Anda di halaman 1dari 27

Mayat laki-laki muda dengan luka tembak pada dada kiri Nor Fazillah bt Adam NIM 102008297 Mahasiswa

a Semester 7 FK UKRIDA Angkatan 2008 Fuzzyow_88@yahoo.com

PENDAHULUAN Ilmu kedkteran frensik, juga dikenali dengan nama Legal Medicine, adalah salah satu cabang spesialistik dari ilmu Kedokteran, yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta keadilan. Autopsi berasal kata dari Auto = sendiri dan Opsis = melihat. Yang dimaksudkan dengan Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun bagian dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut, menerangkan penyebabnya serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian. Jika pada pemeriksaan ditemukan beberapa jenis kelainan bersama-sama, maka dilakukan penentuan kelainan mana yang merupakan penyebab kematian, serta apakah kelainan yang lain turut mempunyai andil dalam terjadinya kematian tersebut. Autopsi frensik atau Autopsi mediko-legal dilakukan terhadap mayat seseorang berdasarkan peraturan undang-undang, dengan tujuan: a) Membantu dalam hal penentuan identitas mayat b) Menentukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara kematian serta memperkirakan saat kematian c) Mengumpulkan serta mengenali benda-benda bukti untuk penentuan identitas benda penyebab serta identitas pelaku kejahatan. d) Membuat laporan tertulis yang obyektif dab berdasarkan fakta dalam bentuk visum et repertum e) Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah Untuk melakukan Autopsi frensik ini diperlukan suatu Surat Permintaan Pemeriksaan/ Pembuatan visum et repertum dari yang berwenang, dalam hal ini pihak penyidik. Izin keluarga tidak diperlukan, bahkan apabila ada seseorang yang menghalang-halangi

dilakukannya autopsi forensik, yang bersangkutan dapat dituntut berdasarkan undangundang yang berlaku.

ISI SKENARIO Anda bekerja di sebuah rumah sakit pemerintah tipe C di daerah. Suatu hari polisi mengirimkan seorang mayat laki-laki muda. Polisi mengatakan bahwa laki-laki tersebut adalah seorang penjahat kelas kakap yang tertembak petugas ketika akan ditangkap dan mencoba melawan petugas. Dikatakan nya bahwa laki-laki tersebut akan menyerang polisi dengan celurit. Setelah polisi meninggalkan anda, datang serombongan orang. Diantaranya terdapat seorang wanita yang menangis terisak-isak. Ia mengatakan bahwa suaminya (mayat) bukanlah penjahat, ia seorang karyawan yang cukup sukses. Ia juga mengatakan bahwa tadi pagi suaminya masih pergi ke kantor dengan cara seperti biasa. Ia meminta kepada dokter agar melakukan pemeriksaan dengan cermat dan tidak memihak kepada polisi, dan memohon agar dapat membuktikan bahwa suaminya bukan orang yang bersalah.

Aspek hukum dan prosedur medikolegal ASPEK HUKUM DAN MEDIKOLEGAL

I.

Pihak Yang Berwenang Meminta Keterangan Ahli


Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli adalah penyidik. Penyidik pembantu juga mempunyai wewenang tersebut sesuai dengan pasal 11 KUHAP. Pasal 1. KUHP 1. Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 2. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

3. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi weweang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.

II.

Penyelidikan dan penyidikan


Pasal 4 KUHAP Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara republik Indonesia Pasal 6 KUHAP 1) Penyidik adalah: a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia; b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. 2) Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

Pasal 7 KUHAP 1) Penyidik sebagaimana dimaksud dalani pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang: a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan; e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang; g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; i. Mengadakan penghentian penyidikan; j. Mengadakan tindakan Lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf b mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masingmasing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan peagawasan penyidik tersebut dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a.

3) Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), penyidik wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Pasal 10 KUHAP 1) Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian Republik Indonesia yang diangkat oleh Kepala kepolisian negara Republik Indonesia berdasarkan syarat kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini. 2) Syarat kepangkatan sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 11 KUHAP Penyidik pembantu mempunvai wewenang seperti tersebut dalam pasal 7 ayat (1), kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang dari penyidik. Pasal 2 PP No 27/ 1983 1) Penyidik adalah: a) Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua polisi: Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang sekurang-kurangnva berpangkat Pengatur Muda Tingkat I (golongan II/b) atau yang disamakan dengan itu

