Anda di halaman 1dari 20

ASUPAN NUTRISI DAN

STATUS GIZI PASIEN


RAWAT INAP RSJ PROV.
SULTRA

Elisabeth
Grety

PENDAHULUAN
Fungsi dari rumah sakit memberikan pelayanan yang sempurna,
baik pencegahan maupun pengobatan penyakit. Dalam UU No.
23/1992 tentang kesehatan disebutkan berbagai sarana atau
tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
menangani khusus satu macam penyakit adalah Rumah Sakit
Khusus, diantaranya adalah Rumah Sakit Jiwa.
Penderita gangguan jiwa mempunyai perilaku makan yang
berbeda-beda, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
nafsu makan yang tidak teratur. Pada suatu saat mereka mampu
menghabiskan makanan yang disediakan, tetapi pada saat lain
mereka bahkan tidak menyentuh makanan yang disajikan atau
bahkan membuangnya.
Keadaan nafsu makan yang tidak teratur disebabkan karena
adanya waham, halusinasi, keinginan bunuh diri, hiperaktif,
,suasana baru yang mencekam dan membosankan serta
berfikiran bahwa makanan mempunyai arti simbolik .

STANDAR PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT


Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu
dari sepuluh fasilitas pelayanan yang harus ada di rumah
sakit. Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang merupakan bagian
integral dari Pelayanan Kesehatan Paripurna Rumah Sakit
dengan beberapa kegiatan antara lain Pelayanan Gizi Rawat
Inap dan Rawat Jalan.
Usaha pelayanan kesehatan di rumah sakit bertujuan agar
tercapai kesembuhan penderita di dalam waktu sesingkat
mungkin, untuk itu maka perlu dilakukan kegiatan
pengembangan pelayanan gizi rumah sakit. Makanan yang
memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis akan
mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat.

GANGGUAN JIWA DAN NUTRISI


Menurut
Pedoman
Penggolongan
Diagnosa
Gangguan Jiwa (PPDGJ) III gangguan jiwa diartikan
sebagai adanya kelompok gejala-gejala atau
perilaku yang ditemukan secara klinis yang disertai
adanya penderitaan (distress) dan berkaitan dengan
terganggunya fungsi seseorang. Bila disimpulkan
ganguan jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi
mental diantaranya emosi, pikiran, kemauan,
perilaku psikomorik dan verbal (Maslim, R 1996).

DIET YANG DIREKOMENDASIKAN UNTUK PENDERITA


GANGGUAN JIWA ANTARA LAIN :
1. Memberikan diet ketogenik dengan menyesuaikan lemak
sebagai sumber energi utama bertujuan untuk menurunkan
serangan kejang.
2. Pemberian makanan tinggi kalori pada kesadaran menurun
untuk mengoreksi adanya stress. Protein, lemak, vitamin
dan mineral disesuaikan dengan penyakitnya.
3. Bentuk makanan cair, lunak atau makanan biasa dapat
diberikan secaraoral, enteral atau parenteral sesuai dengan
tingkat kesadaran pasien.
4. Pada dimensia, pengaturan diet dan penyusunan menu
makanan sesuai status gizi pasien.
5. Pemberian vitamin dan mineral disesuaikan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.

STATUS GIZI
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh seseorang atau
sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan
dan penggunaan zat-zat gizi dari makanan dalam jangka
waktu yang lama. Makanan yang memenuhi kebutuhan zat
gizi tubuh umumnya membawa kearah status gizi yang baik.
Status gizi seseorang juga berkaitan langsung dengan tingkat
kesehatan
Cara yang paling sederhana dan banyak digunakan adalah
dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). Untuk
menentukan IMT seseorang perlu dilakukan pengukuran berat
badan dan tinggi badan, kemudian IMT dihitung dengan cara
sebagai berikut :

INSTALASI GIZI RSJ PROF. SULTRA


Instalasi gizi merupakan suatu wadah yang mengelola pelayanan
gizi dirumah sakit, yang merupakan sarana penunjang kegiatan
fungsional dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain
yang ada di dalam struktur organisasi rumah sakit. Keberadaan
instalasi gizi langsung di bawah Direktur, tetapi dalam
melaksanakan kegiatan sehari -hari di bawah koordinasi Bidang
Penunjang Medik. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Instalasi Gizi
RSJ Sultra adalah pengadaan penyediaan makanan dan
pelayanan gizi di ruang rawat inap.
Macam diet yang diberikan kepada pasien di RSJ Sultra sebagian
besar adalah makanan biasa untuk pasien psikiatri yaitu TKTP.
Selain itu untuk pasien psikiatri yang menderita penyakit fisik
maupun pasien umum Instalasi Gizi RSJ Sultra belum
menyelenggarakan makanan diet khusus sesuai anjuran dokter,
seperti diet DM, hati, jantung, rendah lemak dan lain -lain
walaupun jumlahnya masih terbatas.

KETENAGAAN
Instalasi Gizi RSJ Sultra dipimpin oleh seorang ahli gizi
dengan pendidikan penjenjangan D IV Gizi dan Pasca Sarjana
Gizi. Jumlah SDM di Instalasi Gizi RSJ Sultra sebanyak 20
orang, yang terdiri dari seorang kepala instalasi gizi, 3 orang
sarjana gizi, 9 orang ahli madya gizi, 1 orang sarjana
kesehatan Masyarakat. Serta 6 orang juru masak pegawai
rumah sakit.
Jadwal kerja dibagi menjadi 3 shift, yaitu
pagi dimulai pukul 04.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB,
dinas siang mulai pukul 09.30 WIB sampai pukul 15.00
WIB
sedangkan dinas Malam pukul 15.00 -04.00.

Ruang penyelenggaraan makanan di RSJ Provinsi Sulawesi


Tenggara terbagi menjadi 3 tempat, khusus untuk pasien
psikiatri luas bangunan untuk penyelenggaraan makanan
adalah seluas 20x15 m. Letak Instalasi Gizi RSJ Provinsi
Sulawesi Tenggara cukup strategis mudah dijangkau oleh
kendaraan yang membawa bahan makanan.

PENGADAAN MAKANAN
Pengadaan bahan makanan dilakukan dengan cara pelelangan
terbatas melalui prosedur sebagai berikut :
1. Undangan kepada peserta lelang
2. Pengambilan dokumen prakualifikasi dan dokumen
penunjukan langsung
3. Pemasukan dokumen prakualifikasi, penilaian kualifikasi,
penjelasan dan pembuatan berita acara penjelasan
4. Pemasukan penawaran
5. Evaluasi penawaran
6. Negosiasi baik teknis maupun biaya
7. Penetapan rekanan
8. Penandatanganan kontrak.

PENYUSUNAN MENU
Perencanaan menu dibuat berdasarkan standar kecukupan,
anggaran yang tersedia, indeks harga, peraturan pemberian
makan dari Depkes dan rumah sakit, standar porsi dan pola
menu yang seimbang.
Pola menu untuk tiap kelas perawatan berbeda -beda sesuai
dengan besarnya biaya yang ditetapkan. Penetapan kerangka
menu masing-masing kelas dibuat setiap satu tahun sekali
sedangkan untuk jenis hidangan yang akan disajikan dibuat
tiga bulan sekali.
Dalam pelaksanaannya modifikasi menu sudah selama
delapan tahun tidak diubah. Dan apabila kekurangan bahan
menu cenderung diganti hari menu nya.

PROSES MEMASAK
Proses memasak yang diterapkan di RSJ Sulawesi Tenggara
masih menggunakan sistem memasak rumah tangga.
Makanan diolah manual.
Rekanan yang telah memenangkan tender selain bertugas
menyediakan bahan juga bertugas memasak dan mengolah
makanan didampingi petugas gizi dari instalasi gizi.
Pengukuran dan penilaian kelayakan bahan makanan menjadi
tugas evaluasi petugas gizi, sedangkan bagian pramusaji dari
pihak rekanan sebagai pengolah makanan bulai dari bahan
hingga menjadi masakan siap saji.

DISTRIBUSI MAKANAN
Bagian Instalasi Gizi hanya menyediakan makanan, dan
menunggu petugas atau pasien yang sudah koorperatif dari
masing-masing ruangan untuk mengambil makanan di
Instalasi Gizi.
Kemasan makanan untuk Kelas I dan II diletakkan didalam
rantang plastik bersekat dengan penutup rapat diatasnya.
Dimana makanan telah dibagi dalam porsi masing-masing
pasien.
Sedangkan kemasan makanan untuk kelas III makanan
diletakkan dalam termos, loyang, atau wadah lainnya yang
dianggap cukup untuk menaruh porsi sebangsal. Kemudian
akan dibagi secara merata oleh petugas di ruangan bangsal di
masing-masing piring pasien

STATUS GIZI
Laki-laki
Satus Gizi

Perempuan

Total

Kurus (<18,5)

15

40

11

27

Normal (18,823,5)
Gemuk (>23,6)

12

60

45

21

52

25

15

20

20

100

20

100

40

100%

STATUS GIZI

Kelas I & II
Satus Gizi

Kelas III

Total

Kurus (<18,5)

40

15

10

25

Normal (18,823,5)
Gemuk (>23,6)

10

45

12

60

22

60

15

25

20

20

100

20

100

40

100%

KESIMPULAN
1. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang
memegang peranan penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Fungsi dari rumah sakit memberikan
pelayanan yang sempurna, baik pencegahan maupun pengobatan
penyakit.
2. Penderita gangguan jiwa mempunyai perilaku makan yang
berbeda-beda, aik laki-laki maupun perempuan mempunyai nafsu
makan yang tidak teratur.
3. Pola pemberian Makan di Rumah Sakit Jiwa Sulawesi Tenggara
telah mengikuti prosedur dari peraturan Departemen Kesehatan,
namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala-kendala
seper ti, kurangnya fasilitas, gedung Sentral Gizi yang sempit,
tenaga ahli gizi maupun pramusaji yang masih kurang, dan belum
adanya pelayanan khusus bagi penderita penyakit tertentu yang
memerlukan dietetik khusus.
4. Status gizi pasien rumah sakit Bahteramas memiliki nilai rerata
yang normal atau dalam keadaan baik . Baik pembagian
berdasarkan jenis kelamin maupun kelas

SARAN
Disarankan kepada pihak Rumah sakit untuk
memprogramkan pelayanan gizi khusus bagi pasien
dengan penyakit yang membutuhkan dietetik
khusus.
Penambahan tenaga ahli gizi dan pramusaji di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
Penelitian lebih lanjut sehubungan dengan
kecukupan gizi dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan analisis status gizi pasien

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai