(Skizofrenia Paranoid)
Introduction
Epidemiology
15-25 th
wanita 25 35 th
Etiology
bagi
Perjalanan penyakit
Premorbid
Prodromal
Fase aktif
Keadaan residual
Delusi
Halusinasi
Kekacauan pikiran
Gaduh gelisah
Peningkatan pembicaraan
Perilaku aneh atau
bermusuhan
Gejala Negatif
Alam perasaan (afek) tumpul atau
mendatar
Alogia (miskin pembicaraan)
Avolition (ketidakmampuan
memulai dan mempertahankan
aktivitas yang bertujuan)
anhedonia
Penarikan social atau isolasi diri
Ketidakmampuan merawat diri
Gangguan pikiran
Gangguan proses pikir
Asosiasi longgar
ide pasien sering tidak menyambung. Ide tersebut seolah dapat melompat
dari satu topik ke topik lain yang tak berhubungan sehingga membingungkan
pendengar.
Pemasukan
berlebihan
Neologisme
Terhambat
Klang asosiasi
Ekolalia
Konkritisasi
pasien dengan IQ rata-rata normal atau lebih tinggi, sangat buruk kemampuan
berpikir abstraknya.
Alogia
Gangguan pikiran
2. Gangguan isi pikir
waham
suatu kepercayaan palsu yang menetap yang taksesuai dengan fakta dan
kepercayaan tersebut mungkin aneh atau bisa pula tidak aneh tetapi
sangat tidak mungkin dan tetap dipertahankam meskipun telah
diperlihaykan bukti-bukti yang jelas untuk mengkoreksinya.
Tilikan
Halusinasi
Ilusi dan
Ilusi yaitu adanya misinterpretasi panca indera terhadap objek.
depersonalisas Depersonalisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap diri sendiri.
i
Gangguan Perilaku
katatonik
Stereotipi dan
manerisme
Kedangkalan
respons emosi
misalnya penderita menjadi acuh tak acuh terhadap hal-hal yang penting untuk
dirinya sendiri
Parathimi dan
paramimi
Parathimi, apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada
penderita timbul rasa sedih atau marah.
Paramimi, penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis.
Parathimi dan paramimi bersama-sama dinamakan incongruity of affect
Hilangnya
emotional rapport
Tipe Residual
Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia
tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti
keyakinan-keyakinan negatif, atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang
tidak sepenuhnya delusional. Gejala-gejala residual itu dapat meliputi menarik diri
secara sosial, pikiran-pikiran ganjil, inaktivitas, dan afek datar.
Diagnosis
gangguan pada pasien didiagnosis sebagai skizofrenia apabila pasien menunjukkan dua
gejala yang terdaftar sebagai gejala 3 sampai 5 pada kriteria A. 1.waham 2. Halusinasi 3.
Bicara kacau 4. Perilaku yang sangat kacau/katatonik 5. Gejala negatif, yaitu: afek medatar,
alogia, atau anhedonia).
Hanya dibutuhkan satu gejala kriteria A bila waham bizare atau halusinasinya terdiri atas
suara yang terus-menerus memberi komentar terhadap perilaku atau pikiran pasien, atau
dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakap
Kriteria B hendaya fungsi, meski tidak memburuk, yang tampak selama fase aktif penyakit.
Gejala harus berlangsung selama paling tidak 6 bulan dan diagnosis gangguan skizoafektif
atau gangguan mood harus disingkirkan. Setidaknya salah satu hal ini harus ada :
Waham persisten jenis lain yang secara budaya tidak sesuai dan sangat tidak masuk akal.
Diagnosis
Diagnosis juga dapat ditegakkan bila setidaknya dua hal berikut ada:
1.
Halusinasi persisten dalam modalitas apapun, bila terjadi setiap hari selama
sekurangnya 1 bulan, atau bila disertai waham
2.
3.
4.
Gejala negatif, seperti apatis yang nyata, miskin isi pembicaraan, dan respons
emosional tumpul serta ganjil (harus ditegaskan bahwa hal ini bukan disebabkan
depresi atau pengobatan antipsikotik).
Penatalaksanaan
1. Farmakoterpi
Antagonis reseptor
dopamine
Antagonis serotonin
dopamine
Haloperidol Untuk manajemen psikosis. Juga untuk saraf motor dan suara pada anak dan orang
dewasa. Mekanisme tidak secara jelas ditentukan, tetapi diseleksi oleh competively
blocking postsynaptic dopamine (D2) reseptor dalam sistem mesolimbic dopaminergic;
meningkatnya dopamine turnover untuk efek tranquilizing. Dengan terapi subkronik,
depolarization dan D2 postsynaptic dapat memblokir aksi antipsikotik.
Risperidon
e
Olanzapine Antipsikotik atipikal dengan profil farmakologis yang melintasi sistem reseptor (seperti
serotonin, dopamine, kolinergik, muskarinik, alpha adrenergik, histamine). Efek
antipsikotik dari perlawanan dopamine dan reseptor serotonin tipe-2. Diindikasikan
untuk pengobatan psikosis dan gangguan bipolar.
Clozapine
Quetiapine
Aripiprazol
e
Memperbaiki gejala positif dan negatif skizofrenia. Mekanisme kerjanya belum diketahui,
tetapi hipotesisnya berbeda dari antipsikotik lainnya. Aripiprazole menimbulkan partial
dopamine (D2) dan serotonin (5HT1A) agonis, dan antagonis serotonin (5HT2A).
Nama Obat
Haloperidol
Risperidone
Olanzapine
Clozapine
Quetiapine
Sediaan
Dosis Anjuran
Tab. 2 5 mg
Tab. 1 2 3 mg
Tab. 5 10 mg
Tab. 25 100 mg
5 15 mg/hari
2 6 mg/hari
10 20 mg/hari
25 100 mg/hari
Tab. 25 100 mg
50 400 mg/hari
200 mg
Aripiprazole
Tab. 10 15 mg
10 15 mg/hari
Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja
psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).
Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, kesulitan
miksi&defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan
irama jantung).
Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut,akathisia, sindrom parkinson: tremor, bradikinesia,
rigiditas).
Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (jaundice), hematologik
(agranulocytosis), biasanya pada pemakaian panjang
Interaksi obat
Antipsikosis + antidepresan trisiklik = efek samping antikolinergik meningkat (hati-hati
pada pasien dengan hipertrofi prostat, glaukoma, ileus, penyakit jantung).
Antipsikosis + antianxietas = efek sedasi meningkat, bermanfaat untuk kasus dengan
gejala dan gaduh gelisah yang sangat hebat.
Antipsikosis + antikonvulsan = ambang konvulsi menurun, kemungkinan serangan kejang
meningkat, oleh karena itu dosis antikonvulsan harus lebih besar. Yang paling minimal
menurunkan ambang kejang adalah antipsikosis Haloperidol.
Antipsikosis + antasida = efektivitas obat antipsikosis menurn disebabkan gangguan
absorpsi.
2. Terapi psikososial
Pelatihan keterampilan
social
Terapi kelompok
Psikoterapi individual
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Terima kasih