2) Dalam hal di suatu sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, maka Komandan Kepolisian yang berpangkat bintara di bawah Pembantu Letnan Dua Polisi, karena jabatannya adalah penyidik. 3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a ditunjuk oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Wewenang penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat dilimpahkan kepada Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diangkat oleh menteri atas usul dari Departemen yang membawahkan pegawai negeri tersebut. Menteri sebelum melaksanakan pengangkatan terlebih dulu mendengar pertimbangan Jaksa Agung dan,Kepala Kepolisian Republik indonesia. 6) Wewenang pengangkatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. Pasal 3 PP No 27/ 1983 1) Penyidik pembantu adalah: a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Sersan Dua Polisi b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang sekurang-kurangnya Pengatur Muda (golongan II/a) atau yang disamakan dengan itu. 2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b diangkat oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia atas usul Komandan atau pimpinan kesatuan masing-masing. 3) Wewenang pengangkatan sebagaimana dimaksud dalarn ayat (2) dapat dilimpahkan kepada pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 79 UU Kesehatan 1) Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia juga kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentu di Departemen Kesehatan diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalarn UU No 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undangundang ini. 2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang: a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan usaha
5

d. Melakukan pemeriksaan atas surat atau dokumen lain e. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti f. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan g. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti sehubungan dengan tindak pidana di bagian kesehatan.

3) Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan menurut UU No 8 tahun 1981 HAP

PROSEDUR MEDIKOLEGAL

I.

Kewajiban Dokter Membantu Peradilan Pasal 133 KUHAP 1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. 2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. 3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat Penjelasan Pasal 133 KUHAP 2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan.

Keputusan Menkeh No. M.01PW.07-03tahun 1982 Tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP Dari penjelasan Pasal 133 ayat (2) menimbulkan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:

a. Keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman itu alat bukti sah atau bukan? Sebab apabila bukan alat bukti yang sah tentunya penyidikan mengusahakan alat bukti lain yang sah dan ini berarti bagi daerah-daerah yang belum ada dokter ahli kedokteran kehakiman akan mengalami kesulitan dan penyidikan dapat terhambat.

Hal ini tidak menjadi masalah walaupun keterangan dari dokter bukan ahli kedokteran kehakiman itu bukan sebagai keterangna ahli, tetapi keterangan itu sendiri dapat merupakan petunjuk dan petunjuk itu adalah alat bukti yang sah, walaupun nilainya agak rendah, tetapi diserahkan saja pada hakim yang menilainnya dalam sidang

Pasal 179 KUHAP 1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. 2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya. II. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya Pasal 183 KUHAP Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannnya. Pasal 184 KUHAP 1) Alat bukti yang sah adalah:
7

Keterangan saksi Keterangan ahli Surat Pertunjuk Keterangan terdakwa

2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Pasal 186 KUHAP Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Pasal 180 KUHAP 1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan. 2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang. 3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) III. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter Pasal 216 KUHP 1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. 2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau menjalankan jabatan umum. untuk sementara waktu diserahi tugas

3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidanya dapat ditambah sepertiga. Pasal 222 KUHP Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 224 KUHP Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undangundang ia harus melakukannnya: 1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan. 2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan. Pasal 522 KUHAP Barangsiapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau jurubahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

IV.

Rahasia Jabatan Dan Pembuatan Ska/ V Et R


Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1960 tentang lafaz sumpah dokter Saya bersumpah/ berjanji bahwa: Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perkemanusiaan Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.dst.

V.

Bedah mayat klinis dan anatomis dan transplantasi


9

Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia. Pasal 2 PP No 18/1981 Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut: a. Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia, apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan dengan pasti; b. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila diduga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan orang lain atau masyarakat sekitarnya. c. Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya terdekat, apabila dalam jangka waktu 2 x 24 (dua kali duapuluh empat) jam tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia dating ke rumah sakit1.

Pasal 70 UU Kesehatan (2) Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pemeriksaan medis a) Pemeriksaan luar jenazah Pemeriksaan medis menunjukkan mayat dikirim 2 jam dan sampai di rumah sakit. y Dokter pemeriksa, nama serta alamat instansinya Tanggal dan jam pemeriksaan Penulis laporan obduksi Identitas jenazah: data ditulis sesuai dengan data pada kartu identitas atau SPV Label: disini dicatat ada tidaknya label, bahan label, ada tidaknya lak dan isi informasi pada label. y Tutup/bungkus mayat : digunakan selimut cotton berwarna putih untuk membungkus mayat dan selimut terlihat berlumuran darah. Pada tangan kanan terdapat jam tangan alba berwarna silver dan pada jari manis tangan kiri terdapat

