Anda di halaman 1dari 9

Snow White

Pemeran Drama

1. Ratu :
2. Snow White :
3. Pangeran :
4. Pengawal :
5. Cermin :
6. Kurcaci 1 :
7. Kurcaci 2 :
8. Kurcaci 3 :
9. Narator :

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan hiduplah seorang putri yang
cantik jelita bernama Snow White. Dia hidup bersama raja dan ratu yang
merupakan ibu tirinya. Karena ibu kandungnya telah meninggal saat
melahirkannya, maka ratulah yang merawatnya dari kecil. Ratu tersebut
sangatlah cantik. Ia memiliki cermin ajaib yang selalu ditanyainya setiap
hari.

Ratu : “Wahai cermin! Siapakah yang paling cantik di kerajaan ini?”


Cermin : “Tentu saja engkau. Wahai Ratuku.”
Ratu : “Hahaha. Tentu saja akulah yang tercantik.”

Ratu selalu mengulang pertanyaan tersebut setiap harinya dan jawaban


cermin tersebut tidak berganti hingga saat Snow White berumur 17 tahun.
Ratu : “Wahai cermin! Siapakah yang paling cantik di kerajaan ini?”
Cermin : “Tentu engkaulah yang tercantik Ratuku. Tapi Snow White
beribu kali lebih cantik di banding engkau.”
Ratu : “Apa?!? Wahai cermin! Siapakah yang paling cantik di
kerajaan ini?!” (marah)
Cermin : “Snow White”
Ratu : “Beraninya kau Snow White!” (mencekik cermin)
Cermin : “Lepaskan wahai Ratu. Kenapa aku yang ingin engaku
bunuh??”
Ratu : (menatap sinis cermin)
Cermin : “Maafkan hamba, Ratuku.”

Semakin hari, Snow White tumbuh semakin cantik. Ratupun semakin


membencinya. Hingga suatu hari raja pun meninggal dunia.

Ratu : “Inilah kesempatan ku untuk menyingkirkan Snow White!


Pengawal!”
Pengawal : “Ada apa, ratu?”
Ratu : “Bawalah Snow White ke hutan dan bunuh dia!”
Pengawal : “A?” (bingung)
Ratu : “Ck! Kamu bawa Snow White ke hutan dan bunuh dia!”
Pengawal : “Apa???” (bingung)
Ratu : (memukul pengawal) “kamu pergi ke hutan bersama Snow
White dan bunuh dia! Berapa kali harus aku ulangi?!?”
Pengawal : “Bunuh tuan Putri? Serius?”
Ratu : “Ya iyalah!!!!”
Pengawal : “Kapan?”
Ratu : “Minggu depan! Yah sekarang lah, hari ini, saat ini juga!
Jangan banyak tanya lagi dan laksanakan saja perintahku.”
Pengawal : “Baik Ratu.” (pergi ke luar lalu berbalik lagi) “tapi…
bagaimana caranya membunuh tuan Putri?”
Ratu : “Bawa Snow White ke hutan lalu bunuh dia. Sebagai bukti
kau telah membunuhnya, bawa bajunya yang telah
berumuran darahnya kepadaku! Jelas?!? Jangan bertanya
lagi kamu harus membunuh pake apa!”
Pengawal : “Hehehe… sebenarnya saya tadi baru mau tanya bunuhnya
pake apa yah?”
Ratu : “Pake sandal! Cari tau sendiri! Mau pake batu kek, pisau
kek, atau apalah. Yang penting kau membunuh Snow
White saat ini juga”
Pengawal : “Hahaha… Ratu ada-ada ajah nih. Masa bunuh orang pake
sandal.”
Ratu : (bersiap melemparkan pengawal sepatunya)
Pengawal : “Eh, baik Ratu. Akan segera saya laksanakan.”

(Di kamar Snow White)

Pengawal : (mengetuk pintu)


Snow White : “Iya, masuk”
Pengawal : “Tuan Putri, saya diperintahkan Ratu untuk mengajakmu ke
hutan.”
Snow White : “Ke hutan? Untuk apa?”
Pengawal : “Ratu menunggu anda disana. Beliau ingin menghibur anda
atas kepergian Raja.”
Snow White : “Sungguh? Tunggu, aku akan mengambil jubahku dulu.”

