Anda di halaman 1dari 19

REVIEW ARTIKEL

AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERTEMUAN KE - 4

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

ANDI SINTIA ANGRAENI (C30223013)

AISYAH KEMALA LOLO (C30223014)

SASKIA ISLAMAY FAIZAL (C30223015)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2024
Keterangan Hasil Review Artikel
“ PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH,
PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN
ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN KINERJA DAN PENGENDALIAN
AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (AKIP) (Study Kasus SKPD di Provinsi Riau”
Motivasi, tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem akuntansi
dan Pertanyaan pemerintah daerah, anggaran berbasis kinerja, dan kejelasan sasaran anggaran terhadap
Penelitian akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Penelitian ini dimotivasi oleh kebutuhan untuk
meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah melalui pemahaman yang lebih
baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas tersebut. Pertanyaan
penelitian ini meliputi apakah penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah, anggaran
berbasis kinerja, dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah.
Kontribusi Kontribusi dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih baik
Penelitian tentang pengaruh penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah, anggaran
berbasis kinerja, dan kejelasan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan panduan
bagi instansi pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja mereka
melalui implementasi yang tepat dari sistem-sistem tersebut.
Teori dan Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori agensi dan teori
Referensi akuntabilitas publik. Referensi utama penelitian ini adalah Abdullah (2006) dan
utama Bahri (2012).
Subyek Subyek penelitian ini adalah pengaruh penerapan sistem akuntansi pemerintah
Penelitian daerah, anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan
kinerja, dan pengendalian akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Model dan Model penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
pengukuran persamaan regresi AKIP = 6,502 + 0,360X1 + 0,039X2 + 0,714X3 + 0,238X4 +
variabel 0,074X5 + e. Pengukuran variabel penelitian dilakukan melalui uji validitas
menggunakan Pearson Correlation.
Temuan/ Temuan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintah
Interpretasi daerah, anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan
kinerja, dan pengendalian akuntansi berpengaruh positif terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah. Hal ini menunjukkan pentingnya implementasi
sistem-sistem tersebut dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah terbatasnya jumlah sampel yang diambil dari
Penelitian Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Riau, sehingga generalisasi
hasil penelitian mungkin terbatas pada wilayah tersebut. Selain itu, keterbatasan
lainnya adalah fokus penelitian hanya pada pengaruh penerapan sistem akuntansi
pemerintah daerah, anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem
pelaporan kinerja, dan pengendalian akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin
juga berpengaruh.
Peluang Peluang penelitian selanjutnya adalah untuk memperluas cakupan sampel dari
Penelitian berbagai wilayah atau instansi pemerintah lainnya agar hasil penelitian dapat
selanjutnya lebih digeneralisasi. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat menambahkan
variabel-variabel lain yang berpotensi mempengaruhi akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain yang relevan.
Penelitian juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi strategi implementasi
yang efektif dari sistem akuntansi pemerintah daerah, anggaran berbasis kinerja,
dan kejelasan sasaran anggaran dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
DAERAH, PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA,
KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN
KINERJA DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI
TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (AKIP)
(Study Kasus SKPD di Provinsi Riau)

Oleh :
Nurul Fathia
Pembimbing : Yusralaini dan Lila Anggraini

Faculty Of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : n.fathia@yahoo.com

The Influence Of Implementation Local Government Accounting System,


Implementation Performance Based Budgeting, Clarity Of Target Budget,
Performance Reporting System, And Accounting System
To The Performance Accountability
(The Case Study Of The Local Work Force In The Province Of Riau)

ABSTRACT

The research aims to examine the influence of implementation local


government accounting system, implementation performance based budgeting,
Clarity of target budget, performance reporting system, and accounting system to
the performance accountability for government agencies. Object of this research
is local government unit who worked in Riau Province. There are 60
questionnaires were sent, and all of questionnaires are returned. The sample in
this study are amounted to 60 respondents, 20 in government agencies and 3
sample in each agencies. The data ware using analyzed by linear regression
method and SPSS program version 20. The variables were examined are influence
of implementation local government accounting system, implementation
performance based budgeting, Clarity of target budget, performance reporting
system, and accounting system to the performance accountability for government
agencies. Each independent variables, gives the strong influence to dependent
variable, it means implementation local government accounting system,
implementation performance based budgeting, Clarity of target budget,
performance reporting system, and accounting system could explain the
performance accountability for government agencies.

Keywords : Government, Budgets, Performance, Accounting System.

PENDAHULUAN

Akuntabilitas diyakini baik dan menuju suatu tatanan


mampu mengubah kondisi pemerintahan yang demokratis.
pemerintahan yang tidak dapat Penyelenggaraan pemerintahan yang
memberikan pelayanan publik secara akuntabel akan mendapat dukungan
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 670
dari publik. Ada kepercayaan dikatakan sebagai sebuah pedoman
masyarakat atas apa yang dan menjelaskan siapa yang harus
diselenggarakan, direncanakan, dan melakukan tugas tersebut dan
dilaksanakan oleh program yang menegaskan tentang transaksi apa
berorientasi kepada publik. Dipihak saja yang dicatat dan bagaimana
penyelenggara, akuntabilitas mencatatnya. Pada prinsipnya, SAPD
mencerminkan komitmen pemerintah disusun agar para petugas yang
dalam melayani publik. Dalam menjalankan fungsi akuntansi dapat
konteksnya sebagai organisasi yang memahami dan menjalankan proses
bergerak dibidang jasa pelayanan akuntansi dengan baik dan benar.
publik, pemerintahan dalam Apabila penerapan sistem akuntansi
pengelolaannya harus melakukan pemerintah daerah dilakukan secara
transparansi dan akuntabilitas publik. benar dalam menyajikan laporan
Akuntabilitas merupakan keuangan, maka
perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban atas laporan
mempertanggung jawabkan keuangan akan menjadi baik sesuai
keberhasilan maupun kegagalan yang telah ditentukan, secara tidak
pelaksanaan misi organisasi dalam langsung juga berpengaruh terhadap
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran- laporan akuntabilitas kinerja instansi
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemerintah.
suatu media pertanggungjawaban Selain itu, pengelolaan
yang dilaksanakan secara periodik. pemerintah daerah yang
Mardiasmo (2009) menyatakan berakuntabilitas, tidak lepas dari
bahwa dalam melaksanakan anggaran pemerintah daerah. Hal ini
pemerintahan, pemerintah daerah sesuai dengan pendapat Mardiasmo
berkewajiban melakukan dua jenis (2009), yang menyatakan bahwa
pertanggung jawaban. Pertama, wujud dari penyelenggara otonomi
pertanggung jawaban vertikal kepada daerah adalah pemanfaatan sumber
pemerintah. Kedua, pertanggung daya yang dilakukan secara
ekonomis, efisien, efektif, adil, dan
jawaban horizontal kepada DPRD
merata untuk mencapai akuntabilitas
dan masyarakat luas. Kedua jenis
publik. Anggaran diperlukan dalam
pertanggungjawaban pemerintah pengelolaan sumber daya tersebut
daerah tersebut merupakan elemen baik untuk mencapai kinerja yang
penting dalam proses akuntabilitas. diharapkan oleh pemerintah untuk
Untuk mencapai terwujudnya mencapai suatu tujuan.
akuntabilitas kinerja yang baik ada Diterapkannya anggaran
beberapa faktor yang berbasis kinerja pemerintah berharap
memperngaruhinya, salah satu nya anggaran digunakan secara optimal
adalah sistem akuntansi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
daerah. Sistem Akuntansi masyarakat, mendukung peningkatan
Pemerintah Daerah merupakan transparansi dan akuntabilitas
mengoperasionalkan prinsip-prinsip manajemen sektor publik sehingga
akuntansi yang telah ditetapkan mempengaruhi akuntabilitas kinerja
dalam Standar Akuntansi Pemerintah instansi pemerintah.
dan kebijakan akuntansi. SAPD
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 671
Variabel lainnya yang merupakan bentuk akuntabilitas dari
mempengaruhi akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi yang
instansi pemerintah adalah kejelasan dipercayakan kepada setiap instansi
sasaran anggaran. Kejelasan sasaran pemerintah atas penggunaan
anggaran merupakan sejauh mana anggaran. Sistem pelaporan yang
tujuan anggaran ditetapkan secara baik diperlukan agar dapat
jelas dan spesifik dengan tujuan agar memantau dan mengendalikan
anggaran tersebut dapat dimengerti kinerja dalam mengimplementasikan
oleh orang yang bertanggung jawab anggaran yang telah ditetapkan.
atas pencapaian sasaran anggaran Pemerintah berkewajiban untuk
tersebut (Suhartono dan Solichin, memberikan informasi keuangan dan
2006). Pengelolaan keuangan informasi lainnya yang akan
pemerintahan daerah yang digunakan untuk pengambilan
berakuntabilitas tidak lepas dari keputusan ekonomi, sosial, dan
anggaran pemerintah daerah. Oleh politik oleh pihak-pihak yang
karena itu, sasaran anggaran harus berkepentingan sehingga
dinyatakan secara jelas, spesifik dan mewujudkan akkuntabilitas kinerja
dapat dimengerti oleh mereka yang instansi pemerintah.
bertanggungjawab untuk menyusun Selain itu pengendalian
dan melaksanakannya. Adanya akuntansi juga berfungi sebagai satu
sasaran anggaran yang jelas, maka kesatuan dalam mewujudkan
akan mempermudah akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah yang baik. Pengendalian
untuk mempertanggungjawabkan akuntansi akan membantu
keberhasilan atau kegagalan pemerintah dapat membuat
pelaksanaan tugas organisasi dalam keputusan-keputusan yang lebih
rangka untuk mencapai tujuan-tujuan baik, mengontrol operasi-operasi
dan sasaran-sasaran yang telah dengan lebih efektif, mampu
ditetapkan sebelumnya. mengestimasi biaya dan profitabilitas
Ketidakjelasan sasaran anggaran keberhasilan tertentu dan memilih
akan menyebabkan pelaksana alternatif terbaik dalam setiap kasus
anggaran menjadi bingung, tidak dan masalah sehingga dapat
meningkatkan kinerja. Menurut
tenang dan tidak puas dalam Mardiasmo (2009) peningkatan
bekerja. perencanaan dan pengendalian
Selain kejelasan sasaran terhadap aktivitas dengan cara
anggaran ada juga yang membantu perbaikan sistem akuntansi sektor
terwujudnya akuntabilitas kinerja publik diharapkan dapat membantu
instansi pemerintah yaitu sistem meningkatkan transparansi efisiensi
pelaporan. Sistem pelaporan kinerja serta efektivitas pemerintah daerah,
merupakan refleksi kewajiban untuk terutama dalam memberikan
melaporkan kinerja semua aktivitas informasi dan pengungkapan atas
aktivitas dan kinerja finansial
dan sumber daya yang perlu pemerintah daerah dalam
dipertanggung jawabkan Sistem mewujudkan akuntabilitas kinerja
pelaporan diperlukan untuk instansi pemerintah.
memantau hasil kerja pusat Rumusan masalah dalam
pertanggungjawaban. penelitian ini adalah : 1) Apakah
Berdasarkan PERMENPAN Penerapan Sistem Akuntansi
No. 53 Tahun 2014, Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (SAPD)

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 672


berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja instansi pemerintah adalah
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)? gambaran mengenai pencapaian
2) Apakah Penerapan Anggaran sasaran ataupun tujuan instansi
Berbasis Kinerja berpengaruh pemerintah sebagai penjabaran dari
terhadap Akuntabilitas Kinerja
visi, misi dan strategi instansi yang
instansi pemerintah (AKIP)? 3)
Apakah Kejelasan Sasaran Anggran mengindikasikan tingkat
berpengaruh terhadap Akuntabilitas keberhasilan dan kegagalan
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)? pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai
4)Apakah Sistem Pelaporan Kinerja dengan program dan kebijakan yang
berpengaruh terhadap Akuntabilitas ditetapkan.
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)?
5) Apakah Pengendalian Akuntansi Penerapan Sistem Akuntansi
berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pemerintah Daerah (SAPD)
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)? Sistem akuntansi pemerintah
Tujuan dari penelitian ini daerah (SAPD) merupakan suatu
adalah untuk mengetahui : 1) instrumen untuk
Pengaruh Penerapan Sistem mengoperasionalkan prinsip-prinsip
Akuntansi Pemerintah Daerah akuntansi yang telah ditetapkan
terhadap Akuntabilitas Kinerja dalam SAP dan kebijakan akuntansi.
Instansi Pemerintah (AKIP). 2) SAPD menunjukkan rangkaian
Pengaruh Penerapan Anggaran proses akuntansi yang terdiri dari
Berbasis Kinerja terhadap proses identifikasi transaksi
Akuntabilitas Kinerja Instansi keuangan, menjurnal ke dalam buku
Pemerintah (AKIP). 3) Pengaruh jurnal, memposting ke buku besar,
Kejelasan Sasaran Anggaran menyusun neraca saldo, menyusun
terhadap Akuntabilitas Kinerja kertas kerja konsolidasian, dan
Instansi Pemerintah (AKIP). 4) diakhiri dengan penyusunan laporan
Pengaruh Sistem Pelaporan Kinerja keuangan. Sistem Akuntansi
terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (SAPD) adalah
Instansi Pemerintah (AKIP). dan 5) serangkaian prosedur mulai dari
Pengaruh Pengendalian Akuntansi proses pengumpulan data,
terhadap Akuntabilitas Kinerja pencatatan, pengikhtisaran, sampai
Instansi Pemerintah (AKIP). dengan pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat
TELAAH PUSTAKA dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) Penerapan Anggaran Berbasis
Dalam Inpres Nomor 7 tahun Kinerja
1999 dinyatakan bahwa akuntabilitas Dalam penjelasan PP nomor
kinerja instansi pemerintah adalah 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
perwujudan kewajiban suatu instansi Keuangan Daerah dinyatakan bahwa
pemerintah untuk anggaran dengan pendekatan kinerja
mempertanggungjawabkan adalah suatu sistem anggaran yang
keberhasilan atau kegagalan mengutamakan upaya pencapaian
pelaksanaan misi organisasi dalam hasil kerja atau output dari alokasi
mencapai tujuan dan sasaran yang biaya atau input yang ditetapkan.
telah ditetapkan melalui Berdasarkan pengertian tersebut,
pertanggungjawaban secara periodik. setiap input yang ditetapkan dalam
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 673
anggaran harus dapat diukur hasilnya anggaran tidak termotivasi untuk
dan pengukuran hasil bukan pada mencapai kinerja yang diharapkan.
besarnya dana yang telah dihabiskan
sebagaimana yang dilaksanakan pada Sistem Pelaporan Kinerja
sistem penganggaran tradisional Sistem pelaporan merupakan
(line-item & incremental budget) laporan yang menggambarkan sistem
tetapi berdasarkan pada tolok ukur pertanggungjawaban dari bawahan
kinerja yang telah ditetapkan. (pimpinan unit anggaran) kepada
atasan (kepala bagian anggaran).
Kejelasan Sasaran Anggaran Sistem pelaporan yang baik
Anggaran daerah harus bisa diperlukan agar dapat memantau dan
menjadi tolak ukur pencapaian mengendalikan kinerja manajerial
kinerja yang diharapkan, sehingga dalam mengimplementasikan
perencanaan anggaran daerah harus anggaran yang telah ditetapkan
bisa menggambarkan sasaran kinerja (Wahyuni 2014). Agar dapat
secara jelas. Kejelasan sasaran memantau hasil kerja pusat
anggaran merupakan sejauhmana pertanggungjawaban, diperlukan
tujuan anggaran ditetapkan secara sebuah sistem pelaporan. Dalam
jelas dan spesifik dengan tujuan agar laporan harus ditunjukkan hasil kerja
anggaran tersebut dapat dimengerti pusat pertanggunggungjawaban
oleh orang yang bertanggung jawab beserta anggarannya, sehingga dapat
atas pencapain sasaran tersebut. Oleh diketahui penyimpangan terhadap
karena itu sasaran anggaran anggaran. Lebih bermanfaat laporan
pemerintah daerah harus dinyatakan tersebut apabila disertai dengan
secara jelas, spesifik dan dapat analisis tentang penyebab timbulnya
dimengerti oleh mereka yang penyimpangan. Dapat dikatakan
bertanggung jawab bahwa sistem pelaporan akan
melaksanakannya. Kejelasan sasaran mempengaruhi efektivitas dan
akan membantu pegawai untuk efisiensi sistem pengendalian
mencapai kinerja yang diharapkan, manajemen.
dimana dengan mengetahui sasaran
anggaran tingkat kinerja dapat Pengendalian Akuntansi
tercapai. Menurut Mulyadi (2008) ,
Keterlibatan individu dalam Pengendalian akuntansi
penyusunan anggaran dalam mengasumsikan bahwa telah
membuatnya memahami sasaran ditetapkan suatu rencana tindakan
akan yang akan dicapai oleh atau standar untuk mengukur prestasi
anggaran tersebut, serta bagaimana pelaksanan kegiatan. Untuk
akan mencapainya dengan mencapai tujuan yang telah
menggunakan sumber yang ada, ditetapkan bagi perusahaan,
selanjutya target-target anggaran pengendalian harus dikembangkan
yang disusun akan sesuai dengan sehingga dapat diambil keputusan
yang akan dicapai. Ketidakjelasan yang sesuai dengan rencana.
sasaran anggaran akan menyebabkan Pengendalian yang efektif
pelaksanaan anggaran menjadi meluas sampai pada setiap operasi
bingung, tidak puas dalam bekerja. perusahan, termasuk setiap unit,
Hal ini menyebabkan pelaksana setiap fungsi, setiap departemen,
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 674
setiap daerah atau area, dan setiap keuangan akan menjadi baik sesuai
individu. Pengendalian akuntansi yang telah ditentukan, secara tidak
mencakup semua aspek dari langsung juga berpengaruh terhadap
transaksi-transaksi keuangan seperti laporan akuntabilitas kinerja instansi
misalnya pembayaran kas, pemerintah. Oleh karena itu,
penerimaan kas, arus dana, investasi pelaksanaan evaluasi penerapan
yang bijaksana dan pengamanan sistem akuntansi pemerintah daerah
dana dari penggunaan yang tidak dalam rangka mencari dan mengatasi
sah. hambatan dan kendala yang mungkin
timbul dalam proses pelaksanaan
Kerangka Pemikiran dan sistem akuntansi pemerintah daerah
Pengembangan Hipotesis merupakan hal yang sangat
berpengaruh dalam rangka
Pengaruh Penerapan Sistem mendukung Akunntabilitas Kinerja
Akuntansi Pemerintah Daerah Instansi Pemerintah (AKIP).
Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah H1: Diduga Penerapan Sistem
Sistem Akuntansi Pemerintah Akuntansi Pemerintah Daerah
Daerah merupakan berpengaruh terhadap
mengoperasionalkan prinsip-prinsip Akuntabilitas Kinerja Instansi
akuntansi yang telah ditetapkan Pemerintah (AKIP)
dalam Standar Akuntansi Pemerintah
dan kebijakan akuntansi. SAPD Pengaruh Penerapan Anggaran
menunjukkan rangkaian proses Berbasis Kinerja terhadap
akuntansi yang terdiri dari proses Akuntabilitas Kinerja Instansi
identifikasi transaksi keuangan, Pemerintah
menjurnal ke dalam buku jurnal, Penetapan misi, tujuan, dan
memposting ke buku besar, sasaran ini merupakan cara untuk
menyusun neraca saldo, menyusun mengalokasikan sumber daya untuk
kertas kerja konsolidasian, dan mencapai sasaran sasaran tertentu
diakhiri dengan penyusunan laporan berdasarkan tujuan tujuan program
keuangan. SAPD dikatakan sebagai dan hasil hasil yang terukur. Jadi
sebuah pedoman dan menjelaskan anggaran berbasis kinerja lebih
siapa yang harus melakukan tugas berfokus pada hasil dari pengeluaran
tersebut dan menegaskan tentang yang dilakukan, bukan jumlah uang
transaksi apa saja yang dicatat dan yang dikeluarkan. Penganggaran
bagaimana mencatatnya. Pada berbasis kinerja (performance-based
prinsipnya, SAPD disusun agar para budgeting) merupakan suatu
petugas yang menjalankan fungsi pendekatan sistematis dalam
akuntansi dapat memahami dan penyusunan anggaran yang
menjalankan proses akuntansi mengaitkan pengeluaran yang
dengan baik dan benar. dilakukan organisasi sektor publik
Jadi, apabila penerapan dengan kinerja yang dihasilkannya
sistem akuntansi pemerintah daerah dengan menggunakan informasi
dilakukan secara benar dalam kinerja. Performance budgeting
menyajikan laporan keuangan, maka mengalokasikan sumber daya pada
pertanggungjawaban atas laporan program, bukan unit organisasi

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 675


semata, dan memakai output tersebut dimengerti oleh orang yang
measurement sebagai indikator bertanggungjawab atas pencapaian
kinerja organisasi. Pengkaitan biaya sasaran anggaran tersebut. Oleh
dengan output organisasi merupakan karena itu, sasaran anggaran harus
bagian integral dalam berkas atau dinyatakan secara jelas, spesifik dan
dokumen anggaran. dapat dimengerti oleh mereka yang
Dampak dari anggaran bertanggungjawab untuk menyusun
berbasis kinerja terhadap dan melaksanakannya (Mardiasmo,
akuntabilitas pemerintah terkait 2009:34).
sebagai fungsi pemberi pelayanan Anggaran daerah harus bisa
kepada masyarakat menjadikan menjadi tolak ukur pencapaian
lingkup anggaran relevan dan kinerja yang diharapkan, sehingga
penting di lingkungan pemerintah perencanaan anggaran daerah harus
daerah. Melalui reformasi anggaran bisa menggambarkan sasaran kinerja
yang sudah dilakukan oleh secara jelas. Beberapa peneliti
pemerintah, tuntutan agar berkaitan tentang kejelasan sasaran
terwujudnya pemerintahan yang anggaran sering dilakukan oleh
amanah dan didukung oleh instansi beberapa peneliti seperti, Abdullah
pemerintahan yang efektif, efisien, (2006) meneliti pengaruh
profesional, dan akuntabel, serta karakteristik anggaran terhadap sikap
mampu memberikan pelayanan yang berhubungan dengan pekerjaan
prima dalam proses penyusunan (job-related attitudes) serta kinerja
APBD sehingga dapat menciptakan manajerial. Hasilnya adalah bahwa
transparansi dan meningkatkan anggaran dan kejelasan sasaran
akuntabilitas publik (Bahri, 2012). anggaran mempunyai pengaruh
Diterapkannya anggaran positif dan signifikan terhadap job-
berbasis kinerja pemerintah berharap related attitudes dan budget-related
anggaran digunakan secara optimal attitudes juga kepada kinerja.
untuk meningkatkan kesejahteraan Kejelasan sasaran anggaran
masyarakat, mendukung peningkatan mencerminkan sejauhmana sasaran
transparansi dan akuntabilitas anggaran dinyatakan secara spesifik,
manajemen sektor publik sehingga jelas, dan dapat dipahami oleh
mempengaruhi akuntabilitas kinerja mereka yang bertanggung jawab
instansi pemerintah untuk mencapainya. Sasaran yang
tidak jelas atau membingungkan
H2: Diduga Penerapan Anggaran dapat menimbulkan ketegangan dan
Berbasis Kinerja berpengaruh ketidakpastian para pelaksana,
terhadap Akuntabilitas Kinerja implikasinya pada penurunan kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) yang berarti juga penurunan
akuntabilitas kinerja organisasi.
Pengaruh Kejelasan Sasaran Namun sebaliknya, jika kejelasan
Anggaran terhadap Akuntabilitas sasaran anggaran dinyatakan secara
Kinerja Instansi Pemerintah jelas maka akuntabilitas kinerja
Kejelasan sasaran anggaran instansi pemerintah semakin
merupakan sejauhmana tujuan meningkat.
anggaran ditetapkan secara jelas dan
spesifik dengan tujuan anggaran
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 676
H3: Diduga Kejelasan Sasaran anggaran sampai dengan pelaporan
Anggaran berpengaruh terhadap anggaran. Oleh sebab itu dibutuhkan
Akuntabilitas Kinerja Instansi sistem pelaporan yang baik yang
Pemerintah (AKIP) mampu menyajikan informasi secara
terbuka mengenai keputusan-
Pengaruh Sistem Pelaporan keputusan yang telah diambil
terhadap Akuntabilitas Kinerja pemerintah daerah pada suatu
Instansi Pemerintah periode.
Sistem Pelaporan merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan H4: Diduga Sistem Pelaporan
bawahan untuk menyampaikan hal- berpengaruh terhadap
hal yang berhubungan dengan hasil Akuntabilitas Kinerja Instansi
pekerjaan yang telah dilakukan Pemerintah (AKIP)
selama satu periode tertentu.
Pelaporan dilakukan kepada atasan Pengaruh Pengendalian Akuntansi
kepada siapa bawahan tersebut terhadap Akuntabilitas Kinerja
bertanggung jawab. Pelaporan adalah Instansi Pemerintah
aktivitas yang berlawanan arah dari Menurut Abdullah (2006),
pengawasan, jika pengawasan sistem akuntansi yang efektif
dilakukan oleh pihak atasan untuk merupakan prasyarat bagi kinerja
mengetahui semua hal yang yang lebih baik. Lebih jauh mereka
menyangkut pelaksanaan kerja
berpendapat bahwa kegagalan
bawahan, maka pelaporan
menggunakan informasi akuntansi
merupakan jawaban dari kegiatan
yang diperlukan mengakibatkan
pengawasan tersebut.
manajemen sumber daya yang tidak
Sistem pelaporan yang baik
efektif serta kemunduran perlahan-
diperlukan agar dapat memantau dan
lahan dalam kinerja organisasi
mengendalikan kinerja manajer
dalam mengimplementasikan (Mulyadi, 2008). Penggunaan sistem
anggaran yang telah ditetapkan. pengendalian akuntansi dapat
Pemerintah berkewajiban untuk mempermudah perencanaan dan
memberikan informasi keuangan dan pengawasan kegiatan dan kinerja
informasi lainnya yang akan organisasi. Sistem akuntansi
digunakan untuk pengambilan merupakan bagian yang sangat
keputusan ekonomi, sosial, dan penting dalam spektrum mekanisme
politik oleh pihak-pihak yang pengendalian keseluruhan yang
berkepentingan sehingga digunakan untuk memotivasi,
mewujudkan akkuntabilitas kinerja mengukur, dan memberi sanksi
instansi pemerintah. tindakan-tindakan manajer dan
Pemerintah daerah selaku karyawan dari suatu organisasi.
pengelola dana publik harus mampu Adanya sistem desentralisasi
menyediakan informasi keuangan di sektor publik mengakibatkan
yang diperlukan secar akurat, semakin menguatnya tuntutan
relevan, tepat waktu, konsisten dan akuntabilitas publik kepada lembaga-
dapat dipercaya (Kusumaningrum, lembaga publik, baik dipusat maupun
2010). Akuntabilitas melalui di daerah serta agar kinerja yang
anggaran meliputi penyusunan diharapkan dapat meningkat setelah

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 677


adanya desentralisasi pengambilan untuk memberikan jawaban sesuai
keputusan operasi, organisasi harus dengan tujuan penelitian ini.
mengadopsi pengendalian- Pengumpulan data dilakukan dengan
pengendalian yang diperlukan. teknik personally administered
questionnaires, yaitu kuesioner
H5: Diduga Pengendalian Akuntansi disampaikan dan dikumpulkan secara
berpengaruh terhadap langsung oleh peneliti (Ghozali,
Akuntabilitas Kinerja Instansi 2011).
Pemerintah (AKIP)
Metode Analisis Data
Model Penelitian Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan uraian dan teori Statistik deskriptif digunakan
yang telah dipaparkan dalam oleh peneliti untuk memberikan
pengembangan hipotesis diatas,
informasi mengenai karakteristik
maka peneliti akan menggambarkan
model penelitian: variabel penelitian yang utama dan
Gambar 1 daftar demografi responden. Statistik
Metode Penelitian deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat
X1 dari rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness
X2
(kemencengan distribusi). (Ghozali,
2011).
Y
X3
Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu
X4
ukuran yang menunjukkan tingkat
validitas atau keahlian suatu
X5 instrument, sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu
Sumber: Data Olahan, 2016 mengukur apa yang ingin diukurnya
(Ghozali, 2011).
METODE PENELITIAN
Uji Reliabilitas
Populasi di penelitian ini Uji reliabilitas dimaksudkan
adalah Satuan Kerja Perangkat untuk mengukur seberapa besar
Daerah (SKPD) Provinsi Riau. Pada suatu pengukuran mengukur dengan
penelitian ini peneliti menetapkan 20 stabil atau konsisten.Instrumen
SKPD yang dijadikan sampel. Pada dipercaya apabila jawaban dari
penelitian ini juga ditetapkan 3 orang responden atas pertanyaan adalah
untuk tiap-tiap SKPD yang telah konsisten atau stabil dari waktu ke
ditetapkan untuk menjadi sampel, waktu. Dalam penelitian ini, uji
reliabilitas menggunakan cronbach
yaitu: Kepala SKPD, Kepala sub alpha (α). Menurut Ghozali (2011)
bagian Keuangan dan Kepala sub jika nilai cronbach alpha > 0,60
bagian Program dari dinas tersebut maka instrumen dikatakan reliabel.
dengan pertimbangan bahwa mereka
adalah pihak yang berkompeten Uji Normalitas

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 678


Normalitas data bertujuan Pemerintah Daerah
untuk menguji apakah sebuah model X2 : Penerapan Anggaran Berbasis
regresi, variabel dependen, variabel Kinerja
independen atau keduanya X3 : Kejelasan Sasaran Anggaran
mempunyai distribusi normal atau
X4 : Sistem Pelaporan Kinerja
tidak. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan melalui X5 : Pengendalian Akuntansi
metode Kolmogorov Smirnov dan e : Eror
Normal Probability Plot.
Pengujian Hipotesis
Uji Multikolinearitas Uji Statistik t digunakan
Untuk mendeteksi ada untuk melihat pengaruh variabel
tidaknya multikolinearitas didalam independen secara parsial terhadap
regresi dapat dilihat dari nilai variabel dependen, dengan asumsi
tolerance dan nilai Variance bahwa variabel lain dianggap
Inflasing Factor (VIF). Model
regresi yang bebas multikolinearitas konstan. Untuk mencari ttabel dengan
adalah yang mempunyai VIF = 10 df = N-2, taraf nyata 5% dapat
dan nilai tolerance = dengan menggunakan tabel statistik
0,1(Ghozali,2011). (Ghozali, 2011).

Pengujian Koefisien Determinasi


Uji Heteroskedastistas (R2)
Heterokedastisitas berarti
varians (variasi) variabel tidak sama Koefisien determinasi (R²)
untuk semua pengamatan. Uji pada intinya untuk mengukur
heterokedastisitas bertujuan menguji seberapa jauh kemampuan model
apakah dalam model regresi terjadi dalam menerangkan variasi variabel
ketidaksamaan variance dari residual dependen. Nilai koefisien
satu pengamatan ke pengamatan determinasi (R²) adalah antara nol
yang lain (Ghozali, 2011). Model dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
regresi yang baik adalah yang kemampuan variabel variabel
homoskedastisitas atau tidak terjadi independen dalam menjelaskan
heterokedastisitas.
variabel dependen amat terbatas.
Analisis Regresi Berganda Nilai yang hampir mendekati satu
Model regresi linier berganda berarti variabel variabel independen
adalah model regresi yang memiliki memberikan hampir semua informasi
lebih dari satu variabel independen. yang dibutuhkan untuk memprediksi
Persamaan regresi linier berganda variasi variabel dependen (Ghozali,
yaitu : 2011).
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 HASIL PENELITIAN DAN
X4+ β5 X5 + e PEMBAHASAN

Dimana: Hasil Uji Validitas


Apabila dari tampilan output
Y : Akuntabilitas Kinerja
SPSS menunjukkan bahwa korelasi
Pemerintah Daerah
antara masing-masing indikator
Α : Konstanta
terhadap total skor konstruk
β1β2β3 β4β5 : Koefisien regresi
menunjukkan hasil yang signifikan,
X1 : Penerapan Sistem Akuntansi
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 679
dapat disimpulkan bahwa masing-
masing indikator pertanyaan adalah
valid. Keseluruhan variabel
penelitian ini terdiri dari 40 item
pernyataan dinyatakan valid.
Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Correlation,
suatu model dikatakan valid jika Sumber : Data Olahan, 2016
tingkat signifikansinya di bawah 0,05 Hasil Uji Multikolinieritas
untuk setiap butir pernyataan. Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya
Hasil Uji Reabilitas Data multikolonieritas adalah nilai
Hasil uji reliabilitas tolerance <0,10 atau nilai VIF > 10.
instrumen penelitian dalam Hasil uji multikolinieritas dalam
penelitian ini ditunjukkan pada Tabel penelitian ini ditunjukkan pada Tabel
1 berikut ini. Hal ini menunjukan berikut ini:
hasil reliabilitas dalam penelitian Tabel 2
memenuhi konsistensi dari setiap Hasil Uji Multikolinieritas
pernyataan. Variabel Tolerance VIF
Tabel 1
SAPD .954 1.327
Hasil Uji Realibilitas Data
PABK .957 1.795
Nilai
KSA .905 1.979
NO Variabel Penelitian Cronbach's
Alpha SP .954 1.326
1 Y 0,904 PA .925 1.600
Sumber : Data Olahan, 2016
2 X1 0,726
Hasil Uji Heterokedastisitas
3 X2 0,734 Pada penelitian ini, terlihat
bahwa titik-titik tidak membentuk
4 X3 0,823
pola tertentu dan menyebar pada
5 X4 0,739 sumbu Y.
Gambar 3
Sumber : Data Olahan, 2016 Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Normalitas
Pada grafik normal P-P Plot
terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Kedua
grafik ini menunjukkan bahwa model
regresi layak dipakai karena asumsi
Sumber : Data Olahan, 2016
normalitas (Ghozali 2011:163).
Gambar 2
Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil Uji Normalitas
Persamaan regresi linear
berganda dari model penelitian
menjadi sebagai berikut dengan
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 680
menggunakan analisis variabel dalam - Nilai koefisien regresi sistem
penelitian untuk mengukur pelaporan sebesar 0,238. Artinya
peengaruh atau tidaknya: adalah bahwa setiap peningkatan
sistem pelaporan sebesar 1 satuan
AKIP = 6,502 + 0,360X1 + 0,039X2 maka akan meningkatkan
+ 0,714X3 + 0,238X4 + 0,074X5 + akuntabilitas kinerja instansi
e pemerintah sebesar 0,238.
- Nilai koefisien regresi
Arti angka-angka dalam persamaan pengendalian akuntansi sebesar
regresi diatas: 0,074. Artinya adalah bahwa
setiap peningkatan pengendalian
- Nilai konstanta ( ) sebesar 6,502.
akuntansi sebesar 1 satuan maka
Artinya adalah apabila variabel
akan meningkatkan akuntabilitas
sistem akuntansi pemerintah
kinerja instansi pemerintah
daerah, penerapan anggaran
sebesar 0,074.
berbasis kinerja, kejelasan
sasaran anggaran, sistem
Hasil Pengujian Hipotesis H1
pelaporan dan pengendalian
Berdasarkan hasil pengujian
akuntansi diasumsikan nol (0),
yang dilakukan didapat nilai thitung
maka akuntabilitas kinerja
senilai 2,191. Nilai t tabel sebesar
instansi pemerintah sebesar
2,004, diperoleh dari tabel statistik,
6,502.
dengan melihat nilai signifikansi 5%
- Nilai koefisien regresi sistem
dan nilai df sebesar 55 (n-banyaknya
akuntansi pemerintah sebesar
variable independen) (Ghozali,
0,360. Artinya adalah bahwa
2011). Dengan demikian diketahui
setiap peningkatan sistem
thitung 2,191 > t tabel 2,004. Maka
akuntansi pemerintah sebesar 1
dapat disimpulkan H1 diterima yaitu
satuan maka akan meningkatkan
sistem akuntansi pemerintah daerah
akuntabilitas kinerja instansi
berpengaruh terhadap akuntabilitas
pemerintah sebesar 0,360.
kinerja instansi pemerintah.
- Nilai koefisien regresi penerapan
Sementara itu, didapat P value 0,009
anggaran berbasis kinerja sebesar
yang berarti P value 0,009 < 0,05.
0,039. Artinya adalah bahwa
Berdasarkan hitungan tersebut,
setiap peningkatan penerapan
diketahui bahwa sistem akuntansi
anggaran berbasis kinerja sebesar
pemerintah berpengaruh signifikan
1 satuan maka akan
terhadap akuntabilitas kinerja
meningkatkan akuntabilitas
instansi pemerintah.
kinerja instansi pemerintah
sebesar 0,039.
Hasil Pengujian Hipotesis H2
- Nilai koefisien regresi kejelasan Berdasarkan hasil pengujian
sasaran anggaran sebesar 0,714.
yang dilakukan didapat nilai thitung
Artinya adalah bahwa setiap
senilai 2,129. Dengan demikian
peningkatan kejelasan sasaran
diketahui thitung 2,129 > ttabel 2,004.
anggaran sebesar 1 satuan maka
Berdasarkan hitungan tersebut,
akan meningkatkan akuntabilitas
diketahui bahwa penerapan anggaran
kinerja instansi pemerintah
berbasis kinerja berpengaruh
sebesar 0,714.
terhadap akuntabilitas kinerja

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 681


instansi pemerintah. Maka dapat didapat P value 0,001 yang berarti P
disimpulkan H2 diterima yaitu value 0,001 < 0,05. Berdasarkan
penerapan anggaran berbasis kinerja hitungan tersebut, diketahui bahwa
berpengaruh terhadap akuntabilitas sistem pelaporan berpengaruh
kinerja instansi pemerintah. signifikan terhadap akuntabilitas
Sementara itu, didapat P value 0,008 kinerja instansi pemerintah.
yang berarti P value 0,008 < 0,05.
Berdasarkan hitungan tersebut, Hasil Pengujian Hipotesis H5
diketahui bahwa penerapan anggaran Berdasarkan hasil pengujian
berbasis kinerja berpengaruh yang dilakukan didapat nilai thitung
terhadap akuntabilitas kinerja senilai 2,135. Dengan demikian
instansi pemerintah. diketahui thitung 2,135> ttabel 2,004.
Berdasarkan hitungan tersebut,
Hasil Pengujian Hipotesis H3 diketahui bahwa pengendalian
Berdasarkan hasil pengujian akuntansi berpengaruh terhadap
yang dilakukan didapat nilai thitung akuntabilitas kinerja instansi
senilai 2,805. Dengan demikian pemerintah. Maka dapat disimpulkan
diketahui thitung 2,805> ttabel 2,004. H5 diterima yaitu pengendalian
Berdasarkan hitungan tersebut, akuntansi berpengaruh terhadap
diketahui bahwa kejelasan sasaran akuntabilitas kinerja instansi
anggaran berpengaruh terhadap pemerintah. Sementara itu, dalam
akuntabilitas kinerja instansi tabel 4.13 didapat P value 0,006
pemerintah. Maka dapat disimpulkan yang berarti P value 0,006 < 0,05.
H3 diterima yaitu kejelasan sasaran Berdasarkan hitungan tersebut,
anggaran berpengaruh terhadap diketahui bahwa sistem pelaporan
akuntabilitas kinerja instansi berpengaruh signifikan terhadap
pemerintah. Sementara itu, didapat P akuntabilitas kinerja instansi
value 0,002 yang berarti P value pemerintah.
0,002 < 0,05. Berdasarkan hitungan
tersebut, diketahui bahwa kejelasan Koefisien Determinasi
sasaran anggaran berpengaruh Nilai koefisien adjusted R
signifikan terhadap akuntabilitas square yang dihasilkan oleh
kinerja instansi pemerintah. variabel-veriabel independen sebesar
0,621 yang artinya adalah 62,1%
Hasil Pengujian Hipotesis H4 variabel dependen (akuntabilitas
Berdasarkan hasil pengujian kinerja instansi pemerintah)
yang dilakukan didapat nilai thitung dijelaskan oleh variabel independen
senilai 2,901. Dengan demikian (sistem akuntansi pemerintah daerah,
diketahui thitung 2,901> ttabel 2,004. penerapan anggaran berbasis kinerja,
Berdasarkan hitungan tersebut, kejelasan sasaran anggaran, sistem
diketahui bahwa sistem pelaporan pelaporan dan pengendalian
berpengaruh terhadap akuntabilitas akuntansi), dan sisanya sebesar
kinerja instansi pemerintah. Maka 37,9% dijelaskan oleh variabel lain
dapat disimpulkan H4 diterima yaitu diluar variable independen yang
sistem pelaporan berpengaruh digunakan.
terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah. Sementara itu, SIMPULAN DAN SARAN
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 682
Simpulan akuntansi berpengaruh terhadap
Berdasarkan analisis dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
pembahasan pada bagian Pemerintah. Hal ini berarti
sebelumnya, maka dapat ditarik bahwa pengendalian akuntansi
kesimpulan sebagai berikut : yang diterapkan oleh pemerintah
1. Hasil uji hipotesis pertama dapat membantu mewujudkan
menunjukan penerapan ssitem Akuntabilitas Kinerja Instansi
akunatansi pemerintah daerah Pemerintah.
berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Saran
Pemerintah. Hal ini berarti bahwa Atas dasar kesimpulan di
penerapkan sistem akuntansi atas, dapat diajukan saran-saran
pemerintah daerah yang baik sebagai berikut :
akan mewujudkan Akuntabilitas 1. Pada penelitian selanjutnya
Kinerja Instansi Pemerintah. diharapkan area penelitian
2. Hasil uji hipotesis kedua dapat diperluas, tidak hanya
menunjukan penerapan anggaran pada satu SKPD, namun
berbasis kinerja berpengaruh dapat menambahkan SKPD
terhadap Akuntabilitas Kinerja lainnya yang berada di
Instansi Pemerintah. Hal ini Provinsi Riau, sehingga
berarti bahwa anggaran yang lebih dapat
disusun membantu mewujudkan digeneralisasikan.
Akuntabilitas Kinerja Instansi 2. Penelitian selanjutnya dapat
Pemerintah. menambahkan variabel-
3. Hasil uji hipotesis ketiga variabel lainnya yang
menunjukan kejelasan sasaran memiliki kemungkinan
anggaran berpengaruh terhadap untuk berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah. Hal ini berarti bahwa Instansi Pemerintah, seperti
anggaran yang disusun sesuai menambahkan variabel
dengan kejelasan perencanaan independen atau
akan membantu mewujudkan menggunakan variabel
akuntabilitas kinerja instansi intervening ataupun variabel
pemerintah. moderating untuk
4. Hasil uji hipotesis keempat memperoleh hasil yang
menunjukan sistem pelaporan berbeda. Variabel komitmen
berpengaruh terhadap profesional dan ketaatan
Akuntabilitas Kinerja Instansi terhadap peraturan
Pemerintah. Hal ini berarti bahwa perundang-undangan dapat
pemerintah yang menerapkan dijadikan rekomendasi
sistem pelaporan yang baik untuk ditambahkan pada
dalam menjalankan penelitian selanjutnya.
permasalahan akan membantu 3. Ketika membagikan
mewujudkan Akuntabilitas kuesioner kepada
Kinerja Instansi Pemerintah. responden, sebaiknya
5. Hasil uji hipotesis kelima peneliti memastikan bahwa
menunjukan pengendalian responden mengerti maksud
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 683
dari kuesioner yang akan Mardiasmo., 2009, Akuntansi Sektor
diisi, misalnya dengan cara Publik, Yogyakarta: ANDI.
peneliti memberikan
penjelasan secara langsung Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi.
ataupun menghubungi Jakarta: Salemba Empat.
melalui telepon kepada
responden, agar data yang Suhartono, E. Dan Solichin, M.
diperoleh nantinya tidak 2006. “Pengaruh Kejelasan
bias dan sesuai dengan apa Sasaran Anggaran terhadap
yang diharapkan dalam Senjangan Anggaran Instansi
penelitian. Pemerintah Daerah dengan
Komitmen Organisasi
DAFTAR PUSTAKA sebagai Pemoderasi”.
Simposium Nasional
Abdullah, Hilmi. 2006. “Pengaruh Akuntansi 9. Padang 23-26
Kejelasan Sasaran ANggaran, Agustus 2006
Pengendalian Akuntansi, dan
Sistem Pelaporan terhadap Wahyuni.2014. “Pengaruh kejelasan
Akuntabilitas Kinerja Instansi sasaran anggaran,
pengendalian akuntansi dan
Pemerintah Daerah (Studi sistem pelaporan terhadap
Empiris pada Kabupaten dan akuntabilitas kinerja instansi
Kota di Daerah jawa barat)” pemerintah (Studi Pada
jurnal Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Rokan
Bahri, Syambudhi Prasetya. 2012. Hulu)” jurnal
Pengaruh Anggaran Berbasi
Kinerja Akuntabilitas Publik _____________.Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi (PERMENPAN) Nomor :
Analisis Multivariate Dengan PER/09/M/PAN/5/2007 tentang
Program SPSS. Semarang : Pedoman Umum Penetapan Indikator
Badan Penerbit UNDIP. Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi Pemerintah
Kusumaningrum, Tantriani. 2010.
“analisis Faktor-Faktor yang _____________.Peraturan Pemerintah
Mempengaruhi Kualitas No. 58 Tahun 2005 tentang
Laporan Keuangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pemerintah. Semarang : FE –
Universitas Diponegoro

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 684


JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 685

Anda mungkin juga menyukai