Anda di halaman 1dari 77

Wulan Mayasari

Rio Irawan
Ibnu Maulani

Faktor-faktor yang tidak dapat

dimodifikasi
Umur
jenis kelamin
ras dan etnik
herediter

Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi

HT
- penyakit jantung
DM
-H iperkolesterolemia
Riwayat TIA
- Merokok
Alkohol
- Atrial fibrilasi

Penegakan Diagnosis

10

11

Diagnosis Banding Berdasarkan Gambaran K

12

13

14

TINDAKAN MEDIS PADA PREVENSI


SEKUNDER STROKE
Obat-Obatan Anti Trombotik Untuk Prevensi
Sekunder Stroke
1. Antiplatelet
Aspirin
Clopidogrel
Ticlopidin
Aspirin + Dipiridamol
Cilostazol
2. Anti Koagulan
Warfarin
Dikumarol
3. Lain-lain:
Statin
Ace inhibitor
15

MANAJEMEN TERAPI
Tujuan terapi stroke:
Perawatan umum dan mempertahankan

fungsi vital.
Mempertahankan dan memperbaiki fungsi
otak.
Mengobati penyakit dasar dan faktor resiko
stroke.
Mencegah dan mengobati komplikasi
stroke.
Rehabilitasi.
Mencegah serangan stroke.
16

17

Rehabilitasi Stroke
Definisi:

Pengelolaan medis dan rehabilitasi


yang komprehensif terhadap disabilitas
yang diakibatkan oleh stroke melalui
pendekatan neurorestorasi dan
neurorehabilitasi dengan tujuan
mengoptimalkan dan memodifikasi
kemampuan fungsional yang ada
sehingga penyandang stroke mampu
beradaptasi dan mencapai kemandirian
serta kualitas hidup yang lebih baik.
18

Klasifikasi Stroke

19

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional

20

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase Akut
Ditandai dengan keadaan

hemodinamis dan neurologis yang


belum stabil.
Berlangsung beberapa hari s.d. 2
minggu pasca stroke (tergantung
jenis stroke)

21

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase Akut
Asesmen fase akut:

22

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase Akut
Diagnosis:

Stroke (sifat gangguan aliran darah)


akibat gangguan sirkulasi ... Hari
ke... Dengan .. (impairmen yang ada)
neurologis stabil/belum stabil,
hemodinamis stabil/belum stabil

23

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Diatandai dengan adanya pemulihan

dan reorganisasi pada sistem saraf.


Berlangsung 2 minggu s.d. 6 bulan
pasca stroke.

24

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Jenis asesmen

Metode penilaian

Fungsi komunikasi

Tes afasia untuk diagnosis informasi


rehabilitasi (TADIR), token test

Fungsi luhur/kognisi

Mini mental test, tes kognitif serial

Fungsi psikologis

Hamilton rating scale for depression

Fungsi menelan

Normal/terganggu/jenis gangguan

Fungsi ambulasi jalan

Stabil/tidak stabil, pola jalan, tes 10


m jalan

Kemampuan merawat diri

Barthel index

Kemampuan aktivitas sehari-hari

Functional independece
measurement (FIM)

Kemampuan mengontrol fungsi


eliminasi

normal/retensio/kontinensia

Fungsi penglihatan

Lapang pandang, visus


25

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Diagnosis:

Stroke (sifat gangguan aliran darah)


akibat gangguan sirkulasi ... Fase
pemulihan, ... Dengan .. (disabilitas)
disebabkan ... (impairmen).

26

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase lanjut (fase kronis)
Ditandai dengan selesainya
reorganisasi sistem saraf.
Pemulihan selanjutnya yang masih
mungkin terjadi merupakan proses
pemulihan fungsional yang didasarkan
pada adaptasidan kompensasi
terhadap disabilitas yang ada.
Umumnya terjadi 6 bulan pasca
stroke.
27

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase lanjut (fase kronis)

28

Asesmen dan Diagnosis


Fungsional ...
Fase lanjut (fase kronis)
Diagnosis:

Stroke (sifat gangguan aliran darah)


akibat gangguan sirkulasi ... ...
(tingkat kemandirian fungsional)

29

Prognosis

30

Prognosis ...

31

Prognosis ...

32

Prognosis ...

33

Prognosis ...

34

Intervensi Rehabilitasi

35

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Akut
Tujuan:

Mencegah komplikasi yang mungkin


terjadi akibat penyakitnya ataupun
akibat tirah baring.

