Stase Gerontik
Tanggal 13 Januari s.d 25 Februari 2023
OLEH :
TENTI YOSEVA
2226050007
GASTRITIS
A. Definisi
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang
bersifat akut, kronik difus atau local, dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual,
dan muntah. (Hardi. K & Huda. A.N. 2015)
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut
berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali
disebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan makanan yang
mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi).
(Smeltzer, 2011).
Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang
hadir dengan inflamasi mukosa lambung. (Joyce M.Black & Jane
Hokanson Hawks, 2014). Gastritis adalah suatu inflamasi dinding
lambung, yang disebabkan oleh iritasi pada mukosa lambung. (Priscilla
LeMonne, dkk 2015).
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehinga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu :
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut. Gastritis akut paling sering diakibatkan oleh
kesalahan diri. Misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang
terinfeksi. Penyebab lain termasuk alkohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahan yang disebabkan oleh ulkus
lambang jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.
Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang
pekat.
B. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau
parasit lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut
adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi
makanan yang dimakan, penggunaan kokain, makanan dan minuman yang
bersifat iritan, makanan berbumbu, dan minuman dengan kandungan
kafein merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung. Penyebab
Gastritis kronik belum pasti diketahui, tapi ada dua prediposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik yaitu infeksi dan non
infeksi. Infeksi yang terjadi disebabkan oleh Helicobacter Pylori, infeksi
parasit, dan infeksi virus. Sedangkan non infeksi terjadi karena gastropai
akibat kimi, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis
dan dengan aspirin, gastropati uremik terjadi pada gagal ginjal kronik yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa
lambung..Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID
aspirin dan ibuprofen (Dewi, Stromberg & Dallred, 2016).
Selain itu ada penyebab lain dari gastritis antara lain :
A. Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, steroid
kortikosteroid). Aseteminofen dan kostikosteroid dapat mengakibatkan
iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi
drugs) dan kostikosteroid menghambat sintesis prostaglandin, 13
sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung
menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.
B. Konsumsi alcohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
C. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat
menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta
pendarahan.
D. Kondisi stress atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi
HCL lambung.
E. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,
salmonella, dan lain-lain.
F. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi
penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu
mengeradikasi infeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase
keberhasilannya sangat rendah.
G. Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan
Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien
immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,
biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,
mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasite.
C. Patofisiologi
Gastritis adalah mukosa barier lambung pada umumnya melindungi
lambung dari pencernaan terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin
memberikan perlindungan ini ketika mukosa barrier rusak maka timbul
peradangan pada mukosa lambung (gastritis). Setelah barrier ini rusak
terjadilah perlukaan mukosa yang dibentuk dan diperburuk oleh histamine
dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik ke
dalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, dan
mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung.
Alkohol, aspirin refluks isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi
barrier.
Perlahan – lahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk
kengesti vaskuler, edema, peradangan sel supervisal. Manifestasi patologi
awal dari gastritis adalah penebalan. Kemerahan pada membran mukosa
dengan adanya tonjolan. Sejalan dengan perkembangan penyakit dinding
dan saluran lambung menipis dan mengecil, atropi gastrik progresif karena
perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi sel utama pariental
memburuk.
Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber-sumber faktor
intrinsiknya hilang, vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan
penumpukan vitamin B12 dalam batas menipis secara merata yang
mengakibatkan anemia yang berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada
sel utama dan pariental sekresi asam lambung menurun secara berangsur,
baik dalam jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai tinggal mucus
dan air. Resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan
meningkat setelah 10 tahun gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi
setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh
gastritis.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL, pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambang juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
gastritis ini bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser (Dermawan & Rahayuningsih, 2010).
D. Woc atau Patway Gastritis
Mengurangi Prostaglandin
Iritasi Lambung
GASTRITIS
Asam Lambung
Darah