Anda di halaman 1dari 93

Hasil, Pembahasan, dan

Simpulan
Agus S. Muntohar
muntohar@umy.ac.id

Jika Hasil dan Pembahasan digabung


...
Keuntungan
sederhana
hanya jika
permasalahannya
sederhana
cocok untuk jenis
catatan penelitian
(short
communication)

Kelemahan
kurang jelas mana
hasil peneliti sendiri
dan mana hasil
peneliti lain
argumentasi penulis
kurang dapat
dikembangkan
dengan baik

Jika Hasil dan Pembahasan dipisah


format lebih rapi
pembaca bisa mengambil simpulan terlebih
dulu

Jika tidak ada bagian Simpulan (dan


Saran) secara terpisah
Simpulan dapat digabung dengan
Pembahasan
Letakkan sebagai kalimat terakhir pada
paragraf pembahasan

Hasil
sajikan hasil secara bersistem
lihat lagi Tujuan
lihat lagi langkah-langkah dalam Metode
narasi berisi informasi yang disarikan dari data, bukan
menarasikan data seperti apa adanya
perjelas narasi dengan ilustrasi (gambar, tabel)
uraian dalam narasi dan ilustrasi harus selaras
(lonjakan? stabil? fluktuatif?)
nomori ilustrasi secara berurutan
ilustrasi harus diacu dalam teks
sajikan data olahan, bukan data mentah
kalau perlu: reduksi data

Contoh narasi hasil kurang baik


Judul: Refleksi Sewindu Reformasi: Regulasi Investasi
Masa Mendatang
Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997,
minat investor baik Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung
menurun jika dilihat dari nilai investasi. Namun bila dilihat
dari jumlah proyek untuk PMA terlihat bahwa minat
investor asing masih cukup tinggi terutama pada tahun
2000. Walaupun terjadi penurunan lagi pada 2001 dan
2002. Perkembangan persetujuan PMDN dan PMA di
Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.

Ilustrasi kurang baik


PERKEMBANGAN PMDN/PMA TAHUN 1997-2002

PMDN
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002

Proyek
723
327
237
392
264
185

PMA

Investasi
Proyek
(Rp Triliyun)
119,9
57,9
53,5
93,9
58,8
25,3

781
1.034
1.177
1.541
1.333
1.148

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (2003:2-4)

Investasi
(US $ Milyar)
33,8
13,6
10,9
16,1
15,0
9,8

Contoh narasi hasil perbaikan 1


Jumlah Proyek
Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997,
minat investor baik melalui Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA)
cenderung menurun dari segi jumlah proyek (Gambar 1).
Namun bila dilihat dari jumlah proyek PMA terlihat bahwa
minat investor asing bahkan meningkat sampai tahun
2000, empat kali dibandingkan keadaan jumlah proyek
PMDN saat itu. Penurunan jumlah proyek PMA baru terjadi 4
tahun setelah penurunan jumlah proyek PMDN.

Contoh ilustrasi perbaikan


2

Gambar 1. Keadaan jumlah proyek yang didanai PMDN dan PMA tahun
1997-2002 (Badan Koordinasi Penanaman Modal 2003)

Contoh narasi perbaikan 3


Nilai Investasi
Dari segi investasi, penurunan deras nilai
investasi terjadi pada tahun 1997-1998
(Gambar 2). Dalam kurun waktu 6 tahun, nilai
proyek PMDN pada tahun 2002 hanya 17% dari
keadaan tahun 1997. Sementara itu, nilai
proyek PMA pada tahun 2002 tinggal 28% dari
keadaan pada awal masa krisis.

Contoh ilustrasi perbaikan


4

Gambar 2. Keadaan nilai proyek yang didanai PMDN (a) dan PMA (b) tahun
1997-2002 (Badan Koordinasi Penanaman Modal 2003)

Hasil

(Efek hepatoprotektif ekstrak buah


merah pada hati mencit jantan galur Swiss
yang diinduksi dengan karbon tetraklorida)
Analisis varian satu arah menghasilkan nilai Fhitung
aktivitas SGPT (669 100) dan SGOT (42 600) yang
lebih kecil dibandingkan Ftabel (3,89) sehingga dapat
dinyatakan bahwa aktivitas SGPT dan SGOT
berbeda secara nyata. Perbedaan ini dianalisis lagi
dengan LSD ( = 0,05) dan diketahui selisih ratarata dari setiap kelompok berbeda nyata (p < 0,05)
(Tabel 3 dan 4).

Pembahasan
bukan sekadar menarasikan data
urutan pembahasan ~ urutan sajian data
baca lagi tujuan dan hipotesis
cocokkan hipotesis/harapan dengan data
berikan analisis atau tafsiran
kembangkan gagasan atau argumentasi dengan
mengaitkan hasil/teori/pendapat/temuan sebelumnya
a.l. dengan membandingkan dengan temuan terdahulu
adakah pertimbangan teoretis
adakah kemungkinan manfaat
adakah kemungkinan keterbatasan hasil
kembangkan argumen dalam paragraf

Contoh penyajian pembahasan


kurang baik
Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, khusus
pada 2002 persetujuan PMDN sebanyak 185 proyek dengan
nilai investasi Rp. 25,3 trilyun. Dibandingkan dengan 2001
pada periode yang sama yaitu tercatat 264 proyek dengan
nilai investasi Rp. 58,8 triliun, terjadi penurunan jumlah
proyek 29,9% dan nilai investasi 57 %. Sedangkan untuk
PMA pada 2002 tercatat 1.148 proyek dengan nilai investasi
US $ 9,8 miliar, dan jika dibandingkan dengan periode yang
sama pada tahun 2001 dimana tercatat 1.333 proyek
dengan nilai investasi sebesar US $ 15,0 miliar, terjadi
penurunan jumlah proyek sebesar 14 %. Rencana investasi
PMDN/PMA persetujuan 2002 tersebut akan menyerap
tenaga kerja asing sebanyak lebih kurang 214.000 orang
dan tenaga kerja asing sebanyak kurang kebih 5.459 orang.
Perkembangan persetujuan PMA dari 1997-2002 masih
banyak investasi berasal dari Negara Asia seperti Jepang,
Korea Selatan, Singapore, kemudian dari benua Amerika
seperti Amerika, Kanada, dan dari Eropa seperti Perancis,
Jerman, Belanda dan Inggris serta dari Australia.

Pembahasan
Aktivitas SGOT dan SGPT yag tinggi pada kontrol
negatif menunjukkan reaktivitas karbon tetraklorida
(CCl4) dalam proses degenerasi sel hati yang ditandai
dengan peningkatan aktivitas enzim SGPT dan SGOT.
Dalam penelitian ini, peningkatan terlihat jelas apabila
dibandingkan dengan nilai aktivitas normal untuk
mencit, yaitu 76-208 U/L untuk SGPT dan 30-314 U/L
untuk SGOT. Dalam model hepatitis oleh CCl4 (Saratkov
2001), molekul CCl4 mampu membentuk triklorometil
peroksida radikal yang dapat merusak membran sel dan
membran organel. Degenerasi organel dalam sel
memicu lisosom melepaskan enzim-enzim ke dalam
darah sehingga aktivitas enzim SGPT dan SGOT
meningkat. Menurut Lu (1995), meningkatnya aktivitas
serum tersebut sebanding dengan jumlah sel yang
mengalami kerusakan. Dalam ...

Pembahasan (lanjutan)
penelitian ini, terjadi penurunan aktivitas SGPT dan
SGOT pada kelompok yang diberi buah merah dan obat
standar (Hepasil) dibandingkan dengan kelompok yang
tidak diberi kontrol negatif. Fakta ini menunjukkan bahwa
keduanya memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor
yang didukung oleh aktivitas senyawa antioksidan yang
dikandungnya. Buah merah antara lain mengandung
beta-karoten dan tokoferol, sedangkan obat standar
mengandung senyawa kurkumin, silimarin, sinarin, dan
echinakosid yang menunjukkan sebagai antioksidan
(Motterlini et al. 2002; Pellati et al. 2005; Toklu et al.
2008).

Acuan (mutakhir; primer)


Lu FC. 1995. Patologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Motterlini R, Foresti R, Brassi R, Green CJ. 2000.
Curcumin ... Free Radic Biol Med 15:1303-1312
Pellati F, Benvenuti S, Melegari M, Lassaigne T. 2005.
Variability in ... Phytochem Anal 16:77-85
Saratikov AS, Litvinenko YA, Burkova VN, Negerovskii AI,
Mozhellina TK, Chuchalin VS. 2001. Antioxidant and ...
Pharm Chem J 35:340-342
Toklu HZ, Tunall-Akbay T, Velioglu-Ogunc A, Ercan F,
Gedik N, Keyer-Uysal M, Sener G. 2008. Sillymarin, the
antioxidant component ... J Surg Res 145:214-222

Gabungan Hasil &


Pembahasan
Reversibilitas. Hewan coba kontrol melahirkan dalam
waktu 22-31 hari, sedangkan hewan yang diberi
perlakuan melahirkan 85-96 hari setelah dikumpulkan
dengan pejantan (Tabel 2). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa hewan coba kelompok perlakuan mengalami
penundaan kelahiran 3.5 kali lebih panjang (P<0.05)
dibandingkan hewan dari kelompok kontrol. Jumlah anak
yang dilahirkan oleh kelompok perlakuan tidak berbeda
nyata (P<0.05) dibandingkan dengan kelompok kontrol,
yaitu 7-9 ekor. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa imunisasi mencit dengan gZP3 hanya bersifat
kontraseptif, tidak menimbulkan abortus, kematian, atau
resorpsi fetus (Mustofa et al. 2004b).

