Anda di halaman 1dari 38

Dipaparkan Oleh : Bagus Subaganata

ASPAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI KABUPATEN SERUYAN

ASPAL
Aspal adalah suatu cairan yang kental ataupun padat yang terdiri atas hidrokarbon dan turunannya dan fungsi aspal pada campuran adalah sebagai bahan pengikat antara butiran agregat

SIFAT ASPAL YANG DIHARAPKAN


Fungsi aspal dalam perkerasan beraspal adalah sebagai bahan pengikat agar agregat tidak mudah lepas akibat lalu lintas dan lingkungan. Selain itu aspal juga berfungsi sebagai lapis kedap yang melindungi agregat dan material lain di bawahnya dari pengaruh air. Agar aspal dapat berfungsi seperti yang diharapkan maka aspal diantaranya harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Aspal harus dapat melapisi agregat dan mengisi rongga antar agregat hingga perkerasan cukup rapat dan kedap dari air 2. Aspal harus memberikan lapisan yang elastis sehingga perkerasan tidak mudah retak 3. Aspal tidak peka terhadap perubahan suhu di lapangan 4. Aspal mempunyai adhesi yang baik terhadap agregat yang dilapisi 5. Aspal mempunyai kohesi yang baik 6. Aspal tidak cepat rapuh atau lapuk 7. Aspal mudah dikerjakan 8. Aspal aman saat pengerjaan 9. Aspal homogen dan tidak berubah selama penyimpanan 10.Aspal memberikan kinerja yang baik terhadap campuran,

JENIS ASPAL TERDIARI ATAS ASPAL BUATAN DAN ASPAL ALAM ASPAL BUATAN

Aspal Buatan adalah aspal yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi Jenis Aspal Buatan mencakup Aspal Keras (Pen), Aspal Cair (Cut Back) dan Aspal Emulsi

ASPAL ALAM
Batuan (Rock Asphalt) Plastis (Trinidad) Cair (Bermuda Lake Asphalt)

JENIS ASPAL
Jenis Aspal dibagi menjadi tiga, yaitu Aspal Keras, Aspal Cair dan Aspal Emulsi Aspal Keras Terdiri Atas:

Aspal Minyak Aspal Modifikasi


Aspal Polymer Aspal Keras Dimidifikasi Dengan Asbuton Aspal Multigrade

Aspal

Cair (Aspal Cair RC, MC dan SC) Aspal Emulsi (Anionik dan Kationik)

JENIS SPESIFIKASI ASPAL KERAS

Spesifikasi berdasarkan tingkat kekerasan (penetration graded) Spesifikasi kelas kekentalan (viscosity graded)

aspal

Jenis Aspal Yang Direkomendasikan Sesuai Spesifikasi Bina Marga (Buku 5) dan Permen Asbuton yaitu: Bitumen Asbuton Murni AspaL Keras Pen 60 Aspal Polimer Aspal Dimodifikasi Dengan Asbuton Aspal Multigrade

Jenis Pengujian dan Spesifikasi Aspal Keras pen 60


No. 1. 2. Jenis Pengujian Penetrasi, 25 C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm Titik Lembek; C Metode SNI 06-2456-1991 SNI 06-2434-1991 Persyaratan 60 79 48 58

3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Titik Nyala; C
Daktilitas, 25 C; cm Berat jenis Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat Penurunan Berat (dengan TFOT); % berat Penetrasi setelah penurunan berat; % asli Daktilitas setelah penurunan berat; % asli Uji bintik (spot Tes) - Standar Naptha - Naptha Xylene - Hephtane Xylene

SNI 06-2433-1991
SNI 06-2432-1991 SNI 06-2441-1991 SNI 06-2438-1991 SNI 06-2440-1991 SNI 06-2456-1991 SNI 06-2432-1991 AASHTO T. 102

Min. 200
Min. 100 Min. 1,0 Min. 99 Max. 0,8 Min. 54 Min. 50 Negatif

Catatan :

Penggunaan pengujian spot tes adalah pilihan (optional). Apabila disyaratkan direksi dapat menentukan pelarut yang akan digunakan, naptha, naptha xylene atau heptane xylane.

Jenis Pengujian dan Spesifikasi Aspal Polimer


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jenis Pengujian Penetrasi, 25 C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm Titik Lembek; C Titik Nyala; C Daktilitas, 25 C; cm Berat jenis Kekentalan pada 135: cSt Stabilitas Penyimpanan pada 163 oC selama 48 jam - Perbedaan Titik Lembek;C Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat Metode SNI 06-2456-1991 SNI 06-2434-1991 SNI 06-2433-1991 SNI 06-2432-1991 SNI 06-2441-1991 SNI 06-6721-2002 SNI 06-2434-1991 SNI 06-2438-1991 Persyaratan 50 80 Min. 54 Min. 225 Min. 50 Min. 1,0 300-2000 Maks. 2 Min. 99

9.
10 11 12

Penurunan Berat (dengan TFOT); berat


Pebedaan Penetrasi setelah TFOT; % asli Perbedaan Titik Lembek setelah TFOT; % asli Elastic recovery pada 25 C; %

SNI 06-2440-1991
SNI 06-2456-1991 SNI 06-2434-1991

Max. 1,0
Maks. 40 Maks. 6,5 Min. 30

Jenis Pengujian dan Spesifikasi Aspal Yg Dimodifikasi Aspal Alam


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. . Jenis Pengujian Penetrasi, 25 C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm Titik Lembek; C Titik Nyala; C Daktilitas, 25 C; cm Berat jenis Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat Penurunan Berat (dengan TFOT); % berat Penetrasi setelah kehilangan berat; % asli Metode SNI 06-2456-1991 SNI 06-2434-1991 SNI 06-2433-1991 SNI 06-2432-1991 SNI 06-2441-1991 SNI 06-2438-1991 SNI 06-2440-1991 SNI 06-2456-1991 Persyaratan 40 55 Min. 55 Min. 225 Min. 50 Min. 1,0 Min. 90 Max. 2 Min. 55

9.
10

Daktilitas setelah TFOT; % asli


Mineral Lolos Saringan No. 100; % *

SNI 06-2432-1991
SNI 03-19681990

Min. 50
Min.90

Jenis Pengujian dan Spesifikasi Aspal Multigrade


No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Jenis Pengujian
Penetrasi, 25 C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm Titik Lembek; C Titik Nyala; C Daktilitas, 25 C; cm Berat jenis Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat Penurunan Berat (dengan TFOT); % berat Penetrasi setelah penurunan berat; % asli Daktilitas setelah penurunan berat; % asli

Metode
SNI 06-2456-1991 SNI 06-2434-1991 SNI 06-2433-1991 SNI 06-2432-1991 SNI 06-2441-1991 SNI 06-2438-1991 SNI 06-2440-1991 SNI 06-2456-1991 SNI 06-2432-1991

Persyaratan
50 70 Min 55 Min. 225 Min. 100 Min. 1,0 Min. 99 Max. 0,8 Min. 60 Min. 50

Kinerja yang Diinginkan: Tidak Terjadi Deformasi / Alur

Jenis Pengujian yg Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Aspal Penetrasi Titik Lembek PI

Kinerja yang Diinginkan: Tidak Terjadi Retak

Jenis Pengujian yg Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Aspal

Penetrasi, PI, Daktilitas, TFOT, Pen TFOT, Kelekatan

Kinerja yang Diinginkan:


Keamanan (Safety)

Jenis Pengujian yg Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Aspal Titik Nyala

Kinerja yang Diinginkan: Kemudahan Pelaksanaan (Workability)

Jenis Pengujian yg Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Aspal Viskositas Temperatur Pencampuran dan Pemadatan

PENGUJIAN ASPAL
1. PENGUJIAN PENETRASI
Persiapan Benda Uji
benda uji (aspal keras) sebanyak 100 gram

Tahapan Pengujian

Masukkan benda uji kedalan tempat air kecil

Masukkan tempat air kecil bersama benda uji ke dalam bak perendam

Rendam temperatur ruangan selama 1-2 jam

Periksa jarum

Pindahkan tempat air bersama benda uji dari bak perendam ke alat penetrasi

Atur jarum hingga menyentuh permukaan benda uji

Tentukan angka nol pada arloji penetrometer

Lepaskan pemegang jarum

Bersamaan itu jalankan stop watch selama (5+0,1) detik dan jarum masuk kedalam benda uji

Putarlah arloji penetrometer hingga menyentuh pemegang jarum

Baca serta catat angka penetrasinya

2. PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Persiapan Benda Uji


Siapkan benda uji aspal sekurang-kurangnya 70 ml. Simpan contoh aspal pada temperatur ruang di dalam wadah yang kedap untuk menghindari terjadinya difusi bahan dengan dinding wadah. Untuk contoh yang mengandung air, tambahkan kalsium klorida kemudian keringkan dengan kertas filter atau kain penyerap. Untuk contoh uji yang kental dipanaskan pada tem-peratur 150C, sampai cukup cair untuk dituang

Tahapan Pengujian

Isi cawan dengan contoh uji sampai garis batas

Tempatkan cawan pada pelat pemanas

Nyalakan pemanas

Nyalakan api penguji dan atur diameter apinya

Pemanasan awal dengan kenaikan temp. 14o - 17oC per menit sampai benda uji mencapai temp. 56oC dibawah titik nyala-perkiraan, lalu kurangi 5C - 6C per menit sampai benda uji mencapai temp. 28C di bawah titik nyala-perkiraan

Gunakan nyala penguji bila temp. benda uji mencapai 28C di bawah titik nyalaperkiraan, bergerak horizontal melintasi cawan dengan waktu 1 0,1 detik

Benda uji mulai berasap

Catat temperatur saat terjadinya benda uji mulai menyala /nyala biru (sebagai titik nyala)

Catat temperatur saat terja-dinya benda uji menyala dan terbakar minimal 5 detik. (sebagai titik bakar)

3. PENGUJIAN TITIK LEMBEK Persiapan Benda Uji


benda uji sebanyak + 25 gram

Oleskan talk-gliserol pada pelat kuningan

Tuangkan benda uji kedalam cincin cetakan

Panaskan pisau

Ratakan permukaan benda uji dengan pisau

Tahapan Pengujian

Benda uji dengan tempatnya

Pasang benda uji kesatu pada pengarah bola

Pasang benda uji kedua pada pengarah bola

Masukan pengarah bola kedalam bejana gelas berisi air suling bersuhu (5 + 1)o C pada mesin pendingin

Tinggi permukaan air berkisar 101,6 108 mm;

Ambil dudukan bola baja

Tempatkan dudukan bola baja kesatu diatas tengah benda uji

Tempatkan du-dukan bola baja kedua diatas tengah benda uji

Ambil bola baja

Tempatkan bola baja kesatu diatas tengah benda uji pada pengarah bola

Tempatkan bola baja kedua diatas tengah benda uji pada pengarah bola

Tempatkan temperatur diantara kedua benda uji Masukkan kembali pengarah bola kedalam bejana gelas Tempatkan beja-na gelas pada alat pemanas

Panaskan bejana berisi benda uji

Proses penurunan benda uji sebagai akibat bola baja dan kecepatan pemanasan

Saat benda uji turun menyentuh plat dasar segera lihat temperaturnya

Catat temperatur saat benda uji turun menyentuh plat dasar

4. PENGUJIAN DAKTILITAS Persiapan Benda Uji

Oleskan permukaan pelat dasar dengan campuran gliserin dan talk

Oleskan bagian-bagian cetakan dan susun dengan menempatkan diatas pelat dasar pada tempat yang datar

Panaskan benda uji dengan memasukkan kedalam oven

Tuangkan benda uji kedalam cetakan dari ujung keujung hungga melebihi cetakan

Diamkan benda uji pada temperatur ruang selama 30-40 menit

Masukkan benda uji kedalam bak perendam

Rendam pada temperatur pengujian selama 85-95 menit

Tahapan Pengujian

Ambil benda uji dari bak perendam

Lepaskan benda uji dari sisi cetakan pada pelat dasar

Langsung pasangkan benda uji ke mesin uji dengan cara memasukkan lubang cetakan ke pemegang di mesin uji daktilitas.

Jalankan mesin uji daktilitas

benda uji ditarik dengan kecepatan 50 mm/menit

Selama pengujian, perbedaan kecepat-an 2,5 mm/menit masih diijinkan dan temperatur dipertahankan konstan 25C 0,5C

80

90

Baca pada saat permuluran benda uji putus dan catat dalam satun mm atau cm

5. PENGUJIAN BERAT JENIS Persiapan Benda Uji

Bnda uji sebanyak + 100 gram dan panaskan sampai cukup cair dan aduk

Tahapan Pengujian

Masukkan bejana dalam bak perendam

Rendam dalam bak perendam ber suhu 25oC

Timbang piknometer kosong

Angkat bejana dari bak perendam

Isi piknometer dengan air suling

Tutup piknometer

Tempatkan piknometer dalam bejana

Angkat piknometer dan keringkan

Timbang piknometer

Tuangkan benda uji kedalam piknometer

Hingga terisi bagian piknometer

Timbang pikno-meter berisi benda uji (=C)

Isi piknometer yang berisi benda uji dengan air suling

Tutup piknometer

Tempatkan piknometer dalam bejana

Angkat piknometer dan keringkan

Timbang pikno-meter berisi benda uji dan air suling

6. PENGUJIAN KELARUTAN Persiapan Benda Uji

Bnda uji sebanyak + 2 gram

Tahapan Pengujian

Timbang labu kosong

Ambil benda uji 2 gr.

Masukkan benda uji kedalam labu

Diamkan labu sampai temperatur ruang

Timbang labu berisi benda uji, didapat berat benda uji (=B)

Tambahkan 100 ml TCE kedalam labu

Tutup labu

Goyangkan secara berputar

Timbang cawan Gooch kosong

Basahi saringan fiber glas atau asbestos dengan sedikit pelarut

Saring larutan secara dekantasi melalui saringan fiber gelas atau asbestos dalam cawan dibantu vacum dari pompa aspirator

Lepaskan cawan dari tabung penyaring dan cuci bagian bawah cawan hingga bebas dari bahan yang larut

Masukkan cawan kedalam oven

Keringkan pada temp. 110 oC 5 oC minimal selama 20 menit

Kemudian keluarkan

Dinginkan cawan Gooch dan isinya di dalam desikator paling sedikit 20 menit

Timbang beratnya

7. PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT Persiapan Benda Uji

Benda uji +100 gram

Tuangkan kedalam cawan dan dinginkan

Timbang cawan bersama benda uji berat benda uji =A

Tahapan Pengujian

Masukkan cawan dalam oven

Tempatkan ca-wan diatas pinggan berpu-tar dalam oven

Pasang termometer pada dudukannya

Jalankan oven

Ambil benda uji dari dalam oven setelah mencapai 5 jam s/d 5 jam 15 menit kemudian dingin-kan dalam suhu ruang

Timbang cawan berisi benda uji (berat benda uji = B)

Anda mungkin juga menyukai