaga kualitas sumber mata air Mangli. dalam mendukung Kampanye ODF (Open
Limbah rumah tangga masyarakat sekitar, Defecation Free) atau Kampanye Stop
berpotensi mencemari mata air yang Buang Air Besar Sembarangan yang
berdampak pada penurunan kualitas bahan merupakan program dari Pemerintah
baku produksi. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka
Kelurahan Kejiwan menggandeng PT. mencapai ODF 100%.
Tirta Investama, Dinas PUPR (Pekerjaan
Percepatan ODF 100% merupakan masyarakat di Kelurahan Kejiwan.
bagian dari implementasi Peraturan Kolaborasi antara tiga aktor penting dalam
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 pengelolaan CSR di Kelurahan Kejiwan
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total yaitu PT. Tirta Investama Wonosobo,
Berbasis Masyarakat (STBM). Sehingga, Pemerintah Kelurahan Kejiwan, dan LPTP
dengan adanya keselarasan keberjalanan Wonosobo memungkinkan koordinasi dan
program septic tank individu di Kelurahan komunikasi pelaksanaan CSR
Kejiwan dan gerakan percepatan ODF menghasilkan output yang baik dan
100% dari awal penyelenggaraan, hingga bermanfaat bagi masyarakat guna
akhirnya pada hari Jumat, 13 Juli 2023 tercapainya pembangunan berkelanjutan.
Kabupaten Wonosobo dinyatakan bebas 1. Terciptanya Dukungan Terhadap
masalah Buang Air Besar Sembarangan Perusahaan
(BABS) atau telah mencapai ODF 100% Selama kurang lebih 40 tahun, PT.
(diskominfo.wonosobokab.go.id diakses 19 Tirta Investama Wonosobo sebagai salah
Oktober 2023). satu Perusahaan Air Minum Dalam
Program CSR PT. Tirta Investama Kemasan (AMDK) Grup AQUA yang
kemudian tidak hanya difokuskan untuk melakukan pengolahan air bersih dari
mengatasi permasalahan limbah atau sumber mata air Mangli di Kelurahan
kebijakan perilaku hidup bersih dan sehat Kejiwan, melaksanakan berbagai program
Masyarakat Kejiwan. Namun, sasarannya kegiatan CSR. Di dalam pelaksanaan CSR,
mulai merambah pada komunitas atau kehadiran perusahaan di tengah-tengah
kelompok-kelompok masyarakat seperti masyarakat dapat menimbulkan pro dan
Program Bank Sampah, UMKM, kontra tergantung pada ekspektasi
Kelompok Tani, Kelompok Sadar Wisata, masyarakat yang diwujudkan melalui
bantuan beasiswa pendidikan, serta tindakan perusahaan sehingga akan
pelatihan dan pendampingan program CSR menciptakan penerimaan perusahaan oleh
lainnya. masyarakat.
Pt. Tirta Investama Wonosobo, Gray dalam Hadi (2018:140)
dalam melaksanakan program CSR tidak menggambarkan bahwa tindakan
dijalankan secara langsung. Melainkan keberpihakan perusahaan pada orientasi
melalui perantara pihak ketiga yaitu LPTP kebutuhan masyarakat merupakan salah
sebagai Lembaga Non-Pemerintah satu bentuk legitimasi perusahaan. Dalam
melakukan pendampingan, pengawasan, hal ini, definisi tersebut diyakini sebagai
dan fasilitasi kepada kelompok-kelompok sebuah pergeseran makna bahwa legitimasi
perusahaan dalam konsep CSR merupakan program CSR. Masyarakat dikategorikan
perwujudan dari orientasi tanggung jawab sebagai stakeholder eksternal yaitu
perusahaan kepada stakeholders yaitu stakeholder yang berada di luar
masyarakat secara luas maupun lingkungan organisasi, karena masyarakat
lingkungan sekitar. Dimana hubungan tidak terlibat di dalam pembuatan
keduanya akan saling memengaruhi, yaitu keputusan perusahaan namun posisinya
berupa aktivitas perusahaan yang cukup penting untuk memberikan masukan
memengaruhi ekspektasi masyarakat dan dan membentuk citra perusahaan.