Ilustrasi
Tabel 2 Rataan simpangan baku reversibilitas (selang
waktu antara saat dikumpulkan pejantan dan
saat melahirkan) (hari) dan jumlah anak mencit
setelah diimunisasi dengan protein gZP3
Kelompok
Kontrol
Imunisasi

Reversibilitas

Jumlah Anak

26.50 4.30a
91.60 4.90b

7.70 1.34a
7.80 1.48a

Contoh penggabungan Pembahasan


dan Simpulan
[Judul: Potensi Reproduksi Keong Lola di Pulau
Saparua, Maluku Tengah]
(sebagai paragraf terakhir di Pembahasan)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa populasi keong
lola di Pulau Saparua tersusun atas tiga kelompok umur.
Kelompok umur ini mengindikasikan bahwa populasi
tersebut berasal dari tiga kali periode pemijahan dalam
setahun. Berdasarkan nilai laju reproduksi bersih (R 0),
individu betina keong lola dapat menghasilkan 225 individu
betina setiap kali bereproduksi. Selain itu, kondisi gonad
keong lola betina yang diamati memberi indikasi bahwa
perkembangan gonad keong lola di Pulau Saparua
berlangsung secara terus menerus sepanjang tahun yang
ditunjukkan oleh adanya tiga tahapan perkembangan oosit.

Terima kasih atas perhatian Anda


Semoga bermanfaat

TEKNIK ILUSTRASI DALAM


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

PENDAHULUAN
ILUSTRASI ADALAH PENGGAMBARAN
AKAN SESUATU.
ILUSTRASI DAPAT BERUPA TABEL DAN
GAMBAR (GRAFIK, FOTO, DIAGRAM,
BAGAN, PETA, DENAH, DAN GAMBAR
LAINNYA).

PENDAHULUAN
ILUSTRASI BERSIFAT SUPLEMEN ATAU
ALAT BANTU.
DALAM MENYIAPKAN ILUSTRASI,
SELALU MENGACU KE PETUNJUK
PENULISAN.
ILUSTRASI JANGAN DIBIARKAN
BERBICARA SENDIRI TANPA
PENJELASAN ATAU NARASI.

PENDAHULUAN
APA YANG DISAJIKAN DALAM
ILUSTRASI HARUS DITULISKAN DAN
DITERJEMAHKAN OLEH PENULIS KE
DALAM BENTUK NARASI YANG DAPAT
DIPAHAMI OLEH PEMBACA.
ACULAH ILUSTRASI SESUAI DENGAN
NOMORNYA.

TABEL
TABEL SELALU DIBUAT DAN
DISIAPKAN DALAM HALAMAN
TERPISAH DARI TEKS.
TABEL DIBERI NOMOR URUT
MENGIKUTI ANGKA ARAB.
SETIAP TABEL DIKETIK DALAM
HALAMAN TERPISAH.

TABEL
SEBELUM MEMBUAT TABEL PERHATIKAN
TERLEBIH DAHULU FORMAT YANG ADA
PADA CONTOH ARTIKEL TERBARU ATAU
PETUNJUK PENULISAN.
UMUMNYA GARIS HORISONTAL SEPANJANG
HALAMAN YANG DIPERBOLEHKAN HANYA
TIGA, YAITU DUA PADA BAGIAN ATAS
(JUDUL KOLOM) DAN SATU PADA PENUTUP
TABEL.

TABEL
GARIS VERTIKAL SAMA SEKALI TIDAK
DIPERBOLEHKAN.
DENGAN DEMIKIAN, TABEL KOTAKKOTAK YANG DIHASILKAN OLEH
KOMPUTER HARUS DIEDIT SUPAYA
SESUAI DENGAN FORMAT PENULISAN
TABEL ILMIAH.

TABEL
JUDUL TABEL BIASANYA
DITEMPATKAN DI ATAS TABEL.
PERHATIKAN FORMAT PENULISAN
JUDUL TABEL, APAKAH DITULIS DI
TENGAH, CETAK MIRING ATAU LEFT
JUSTIFICATION.

TABEL
KADANG-KADANG KATA TABEL DAN
NOMOR TABEL DITULIS DENGAN
CETAK TEBAL.
SISTEM PENULISAN SATUAN PEUBAH
YANG DITABULASIKAN PERLU
DIPERHATIKAN DENGAN CERMAT,
APAKAH CETAK MIRING SETELAH
KOMA, ATAU DALAM TANDA KURUNG.

TABEL
ANGKA-ANGKA DALAM TABEL
SEBAIKNYA DIFORMAT MENURUT
TITIK DESIMAL SUPAYA ANGKA
TERSUSUN MENURUT BESARANNYA.
JUMLAH ANGKA DI BELAKANG KOMA
JUGA HARUS DIPERHATIKAN SESUAI
DENGAN MAKNA ANGKA TERSEBUT.

