Anda di halaman 1dari 4

EMOSIONAL MENJADI DASAR PENALARAN & MAKE

STATEMENT AND CONCLUSION


With: Deductive Argument, Inductive Argument, Analogy Argument
And Causal Argument

Mata Kuliah
TEORI AKUNTANSI

Oleh:
SASKIA ISLAMAY FAIZAL
C30223015

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
BAGAIMANA EMOSIONAL MENJADI DASAR DARI PENALARAN

Emosional didasarkan pada perasaan atau sikap seseorang dalam


bereaksi pada suatu kondisi. Emosional adalah suatu perasaan dan pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Pada hakikatnya emosi ini merupakan gambaran dari perasaan
manusia saat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang berbeda. Hal itu
wajar, karena emosi ini merupakan reaksi alamiah manusia terhadap berbagai
kondisi yang nyata, maka sejatinya tidak ada emosi yang baik ataupun emosi
yang buruk.
Dengan kesadaran diri kita dapat mengambil keputusan yang sesuai
dengan keadaan dan kepentingan pribadi kita, dengan demikian menjadi dasar
penalaran yang rasional. Emosi positif seperti antusiasme dapat membantu kita
tetap fokus dan berkomitmen pada tujuan kita, sedangkan emosi negatif seperti
kekecewaan dapat menunjukkan ketidapuasaan terhadap pencapaian tujuan
tertentu.
Ketika seseorang menyimpulkan bahwa tanggapan mendalam mereka
terhadap sesuatu menentukan kenyataan, mereka berpartisipasi dalam berpikir.
Semua Bukti dan kebenaran yang dapat kita abaikan karena perasaan
emosional yang mendalam ini. Bisa alasan itu berasal dari pikiran negatif.
Misalnya, kita terpukul dan dirugikan, sentimen-sentimen tersebut tampaknya
menunjukkan bahwa segala sesuatunya akan berlalu begitu saja. Ini bisa jadi
merupakan akibat dari pemikiran kita sendiri karena kita adalah pribadi yang
kita rasakan. Selanjutnya, perasaan adalah landasan pemikiran manusia.

MEMBUAT PERNYATAAN DAN KESIMPULAN

1. DEDUCTIVE ARGUMENT
adalah argumen yang kalau benar, akan menyertakan bukti-bukti yang
konklusif untuk mendukung kebenaran klaimnya. Karena premisnya kuat,
jadi klaim yang disampaikan setelah premis disampaikan bukan lagi
sebuah kemungkinan, melainkan kepastian.

Contoh :
Premis : Semua mamalia memiliki paru-paru
Premis : Semua paus adalah mamalia.
Kesimpulan : Paragraf Kalimat Argumen di atas adalah argumen deduktif
yang benar karena kesimpulan yang mengikutinya memiliki kepastian jika
premis-premis yang mendahuluinya benar. Dengan demikian, dalam
argumen deduktif tidak mungkin premis-premis yang dibuat benar, tetapi
kesimpulannya salah.
Argumen deduktif memiliki kekuatan logis karena, jika premis-premisnya
valid, maka akhirnya juga harus valid. Meskipun demikian, penting untuk
dicatat bahwa pertentangan rasional tidak selalu mengarah pada akhir
yang nyata jika premisnya salah. Dengan cara ini, penting untuk
menjamin realitas premis dalam membangun pertentangan yang logis.

2. INDUCTIVE ARGUMENT

Dalam argumen induktif, klaim yang disimpulkan cuma sebuah perkiraan


yang belum diketahui kepastiannya. Makanya dalam menarik kesimpulan
argumen ini, perlu dilakukan pengamatan dan observasi terhadap premis-
premis yang disediakan.
Contoh :
Premis :Semua mahasiswa dikelas B menyukai warna merah. silva
menyukai warna merah.
Kesimpulan: Kemungkinan besar semua mahasiswa menyukai warna
merah.
Argumen induktif dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
membuat kesimpulan umum berdasarkan pengamatan, data, atau fakta
yang spesifik/khusus dengan tujuan untuk generalisasi. Namun,
kesimpulan yang dihasilkan dari argumen induktif tidak selalu benar,
namun hanya memiliki probabilitas yang tinggi untuk benar

3. ANALOGY ARGUMENT

Argumen ontologi adalah argumen yang menyimpulkan kalau Tuhan itu


ada, dengan menarik premis-premis penting, analitis, dan apriori. Apriori
sendiri maksudnya sebagai pengetahuan yang tidak didasari oleh
pengalaman tertentu.

Contoh:
Memilih pasangan hidup seperti memilih sepatu; kita mencari yang cocok
dengan ukuran, gaya, dan kenyamanan kita.
Kesimpulan : ketika mencari pasangan dianalogikan seperti mencari
sepatu kita mengutamakan kecocokan yang utama. Argumen analogi
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membuat kesimpulan
berdasarkan perbandingan atau persamaan dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.

4. CAUSAL ARGUMENT

Argumen kausal adalah jenis argumen yang menggunakan hubungan


sebab-akibat untuk mencapai kesimpulan. Argumen ini menyatakan
bahwa suatu peristiwa atau kondisi tertentu menjadi penyebab terjadinya
peristiwa atau kondisi lain.

Contoh:
Memakan makanan sehat setiap hari dapat membuat tubuh menjadi sehat
dan kuat.
Kesimpulan: dengan memakan makanan sehat setiap hari maka dapat
membuat seseorang menjadi sehat dan kuat.
Argumen kausal digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat antara peristiwa atau kondisi
tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa argumen kausal
memerlukan bukti yang kuat untukmendukung hubungan sebab-akibat
yang diusulkan

Anda mungkin juga menyukai