penerimaan masyarakat yang Berdasarkan hasil penelitian,
memengaruhi citra diri yang berakibat Kelompok Masyarakat Kejiwan sebagai
pada tingkat kepercayaan pada perusahaan subyek penerima manfaat memandang
tersebut. Selain itu, legitimasi perusahaan pengelolaan CSR di Kelurahan Kejiwan
terbentuk dari adanya keterlibatan berjalan dengan baik. Hal tersebut dilihat
stakeholders dalam proses pelaksanaan dari adanya dukungan yang diberikan
CSR. kepada perusahaan, dimana mereka tidak
Dalam pelaksanaan CSR PT. Tirta terpengaruh pada motif atau latar belakang
Investama di Kelurahan Kejiwan, perusahaan dalam menyelenggarakan
stakeholders yang terlibat antara lain yaitu, CSR, terutama selama Kelompok
Pemerintah yang mencakup Pemerintah Masyarakat Kejiwan mendapat
Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah keuntungan dalam hal pemenuhan
Kabupaten Wonosobo, dan Pemerintah kebutuhan sosial dan dukungan program
Kelurahan Kejiwan berperan sebagai usaha dari PT. Tirta Investama Wonosobo.
regulator yang melahirkan kebijakan Hal tersebut didukung oleh
perundang-undangan untuk mengatur pernyataan Khairi yang mengungkapkan
tentang penyelenggaraan CSR bagi bahwa, kekhawatiran perusahaan pada
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kualitas sumber mata air yang dapat
Provinsi Jawa Tengah. tercemari limbah rumah tangga masyarakat
LPTP Wonosobo berperan sebagai menjadikan pihak perusahaan bersikap
fasilitator yang melakukan pendampingan tegas melalui kebijakan perilaku hidup
dan fasilitasi program mulai dari tahap bersih dan sehat masyarakat. Melindungi
perencanaan hingga pengawasan dan mata air merupakan kebutuhan
pengalihan peran kepada mitra lokal. perusahaan, namun masyarakat sekitar
Sementara itu, Kelompok Masyarakat tidak merasa keberatan asalkan ada timbal
Kejiwan adalah subyek dari pelaksanaan balik yang mereka dapatkan. Contohnya
dari pelatihan-pelatihan di komunitas, berguna bagi berlangsungnya proses
mata air gratis bagi warga, dan keuntungan produksi perusahaan. “Ijin sosial”
lain yang mereka dapatkan dari diperoleh dengan cara melakukan
penyelenggaraan CSR (Wawancara, pendekatan dan transaksi kesepakatan agar
Khairi, 05/06/2023). terbangun kepercayaan dari kedua belah
Khusni, penanggung jawab pihak. Dari tindakan tersebut, setidaknya
UMKM Kejiwan, juga membenarkan perusahaan memiliki kejelasan dari
pernyataan Khairi dengan berpendapat kebutuhan tiap kelompok kepentingan
bahwa kehadiran CSR PT. Tirta Investama yang akan lebih terkoordinasi dalam
Wonosobo membantu komunitas UMKM penyampaian kritik dan saran bagi
dalam pengembangan usaha rumahan perusahaan tersebut, yang kemudian akan
terutama dalam hal pelatihan dasar direalisasikan ke dalam aktivitas-aktivitas
berbisnis yang diajarkan bagi ibu-ibu sosial yang telah disepakati sebagai
anggota sehingga mereka bisa secara kebutuhan hajat hidup bersama.
mandiri mengelola dan mengembangkan 2. Hubungan dengan Pemerintah
bisnis dalam cakupan yang lebih luas Fungsi pelayanan publik
(Wawancara, Khusni, 01/06/2023). pemerintah untuk masyarakat setidaknya
Maka dari itu, keberadaan mencakup tiga hal, yaitu fungsi pelayanan,
stakeholders tidak dapat dipisahkan dari fungsi pemberdayaan, dan fungsi
pembentukan legitimasi perusahaan. pembangunan (Rasyid dalam Solihah,
Dimana setiap stakeholders yang terlibat 2019:13). Walaupun berdasarkan realita
akan berpartisipasi secara langsung pelaksanaannya di lapangan, terkadang
maupun tidak langsung pada aktivitas Pemerintah tidak benar-benar
perusahaan, dalam hal ini yaitu menyediakan 100% kebutuhan publik
penyelenggaraan program CSR berupa akibat keterbatasan dan ketidakmampuan
aktivitas sosial yang dilaksanakan oleh mereka. Maka dari itu, Perusahaan melalui
perusahaan sebagai bentuk kepedulian dan program CSR diharapkan mampu
tanggung jawab kepada stakeholders yang melengkapi pemerintah untuk mengatasi
dapat membentuk kepercayaan masyarakat kekurangan tersebut dengan terlibat aktif
kepada perusahaan. di masyarakat sesuai dengan tanggung
Sarosa dan Amri (2008:96) jawab moral perusahaan sekaligus
menyoroti manfaat dari hubungan memenuhi kewajiban yang tertulis dalam
perusahaan-stakeholder dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
CSR, yaitu terciptanya “ijin sosial” yang
Khusni, penanggung jawab masyarakat. Ibaratnya, pemerintah
UMKM Kejiwan, beranggapan bahwa mengetahui kelemahan mereka dan
CSR PT. Tirta Investama Wonosobo lebih menarik perusahaan ke dalam skenario
berperan dalam pengembangan usaha perencanaan kebijakan dengan tujuan
kelompok masyarakat di Kejiwan untuk memaksimalkan potensi sumber
(Wawancara, Khusni, 01/06/2023). daya alam sekaligus memenuhi tuntutan
Namun, hal tersebut tidak serta-merta kebutuhan pelayanan publik yang
menyebabkan anggapan ketidakhadiran berkualitas, lalu mendistribusikannya
Pemerintah Kelurahan Kejiwan dalam kepada masyarakat melalui LPTP
aktivitas pemenuhan kebutuhan publik. Wonosobo. Kepercayaan yang diperoleh
Faktanya, Kelompok Masyarakat Kejiwan pemerintah melalui keberhasilan strategi
cenderung memposisikan diri di tengah- kebijakan, telah memiliki pondasi berupa
tengah perusahaan dan pemerintah. Dalam kedekatan personal antara pemerintah dan
artian, dukungan kepada perusahaan dan kelompok-kelompok masyarakat itu
hubungan antara kelompok sendiri yang terbangun selama bertahun-
masyarakat-pemerintah berada di level tahun dari latar belakang dan lingkungan
yang setara. yang sama.
Setidaknya ada dua faktor yang (2) Faktor Pengalaman Pribadi,
memengaruhi hubungan Kelompok Faktor pengalaman pribadi berkaitan
Masyarakat dan Pemerintah Kelurahan dengan kedekatan personal antara
Kejiwan, yaitu: (1) Faktor Kedekatan pemerintah dan anggota kelompok
Personal, didasari oleh latar belakang yang masyarakat. Personal bonding menjadi
sama dimana sebelum beralih status salah satu faktor pendukung yang penting
sebagai Kelurahan, Kejiwan berstatus untuk menghasilkan output atau
Desa dengan orang-orang yang terlibat di pengalaman pribadi yang baik. Contohnya,
ranah pemerintahan merupakan warga asli sebelum aktif di UMKM Kejiwan, Khusni
Kejiwan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa telah tergabung ke dalam JARPUK
produk-produk kebijakan yang dihasilkan (Jaringan Perempuan Usaha Kecil) yang
berasal dari, oleh, dan untuk masyarakat dinaungi oleh Badan KB (Wawancara,
itu sendiri. Melibatkan PT. Tirta Investama Khusni, 01/06/2023). Begitu pula
Wonosobo dan LPTP dalam Maryatun yang mengatakan bahwa
penyelenggaraan pelayanan publik jelas program Bank Sampah Kejiwan
merupakan strategi yang efektif untuk merupakan inisiasi Pemerintah Kelurahan
membentuk kepercayaan kelompok Kejiwan berdasarkan program Pemerintah
Kabupaten Wonosobo, jauh sbeelum tim pendampingan, fasilitasi program, serta
CSR AQUA dan LPTP terlibat dalam pengawasan program terkait.
pengelolaan program Bank Sampah Pelibatan beberapa pihak dalam
(Wawancara, Maryatun, 01/06/2023). penyelenggaraan CSR, mampu
Pengalaman partisipasi itulah yang menciptakan interdependensi atau
kemudian mendorong kelompok- ketergantungan satu sama lain.