TABEL
DENGAN DEMIKIAN, ANGKA DI BELAKANG
KOMA TIDAK HARUS EMPAT ATAU TIGA,
ATAU DUA. KALAU MEMANG TIDAK PERLU,
TANDA KOMA TIDAK PERLU DICANTUMKAN.
JANGAN LUPA MEMASUKKAN DATA SD ATAU
SE ATAU SEM UNTUK SETIAP DATA DALAM
TABEL SUPAYA PEMBACA BISA MELIHAT
VARIASI DAN SEBARAN DATA ANDA.

TABEL
KALAU PERLU JUMLAH PENGAMATAN
PERLU JUGA DICANTUMKAN DALAM TABEL
ATAU SEBAGAI CATATAN KAKI PADA TABEL.
SUPERSKRIP UNTUK TARAF PERBEDAAN
STATISTIK HARUS DITAMBAHKAN.
DALAM PEMBERIAN SUPERSKRIP INI ADA
KESEPAKATAN.

TABEL
UNTUK YANG MENGGUNAKAN HURUF
(DALAM PEMBANDINGAN BEBERAPA
RATAAN SEKALIGUS), GUNAKAN HURUF
PALING AWAL UNTUK RATAAN TERBESAR.
UNTUK MENUNJUKKAN PENGARUH UTAMA
ATAU INTERAKSI, BIASANYA DIBERIKAN
SIMBOL * ATAU ** UNTUK P < 0.05 ATAU P
< 0.01.

TABEL
DALAM BEBERAPA HAL LEVEL P ITU SENDIRI
DITULISKAN DALAM TABEL, INTERPRETASI LEVEL
SIGNIFIKANSI DISERAHKAN KEPADA PEMBACA.
KALAU ADA SINGKATAN DIGUNAKAN DALAM
TABEL, SELALU BERI CATATAN KAKI UNTUK
PENJELASAN SINGKATAN TERSEBUT.
SYARAT YANG SELALU DITEKANKAN DALAM
PEMBUATAN TABEL ADALAH BAHWA TABEL
TERSEBUT HARUS BERDIRI SENDIRI.

TABEL
SESEORANG YANG MENEMUKAN
TABEL TERSEBUT TERPISAH DARI
TEKS HARUS BISA MEMAHAMI DAN
MENGINTERPRETASIKAN TABEL ITU
TANPA HARUS MEMBACA TEKS.
UNTUK DATA YANG BANYAK
MEMERLUKAN KOLOM, BISA
MENGGUNAKAN BENTUK CETAKAN
LANDSCAPE.

TABEL
KALAU PENYAJIAN DATA TIDAK
MEMERLUKAN BANYAK KOLOM TETAPI
MEMERLUKAN BARIS, GUNAKAN BENTUK
CETAKAN PORTRAIT.
YANG PALING BAIK ADALAH MENYUSUN
DATA PADA TABEL SESUAI DENGAN
URUTAN PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN
DALAM TEKS.

TABEL
KELOMPOKKAN DATA YANG SEJENIS
DALAM SATU TABEL.
KALAU TIDAK MUAT, DATA TERSEBUT
DIBUAT DALAM TABEL YANG
BERURUTAN.

GAMBAR
GAMBAR YANG DIMAKSUD DI SINI
MELIPUTI GRAFIK, FOTO, DIAGRAM,
BAGAN, PETA, DENAH, DAN GAMBAR
LAINNYA.
PEMBAHASAN YANG LEBIH RINCI
AKAN DIBERIKAN PADA GRAFIK YANG
DIBANGUN DARI ANGKA-ANGKA
HASIL PENGAMATAN.

GAMBAR
ILUSTRASI DALAM BENTUK FOTO,
DIAGRAM, BAGAN, PETA, ATAU DENAH
UMUMNYA TIDAK BANYAK LAGI YANG BISA
DIMODIFIKASI UNTUK MENGUBAH
PENAMPILAN ILUSTRASI.
YANG PENTING DIINGAT DI SINI ADALAH
BAHWA PENYIAPAN ILUSTRASI HARUS
SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG TELAH
DIGARISKAN OLEH JURNAL YANG AKAN
DITUJU.

GAMBAR
FIGUR ATAU GRAFIK DIGUNAKAN UNTUK
MENYAJIKAN DATA YANG SANGAT BANYAK.
SETIAP GAMBAR DICETAK PADA HALAMAN
TERPISAH.
UNTUK TIDAK MEMBINGUNGKAN EDITOR
ATAU REVIEWER, TULISKAN NOMOR
GAMBAR DAN NAMA PENULIS DI BALIK
(HALAMAN BELAKANG) GAMBAR
TERSEBUT.