10

sebuah cincin dari logam berwarna kuning dengan sebuah mata dari batu berwarna hitam bercak merah dan kuning. y Mayat berpakaian sebagai berikut : a. Kemeja lengan panjang, berwarna putih polos, merek Cole ukuran L. Kemeja berlumuran darah pada bagian dada sebelah kiri. Pada dada sebelah kiri terdapat 1 lubang bulat diameter 9 millimeter. b. Pada dada kiri, 5 cm dari GPD (garis pertengahan dada ), 15 cm dibawah bahu, terdapat luka berbentuk lubang bulat berdiameter lima belas milimeter, disekitar lubang terdapat lecet melingkar, pada sisi kiri, kanan dan atas masing-masing berukuran 1 mm dan pada sisi bawah lebar 2 mm, di sekitar luka terdapat kotoran jelaga pada daerah seluas 4 cm x 5 cm dan adanya bintik-bintik hitam pada daerah seluas 2 cm x 3 cm. c. Pada sekitar luka tembak, ditemukan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit disekitar kelim lecet dan membentuk kelim tattoo. Ini menunjukkan tembakan dilakukan pada jarak yang dekat, kurang lebih satu meter. d. Celana panjang bahan, berwarna cokelat tua merek Cole, dua buah saku di belakang dan satu buah saku masing-masing pada sisi kanan dan kiri di dalam saku sebelah kanan ditemukan 2 gram putau yang dibungkus rapi di dalam plastik. e. Celana dalam berwarna putih polos, dengan karet warna putih bertuliskan rider dengan warna hitam pada bagian pinggang. f. Kaku mayat terdapat pada jari-jari tangan, sukar dilawan, lebam mayat pada daerah punggung, berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan. g. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur tiga puluh dua tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi baik, panjang badan seratus tujuh puluh dua sentimeter, dan berat badan enam puluh lima kilogram dan zakar disunat. h. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuh lebat lurus, panjang empat sentimeter. Alis warna hitam, tumbuh lebat. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang enam millimeter. i. Tidak ditemukan fraktur tulang atau memar di tubuh, j. Kedua mata tertutup rapat k. Hidung berbentuk biasa, kedua daun telinga berbentuk biasa l. Mulut terbuka lima milimeter, kedua bibir tipis, gigi geligi lengkap
11

m. Dari lubang hidung, telinga, mulut, dan lubang tubuh lainnya tidak keluar apaapa n. Alat kelamin berbentuk biasa tidak ada kelainan. Lubang dubur berbentuk biasa tidak ada kelainan a. Pemeriksaan Dalam (Bedah Jenasah) y Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning kecokelatan, tebal di daerah dada empat milimeter sedangkan di daerah perut sebelas sentimeter. Otot-otot berwarna coklat dan cukup tebal y Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri setinggi sela iga kelima y Pada iga keempat, tiga sentimeter ke arah kiri ,terdapat luka berbentuk garis lurus melintang sepanjang tiga setengah sentimeter, iga lain serta tulang dada tidak menunjukan kelainan. y y Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukkan kelainan. Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua tepi paru. Pada kandung jantung sebelah kiri depan terdapat luka menembus lurus bulatan dengan diameter lima belas milimeter. Dalam kandung jantung terdapat darah sebanyak dua ratus sentimeter kubik. Rongga dada sebelah kiri terdapat darah dan bekuan darah sebanyak empat ratus dua puluh lima sentimeter kubik. Paru kanan cukup mengembang dan paru kiri tampak agak menguncup. y Dinding rongga perut tampak licin berwarna kelabu mengkilat. Dalam rongga perut tidak terdapat darah maupun cairan. Tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus. y Lidah berwarna kelabu, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah. Tonsil tidak membesar dan tidak menunjukkan kelainan. Kelenjar gondok berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukkan kelainan, berat dua puluh gram. y Batang tenggorok dan cabangnya berisi sedikit darah dan busa. Selaput lendirnya berwarna putih kemerahan dan tidak menunjkkan kelainan. y y Kerongkongan kosong, selaput lendirnya berwarna putih Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa. Penampangnya tampak agak pucat dan dari irisan keluar sedikit darah. Paru kiri terdiri dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan agak
12

