MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN DENGAN D/ CA SINONASAL SINISTRA + POST OPERASI RHINOTOMI LATERAL SINISTRA
Farah Ekawati Mulyadi (C11108009) Pembimbing Konsulen : dr. Iswan Wahab : dr. A. M. Takdir Musba, Sp.An-KMN
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIOLOGI, TERAPI INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K RM : 567687 Tgl Lahir/Umur : 1 Januari 1949/ 63 tahun Jenis Kelamin : Pria Alamat/Tlp : Sidomulyo/ 085299554372 Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Tgl Masuk RS : 13 Nov 2012 jam 13.27
PBM dengan keluhan utama nyeri pada hidung yang menjalar ke gusi dialami sejak 2 minggu yang lalu, hilang timbul. Rinore (+), cephalgia (+), blood stained rhirore (-), epistaksis (-), penghidu sinistra dirasakan berkurang. Riwayat operasi rinotomi lateral pada bulan September 2012 di RSWS dengan D/ Ca Sinonasal. Otalgia (-), otore (), tinnitus (-), vertigo (-), pendengaran normal, disfagi (-), odinofagi (-), odinofoni (-), disfoni (-).
HEMATOLOGI
WBC RBC HGB HCT PLT Ureum Kreatinin SGOT
NILAI RUJUKAN 4.00 10.0 4.00 6.00 12.0 16.0 37.0 48.0 150 400 10-50 <1,3 <41
SGPT
GDS Protein total Albumin Globulin PT APTT CT BT Natrium Kalium
279
152 7,3 3,2 4,1 11,1 control 13,1 25,9 control 24,3 800 300 123 3,4
<38
140 6,6-8,7 3,5-5 1,5-5 10-14 22-30 4-10 1-7 136-145 3,5-5,1
u/L
Mg/dl g/dl g/dl g/dl Detik Detik Menit Menit mmol/l mmol/l
D/Ca
Pasien di konsul oleh bagian THT-KL ke poli nyeri RSWS untuk evaluasi, pemeriksaan serta rawat sama pada tanggal 14 November 2012 jam 09.40.
ANAMNESIS
Nyeri pada hidung sebelah kiri menyebar ke kepala dialami sejak 2 minggu yang lalu, terasa ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri juga dirasakan mengganggu aktivitas, tidur, dan makan. OSI pernah dikonsul APS dan memperoleh terapi PCT 4x500 mg post operasi rhinotomi lateral pada bulan September 2012 di RSWS. Saat ini OSI datang lagi dengan konsul nyeri dan direncanakan untuk radioterapi. Sekarang pasien belum mendapatkan terapi nyeri.
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : sakit sedang/ gizi cukup/composmentis : BB: 55 kg TB: 163 cm BMI: 20,67 kg/m2 Tanda vital : TD : 130/70 mmHg Nadi : 100 x/menit Pernapasan : 24 x/menit Suhu tubuh : 36,50C VAS : 8/10
Kepala : tampak benjolan di hidung kiri dan kantus medialis kiri permukaan tidak rata. rambut : hitam, sulit dicabut Leher :KGB : tidak ada pembesaran Paru : t.a.k Jantung: t.a.k Abdomen: t.a.k Ekstremitas : edema - / -
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan penyakit Instruksi dokter
14/11/2012
Jam 14.13
KU :sedang
TD : 130/70 mmHg N : 100x/m P : 24 x/m S : 36,50C VAS 8/10 Pasien kategori severe pain step ladder III
R/
WHO
15/11/2012 KU : Baik TD : 130/80 mmHg N : 88x/m P : 16 x/m S : 36,60C VAS : 2/10 16/11/2012 KU : Baik TD : 120/60 mmHg R/ R/
N : 76x/m
P : 18 x/m S : 36,60C VAS : 2/10
FOLLOW UP
17/11/2012 KU : Baik Keluhan : Nyeri kepala (+) TD : 130/80 mmHg P : 16 x/m VAS : 2/10 N : 88x/m S : 36,70C R/
18/11/2012
KU : Baik
TD : 120/80 mmHg P : 20 x/m VAS : 3/10 N : 80 x/m S : 36,50C
R/
19/11/2012
RESUME
Seorang pasien pria, 63 tahun dikonsul dari bagian THT-KL dengan keluhan nyeri pada hidung sebelah kiri menyebar ke kepala dialami sejak 2 minggu yang lalu,
terasa ditusuk-tusuk, hilang timbul, mengganggu aktivitas, tidur, dan makan. OSI
pernah dikonsul APS dan memperoleh terapi PCT 4x500 mg post operasi rhinotomi lateral pada bulan September 2012 di RSWS. Saat ini OSI datang lagi dengan konsul nyeri dan direncanakan untuk radioterapi. Sekarang pasien belum
mendapatkan terapi nyeri. Dari pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang,
gizi cukup, composmentis. Dari inspeksi pada kepala tampak benjolan di hidung kiri dan kantus medialis kiri dengan permukaan tidak rata. Dari pemeriksaan fisis pada leher, paru, jantung, abdomen dan ekstermitas tidak ditemukan kelainan. Hasil
DISKUSI
PENDAHULUAN
Tumor sinonasal : 1 % dari keganasan seluruh tubuh atau 3% dari seluruh keganasan di kepala dan leher Pria:wanita = 2:1
penyakitnya mengalami
nyeri
merupakan
HAM
tidak etis
DEFINISI NYERI
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
KLASIFIKASI NYERI
Nyeri
Patofisiologi
Nosiseptif Neuropati
Perlangsungan
Akut Kronik
Etiologi
Post operasi Kanker
Perception
MEKANISME NYERI
Pain
Modulation
Descending modulation Dorsal Horn
Dorsal root ganglion
Transmission Transduction
Spinothalamic tract
Peripheral nerve
Trauma
Peripheral nociceptors
TRANSDUKSI
Aktivasi reseptor
Painful stimulus
Pain-sensitive tissue
Prostaglandin Mast cell Histamine Bradykinin Substance P
Substance P
Blood vessel
3
Nociceptor
TRANSMISI
Potensial aksi ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan nyeri
MODULASI
Sistem opioid endogen Inhibisi segmental Keseimbangan antara input nosiseptif dan input aferen lainnya (Gate control theory) Descending contol mechanism
PERSEPSI
pesan nyeri di relay menuju ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan
Nyeri nosiseptif
Nyeri neuropati
Psikologis
akibat invasi langsung tumor ke saraf kranial, lesi tumor menyebabkan kompresi saraf atau polineuropati perifer sebagai efek samping kemoterapi.
PENILAIAN NYERI
Anamnesis
PENILAIAN NYERI
Numerical Rating Scale Verbal Rating Scale Visual Analog Scale (VAS) Faces Rating Scale
MANAJEMEN NYERI
Pasien ini diberikan dysnatat intravena dan fentanyl transdermal. Dysnatat (parecoxib) merupakan obat golongan COX 2 selective inhibitor Fentanyl yang merupakan golongan opiod sintetik, mempunyai potensi analgesia 100-300 kali efek morfin
ANALGESIA MULTIMODAL
Menggunakan dua atau lebih obat analgetik yang memiliki mekanisme kerja yang berbeda untuk mencapai efek analgetik yang maksimal tanpa dijumpainya peningkatan efek samping dibandingkan dengan peningkatan dosis pada satu obat saja.
ANALGESIA MULTIMODAL
KESIMPULAN
Nyeri merupakan masalah yang sering berdampingan dengan penyakit kanker. Pemahaman mengenai mekanisme nyeri dan penilaian nyeri yang tepat merupakan kunci keberhasilan pengobatan. Penanggulangan nyeri kanker diperlukan pengkajian yang tepat, komprehensif dan berkesinambungan Pengobatan nyeri berdasarkan Three Step Ladder WHO
TERIMA KASIH