GAMBAR
SELAIN ITU, UNTUK GAMBAR YANG TIDAK
LANGSUNG KELIHATAN MANA BAWAH DAN
MANA ATAS, HARUS DITUNJUKKAN DI
MARGIN GAMBAR TERSEBUT DENGAN
PENSIL.
KARENA GAMBAR TIDAK DISERTAI DENGAN
JUDULNYA, JANGAN SAMPAI SALAH
MEMBERIKAN NOMOR DI BELAKANG
GAMBAR ATAU SALAH MENGURUTNYA
DALAM NASKAH.

GAMBAR
DALAM SETIAP GRAFIK YANG DIBANGUN DARI
ANGKA-ANGKA HASIL PENGAMATAN SELALU
SERTAKAN UKURAN PENYEBARAN DATA (SD, SE,
ATAU CV).
SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM
GAMBAR SEBAIKNYA DIJELASKAN DALAM JUDUL,
JANGAN DIMASUKKAN KE DALAM GAMBAR ITU
SENDIRI (SEPERTI UMUMNYA PADA PEMBUATAN
GRAFIK DENGAN KOMPUTER SAAT INI).

GAMBAR
SUMBU YANG DIGUNAKAN JUGA
CUKUP SATU SUMBU X DAN SATU
SUMBU Y (JANGAN MEMBUAT
GAMBAR DALAM KOTAK).
ANDA BISA MENGGUNAKAN DUA
SUMBU Y KALAU ANDA
MENGGABUNGKAN BEBERAPA DATA
DALAM SATU SUMBU DI MANA
SATUANNYA BERBEDA.

GAMBAR
BIASANYA KALAU BEBERAPA GAMBAR
DIGABUNG DALAM SATU SUMBU,
SERING KALI MEMBINGUNGKAN,
TERUTAMA DALAM PEMBERIAN
SIMBOL.
PERTIMBANGKANLAH PENGGUNAAN
SATU SUMBU UNTUK BANYAK
GAMBAR.

GAMBAR
CARA ALTERNATIF YANG LEBIH MENARIK
ADALAH DENGAN MENYUSUN SECARA
VERTIKAL BEBERAPA GAMBAR MENJADI
SATU GAMBAR.
GAMBAR YANG DISUSUN TERSEBUT BISA
MEMPUNYAI SATUAN SUMBU X YANG SAMA
ATAU BERLAINAN.
DALAM PENYAJIAN GAMBAR JANGAN LUPA
MEMBERIKAN JUDUL SUMBU X DAN Y
SERTA SATUANNYA.

GAMBAR
DALAM PENYAJIAN TERSUSUN SECARA
VERTIKAL BEGINI PENGGUNAAN SIMBOL
MENJADI TIDAK PENTING KARENA SETIAP
GAMBAR DISERTAI OLEH JUDUL SUMBU Y
YANG BERLAINAN.
JANGAN MEMBUAT GRAFIK BERWARNA,
GUNAKAN HITAM PUTIH.
KONTRAS GAMBAR JUGA HARUS JELAS,
DAN KUALITAS HURUF PADA JUDUL SUMBU
JUGA HARUS KUALITAS LASER.

GAMBAR
ANDA BISA MEMBUAT GRAFIK DENGAN
TANGAN (TENTU DENGAN BANTUAN
KERTAS GRAFIK), DAN MENULIS JUDUL
SUMBUNYA DENGAN MENGGUNAKAN
RUGORS.
UNTUK GRAFIK YANG DIBUAT SEPERTI INI,
SEBAIKNYA DIFOTO HITAM PUTIH DENGAN
UKURAN CETAKAN POSTCARD (DENGAN
JENIS KERTAS GLOSSY).

GAMBAR
UNTUK GAMBAR LAIN SELAIN GRAFIK
(HASIL FOTO LANGSUNG ATAU
MIKROGRAF) SEBAIKNYA KONTRASNYA
JELAS.
JANGAN MENAMBAHKAN TULISAN PADA
GAMBAR ATAU GRAFIK.
PERHATIKAN FORMAT PEMBUATAN
GAMBAR DAN GRAFIK PADA ARTIKEL
CONTOH ATAU PADA PETUNJUK
PENULISAN.

GAMBAR
BIASANYA JUDUL GAMBAR DILAMPIRKAN
SETELAH TABEL.
TULISKAN JUDUL GAMBAR DALAM
HALAMAN YANG TERPISAH DARI GAMBAR
ITU SENDIRI.
KALAU ADA BEBERAPA GAMBAR, ANDA
BISA MEMBERI NOMOR DAN JUDULNYA
DAN MENGETIKNYA DALAM SATU
HALAMAN.
PERHATIKAN FORMAT PENULISAN JUDUL
GAMBAR PADA ARTIKEL CONTOH ATAU
PADA PETUNJUK PENULISAN.

PENGIRIMAN ILUSTRASI

DALAM PERBANYAKAN DENGAN FOTOKOPI, COBA PERIKSA


SEKALI LAGI KELENGKAPAN HALAMAN NASKAH SETELAH
DIFOTOKOPI.
DALAM KAITANNYA DENGAN PENGIRIMAN NASKAH YANG
BERISI ILUSTRASI, TERUTAMA DALAM BENTUK FOTO,
PERIKSA SEKALI LAGI APAKAH SETIAP EKSEMPLAR NASKAH
HARUS DISERTAI DENGAN FOTO ASLI ATAU CUKUP DENGAN
FOTOKOPI SAJA.
ATAU, APAKAH PERLU FOTO ATAU ILUSTRASI ASLI
DIMASUKKAN KE DALAM AMPLOP TERPISAH, YANG
DIKIRIMKAN BERSAMA-SAMA NASKAH ARTIKEL.

PENGIRIMAN ILUSTRASI
SETELAH ANDA SELESAI MENULIS
NASKAH TERSEBUT DENGAN BAIK,
SEBAIKNYA PERIKSA SEKALI LAGI
KELENGKAPAN DAN KESESUAIAN
DENGAN FORMAT.
PERBANYAKLAH NASKAH TERSEBUT
SESUAI DENGAN JUMLAH EKSEMPLAR
YANG DIBUTUHKAN OLEH JURNAL.

TERIMAKASIH

TEKNIK MENYUSUN
KUISIONER

JENIS KUISIONER
Jenis kuisioner ditentukan oleh metode penelitian
yang digunakan
Untuk penelitian kualitatif, informasi yang ingin
didapatkan mayoritas adalah informasi yang lebih
mendalam sehingga kuisioner yang diperlukan
adalah kuisioner yang dapat mengeksplorasi
jawaban responden
Untuk penelitian kuantitatif, informasi yang ingin
didapatkan mayoritas adalah informasi yang
menyebar, sehingga jumlah responden yang
dibutuhkan besar dan pertanyaan-pertanyaan
dalam kuisioner dirancang agar cepat dan mudah
dijawab oleh responden

ATRIBUT-ATRIBUT DALAM KUISIONER


PENAMPILAN
JENIS PERTANYAAN
ITEM JAWABAN YANG DISEDIAKAN

PENAMPILAN
Penampilan dalam kuisioner walaupun tidak
menunjang penelitian tetapi penting untuk
menarik minat responden untuk menjawab
pertanyaan di dalam kuisioner
Penampilan kuisioner yang tertata rapi, dengan
struktur pertanyaan yg baik akan membuat
responden mudah untuk menjawab
Struktur jawaban sebaiknya dikelompokkan
berdasarkan isi pertanyaan dan diurutkan dari
yang termudah dijawab hingga tersulit untuk
dijawab, misalnya kelompok pertanyaan
demografi/identitas responden, perilaku,
pendapat
Apabila kuisioner mempunyai banyak halaman
bentuk buku dapat menjadi suatu pilihan

Bandingkan!!

JENIS PERTANYAAN
Jenis pertanyaan yang ada di dalam
kuisioner sangat bergantung pada
variabel-variabel yang hendak diukur
dalam penelitian
Jenis pertanyaan juga sangat dipengaruhi
oleh jenis metode penelitian yang
digunakan
Untuk penelitian yang kualitatif maka lebih
banyak pertanyaan-pertanyaan terbuka,
bahkan hampir semua open question
Untuk penelitian yang kuantitatif maka
lebih banyak pertanyaan-pertanyaan
tertutup, atau bisa gabungan terbuka dan
tertutup.

JENIS PERTANYAAN
Untuk penelitian kualitatif pertanyaannya tidak
perlu berbentuk kalimat lengkap tapi cukup pointpoint bahasan:
Contoh: Untuk mengukur tentang kepedulian
masyarakat akan kondisi lingkungan sekitarnya
maka pertanyaannya:
Keindahan:................................................
Kenyamanan:...........................................
Kebersihan:................................................dst

Sehingga responden boleh memberikan


jawabannya sesuai keinginan mereka dengan
panjang lebar, namun demikian perlu
diperhatikan pada saat wawancara, interviewer
boleh menjelaskan dalam bentuk pertanyaan dan
harus berhati-hati agar tidak mengarahkan
responden menjawab jawaban tertentu.

JENIS PERTANYAAN
Untuk penelitian kualitatif sebaiknya jenis
pertanyaan yang diberikan dalam bentuk
kalimat lengkap dengan struktur kalimat
yang benar agar tidak membingungkan
responden
Jawaban yang disediakan harus mutually
exklusif dan exhaustive, artinya seluruh
jawaban yang disediakan memenuhi
seluruh kriteria jawaban yg disediakan
responden, dan tidak ada responden yg
ada dalam dua kriteria atau lebih
(terkecuali peneliti mengijinkan responden
memilih lebih dari satu jawaban)

ITEM JAWABAN YANG


DISEDIAKAN

Item jawaban yang disediakan harus sesuai ukuran variabel


yang sedang dicari
Apabila skala data yang diinginkan adalah skala nominal
maka item jawabannya juga harus berskala nominal,
demikian juga dg skala ordinal
Apabila skala data yang diinginkan adalah skala interval
atau rasio maka pertanyaannya harus berbentuk
pertanyaan terbuka
Hati-hati dalam memberikan pertanyaan yang mengandung
suatu ukuran frekuensi, misalnya sering, jarang, kadangkadang
Item yang disediakan harus netral dan balanced, sehingga
tidak mengarahkannya untuk menjawab jawaban tertentu.

ITEM JAWABAN YANG


DISEDIAKAN
Pertanyaan filter bisa dipergunakan
untuk menyaring responden yang
tidak masuk dalam kualifikasi
Keterangan untuk jawaban jangan
terlalu jauh dari pertanyaannya
Hindari penggunaan istilah-istilah
yang tidak umum, berbahasa asing
dan membingungkan.

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT
KUISIONER
Kusioner yang baik adalah kuisioner
yang mampu menguhubungkan
antara
tujuankonsepvariabelkuisioner
metode pengolahan data
Contoh:

KONSEP:

TUJUAN:
Mengukur
Loyalitas
guru

Loyalitas adalah suatu komitmen yang di


miliki oleh seorang pekerja bisa
berupa kesetiaan, kemauan dan
kebanggaan. Tingkat loyalitas untuk
setiap pekerja akan berbeda
tergantung dari pribadi setiap orang
dan tergantung pula dari apa dan
bagaimana yang dia dapatkan dari
tempat bekerja.
Menurut Bobby dan Reza (2004), seorang
pekerja dikatakan loyal dalam bekerja
jika say (mengatakan dengan
antusias), Stay (tetap tinggal), dan
strive (berjuang kerja dalam
membangun perusahan).
1. Say: bagaimana ia berkata dapat
berupa dari kebanggaan terhadap
sekolah yang di aktualisasikan
dengan merekomendasikan secara
positif sekolah kepada pihak luar dan
calon pekerja yang lain
2. Stay : seorang akan tetap tinggal
ataupun tidak akan berpindah ke
perusahaan / instansi lain meskipun
dengan pertimbangan lebih bonafit,
gaji besar, posisi atau jabatan yang
lebih menarik, dll
3. Stive : suatu pengupayaan yang
dilakukan oleh seorang pekerja bagi
tempat kerjanya baik berupa
pengorbanan maupun kepatuhan
pada aturan.

Variabel:
- Faktor Say
Antusias merekomendasikan
Bangga pada sekolah
Suka dan Akrab
memberi kesan positif ke luar
- Faktor Stay
Rugi jika pindah
Tidak pindah meskipun gaji
tinggi
Tidak pindah meskipun jabatan
enak
Tidak pindah meskipun kenal
atasan yang baru
Tidak pindah meskipun dekat
rumah
Tidak pindah ke PNS
Tidak keluar karena alasan
pribadi
Memprioritaskan pofresi ng
guru
- Faktor Strive
Bertanggung jawab pada tugas
yang diberikan
Punyai tanggung jawab moral
yang tinggi
Membela nama sekolah
Menjaga nama baik sekolah
Memberikan kontribusi
maximal untuk kemajuan
Mengabdi meskipun gaji kecil

VARIABEL

KUISIONER

TAHAPAN MEMBUAT KUISIONER


Langkah I Spesifikasikan informasi yang diperlukan
Pastikan semua informasi didapatkan seluruhnya untuk menjawab
permasalahan, permasalahan penelitian. Hipotesis, karakteristik tujuan
penelitian
Dapatkan target populasi yang jelas
Langkah 2 Tipe metode wawancara
Tentukan tipe wawancara yang ingin dilakukan.
Langkah 3 Isi pertanyaan secara individual
Apakah pertanyaan tersebut perlu
Apakah ada beberapa pertanyaan yang membingungkan
Jangan memberikan pertanyaan yang berisi dua alternatif

Langkah 4 Mengatasi ketidakmampuan dan ketidakinginan


untuk menjawab
Apakah responden yang dipilih mengerti akan permasalahan yang
akan ditanyakan
Jika tidak, pertanyaan filter (seperti familiaritas, penggunaan
produk, pengalaman masa lalu) harus ditanyakan sebelum
menjawab topik penelitian.
Dapatkah responden mengingat pertanyaan yang akan diberikan
Hindari penghapusan kesalahan, pendekatan, dan kreasi pada
jawaban
Dapatkah responden memahami?
Apakah isi pertanyaan ditanyakan secara benar
Apakah informasinya sensitif:
Letakkan diakhir kuisioner
Dahului pertanyaaan dengan kata-kata bahwa perilaku yang
ditanyakan adalah hal umum
Sembunyikan pertanyaan dalam kelompok dimana responden
mau menjawab
Berikan beberapa katagori jawaban daripada menanyakan halhal khusus