kenyal, kurang mengandung udara. Peru kiri tampak agak menguncup. Berat paru kiri tiga ratus gram dan yang kanan empat ratus gram. y Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat. Selaput luar jantung tampak licin, tidak terdapat bintik perdarahan. Pada dinding depan serambi jantung kiri, satu sentimeter sebelah kiri sekat jantung terdapat luka menembus melintang sepanjang dua sentimeter dengan tepi rata, sudut sisi luar tumpul dan sudut sisi dalam lancip. Katup jantung tidak menunjukkan kelainan. Lingkaran katup serambi bilik kanan sebelah sentimeter sedangkan yang kiri sembilan setengah sentimeter. Lingkaran katup nadi paru sepanjang enam setengah sentimeter dan katup batang nadi sepanjang enam sentimeter. Tebal otot bilik jantung kanan empat milimeter dan yang kiri dua belas milimeter. Otot putting cukup tebal. Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat dan dndingnya tidak menebal. Sekat jantung tidak menunjukkan kelainan. Berat jantung tiga ratus gram. y Hati berwarna coklat, permukaannya rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal padat. Penampang hati berwarna merah coklat dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati adalah seribu dua ratus gram. y Kandung empedu berisi cairan berwarna hijau coklat, selaput lendirnya berwarna hijau seperti beludru. Saluran empedu tidak menunjukkan penyumbatan. y Limpa berwarna ungu kelabu, permukaannya keriput dan perabaan lembek. Penampangnya berwarna merah hitam dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram. y Kelenjar liur perut berwarna putih kekuningan, permukaan menunjukkan belahbelah dan penampangnya tidak menunjukkan kelainan. Berat kelenjar liur perut delapan puluh lima gram. y Lambung berisi makanan yang setengah terema terdiri dari nasi dan sayur. Selaput lendirnya berwarna putih dan menunjukkan lipatan yang biasa, tidak terdapat kelainan. Usus dua belas jari, usus halus dan usus besar tidak menunjukkan kelainan. y Anak ginjal kanan berbentuk trapesium dan yang kiri berbentuk bulan sabit. Gambaran kulit dan sumsum jelas, tidak menunjukkan kelainan. Berat anak ginjal kanan delapan gram dan yang kiri sembilan gram. y Ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tipis. Simpai ginjal kanan dan kiri tampak rata dan licin, berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan sembilan
13

puluh gram dan yang kiri seratus gram. Penampang ginjal menunjukkan gambaran yang jelas, piala ginjal dan saluran kemih tidak menunjukkan kelainan. y Kandung kencing berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendirnya berwarna putih, tidak menunjukkan kelainan. y Kulit kepala bagian dalam bersih. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak tidak menunjukkan kelainan tidak terdapat perdarahan di atas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan otak besar menunjukkan gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat perdarahan. Penampang otak besar tidak menunjukkan kelainan, otak kecil dan batang otak tidak menunjukkan perdarahan baik pada permukaan maupun pada penampangnya. Interpretasi temuan i. Terdapat lubang bulat pada pakaian jenazah pada bagian kiri dada berukuran 9 milimeter menunjukkan jenazah terkena luka tembak pada dada bagian kiri. ii. Ditemukan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit disekitar kelim lecet dan membentuk kelim tattoo. Ini menunjukkan tembakan dilakukan pada jarak yang dekat, kurang lebih satu meter. iii. iv. v. Jumlah luka tembak adalah satu. Luka tembak merupakan luka tembak masuk bersarang. Jenis senjata yang digunakan adalah revolver.

Kesimpulan tentang saat mati CARA KEMATIAN Cara kematian adalah macam kejadian yang menimbulkan penyebab kematian. Bila kematian terjadi sebagai akibat suatu penyakit semata-mata maka cara kematian adalah wajar (natural death). Bila kematian terjadi sebagai akibat cedera atau luka, atau pada seseorang yang semula telah mengidap suatu penyakit. Kematiannya dipercepat oleh adanya cedera atau luka, maka kematian demikian adalah kematian yang tidak wajar (unnatural death). Kematian tidak wajar itu dapat terjadi sebagai akibat kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan. Kadangkala pada akhir suatu penyidikan, penyidik masih belum dapat menentukan cara kematian dan yang bersangkutan, maka dalam hal ini kematian dinyatakan sebagai kematian dengan cara yang tidak tertentukan.