36

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Akut

37

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Akut

38

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Akut

39

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Tujuan:
Untuk mengoptimalkan pemulihan
neurologis dan reorganisasi saraf yang
terjadi.
Fokus utama intervensi rehabilitasi
stroke ditujukan pada disabilitas akibat
stroke dengan tetap memperhatikan
pemulihan impairmen melalui
pendekatan-pendekatan atau metode
intervensi yang sesuai.
40

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)

41

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)

42

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)

43

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)

44

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)

45

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Tujuan
Intervensi Rehabilitasi
Keterang
Pemulihan)
an
Mampu mengisi waktu
luang dan hobi

Gali minat dan hobi


Kembangkan kemampuan yang ada
Tingkatkan kemampuan fungsi
tangan
Terapi kelompok

Mampu mengatasi
masalah emosi dan
depresi

Evaluasi psikologis

Terapi suportif
Terapi keluarga/terapi kelompok
Medikamentosa
Stroke club

46

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi

Komplik
asi
Spastisit
as

Keterangan

Pengaturan posisi
antispastisitas
Atasi kausa
Terapi latihan fisik
Terapi splinting (ortosis)

Intervensi dilakukan hanya


pada spastisitas yang
menggangu fungsi

Terapi medikamentosa
Intervensi medik
Pola
sinergisti
k

Pengaturan posisi selama 24


jam
Terapi latihan fisik
47

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Intervensi
Komplikasi
Komplikasi
Nyeri

Intervensi
Rehabilitasi

Keterangan

Tentukan dan atasi


kausa
Elektroterapi
Terapi medikamentosa
Entervensi medik
Terapi latihan fisik
Terapi relaksasi

Subluksasi bahu

Ortosis
Terapi latihan fisik
Elektroterapi

48

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Intervensi
Komplikasi
Komplikasi
Sympathetic
dysthrophy

Intervensi
Rehabilitasi

Keterangan

Terapi medikamentosa
Ortosis
Intervensi medik
Elektroterapi
Terapi latihan fisik

Frozen shoulder

Elektroterapi
Terapi latihan fisik
Terapi medikamentosa
Intervensi medik
49

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Intervensi
KomplikasiIntervensi Rehabilitasi

Komplika
si
Ulcus
decubitus

Keterangan

Perawatan lukan dan pemberian


posisi yang menghindari tekanan
Terapi medikamentosa
Elektroterapi
Tindakan debridemen
Tindakan bedah

Infeksi
saluran
kemih

Bekerja sama dengan


disiplin terkait

Cari dan atasi kausa


Terapi medikamentosa
Perbaiki drainase dengan metode
yang sesuai

50

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Intervensi
Komplikasi
Komplikasi
Penyakit
degeneratif sendi

Intervensi Rehabilitasi

Keteranga
n

Evaluasi dan atasi kausa yang dapat


dikontrol:
Berat badan berlebihan
Ketidakimbangan otot/spastisitas
Postur/pola jalan yang salah
Elektroterapi
Ortosis
Terapi latiha fisik
Edukasi pasien joint conservation
technique
51

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Subakut (Fase
Pemulihan)
Intervensi
KomplikasiIntervensi Rehabilitasi

Komplikasi

Osteoporosis Evaluasi kausa

Keterangan
Bekerja sama dengan
disiplin terkait

Terapi medikamentosa
Terapi latihan fisik
Edukasi
Ketahanan
kardiorespir
asi

Terapi latihan individu/kelompok


Perbaikan gizi
Meningkatkan motivasi
Terapi suportif

Perhatikan faktor
risiko.
Monitor keluhan
subjektif dan tanda
vital (TD dan nadi)

52

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Lanjut (Fase Kronis)
Tujuan:

Mengoptimalkan kemampuan fungsi


yang ada, mempertahankan
kemampuan fungsional yang telah
dicapai dan upaya pencegahan
komplikasi sekunder dan tersier.
Peran keluarga dan lingkungan
ditingkatkan
53

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Lanjut (Fase Kronis)

54

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Lanjut (Fase Kronis)

55

Intervensi Rehabilitasi ...


Fase Lanjut (Fase Kronis)
Penanganan komplikasi sesuai

dengan penanganan komplikasi pada


fase subakut/fase pemulihan.

56

57

58

59

KETERANGAN UMUM
Nama
: Tn. E
Umur
: 59 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Rancasari
Pekerjaan
: Guru
Status Perkawinan : Menikah
Agama
: Islam
Tanggal Pemeriksaan: 17 Juni 2009

ANAMNESIS
60

Keluhan Utama : Lemah pada anggota tubuh bagian kiri


Anamnesa Khusus :
Riwayat Penyakit Sekarang:

Sejak 4 hari yang lalu, pasien merasa lemah pada tangan dan kaki
kiri, terutama lebih terasa berat di tangan kiri daripada kaki kiri.
Keluhan baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Keluhan ini muncul
tiba-tiba ketika pasien bangun tidur, terus-menerus, terasa semakin
berat sejak 3 hari yang lalu sampai mengganggu aktivitas. Pasien
tidak dapat mengangkat tangan kiri dan hanya mampu
menggerakkan tangannya, kaki tidak dapat dipergunakan untuk
berjalan dan hanya mampu untuk digerakkan sedikit. Keluhan disertai
dangan rasa baal dan tertusuk di tangan kiri. Pasien sudah berobat ke
dokter dan telah mendapatkan pengobatan tetapi keluhan tidak ada
perubahan.
Pasien menyangkal adanya mulut mencong, bicara kurang jelas,
pandangan ganda, pandangan tiba-tiba gelap, nyeri telinga,
gangguan pendengaran, pusing, sakit kepala, trauma kepala, mual,
muntah, demam, sering keringat malam, penurunan berat badan,
sesak nafas, pilek dan frekuensi BAK yang meningkat. Pasien
mengaku belum buang air besar sejak 4 hari yang lalu dan batuk
berdahak sejak 2 tahun yang lalu.

ANAMNESIS
61

Rirayat

Penyakit Riwayat Penyakit di


Dahulu:
Keluarga:
Pasien
mempunyai Riwayat keluarga yang
riwayat darah tinggi memiliki keluhan yang
sejak 20 tahun yang lalu sama dengan pasien,
yang
terkontrol
dan tekanan darah tinggi,
riwayat
merokok
1 riwayat stroke, kencing
bungkus/hari sejak 39 manis, asma, alergi
tahun yang lalu.
terhadap
makanan
Riwayat kencing manis, maupun
obat-obatan
penyakit jantung, asma, serta penyakit jantung
dan
alergi
terhadap pada
keluarga
obat
dan
makanan disangkal oleh pasien.
disangkal oleh pasien.

ANAMNESIS
62

Keadaan umum
Kesadaran
: Komposmentis
Tanda vital
TD
: 140/90 mmHg
Nadi
: 100x/min
RR
: 16x/min
Suhu
: afebris
Pemeriksaan interna
Kepala
: Normocephal
Mata
:
- Konjungtiva: tidak anemis
- Sklera
: tidak ikterik
Lidah :Simetris,
dapat
bergerak ke segala arah
Leher:
- JVP tidak meningkat
- Tidak ada pembesaran KGB

Pemeriksaan interna
Thoraks
: Pergerakan
dada simetris
Jantung
:
- Batas jantung kiri LMCS,
- Batas Jantung kanan LSD,
- Batas jantung atas ICS 2
- Bunyi jantung S1,S2 murni
reguler
Paru-paru
: VBS ki = ka
Wh -/-, Rh -/-, Slym +
Abdomen
:
- Bentuk dan gerak simetris
- Hepar dan lien tidak teraba
- BU (+) normal
Tulang Belakang : Tidak ada
kelainan

PEMERIKSAAN FISIK

63


Pemeriksaan Khusus
Sistem Saraf Otonom
Miksi
:Tidak ada kelainan
Defekasi
: Belum BAB sejak
4 hari yang lalu
Keringat
:Tidak ada kelainan

Pembuluh Darah

Leher
Lainnya

:JVP tidak
:Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Mental
Umum
Isi kesadaran
: Baik
Hubungan Psikik
: Baik
Emosi
: Baik
Fungsi Luhur
Tangan dominan
: Kanan
Orientasi Waktu : Baik
Orientasi Orang : Baik
Orientasi Tempat
: Baik
Ingatan Jangka Pendek: Baik
Ingatan Jangka Panjang: Baik
Kalkulasi
: Baik
Apraksia
: tidak terdapat
Afasia Motorik/sensorik: tdk terdapat
Anosognosia
: tidak terdapat
Astereognosia : tidak terdapat
Agrafia
: tidak terdapat

PEMERIKSAAN FISIK
64

Pemeriksaan neurologik
A. Pemeriksaan umum
Kesadaran
: Komposmentis
Sikap tubuh
: normal
B. Tanda-Tanda Rangsangan
Selaput Otak

C. Koordinasi sulit dinilai


Ekuilibrium
Berdiri
Dengan mata terbuka

: normal

Dengan mata tertutup

: normal

Berjalan
Cara jalan terus

: normal

Cara jalan membelok

: normal

Tes Jari tumit

:tidak dilakukan

D. Non Ekwilibrium

Kaku Kuduk
Laseque
Laseque Menyilang
Kernig
: -/Brudzinsky I
:Brudzinsky II
:Brudzinsky III
:-

:: -/: -/-

Tes telunjuk-hidung

: normal

Tes telunjuk-telunjuk

: normal

Tes Tumit-lutut

: tidak dilakukan

Past Pointing ke

: normal

Disdiadokokinesis: tidak dilakukan

PEMERIKSAAN FISIK
65

Sistem Motorik
Kekuatan Kontraksi (Skala 0-5)

5
4
Keadaan Otot
Tonus
: baik/meningkat
Massa
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
Fasikulasi : tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
66

Refleks-Refleks

PRIMITIF

FISIOLOGIS

Glabella

:-

Bisep

: +/+

Palmo-mental

:-

Trisep

: +/+

Snout

:-

Brachioradialis

: +/+

Grasp

: -/-

Knee jerk

: +/+

Achilles

Superficial

: +/+
: +/+

PATOLOGIS

Babinsky

Chaddock

: -/-

Oppenheim

: -/-

Gordon

: -/-

Scheiffer

: -/-

Rossolimo

: -/-

Mendel Bechterew

: -/-

Hoffman Tromner

: -/-

: -/+

PEMERIKSAAN FISIK
67

Sistem Sensorik

EXTEROCEPTION
1. Raba Halus
Pada seluruh bagian dermatom terasa,
bagian kiri sama dengan bagian kanan.
2. Nyeri
Pada seluruh bagian dermatom terasa,
bagian kiri sama dengan bagian kanan.

PEMERIKSAAN FISIK
68

Saraf Otak
I

: Dalam batas normal

II :
Tajam Pandangan

: normal

Lapang Pandang

:normal

Oftalmoskopi:tidak dilakukan
Papil

:tidak dilakukan

A/V

:tidak dilakukan

Perdarahan

:tidak dilakukan

III,IV,VI:
Fisura Palpebra : normal
Ptosis (III) : tidak ada
Posisi Mata (Diagram): n/n
Exopthalmus
(VII
perifer),
Enoftalmus
: tidak ada
Diplopia
: tidak ada
Tekanan Bola Mata:
normal/normal
Gerakan Bola Mata : dalam
batas normal
Nystagmus
: orthophoria
Konvergensi : -/Pupil Ukuran: bulat, sentral,
reguler, isokor D=3/3
Refleks Cahaya: +/+

69

V:
Motorik
Sensorik:

: temporal dan masseter +/+

Cabang oftalmik
: +/+
Cabang maksilaris
: +/+
Cabang mandibularis : +/+
Refleks kornea
: +/+
VII:
Motorik (lower dan upper) : normal
Kecap 2/3 depan lidah
: normal mengenali rasa
Lakrimasi
: baik
VIII:Cochlear
:Subjektif (tinitus)
: tidak ada
Tajam Pendengaran : baik
Rinne & weber
: tidak dilakukan
Vestibular
: Kalorik
: tidak dilakukan

PEMERIKSAAN FISIK
70

IX, X:
Gerakan palatum dan uvula
Refleks muntah
Menelan
Tes kalimat/suara

:
:
:
:

simetris
+
+
+

XI:
Sternocleidomastoid
Trapezius

: normal
: normal

XII:
Deviasi
Atrofi

: deviasi ke kiri
: tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
71

Stroke infark aterotrombosis sistem

karotis dekstra a/c hipertensi disertai


batuk.
Stroke infark aterotrombosis sistem
vertebrobasiler dekstra a/c hipertensi
disertai batuk.

DIAGNOSIS BANDING
72

Lab rutin : Hb, L, Tr, Ht


Tes hitung jenis
Ureum, kreatinin
GDS
Lipid
Thoraks foto
CT-scan, MRI
EKG

USULAN/PEMERIKSAAN TAMBAHAN
73

Stroke infark aterotrombosis sistem

karotis dekstra a/c hipertensi disertai


batuk.

DIAGNOSIS KERJA
74

Umum:
Edukasi
Nutrisi
Menambah asupan kalium dan mengurangi
asupan natrium
Minimalkan makanan tinggi lemak jenuh
dan mengurangi asupan trans fatty acids
seperti kue-kue, krakers, makan yang
digoreng dan mentega.
Mengutamakan
makanan
yang
mengandung makanan berserat dan
protein nabati.
Jangan makan berlebihan dan perhatikan
menu seimbang
Makanan sebaiknya bervariasi dan tidak
tunggal
Hindari makan dengan densitas kalori
rendah dan kualitas nutrisi rendah
Utamakan makanan yang mengandung
polisakarida (nasi, roti, pasta, sereal dan
kentang)
Rehabilitasi Medik (fisioterapi)
oLah raga
Menghentikan merokok

Khusus:
Antiplatelet:
Aspirin 250mg 1x/hari
ACE inhibitor:
Captopril 12,5 mg 1x/hari
Neuroprotektor:
Citycholine 500mg 1x1 tablet
Ekspektoran:

TERAPI
75

Quo ad vitam
Quo ad functionam

: ad bonam
: dubia ad bonam

PROGNOSIS
76

77

Anda mungkin juga menyukai