(Di tengah hutan)

Snow White : “Dimana sang Ratu wahai pengawal?”


Pengawal : “Maafkan aku tuan Putri. Aku berbohong kepadamu. Ratu
memang menyuruhku untuk membawamu kesini. Tapi untuk
membunuhmu.” (mengeluarkan pisau)
Snow White : (mundur perlahan)
Pengawal : (menarik Snow White dan bersiap membunuhnya)
Snow White : “Pengawal… aku mohon jangan bunuh aku.” (berlutut sambil
menangis)
Pengawal : “Maafkan aku. Tapi ini perintah dari Ratu.”
Snow White : “Tolong… tolong jangan bunuh aku. Tak bisakan kau
meninggalkanku saja di sini”
Pengawal : “Tapi Ratu akan tahu aku tidak membunuhmu”
Snow White : “Aku mohon…”
Pengawal : “Baiklah. Tapi berjanjilah tidak akan kembali lagi ke
kerajaan.”
Snow White : (mengangguk lemah)

Akhirnya pengawal tersebut kembali ke kerajaan dengan membawa jubah


Snow White yang berlumuran darah rusa yang sengaja ia lumuri saat
diperjalanan kembali ke kerajaan tadi. Sementara Snow White terus
berjalanan tanpa arah di hutan. Kemudian ia menemukan sebuah gubuk
kecil ditengah hutan.

Snow White : “Oh.. Siapa gerangan orang yang tinggal di tengah hutan
seperti ini?”
(Snow White berjalan perlahan menuju gubuk)

Snow White : (mengetuk pintu) “apakah ada orang di dalam?”


(Snow White membuka pintu perlahan)

Snow White : “Wuah… Banyak sekali makanan di gubuk ini!! Aku lapar
dan lelah, semoga saja pemilik gubuk ini tidak marah jika
aku memakan sedikit makanannya dan meminjam kasurnya
untuk tidur sejenak.”

(kurcaci masuk ke rumahnya)

Kurcaci 1 : (heran) “Ada apa ini? Kenapa rumahku jadi berantakan


seperti ini? Jangan-jangan ada pencuri?!?”
(Kurcaci mencari siapa yang masuk ke dalam gubuknya
sambil memegang sapu)
Kurcaci 2 : (kaget) “siapa kau?!?”
Snow White : (berguling)
Kurcaci 3 : (menyentuh Snow White) “Siapa kau? Kenapa tidur dan
makan di rumahku?”
Snow White : (kembali berguling)
Kurcaci 1 : “Ish..” (memukul Snow White)
Snow White : (terbangun kaget) “ada apa? Kenapa? Siapa tadi yang
memukulku??”
Kurcaci 1 : “Aku! Kenapa, hah?”
Snow White : “Siapa kamu?”
Kurcaci 2 : “Harusnya aku yang bertanya! Siapa kamu seenaknya tidur
dan makan di rumah orang lain.”
Snow White : (bangkit berdiri) “maafkan aku. Aku Snow White. Aku tadi
kelaparan dan kelelahan. Dan saat aku menemukan
gubukmu, tanpa sadar aku…”
Kurcaci 3 : “Makan dan tidur seenaknya” (gelenge-geleng kepala)
“darimana asal mu?”
Snow White : “Aku berasal dari kerajaan di pinggir hutan ini. Tapi aku
tidak bisa kembali ke sana. Ibu tiriku berusaha untuk
membunuhku.”
Kurcaci 2 : “Kenapa dia ingin membunuhmu?”
Snow White : “Aku juga tidak tau kenapa. Jadi, bolehkah aku tinggal
bersamamu di sini?”
Kurcaci 3 : (berfikir) “Baiklah. Kau boleh tinggal disini. Tapi kau harus
mencuci, menyapu, mengepel, dan memasak untukku.
Bagaimana?”
Snow White : “Baiklah. Asalkan kau mengizinkanku untuk tinggal
bersamamu. Tapi, namamu siapa?”
Kurcaci 1 : “Kau boleh memanggilku kurcaci.”
Snow White : “Kurcaci? Hahaha… karena kau pendek?”
Kurcaci 1 : “Daripada orang mengataiku kurcaci di belakangku??”

(Di kastil)

Ratu : “Wahai cermin! Siapakah yang paling cantik di kerajaan ini?”


Cermin : “Engkaulah yang paling cantik di kerajaan ini. Tapi Snow
White yang tinggal di tengah hutan beribu kali lebih cantik
dari pada engkau, ratuku.”
Ratu : “Apa?!? Jadi, Snow White belum mati? Apa yang harus ku
lakukan wahai cermin ajaib?”
Cermin : “Engkau sendirilah yang harus membunuhnya”

Keeseokan harinya…

Ratu : “Nak, maukah engkau menukarkan sedikit makananmu


dengan kalung ini? (menyamar jadi nenek-nenek)
Snow White : “Oh, kasihan sekali engkau wahai nenek. Tunggu, akan aku
bawakan sedikit makanan untukmu.”
Ratu : “Terima kasih anakku.”
Snow White : “Ini, makanan untuk mu”
Ratu : “Sebagai gantinya, pakailah kalung ini sebagai balas budiku
kepadamu” (pergi)
Snow White : (menggunakan ikat pinggang) “akh!! Ada apa dengan kalung
ini? Ia mencekik ku…” (pingsan)
Kurcaci 1 : “Snow White, ada apa?” (membangunkan Snow White)
Snow White : (Tidak bergerak)
Kurcaci 2 : “Kalung apa ini? Apa mungkin karena ini Snow White
pingsan?” (melepaskan kalung)
Snow White : (bangun) “terima kasih kurcaci. Berkat engkau aku bisa
kembali bernafas.”
Kurcaci 3 : “Kau pingsan tadi karena kalung ini. Siapa yang
memberikanmu kalung ini?”
Snow White : “Tidak. Aku rasa bukan karena kalung itu. Kalung itu
diberikan oleh seorang nenek renta. Mana mungkin dia
berniat untuk membunuhku?”
Kurcaci 1 : “Pokoknya, jangan membuka pintu sembarangan lagi.
Apalagi menerima pemberian orang asing!”
Snow White : “Baiklah.”
Ratu mengetahui bahwa Snow White tidak jadi mati karena jebakannya
melalui cermin ajaibnya. Keesokan harinya, ratu kembali mennyamar
menjadi tua renta kembali mendatangi Snow White.

Ratu : “Anakku. Dapatkah kau membantuku?”


Snow White : “Apakah yang dapat saya bantu, nek?”
Ratu : “Aku memetik apel-apel ini untuk dijual. Tapi aku tidak yakin
apakah apel ini cukup manis untuk dijual. Maukah kau
mencobanya?”
Snow White : “Terima kasih. Tapi…” (berfikir)
Ratu : “apa kau tidak mau membantuku?” (sedih)
Snow White : “tentu tidak. Akan aku coba apel ini” (sambil mengambil apel)
“Terima kasih, nek”
Ratu : (tersenyum)
Snow White : (terbatuk lalu pingsan)
Kurcaci 2 : “Kau kenapa lagi Snow White?” (mengguncang badan Snow
White) “Bagaimana ini? Aku tidak bisa berbuat apa-apa
sekarang. Dia menelan racun!”
Ratu : “Hahaha… akhirnya akulah yang tercantik di kerajaan ini!
Snow White tidak akan hidup kembali!”
Kurcaci 3 : “Dasar nenek sihir! Kenapa kau tega berbuat hal keji seperti
ini kepada Snow White?”
Ratu : “Heh! Kau kurcaci diam saja. Aku yakin kau tidak mau
berakhir seperti Snow White.” (berjalan pergi dan
menjatuhkan cermin ajaib)
Kurcaci 2 : “Maafkan aku Snow White. Aku tidak tahu obat apa yang
dapat mengobatimu.”
Cermin : “Hanya satu cara untuk mengobati Snow White.”
Kurcaci 1 : (kaget) “Apa itu? Katakan padaku”
Cermin : Saat cinta sejatinya datang kepadanya. Saat itulah Snow
White akan sembuh.”
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sang cinta sejati Snow
White tak kunjung datang. Semua pangeran sampai rakyat jelata yang
mendengar berita tentang Snow White datang melihatnya. Namun tidak ada
satu pun dari mereka yang berhasil menyembuhkan Snow White.

