Anda di halaman 1dari 2

Hipotiroidisme Hipotiroidisme, seperti halnya hipertiroidisme pada beberapa kasus, mungkin disebabkan oleh autoimunitas terhadap kelenjar tiroid

sendiri, namun imunitasnya lebih merusak kelenjar daripada merangsang kelenjar. Pada sebagian besar pasien, mula-mula kelenjar mengalami tiroiditis autoimun, yakni adanya peradangan pada kelenjar. Keadaan ini menyebabkan kemunduran kelenjar dan akhirnya menimbulkan fibrosis pada kelenjar, dan hasil akhirnya timbul fibrosis pada kelenjar, dan hasil akhirnya adalah berkurangnya atau tidak adanya sekresi hormon tiroid sama sekali. Beberapa jenis hipotiroidisme yang lain juga timbul, sering kali berkaitan dengan membesarnya kelenjar tiroid, yang disebut sebagai goiter tiroid, yaitu sebagai berikut: Goiter koloid endemic disebabkan oleh defisiensi yodium. Untuk pembentukan hormon tiroid dalam jumlah yang cukup, setiap tahunnya diperlukan kira-kira 50 mg yodium. Di daerah-daerah tertentu, misalnya di pegunungan Alpen di Swiss, di Andes, dan di daerah Great Lakes di Amerika Serikat, tanah yang dipakai menanam bahan makanan ternyata kurag atau hanya sedikit mengandung yodium. Oleh karena itu, sebelum dilakukan iodinasi garam meja, kebanyakan penduduk yang tinggal di daerah-daerah ini mempunyai kelenjar tiroid yang sangat membesar, yang disebut goiter endemik. Mekanisme timbulnya goiter endemic yang besar itu adalah sebagai berikut: kekurangan yodium mencegah produksi hormon tiroksin dan triiodotironin. Akibatnya, tidak tersedia hormon yang dapat dipakai untuk menghambat produksi TSH oleh hipofisis anterior; hal ini menyebabkan kelenjar hipofisis menyekresi banyak sekali TSH. Selanjutnya, TSH merangsang sel-sel tiroid menyekresi banyak sekali koloid tiroglobulin ke dalam folikel, dan kelenjarnya semakin besar. Tetapi oleh karena yodiumnya kurang, produksi tiroksin dan triiodotironin tidak meningkat dalam molekul tiroglobulin, dan oleh karena itu tidak ada penekanan secara normal pada produksi TSH oleh kelenjar hipofisis. Ukuran folikelnya menjadi sangat besar, dan kelenjar tiroidnya dapat membesar 10 sampai 20 kali ukuran normal. Goiter koloid nontoksik idiopatik

Pembesaran kelenjar tiroid mirip dengan pembesaran pada goiter koloid endemic dapat juga terjadi pada orang-orang yang tidak menderita kekurangan yodium. Jumlah hormon tiroid yang disekresikan oleh kelenjar ini mungkin normal, namun sekresi hormonya lebih sering tertekan, seperti halnya pada goiter koloid endemic. Penyebab pasti pembesaran kelenjar tiroid pada pasien goiter koloid idiopatik tidak diketahui, namun sebagian besar pasien menunjukkan gejala-gejala tiroiditis ringan; oleh karena itu, diduga bahwa tiroiditis ini menyebabkan hipotiroidisme ringan, yang selanjutnya menyebabkan peningkatan sekresi TSH dan pertumbuhan progresif dari bagian kelenjar yang tidak meradang. Keadaan inilah yang dapat menjelaskan mengapa kelenjar ini biasanya nodular, dengan beberapa bagian kelenjar tumbuh namun bagian yang lain rusak akibat tiroiditis. Pada beberapa pasien goiter koloid, di dalam kelenjar timbulnya kelainan pada sistem enzim yang dibutuhkan oleh pembentukan hormon tiroid. Di antara kelainan-kelainan yang dapat dijumpai adalah: 1. Defisiensi mekanisme penjeratan iodide, sehingga yodium yang dipompakan ke dalam sel jumlahnya tidak adekuat. 2. Defisiensi sistem peroksidase, suatu keadaan ketika iodide tidak dioksidasi menjadi yodium. 3. Defisiensi penggandengan tirosin teriodinasi di dalam molekul tiroglobulin, sehingga bentuk akhir dari hormon tiroid tidak terbentuk. 4. Defisiensi enzim deiodinase, yang mencegah pulihnya yodium dari tirosin teriodinasi, yang tidak mengalami penggandengan untuk membentuk hormon tiroid (jumlahnya kira-kira dua pertiga dari yodium), sehingga mengakibatkan defisiensi yodium.

Anda mungkin juga menyukai