kelompok tersebut untuk secara aktif terus Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
terlibat dalam upaya pembangunan ketergantungan yang paling jelas dalam
berkelanjutan. Konsep pembangunan penyelenggaraan CSR di Kelurahan
berkelanjutan sendiri tidak hanya Kejiwan adalah berupa pengelolaan dan
difokuskan pada kasus pengentasan distribusi sumber daya yang dijalankan
kemiskinan saja melainkan juga pada melalui interaksi-interaksi aktor yang
sistem yang dibangun untuk kehidupan di terlibat, yaitu PT. Tirta Investama,
masa mendatang bagi terciptanya Pemerintah Kelurahan Kejiwan, dan LPTP
kelestarian lingkungan dan kesejahteraan serta Kelompok Masyarakat di Kelurahan
masyarakat. Kejiwan sebagai stakeholder eksternal dan
Tantangan Pengelolaan CSR mitra binaan program CSR.
Saidi dalam Widokarti (2014:16- Lingkup interaksi itulah yang
17) menyebutkan, setidaknya ada empat memungkinkan program CSR dirancang
model atau pola keterlibatan perusahaan di dan diimplementasikan, kemudian diawasi
Indonesia dalam menyelenggarakan dan dipertanggungjawabkan kepada
program CSR yaitu keterlibatan langsung, perusahaan melalui LPTP. program-
melalui yayasan atau organisasi sosial program CSR tersebut mampu menjamin
perusahaan, bermitra dengan pihak lain, kemandirian dan keterampilan anggota
dan yang terakhir adalah mendukung atau kelompok untuk membangun jaringan
bergabung dalam suatu konsorsium. yang lebih luas terkait dengan
Pelaksanaan CSR PT. Tirta Investama kesejahteraan mereka. Namun, perusahaan
Wonosobo di Kelurahan Kejiwan jelas sebagai penyedia dana CSR juga harus
mengadopsi model keterlibatan yang memastikan bahwa implementasi program
ketiga, yaitu bermitra dengan pihak lain. CSR menghasilkan output yang
Pihak lain yang dimaksud adalah Lembaga diharapkan. Melalui pengawasan dan
Pengembangan Teknologi Pedesaan monitoring secara berkala, komunitas atau
(LPTP) yang berperan dalam proses kelompok masyarakat yang bersangkutan
perlu dipastikan telah memiliki bekal yang pemerintah dan LPTP dapat membenahi
cukup untuk mengembangkan usahanya. kekurangan dan hambatan masing-masing
Mengingat bahwa wilayah komunitas untuk selanjutnya dapat
Kabupaten Wonosobo masih masuk dalam ditemukan penyelesaian masalahnya.
kategori wilayah rintisan dalam wilayah
SIMPULAN
kerja LPTP, sehingga harus ada kejelasan
1. Kolaborasi ketiga aktor dalam
mengenai status kemandirian kelompok
pengelolaan Corporate Social
masyarakat apakah sudah sepenuhnya bisa
Responsibility (CSR) di Kelurahan
dikategorikan dalam wilayah penyapihan.
Kejiwan, yaitu Pemerintah Kelurahan
Sehingga tidak akan menimbulkan
Kejiwan, PT. Tirta Investama Danone-
kebingungan anggota komunitas pada
AQUA, dan LPTP Wonosobo melalui
status kemandirian mereka. Maryatun juga
koordinasi dan komunikasi mampu
menyatakan bahwa pertanggungjawaban
menciptakan program CSR yang dirancang
pelaporan hasil pelaksanaan program Bank
sesuai dengan kebutuhan kelompok
Sampah dilaksanakan sekedar formalitas
masyarakat dan pendistribusian program
saja karena alasan saling mengenal secara
yang tepat sasaran.
personal (Wawancara, Maryatun,
2. Keterlibatan stakeholders
01/06/2023).
menciptakan legitimasi perusahaan.