Pangeran : “Oh! Cantik betul gadis ini” (melihat dari jauh)


Kurcaci 1 : “Mau apa kau?”
Pangeran : “Aku mendengar berita tentang dia, Snow White. Aku hanya
ingin melihat apakah berita mengenai kecantikannya itu
benar.”
Kurcaci 2 : “Siapa kau? Dari mana asalmu?”
Pangeran : “Aku pangeran Adityo dari kerajaan timur.”
Kurcaci 3 : (Memandangi pangeran) “Apa kau betul-betul pangeran?”
Pangeran : “Tentu saja! Apa kau tidak percaya padaku?”
Kurcaci 1 : “Justru aneh jika aku mempercayai bahwa kau adalah
pangeran.”
Pangeran : “Itu kalimat yang tidak sopan dari seorang kurcaci.”
Kurcaci 2 : “Itu kalimat kurang ajar dari seorang pangeran.”
Pangeran : “Sudahlah. Pokoknya, izinkan aku untuk mendekatinya.
Bukankah kau juga ingin dia sembuh?”
Kurcaci 3 : “Siapa yang bisa menjamin kalau kau bisa
menyembuhkannya?”
Pangeran : “Apa salahnya mencoba…”
Kurcaci 1 : “Siapa? Kamu?”
Pangeran : “Iyalah! Kamu fikir aku orang jahat?”
Kurcaci 2 : “Dari wajahmu, iya!”
Pangeran : “Maafkan aku. Tapi aku yakin bahwa dialah cinta sejatiku.”
(berjalan mendekati Snow White)
(pangeran menunduk di dekat Snow White. Snow White
perlahan membuka mata)
Snow White : “Siapa kau” (lemah)
Pangeran : “Kau terbangun? Aku pangeran yang menyelamatkanmu.”
Snow White : “Kaukah yang menyembuhkanku? Apakah benar itu?”
(menghadap ke Kurcaci)
Kurcaci 3 : “Walau pun susah untuk diakui. Tapi dia memang satu-
satunya orang yang berhasil menyembuhkanmu.”
Snow White : “Terima kasih telah menolongku pangeran. Akan ku
kabulkan apapun permintaanmu.”
Pangeran : “Benarkah? Kalau begitu, menikahlah dengan ku.”
Snow White : (berfikir sejenak) “baiklah. Tapi dengan satu syarat.”
Pangeran : “Apakah itu?”
Snow White : “Kau harus berjanji untuk senantiasa melindungiku dari ratu
yang berniat ingin membunuhku dulu.”
Pangeran : “itu merupakan hal mudah untukku. Aku akan terus
melindungimu.”

Akhirnya, pangeran Adityo dan Snow White pun menikah. Semua rakyat
ratu, ibu tiri Snow White pindah ke kerajaan Pangeran Adityo dan hidup
makmur disana. Dan berakhirlah Ratu tinggal seorang diri tanpa rakyat dan
cermin ajaibnya. Sedangkan Snow White hidup bahagia dengan Pangeran
Adityo dan kurcaci. Sebagai rasa terima kasih kepada cermin ajaib,
Pangeran dan Snow White menjadikannya penasehat kerajaan. Sedangkan
pengawal yang lambat namun baik hati dijadikan orang kepercayaan
mereka. Semua orang yang baik mendapatkan hal yang terbaik. Dan yang
jahat mendapatkan yang terburuk. Kecantikan di luar akan hilang seiring
berjalannya waktu. Namun kecantikan yang tertanam dalam hati, tidak akan
luntur di telan masa.

THE END

Anda mungkin juga menyukai