Langkah 5 Pilihlah Struktur Pertanyaan

Pertanyaan terbuka digunakan untuk riset eksploratory

Gunakan struktur pertanyaan bila mungkin

Pertanyaan multiple choice, alternatif jawaban harus mengikutkan kemungkinan jawaban yang mungkin dan harus mutually
exclusive

Dalam pertanyaan dikotomus, jika diperkirakan ada sejumlah orang yang terlihat netral tambahkan jawaban netral.

Pertimbangkan untuk menggunakan teknik pemilihan terpisah untuk menekan bias dalam urutan dalam pertanyaan dikotomus
dan multiple choice.

Jika alternatif jawaban sangat banyak, pertimbangkan menggunakan lebih dari satu pertanyaan untuk memudahkan responden
menjawab

Langkah 6 Memilih Kata-kata dalam pertanyaan


Definisikan isu dalam bentuk Siapa, Apakah, Kapan, Dimana, dan Mengapa
Gunakan kata-kata yang biasa dan mudah dipahami responden
Hindari kata-kata yang membingungkan responden: biasanya, normalnya,
seringnya, selalu, kadang-kadang dst
Hindari pertanyaan dengan kata-kata yang menuntun responden untuk
menjawab jawaban tertentu
Hindari alternative pilihan yang tidak jelas
Hindari asumsi yang tidak jelas
Responden tidak dibolehkan memberikan perkiraan secara umum
Gunakan pernyataan yang positif

Langkah 7 Tentukan Urutan Pertanyaan


Pertanyaan pembuka harus menarik, sederhana dan mudah
Pertanyaan umum harus diletakkan dimuka
Informasi dasar harus didapatkan diawal, dilanjutkan dengan klasifikasi
dan diakhiri dengan identifikasi informasi.
Pertanyaan sulit, sensitif, dan kompleks harus diletakkan diakhir
Pertanyaan umum harus mendahului pertanyaan khusus
Pertanyaan harus mengikuti urutan logika
Cabang-cabang pertanyaan harus dirancang secara hati-hati untuk
mendapatkan semua kemungkinan
Pertanyaan yang menjadi cabang harus diletakkan sedekat mungkin
dengan pertanyaan penyebab adanya cabang dan pertanyaan cabang
harus durutkan sehingga memudahkan responden memberikan jawaban
tambahan yang diminta

Langkah 8 Bentuk dan Tampilan


Pisahkan kuisioner dalam beberapa bagian
Pertanyaan dalam setiap bagian harus diberi nomor
Kuisioner harus diberi kode terlebih dahulu
Kuisioner harus diberi nomer secara serial
Langkah 9 Memperbanyak kuisioner
Kuisioner harus mempunyai penampilan yang profesional
Format seperti buku catatan harus digunakan untuk kuisionare yang panjang
Setiap pertanyaan harus diperbanyak dalam satu halaman
Jawaban vertikal dapat digunakan
Kisi-kisi berguna bila ada sejumlah pertanyaan yang berhubungan yang
menggunakan himpunan jawaban yang sama
Kecenderungan untuk menjadikan satu pertanyaan untuk memperpendek kuisioner
harus dihindari
Arahan pengisian harus diletakkan dekat pertanyaan yang diberikan arahan

Langkah 10 Pretest

Ujicoba atau pretest kusioner harus selalu dilakukan

Semua aspek pada kuisoner harus diuji, termasuk isi pertanyaan, kata-kata,
bentuk, dan tampilan, kesulitan pertanyaan dan instruksinya

Responden yang diberi ujicoba harus responden yang akan disurvai


sebenarnya

Awali ujicoba dengan menggunakan intervew secara personal

Bila survai ingin dilakukan dengan menggunakan telepon atau email,


ujicoba juga dilakukan dengan cara yang sama

Variasi dalam wawancara harus dilakukan dalam ujicoba

Ukuran sampel dalam ujicoba kecil minimum 30 responden

Gunakan analisis awal dan lakukan identifikasi masalah

Sesudah revisi secara signifikan dilakukan pada kuisioner ujicoba lain bisa
dilakukan dengan menggunakan sampel yang berbeda

Respons yang didapatkan dari ujicoba harus dikoding dan dianalisis.

TUGAS
BUAT KUISIONER SESUAI DENGAN
PENELITIAN KELOMPOK ANDA
DENGAN MENGIKUTI CARA-CARA
TERSEBUT DIATAS KUMPULKAN
MINGGU DEPAN.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai