Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan terhadap ilmu


pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga akan berdampak pesat
pada teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini
adalah bioteknologi.

Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan
dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian
mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral,agama, serta kriteria
kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangan
IPTEK yang sebenarnya.

Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian beberapa disiplin ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah mikrobiologi,
biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik kimia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana yang dimaksud dengan Bioteknologi?


2. Jelaskan sejarah perkembangan bioteknologi secara singkat?
3. Jelaskan jenis-jenis bioteknologi?
4. Jelaskan tentang penerapan bioteknologi?
5. Sebutkan sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi?
6. Jelaskan dampak negatif penerapan bioteknologi?
7. Jelaskan dampak-dampak positif bioteknologi

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian bioteknologi.
2. Mengetahui sejarah perkembangan bioteknologi.
3. Memgetahui jenis-jenis bioteknologi.
4. Memahami tentang penerapan-penerapan bioteknologi.

1
5. Mengetahui sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi.
6. Memahami dampak negatif dari penerapan bioteknologi.
7. Memahami dampak-dampak positif bioteknologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi berasal dari
kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang berarti cara
untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara bebas
sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering). Dari paduan dua kata tersebut (bio dan teknologi) European Federation of
Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.

Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena
manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan
yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses
fermentasi dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).

Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak tahun 1960-
an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia telah mampu
memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu organisme
(Kuswanti, 2008:112).

B. Sejarah Singkat Perkembangan Bioteknologi

Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban manusia. Bioteknologi
telah dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk menghasilkan minuman beralkohol dan
makanan yang difermentasikan. Bioteknologi mengalami perkembangan secara bertahap.

3
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”.
Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan
produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis Pasteur
menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil kerja
mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi antara
lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti, 2008:114).

Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai digunakan
untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin. Fermentasi juga
digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat, dan asam asetat dengan
menggunakan jasa bakteri.

Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnya penesilin dari
jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemapuan
mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-zat lain seperti steroid, vitamin,
enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu

Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di bidang biokimia,


biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa genetika
yang akhirnya mengantarkan kita ke suatu era modern. Kini bioteknologi telah benar-benar
digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan manusia.

Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:

1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.

2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.

3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.

4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.

5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur,


1876.

6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard Buchner, 1897.

7. Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol, 1910.

8. Struktur rantai DNA terungkap, 1928.

4
9. Penemuan bakteri antibiotik baru (streptomycin, spalosporin, dll), 1953.

10. Mikroba untuk menambang uranium di Kanada, 1950-an.

11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil, 1973.

12. Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal, 1973.

13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981.

14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa, pertengahan
1980-an.

15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir 1980-an.

16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.

C. Jenis-jenis Bioteknologi

Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Bioteknologi Konvensial

Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan
peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak,
keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.

b. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa


DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Penerapan bioteknologi
modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul hasil manipulasi
genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama (pangan),
tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit tertentu (pertanian),
hormone insulin yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan farmasi).

D. Penerapan Bioteknologi

Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan
biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi modern sehingga tercipta ilmu baru yang
dikenal dengan sebutan “Bioteknologi” dan terkadang ada yang menyebut “Biomasadepan”.
Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan bioteknologi sebagai: (1)

5
Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses
dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan dengan produksi masal. (2)
Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad, system, atau proses
biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasad bagi kepentingan manusia.
Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi,
bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).

a. Bioteknologi Kedokteran

Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan


zat immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit. Misalnya hepatitis, kanker hati,
lepra, dan sebagainya. Dapat pula dilakukan pengambilan informasi genetik yang ada pada
manusia untuk “dicangkok” pada bakteri agar bakteri tersebut dapat mensintesa insulin.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berguna untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar pankreas ini kurang
berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi. Dengan bantuan rekayasa gentika maka
dapat diproduksi insulin dalam jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan
pada penderita diabetes (Harmoni, 1992:104).

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya dalam


pembuatan antibodi dan hormon (Anonim, 2013).

1. Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal antara lain:

Ø Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil.

Ø Mengikat racun dan menonaktifkannya.

Ø Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain (Anonim, 2013).

2. Pembuatan Vaksin

Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun
yang diambil dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).

3. Pembuatan Antibiotika

6
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai
diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika Serikat
dan Inggris (Anonim, 2013).

4. Pembuatan Hormon

Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosterone (Anonim, 2013).

b. Bioteknologi Farmasi

Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit
digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan ramuan beberapa
macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan
teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa
genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil
bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk diabetes, protopin yang merupakan hormone
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami kelatarbelakangan
pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri,
2013:218).

c. Bioteknologi Pertanian

Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka produksi
pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui
bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang
mengubah tumbuha dari diploid menjadi poliploid sehingga dihasilkan produk yang
“rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan.
Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi
melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara
biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang
cukup lama. Tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan
segera dapat berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih
cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi
kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen.

7
Dalam memperbanyak tumbuhan secara kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan
bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan.
Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).

d. Bioteknologi Peternakan

Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan pangan
manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih
baik. Tetapi tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu meningkat.
Oleh karena itu, para ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan, yaitu (1)
Untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2) Melibatkan
hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih
unggul (maskoeri, 2013:221).

E. Sifat-Sifat Mikroorganisme dalam Bioteknologi

Setiap makhluk hidup mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, begitu juga dengan
mikroorganisme. Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Memiliki ukuran sangat kecil, sehingga populasi dalam jumlah yang sangat banyak
dapat menempati ruang yang kecil.

2. Reproduksinya cepat pada kondisi maksimum.

3. Adanya plasmid yang memudahkan proses rekayasa genetik dengan penyisipan gen
lain ke cincin plasmid mikroorganisme tersebut.

4. Mampu melakukan metabolisme dalam kondisi anaerob dengan menggunakan enzim-


enzim yang disekresikannya.

5. Memiliki sifat tetap dan tidak berubah-ubah.

F. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi

Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan


berbagai macam persoalan dunia, seperti polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya. Akan
tetapi, dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian (Wariyono,
2008:106).

8
1. Dampak terhadap Lingkungan

Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam bebas dapat menimbulkan
dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia
dan nuklir. Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotype tidak tejadi secara
alami sesuai dengan dinamika populasi. Melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi
itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan”
makhluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu
keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).

2. Dampak terhadap Kesehatan

Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya
adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.
Tomat Flayr Sayrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang
disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baruyang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia (Wariyono, 2008:106).

3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi

Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak ekonomi


yang membawa pengaruh pada kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan
petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (boyine growth hormone = BGH) dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggususr peternak kecil.
Dengan demikian, bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi (Wariyono,
2008:106).

Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili,
gingseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain,
sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-
tanaman tadi akan menderita kerugian besar (Wariyono, 2008:106).

4. Dampak tehadap Etika

Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen
makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hokum alam dan sulit diterima
masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis.
90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen hewan
ke manusia (Wariyono, 2008:107).

9
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut
agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi
dimasukkan ke dalam buah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil
rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu bertentangan dengan
banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup.

G. Dampak Positif Bioteknologi

beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan) dari perkembangan
bioteknologi hingga saat ini, antara lain:

Ø meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya
tanaman transgenic kebal hama.

Ø Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas) pertanian, perkebunan,


peternakan, maupun perikanan dengan temuan bibit unggul.

Ø Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air
susu menjadi yoghurt., mentega, dan keju.

Ø Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam


(biohidrometalurgi).

Ø Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, seperti: bakteri


pemakan plastik dan paraffin, bakteri penghasil bahan plastik biodegradable.

Ø Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy, misalnya bioethanol, dan
biogas.

Ø Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu, misalnya


penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal,
dan vaksin.

Ø Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan teknologi
transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa dilestarikan.

Ø Dan lain sebagainya.

H. Ilmu-Ilmu yang Mendukung Bioteknologi

10
Ilmu-ilmu yang mendukung dalm perkembangan bioteknologi diantaranya adalah sebagai
berikut:

a. Mikrobiologi

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu micros yang berarti kecil, bios yang berarti
hidup, dan logos yang berarti pengetahuan. Sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa
mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-
kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisme,
mikrobia, mikroba, jasad renik, atau prostita.

b. Biokimia

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia
terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid,
asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada
kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.

c. Genetika

Genetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu genno yang berarti melahirkan, merupakan
cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan
prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. nama
“genetika” diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada
tahun 1906.

d. Biologi Sel

Biologi sel (juga disebut Sitologi, dari bahasa Yunani, Kytos atau wadah) adalah ilmu yang
mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel seperti struktur an organel yang
terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (filosofi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik
maupun skala molkular, dan biologi sel meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.

e. Enzimologi

11
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hal-hal yang berkaitan dengan enzim
ini dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari
tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata
kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedoktoran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.

f. Virologi

Virology ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus.
Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini
saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi. Virologi memiliki posisi strategis dalam
kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industry farmasi dan pestisida.
Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan,
perikanan, dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara
ekonomi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara
bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”.
Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan
produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).
Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi
modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi,
bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
Dalam penerapannya, bioteknologi mempunyai beberapa dampak negatif, diantaranya adalah
dampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta dampak terhadap etika.
Dalam perkembangnya, bioteknologi didukung oleh beberapa ilmu penunjang, seperti
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, enzimologi, dan virologi.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Bioteknologi Modern.

Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.

Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kuswanti, Nur ddk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam:
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan
Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

http://www.apprillio.blogspot.co.id/2014/10/makalah-bioteknologi.html?m=1

http://www.gerbangilmu.com/2014/12/sejarah-singkat-bioteknologi-pelajaran-biologi.html?
m=1

http://www.sanialovely.blogspot.co.id/2013/01/makalah-ipa-bioteknologi.html?m=1

http://www.soddis.blogspot.co.id/2014/01/ilmu-ilmu-yang-mendukung-bioteknologi.html?
m=1

http://www.id.wikipedia.org/wiki/virologi

14

Anda mungkin juga menyukai