14

Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakaan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan anak peluru yang berkecepatan tinggi melalui larasnya. Anak peluru yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal, tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah tertentu bersama-sama. Akibat yang ditimbulkan anak peluru pada sasaran tergantung pada factor-faktor : a. Besar dan bentuk anak peluru b. Balistik (kecepatan, energy kinetic, stabilitas anak peluru) c. Kerapuhan anak peluru d. Kepadatan jaringan sasaran e. Vulnerabilitas jaringan sasaran Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu zat yang melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb,Sb,Ba) akan terusap pada tepi lubang sehingga terbentuk kelim kesat yang terdapat tepat di tepi lubang (pada luka tembak masuk jarak jauh). Butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar akan tertanam pada kulit disekitar kelim lecet, membentuk kelim tattoo (pada luka tembak jarak dekat), dan jelaga/asap yang ke luar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga, sedangkan api yang ikut keluar akan membentuk kelim api (berupa hiperemi, atau jaringan yang terbakar, pada luka tembak masuk jarak sangat dekat) Berdasarkan penjelasan di atas maka, pada kasus penembakan dapat ditentukan luka tembak yang ditemukan merupakan luka tembak jarak jauh, jarak dekat, jarak sangat dekat atau luka tembak tempel. Pada pemeriksaan luar jenazah ditemukan adanya lubang luka, kelim lecet di samping lubang luka dan kelim tattoo yang merupakan bintik-bintik berwarna hitam di sekitar luka pada dada sebelah kiri pada sela iga 2 linea parasternalis. Hal ini disebabkan oleh karena pada luka tembak jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru,dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar. Penemuan ini menunjukkan bahwa jenazah yang ditemukan mengalami luka tembak jarak dekat dengan arah tembakan dari depan serta tegak lurus (90) dada kiri jenazah. Pada luka tembak masuk jarak dekat seperti ini, sedapat mungkin dibuat foto yang diambil tegak lurus (frontal) disertai mistar pengukur, sehingga kemudian dapat dicetak foto sebesar
15

ukuran luka sebenarnya (life size). Hal ini dapat digunakan sebagai pembanding sekiranya oleh ahli balistik dilakukan tembakan percobaan untuk penentuan jarak penembakan yang lebih tepat. Diameter peluru yang ditemukan adalah 9 mm dengan panjang 19 mm. Hal ini menyebabkan diameter luka yang terdapat pada dinding dada korban mencapai 1,5 cm. Dari hasil pemeriksaan di atas ditemukan bahwa jenazah meninggal secara tidak wajar.
SAAT KEMATIAN Tanda Kematian Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda kematian yang perubahannya biasa timbul dini pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian. Perubahan tersebut dikenal sebagai tanda kematian yang nantinya akan dibagi lagi menjadi tanda kematian pasti dan tanda kematian tidak pasti. A. Tanda kematian tidak pasti 1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit. 2. Terhentinya sirkulasi yang dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba. 3. Kulit pucat. 4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. 5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian. 6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air mata (Budiyanto, 1997).

B. Tanda kematian pasti 1. Livor mortis Livor mortis adalah suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit atau stagnasi darah karena terhentinya kerja pembuluh darah dan gaya gravitasi bumi, bukan bagian tubuh mayat yang tertekan oleh alas keras. Bercak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 20-30 menit pasca kematian klinis. Makin lama bercak tersebut makin luas dan lengkap, akhirnya menetap kira-kira 8-12 jam pasca kematian klinis. Pada kasus lebam mayat dapat hilang bila kita menekannya. Hal ini berlangsung 2 jam 16

pasca kematian klinis. Lebam mayat berwarna livide di bagian punggung. 2. Kaku mayat (rigor mortis) Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan/relaksasi primer; hal ini disebabkan oleh karena terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot. Pada kasus sudah terbentuk kaku mayat. Dapat terjadi pada seluruh otot, sekitar 2 jam post mortal dan mencapai puncaknya setelah 1012 jam postmortal, keadaan ini akan menetap selama 24 jam dan menghilang setelahnya. 3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Algor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi panas dan terjadinya pengeluaran panas secara terus- menerus. Pengeluaran panas tersebut disebabkan perbedaan suhu antara mayat dengan lingkungannya. Pada kasus terjadi penurunan suhu mayat. 4. Pembusukan Pembusukan mayat nama lainnya dekomposisi dan putrefection. Pembusukan mayat adalah proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii. Pada kasus tidak terlihat proses pembusukan, karena pembusukan terjadi setelah kematian seluler dan baru tampak oleh kita setelah kira-kira 24 jam kematian. Kita akan melihatnya pertama kali berupa warna kehijauan (HbS) di daerah perut kanan bagian bawah yaitu dari sekum (caecum). Lalu menyebar ke seluruh perut dan dada dengan disertai bau busuk. 5. Adipocere (lilin mayat) Adipocere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis ini dimungkinkan oleh karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii, yang berpengaruh terhadap jaringan lemak. Pada kasus tidak ditemukan proses adipocere, karena untuk dapat terjadi adipocere dibutuhkan waktu yang lama, sedikitnya beberapa minggu sampai beberapa bulan dan keuntungan adanya adipocere ini, tubuh korban akan mudah dikenali dan tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama sekali, sampai ratusan tahun.

17

6. Mummifikasi Mummifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan pengeringan dengan cepat sehingga dapat menghentikan proses pembusukan. Jaringan akan menjadi gelap, keras dan kering. Pengeringan akan mengakibatkan menyusutnya alat-alat dalam tubuh, sehingga tubuh akan menjadi lebih kecil dan ringan. Pada kasus tidak ditemukan proses mumifikasi, karena untuk dapat terjadi mummifikasi dibutuhkan waktu yang cukup lama, beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang dipengaruhi oleh keadaan suhu lingkungan dan sifat aliran udara. C. Perkiraan saat kematian Perubahan yang digunakan untuk memperkirakan kematian: 1. Perubahan pada mata. Bila mata terbuka pada atmosfer yang kering, sclera kiri dan kanan akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam bentuk segitiga dengan dasar tepi kornea. Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis. Kekeruhan terjadi pada lapisan terluar dapat dihilangkan dengan meneteskan air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan menetap terjadi sejak 6 jam pasca kematian. Kornea menjadi keruh, baik dalam keadaan mata tertutup maupun terbuka kira kira 10 12 jam pasca kematian dan beberapa jam funduk tidak tampak jelas. Tekanan bola mata akan menurun, kemungkinan distorsi pupil pada penekanan bola mata. Retina akan berubah setelah 15 jam pasca kematian. Hingga 30 menit macula akan keruh dan diskus optikus memucat. 1 jam kemdian, macula akan lebih pucat dan tepinya tidak tajam lagi. 2. Perubahan pada lambung. Kecepatan pengosongan lambung bervariasi, sehingga tidak dapat digunakan untuk memeberikan petunjuk pasti waktu antara makan terakhir atau saat mati. 3. Perubahan rambut. Dengan mengingat bahwa kecepatan rambut rata rata 0,4 mm/hari, panjang rambut kumis dan jenggot dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian. 4. Pertumbuhan kuku. Sejalan dengan pertumbuhan kuku yang diperkirakan sekitar 0,1 mm perhari dapat digunakan untuk memeperkirakan saat kematian. 5. Perubahan dalam cairan serebrospinal. Kadar nitrogen asam amino kurang dari 14 mg% menunjukkan kematian belum lewat 10 jam, kadar nitrogen non- protein kurang dari 80 mg% menunjukkan kematian belum 24 jam, kadar keratin kurang dari 5 mg% dan 10 mg% masing masing menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam sampai 30 jam. 6. Dalam cairan vitreus terjadi peningkatan kadar kalium yang cukup akurat untuk memperkirakan saat kematian anatara 24 hingga 100 jam pasca kematian. 7. Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian, sehingga analisis darah pasca mati tidak memeberikan gambaran konsentrasi zat zat tersebut semasa hidupnya. 18

8. Reaksi supravital, yaitu reaksi jaringan tubuh sesaat setelah mati klinis yang masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang hidup.

Kemungkinan cara mati-sebab mati

Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan akibat ruptur jantung dan/atau paru, pneumothoraks, hematothoraks, hematompneumothoraks. Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paruparu dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan Jaringan paru relative tahan terhadap kavitasi proyektil. Alveoli membentuk massa berongga yang mudah bergerak. Sedangkan jantung tidak tahan terhadap kavitasi sebagaimana jantung. Namun lapisan terluar yang meliputi pembuluh pulmoner, aorta dan jantung merupakan jaringan yang kuat dan elastic. Jaringan ini mungkin mampu menutupi luka akibat luka tembus velositas rendah, namun tidak mampu mengatasi kavitasi akibat luka tembus velositas medium dan tinggi. Bila terjadi cedera di antara garis putting dada dan pinggang, maka selalu curigai kemungkinan adanya cedera abdominal juga. Perdarahan masif yang diakibatkan oleh luka tembak jarak dekat menyebabkan korban meninggal.

19

Contoh VER: Bahagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UKRIDA Jl. Arjuna Utara No 6 Telp (021)56942061, Fax (021)5631731 Jakarta 11510 Nomor Lamp Perihal : 3456-SK.III/2345/2-95 Jakarta, 4 Januari 2012

:satu sampul tersegel............................................................................................. : Hasil Pemeriksaan Pembedah............................................................................. Atas jenasah Bp Anton........................................................................................

PROJUSTIA Visum Et Repertum Yang bertanda tangan di bawah ini, Nor Fazillah bt Adam, dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Ukrida Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort Polisi Jakarta Barat No. Pol .:B/789/VR/XII/95/Serse teretanggal 4 Januari 2012, maka pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu dua belas, pukul dua belas lewat sepuluh menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran UKRIDA telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut permintaan surat tersebut adalah: Nama Jenis kelamin Umur Kebangsaan : Anton : Laki-laki : 30 tahun : Indonesia
20

Agama Pekerjaan Alamat

: Islam : karyawan : Terusan Arjuna

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah, terikat pada ibu jari kaki kanan. HASIL PEMERIKSAAN I. PEMERIKSAAN LUAR 1. Mayat terbungkus plastik hitam polos dengan resleting....................................................... 2. Mayat berpakaian sepeti berikut:...................................................................................... a. Kemeja polos lengan pendek warna putih, merek polo ukuran L dengan 1 buah saku di bagian dada kiri yang kosong dan berkancing enam. Kemeja berlumuran darah pada bagian dada sebelah kiri. Terdapat robekan bentuk bundar pada bagian dada di sebelah kiri tiga sentimeter di sebelah kiri kancing ke

tiga........................................................... b. Celana panjang cole tidak bermerek berwarna hitam dengan dua buah saku di bagian belakang dan satu buah saku masing-masing pada sisi kanan dan

kiri............................. c. Celana dalam dari kaus warna putih dengan tulisan Rider berwarna

hitam..................... 3. Pada jari manis tangan kanan terdapat sebentuk cincin emas dengan sebuah permata dari batu hitam................................................................................................................
21

berwarna

4. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, sukar dilawan. Lebam mayat terdapat di bahagian punggung, berwarna merah keungguan, tidak hilang pada

penekanan................... 5. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur kurang lebih tiga puluh tahun, kulit sawo matang, gizi cukup, panjang badan seratus tujuh puluh sentimeter dan berat badan enam puluh enam kilogram dan zakar

disunat....................................................................... 6. Pada lengan kanan atas lima sentimeter dibawah bahu terdapat tatto dengan tulisan i love mom berwarna hitam......................................................... 7. Rambut kepala botak. Alis berwarna hitam, tumbuh lebat. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus panjang enam milimeter. 8. Kedua mata terbuka masing-masing empat milimeter. Selaput bening mata jernih, kedua teleng mata bundar dengan garis tengah empat milimeter. Tirai mata berwarna hitam. Selaput bola mata dan selaput kelopak mata kanan dan kiri berwarna putih, tidak tampak perdarahan maupun pelebaran pembuluh

darah...................................................................... 9. Hidung berbentuk biasa. Kedua daun telinga berbentuk biasa. Cuping telinga berbentuk biasa........................................................................................................................................ 10. Mulut terbuka lima milimeter. Kedua bibir tampak tebal. Gigi geligi

lengkap...................... 11. Dari lubang hidung, telinga, mulut dan lubang tubuh lainnya tidak keluar apa-apa..............

22

12. Alat kelamin berbentuk biasa dan tidak menunjukkan kelainan. Lubang dubur berbentuk biasa dan tidak menunjukkan kelainan................................................................................... 13. Pada tubuh terdapat luka-luka sebagai berikut:...................................................................... Pada dada sebelah kiri atas dua puluh tiga sentimeter di bawah bahu, tujuh sentimeter dari garis tengah tubuh terdapat sebuah luka berbentuk bundar dengan garis tengah lima belas milimeter, dan seratus dua puluh delapan sentimeter dari tumit terdapat luka tembak di sela iga keempat. 14. Retak tulang iga keempat dan tulang iga lain tidak ada kelainan................ 15. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning kecoklatan tebal didaerah dada dengan tebal lima milimeter, sedangkan didaerah perut sebelas sentimeter dengan otot-otot berwarna coklat dan cukup tebal 16. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yangk iri setinggi sela iga kelima............. 17. Pada iga keempat kiri, delapan sentimeter dari garis pertengahan depan terdapat luka tembus berdiameter dua sentimeter. Tulang iga keempat retak dan tulang dada lain tidak menunjukan kelainan.......... 18. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukan kelainan 19. Kandung jantung tampak tiga jari diantara kedua tepi paru. Pada kandung jantung sebelah kiri depan terdapat luka menembus melintang sepanjang tiga sentimeter. Dalam kandung jantung terdapat darah sebanyak seratus sentimeter kubik. Rongga dada sebelah kiri terdapat darah dan bekuan darah sebanyak dua ratus lima puluh sentimeter kubik. Paru kanan dan kiri cukup mengembang.

23

20. Dinding rongga perut tampak licin berwarna kelabu mengkilat. Dalam rongga perut tidak terdapat darah dan cairan. Tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus. 21. Lidah berwarna kelabu, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah. Tonsil tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan kelainan. Kelenjar gondok berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan kelainan, berat dua puluh gram. 22. Batang tenggorokan dan cabangnya kosong, berwarna putih dan tidak menunjukan kelainan. 23. Kerongkongan kosong, selaput lendir berwarna putih....... 24. Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu dan perabaan seperti karet busa, penampang tidak tampak kelainan dan irisan tidak keluar darah. Pada paru kiri terdiri dari dua baga berwarna kelabu dan perabaan seperti karet busa dan penampang tidak ada kelainan dan irisan tidak kekluar darah. Berat paru kiri empat ratus gram dan paru kanan empat ratus gram. 25. Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat. Selaput luar jantung tampak licin, terdapat bintik perdarahan. Pada dinding depan serambi jantung kanan, satu sentimeter sebelah kanan sekat jantung terdapat luka tembak dengan diameter sembilan milimeter sepanjang lima sentimeter. 26. Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepi tumpul dan perabaan kenyal padat. Penampang hati merah coklat dan gambaran hati jelas. Berat hati seratus gram. 27. Kandung empedu berisi cairan coklat hijau, selaput lendir berwarna hijau seperti beludru. Saluran tidak ada penyumbatan.

24

28. Limpa berwarna ungu kelabu, permukaaanya keriput dan perabaan lembek. Penampang berwarna merah hitam dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus gram. 29. Kelenjar liur perut berwarna putih kuning, permukaan menunjukan belah-belah dan penampangnya tidak menunjukan kelainan. Beratnya delapan puluh gram...... 30. Lambung kosong. Selaput lendir berwarna putih dan lipatan normal. Usus duabelas jari,usus halus dan usus besar normal. 31. Anak ginjal berbentuk trapesium dan kiri berbentuk trapesium. Gambaran kulit dan sumsum jelas, tidak menunjukan kelainan. Berat anak ginjal kanan delapan gram dan yang kiri sembilan gram. 32. Ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tapi simpai ginjal kanan dan kiri tampak rata dan kiri berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan delapan puluh gram dan yang kiri sembilan puluh gram. Penampang ginjal menunjukan gambar yang jelas, piala gijnal dan kemih tidak menunukan kelainan. 33. Kandung kencing berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendirnya berwarna putih, tidak menunjukan kelainan. 34. Kulit kepala bagian dalam bersih, tulang tengkorak utuh, selaput keras otak tidak menunjukan kelainan. Tidak terdapat perdarahan diatas maupun dibawah selaput otak. Permukaan otak besar menunjukan gambaran lekuk otak yang biasa. Tidak terdapat perdarahan. Penampang otak besar tidak menunjukan kelainan. Otak kecil dan batang otak tidak menunjukan perdarahan baik pada permukaan maupun penampangnya....... 35. Selanjutnya dapat ditentukan saluran luka pada dada sebelah kiri yang berjalan dari kiri depan ke belakang agak kekanan menembus kulit, jaringan bawah kulit, otot dada kiri, iga

25

keempat kiri, rongga dada kiri, kandung jantung dan bilik sebelah kiri panjang saluran luka lima sentimeter............. KESIMPULAN : Pada mayat laki-laki ini ditemukan luka terbuka pada dada kiri akibat luak tembak. Luka pada dada kiri menunjukan ciri-ciri yang sesuai dengan luka tembak jarak dekat. Sebab mati orang ini adalah luka tembak pada dada kiri yang menembus dinding dada dan mengenai jantung serta menyebabkan terjadinya perdarahan rongga dada dan kandung jantung. Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.......................................................

Dokter yang memeriksa,

Dr. Fazillah Adam Sp. F NIP 102008297

26

DAFTAR PUSTAKA : 1. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. cetakan kedua. Bagian

Kedokteran Forensik FK Uni. Indonesia. Jakarta; 1994 2. Medikolegal diunduh dari http://www.scribd.com/doc/17330455/MEDIKOLEGAL pada tanggal 3 Januari 2012. 3. Teknik autopsi forensik. Bagian Kedokteran Forensik FK Uni. Indonesia. Jakarta; 2000 4. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FK Uni. Indonesia. Jakarta; 1997.

27

Anda mungkin juga menyukai