Anda di halaman 1dari 26

PENGERTIAN DAN PROSEDUR

TWO STAGES SAMPLING

Definisi:
Two Stage Sampling adalah suatu metode
penarikan contoh dimana pengambilan pertama
adalah memilih contoh dari unit-unit utama
(primary sampling units/psu) dan kemudian pada
pengambilan kedua adalah memilih sejumlah
elemen-elemen dari unit-unit utama yang terpilih
(secondary sampling units/ssu).

Ilustrasi:

Primary
Sampling Units

Secondary
Sampling Units

N = 7; n = 3; M = 9 dan m = 3

Contoh:
1. Sebuah penelitian untuk memperkirakan pola
konsumsi mahasiswa STIS. Psu-nya adalah
beberapa kelas dari seluruh kelas kelas yang
ada dan kemudian ssu-nya adalah beberapa
mahasiswa dari kelas-kelas terpilih;
2. Survei untuk memperkirakan hasil panen padi
di suatu wilayah. Psu-nya adalah beberapa
petak sawah dari seluruh petak-petak sawah
yang ada dan kemudian ssu-nya adalah
beberapa bagian/tempat dari petak-petak sawah
terpilih

Alasan:
1. Tidak tersedianya kerangka sampel yang
memuat unit-unit sampel yang terkecil, karena
untuk membuatnya dibutuhkan biaya, waktu
dan tenaga yang besar;
2. Biaya yang tinggi untuk mensurvei unit-unit
sampling yang menyebar;
3. Kesulitan untuk mengelola rencana sampling
dimana unit-unit sampling sangat terpencar.

Keuntungan:
1. Psu lebih mudah disiapkan
2. Ssu hanya diperlukan pada psu terpilih saja
3. Pengawasan lapangan lebih dapat ditingkatkan
sehingga nonsampling error dapat ditekan;
4. Dari segi biaya, lebih efisien dibandingkan
dengan penarikan sampel acak sederhana.
Kelemahan:
Hampir tidak memiliki kelemahan, namun bisa
dikatakan bahwa bila elemen dalam unit utama
yang sama sangat dekat, timbul persoalan
kurangnya keseimbangan antara ketelitian secara
statistik dan biaya.

Two Stage Sampling


versus
SRS/Cluster Sampling

Two Stage Sampling with Equal First Stage


Units: Estimation of Mean and Its Variance
Notasi :
y ij nilai ssu ke - j pada psu ke - i
m

y i.
j

y
i

yij
m

rata - rata elemen per ssu pada psu ke - i

yi .
rata - rata keseluruhan elemen
n

Two Stage Sampling with Equal First Stage


Units: Est. Mean and Its Variance (Lanjutan)
Jika n-psu dan m-ssu dipilih secara SRS, maka
penduga totalnya adalah:
n
1

Y NM yi.
n i

dengan varians:
2
2 (1 f1 ) 2
2
2 (1 f 2 ) 2

V (Y ) N M
Sb N M
Sw
n
nm

v( y )

(1 f1 ) 2 f1 (1 f 2 ) 2
sb
sw
n
nm

Total
populasi

Rata-rata
Sampel

Two Stage Sampling with Unequal First Stage


Units: Estimation of Mean and Its Variance
Notasi :
M i jumlah ssu dalam psu ke - i
N

M 0 M i jumlah ssu dalam populasi


i

m i jumlah ssu terpilih dari psu sampel


n

m 0 mi total jumlah ssu dalam sampel


i

Mi

yij

Mi

Yi
N

YN
i

rata - rata psu ke - i

Yi.
rata - rata psu keseluruhan
N

M Y

i i

M
i

rata - rata per ssu (elemen)

Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units:


Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
I. Biased

1 n
y n yi .
n i

yij

mi

yi .

sb2
1
v( y ) (1 f1 )
n nN
sb2

mi

1
yi . y n

n 1 i

swi2
i 1 f 2i m
i
n

swi2

dengan bias:

1
B( y )
NM

M
N
i

'

M
Yi
i

mi

1
yij yi.

mi 1 j

Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units:


Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
II. Biased tapi konsisten
n

yn

M y
i

i.

yij

mi

yi .

mi

2*
b

s
1
*
v( yn ) (1 f1 )

n nNM 2
n

2
i

M
1
*
s
y

i.
n
n 1 i M
2*
b

2
s
2
wi

M
1

f
i i
2i
mi
n

Catatan: Nilai M0 tidak diketahui namun nilai M


n
diperkirakan dengan:
Mi
M

dapat

Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units:


Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
II. Biased tapi konsisten
dengan bias:

1 1 2 S My

B ( yn ) Y S M
Y
n N
*

S
1

N 1 i M

2
M

S My

2
i

1 N M i2 M iYi

1
Y

N 1 i M

Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units:


Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
III. Unbiased

yn

**

nM

M y
i

i.

2 **
b

1
**
v( yn ) (1 f1 )

n
nNM 2
**

sb2

1
Mi
**
y

i.
n
n 1 i M

2
s
2
wi

M
1

f
i i
2i
mi
n

mi

yi .
j

yij
mi

M
M 0
N

M
i

Optimum Allocation: Equal First Stage Unit


Fungsi biaya sederhana dalam sampling dua
tahap, adalah:

C = C0 + n C1 + nmC2
dimana:
C0 = overhead cost
C1 = cost of including an psu in the sample
C2 = cost of including an ssu in the sample
Dalam praktek, umumnya C1 lebih besar dari C2,
sehingga peningkatan n akan meningkatkan biaya lebih
dari pada peningkatan m.

Optimum Allocation: Equal First Stage Unit (lanjutan)

Variasi yang terjadi dalam sampling dua


tahap terdiri dari variasi antar psu dan variasi di dalam
psu atau dapat ditulis sebagai:
1
A
V A0 A1 2
n
m

dimana:
2
Sb2
S
A0
; A1 Sb2 w ; A2 S w2
N
M

A0; A1 dan A2 adalah fungsi dari parameter populasi dan


independent dari populasi sampel size n dan m pada
sampling dua tahap. Pada psu dengan WR A0= 0
(konstan), bila psu dengan WOR ada condition
probability dalam penghitungan variansnya.

Optimum Allocation: Equal First Stage Unit (lanjutan)

1. Varians minimum dengan biaya sudah ditentukan


C1 A2
mo
C2 A1
1
V y
C C0

A1 / C1

no C C0

C1 A1 C2 A2

C1 A1 C2 A2

A3

2. Biaya minimum dengan varians sudah ditentukan


mo

C1 A2
C2 A1

C1 A1 C2 A2
no
V A3

C C0 1
V A3

C1 A1 C2 A2

A1 / C1

Optimum Allocation: Unequal First Stage Unit


Pada prinsipnya penghitungan n dan m optimal
pada unequal first stage unit sama dengan equal first
stage unit. Namun ada perbedaan metode dengan
mengambil mi = rim dengan m sebagai nilai rata-rata
jumlah unit terpilih per ssu atau mi = Mi dengan
positif konstan. Dan dapat ditulis sebagai:
nC2 N
C C0 nC1
mi

N i
Dengan fungsi varians:
'

1
A
'
'
2

V A0 A1
n
m
A0; A1 dan A2 analog dengan A0; A1 dan A2 namun penghitungannya disesuaikan dengan rumus unequal first stage unit.

Stratified Multi Stage Sampling


Anggap setiap k strata berisi Nh unit tahap
pertama, dan masing-masing Nh berisi Mh unit tahap
kedua (nh dan mh adalah jumlah sampelnya), maka
penduga rata-rata populasinya adalah:
k

y st

N M
n

yh

NnM h

Wh yh
h

Dengan varians:
2
2

sbh
swh

v y st Wh 1 f1h
f1h 1 f 2 h
nh
nh mh
h

Two Stage pps Sampling


Anggap sebuah sampel dari n psu dipilih secara
pps-wr. Kemudian dari psu terpilih diambil kembali
sebanyak mi ssu dengan srs-wor, maka penduga total
populasinya adalah:
n
M i yi .
1

Y
n i pi
mi

yi .
j

yij
mi

Dengan varians:
M i yi .
i p Y n M 2 1 f s 2
i

i
2 i wi

i n 2 p 2m
n n 1
i
i
n

v Ypps

Self-Weighting Design
Adalah sebuah disain yang memberikan sebuah
penimbang tunggal untuk semua unit sampel. Biasanya
digunakan dengan pertimbangan masalah biaya dan
kenyamanan operasional.
Contoh: Survei mengenai hasil panen padi. Mungkin
menjadi sulit membuat frame dari seluruh luas lahan
padi padahal sudah tersedia secara mudah, karena akan
membutuhkan biaya, tenaga dan waktu yang besar.
Catatan: meskipun sederhana dan mudah penggunaannya, namun secara praktek biasanya digunakan lebih
dari satu penimbang.

Self-Weighting Design (lanjutan)


Keuntungan:
1. Tabulasi menjadi sederhana, analisis mudah dan
biaya kecil;
2. Sampel setiap psu terpilih menjadi konstan;
3. Petugas pencacah tidak bertanggung jawab untuk
beban kerja yang bervariasi dalam psu yang
berbeda.
Kerugian:
Menghasilkan bias estimasi, dalam beberapa kasus,
dengan varians lebih kecil.

Self-Weighting Design (lanjutan)


Kita dapat melihat bahwa penduga bias (slide
hal 10) adalah self-weighting jika mi=konstan. Ketika
mi dan Yi tidak berhubungan, maka penduga ini akan
sangat memuaskan (bias akan lenyap jika ukuran
sampel besar). Begitu juga penduga pada slide 13, akan
menjadi self-weighting jika:
mi
m Nm
f 2i
konstan f 2

Mi
M
M
Maka komponen varians dalam psu dapat dinyatakan
secara sederhana dengan:
Nm M i
mi
M0

Three Stage Sampling with Equal Propbability


Anggap yijk adalah nilai dari unit ke-k tahap tiga
dalam unit ke-j tahap dua dari unit ke-i tahap pertama,
maka penduga rata-rata populasinya adalah:
N

sb2

yijk

1
yi.. y

n 1 i

NML

n m
1
2

s
y

y
ij. i..
n m 1 i j
2
w

su2

1
yijk yij.

nm l 1 i j k
n

yijk
nml

sampel

Three Stage Sampling with Equal Propbability


(lanjutan)
Jika n psu, m ssu dan l unit terakhir dipilih
dengan srs-wor, maka variansnya adalah:
sb2
sw2
su2
v y 1 f1 f1 1 f 2
f1 f 2 1 f 3
n
nm
nml

Dengan fungsi biaya:


C C0 nC1 nmC2 nmlC3

Dan fungsi varians:


1
A2 A3
V A0 A1

n
m ml

Three Stage Sampling with Equal Propbability (lanjutan)

1. Varians minimum dengan biaya sudah ditentukan


C2 A3
lo
C3 A2

mo

1
V y
C C0

C1 A2
C2 A1

no C C0

A1 / C1
C1 A1 C2 A2 C3 A3

C1 A1 C2 A2 C3 A3

A3

2. Biaya minimum dengan varians sudah ditentukan


C2 A3
lo
C3 A2

C1 A2
C2 A1

mo

C C0 1
V A3

no

C1 A1 C2 A2 C3 A3
V A3

C1 A1 C2 A2 C3 A3

A1 / C1

Anda mungkin juga menyukai