Sementara itu, interdependensi
Melibatkan banyak pihak dalam proses
antar aktor yang terlibat serta faktor-faktor
penyelenggaraan CSR di Kelurahan
pengalaman pribadi dan kedekatan
Kejiwan mampu membentuk citra
personal seharusnya tidak dijadikan alasan
perusahaan yang dianggap peduli kepada
bahwa output penyelenggaraan CSR tidak
komunitas atau kelompok masyarakat
dikelompokkan dalam data yang dapat
melalui program-program yang
diakses publik. Hal ini berkaitan dengan
dilaksanakan. Pelibatan anggota kelompok
asas transparansi dan akuntabilitas
masyarakat secara langsung pada aktivitas
perusahaan, dimana Kelompok-Kelompok
pelayanan publik dan keikutsertaan LPTP
Masyarakat Kejiwan berhak untuk
Wonosobo sebagai fasilitator sekaligus
mengetahui bagaimana PT. Tirta
pendamping program membuat anggota
Investama, Pemerintah Kelurahan
merasa lebih leluasa dalam penyampaian
Kejiwan, dan LPTP mengelola kegiatan
kritik dan saran kepada perusahaan. Status
CSR. Sehingga, ketika terdapat
LPTP sebagai perantara dari pihak
kekurangan dalam penyelenggaraan
masyarakat sipil memungkinkan adanya
kegiatan CSR, perusahaan bersama
rasa kedekatan kelompok masyarakat dan memastikan bahwa output yang dihasilkan
perusahaan terutama untuk penyampaian dari penyelenggaraan CSR menciptakan
kebutuhan tiap-tiap Kelompok kemandirian dengan melakukan
Masyarakat. monitoring rutin secara berkala. Perlu
3. Keterlibatan stakeholders diberikan kejelasan tentang status
menciptakan anggapan bahwa Pemerintah kemandirian kelompok masyarakat dalam
tidak nirpartisipasi dalam penyelenggaraan kategori rintisan, penyapihan, maupun alih
layanan publik. Terbangunnya komunikasi peran. Sehingga, hasil dari pelatihan dan
dan kolaborasi bersama sektor privat dan pendampingan CSR dapat menjadi bekal
masyarakat sipil membuktikan bahwa anggota kelompok masyarakat untuk
pemerintah menyadari kekurangan dan mengembangkan usaha dan komunitas
keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dengan jaringan yang lebih luas.
layanan publik sehingga menggandeng 2. PT. Tirta Investama Wonosobo
aktor lain melalui pengelolaan CSR sebagai aktor bidang bisnis, perlu
merupakan strategi kebijakan yang tepat menegaskan transparansi kebijakan.
bagi pemenuhan kebutuhan kelompok Aktivitas bisnis yang dijalankan
masyarakat. Selain itu, faktor personal perusahaan adalah prioritas utama
bonding dan pengalaman pribadi terlibat perusahaan dalam mengejar profit,
dalam aktivitas publik jauh sebelum sehingga perlu diberikan pemahaman
adanya program CSR PT. Tirta Investama kepada kelompok masyarakat yang
telah menjadi pondasi kepercayaan bersangkutan bahwa aktivitas bisnis dan
personal pada pemerintah. tanggung jawab sosial sama pentingnya
4. Terciptanya interdependensi atau untuk dilaksanakan. Hal tersebut akan
ketergantungan antar aktor yang terlibat. semakin meningkatkan citra perusahaan
Pengelolaan CSR yang melibatkan dan mencegah kebingungan kelompok
beberapa pihak, terutama kelompok masyarakat tentang pengelolaan CSR.
masyarakat sebagai stakeholder yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
memengaruhi keputusan perusahaan
Damanik, Janianton. 2011. Menuju
menciptakan hubungan saling
Pelayanan Sosial yang Berkeadilan.
membutuhkan.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
SARAN
Vol.15, No.1, (1-14).
1. Pemerintah Kelurahan Kejiwan,
https://journal.ugm.ac.id/jsp/article/vie
PT. Tirta Investama Wonosobo, dan LPTP
w/10921
Wonosobo sebagai pengelola CSR harus
Hadi, Nor. 2018. Corporate Social
Responsibility Edisi 2. Yogyakarta:
Expert.
Sarosa, Wicaksono dan Mulya Amri. 2008.
CSR untuk Penguatan Kohesi Sosial.
Jakarta: Indonesia Business Links.
Widokarti, Joko Rizkie. 2014. Masalah
Dasar Pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR) di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Universitas Terbuka,
1-25.
http://repository.ut.ac.id/4817/1/2014-
dn-020.pdf
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
https://diskominfo.wonosobokab.go.id/det
ail/tim-verifikasi-lapangan-optimis-
2023-wonosobo-odf-100-persen
(diakses pada 19 Oktober 2023)
https://lptp.or.id/ (diakses pada 22
Desember 2023)

Anda mungkin juga menyukai