Anda di halaman 1dari 23

Motor Learning

Motor Kontrol

Difokuskan pada
motor skills

Motor
Learning

Pengoptimala
n tumbuh
kembang
motorik bayi

Difokuskan pada
kontrol dan
koordinasi tubuh

Memiliki
keterkaitan
dengan studi-studi
tentang reflex

Motor
Development

Terdapat analisa karakteristik belajar motorik yang


dipaparkan oleh Schmidt (1982), yang dijabarkan lebih
lanjut sebagai berikut:
Belajar sebagai proses
Belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan.
Belajar gerak tidak teramati secara langsung.
Belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi
cepat.
Belajar gerak relatif permanen.

SINAP
S

Terdapat sinaps kimia dan sinaps listrik


Eksitatori dan inhibitori
Tempat sinaps :
Axondendrit
Axonsomatik
Axonaxonal

Neuroplastisitas
Kemampuan otak dan sistem syaraf untuk
berubah secara struktural dan fungsional sebagai
akibat input dari lingkungan

Pada
sel
terjadi

Peningkatan
sensitifitas
pada
neurotransmitter
Peningkatan jumlah
dan cabang dendrit
Peningkatan
hubungan
antar
sinaps
Axon sprouting

Tipe
Neuroplastisitas

Plastisitas
Experienceindependent

Plastisitas
experiencedependent
Plastisitas
experienceexpectant

Motor
Learning

DEFINISI

Studi Tentang Proses keterlibatan


dalam memperoleh dan
menyempurnakan keterampilan
gerak sangat terkait dengan
latihan dan pengalaman individu
bersangkutan.
Motor Learning dipengaruhi oleh
berbagai bentuk latihan,
pengalaman atau situasi belajar
pada gerak manusia

O Menurut Richard (2001:3), motor learning

dibagi menjadi empat yaitu skill, motor skill,


action, and movement. Keempat faktor ini
dapat terbentuk disebabkan oleh aktivitas
fisiologis manusia yang meliputi alat-alat
gerak tubuh yang terdiri dari otot sebagai
penggerak aktif, tulang sebagai penggerak
pasif dan saraf sebagai pengatur gerak.
O Motor learning adalah proses asosiasi
dimana praktek/pengalaman menyebabkan
perubahan yang relatif permanen terhadap
kecakapan
untuk
melakukan
tindakan/gerakan terampil (Schmidt and
Lee)

PRINSIP PERKEMBANGAN MOTORIK


Kematangan Syaraf
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat
kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut.

ditentukan

oleh

Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat
kompleks, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan
seimbang, seperti berlari sambil melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.

Motivasi
Motivasi itu bersifat alami,dan motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk
berprilaku beraktifitas untuk mencapai tujuannya. Semakin kuat motivasi
sseorang, maka semakin cepat dalam memperoleh tujuan dan kepuasan.

Pengalaman
Latihan dan pendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi
pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang membangkitkan rasa senang
dalam suasana riang gembira anak

Praktik
Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan
motoriknya perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan orang tua/pengasuh.

Peran Physio adalah mengajarkan


atau mefasilitasi
Memerlukan pengulangan
Melibatkan : sensory-motor
control, neuroplastisitas, praktice
kognitif dan psychological

TAHAPAN BELAJAR GERAK


TAHAP FORMASI RENCANA

TAHAP LATIHAN

TAHAP OTOMATISASI

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP FORMASI RENCANA


O Tahap formasi rencana merupakan tahap di

mana
seseorang
sedang
menerima
rangsangan pada alat-alat reseptornya
sebagai masukan bagi sistem memorinya.
O Pada tahap ini, seseorang yang sedang
belajar gerak akan mengalami beberapa
tahapan proses belajar sebagai berikut :
1. tahap menerima dan memproses
masukan
2. proses kontrol dan keputusan dan
3. unjuk kerja keterampilan.

Tahap Formasi
Rencana

TAHAPAN BELAJAR GERAK

tahap menerima
dan memproses
masukan
proses kontrol dan
keputusan
unjuk kerja
keterampilan.

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP FORMASI RENCANA


O Tahap menerima dan memproses masukan

Pada fase formasi rencana yang diawali dengan


tahap masukan, pada dasarnya seseorang yang
belajar gerak berada pada tahap menerima informasi
tentang bentuk dan pola keterampilan gerak yang
kelak harus dilakukannya. Masukan informasi pada
subyek didik dapat dilakukan melalui alat-alat
reseptornya,
seperti
penglihatan,
sentuhan,
pendengaran dan penciuman. Namun demikian
dalam belajar gerak penglihatan dan pendengaran
merupakan reseptor yang dominan dalam menerima
informasi belajar gerak.

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP FORMASI RENCANA

O Tahap

menerima
masukan

dan

memproses

Tahap
kedua
adalah
proses
pengolahan
informasi. Tahap ini merupakan tahap analisis
infomasi yang masuk. Sebelum respons kinetik
diberikan terhadap suatu stimuli,
informasi akan dianalisis melalui ;
1. identifikasi stimulus : awal dari rangkaian
pengenalan stimulus yang diterima seseorang
2. seleksi respons : akan dilakukan seleksi terhadap
berbagai kemungkinan respons yang harus diberikan
terhadap suatu stimuli.
3. pemograman respons. : dilakukan
pengorganisasian tugas dari sistem motorik sebagai
dasar respons kinetik.

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP FORMASI RENCANA


O Proses Kontrol Dan Keputusan

Sebelum respons kinetik sebagai jawaban


dimunculkan, maka program dari respons akan
mempertimbangkan bentuk stimulus yang telah
diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Bila tahapan
rangkaian proses pengolahan informasi telah
dilakukan, maka pola rencana gerak telah terbentuk
dalam sistem memori seseorang.

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP FORMASI RENCANA


O Unjuk Kerja Keterampilan

Pola rencana gerak yang berinteraksi


dengan lingkungan stimulus pada akhirnya
akan menjadi respons kinetik seperti yang
diunjuk kerjakan oleh seseorang.

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP LATIHAN
O Tahap

kedua dari belajar gerak adalah


tahap latihan. Pada tahap ini dimana pola
gerak yang telah terbentuk dalam sistem
memori sedang diunjukkerjakan. Unjuk
kerja keterampilan pada awalnya dilakukan
dengan tingkat koordinasi yang rendah.
O Rahantoknam (1989) menegaskan bahwa
pada tahap ini dua hal yang perlu
mendapatkan perhatian, yakni frekuensi
pengulangan dan intensitas.

HAL-HAL YANG PENTING


SELAMA LATIHAN
O Guidance (bantuan/arahan)
O Mental practice
O Do the task
O Feedback

TAHAP LATIHAN
FREKUENSI
PENGULANGAN
Frekuensi
pengulangan
pada
dasarnya merujuk pada berapa
kali
seorang
melakukan
pengulangan gerakan

INTENSITAS

Dengan pengulangan yang efektif, lambat laun


gerakkan dapat dilakukan dengan otomatisasi.
Intensitas kerja fisik tinggi mendorong anak
untuk melakukan aktivitas fisik dalam waktu
yang relatif singkat. Bila intensitas diturunkan
menjadi sedang dan rendah maka ia dapat
melakukan aktivitas fisik yang relatif lebih lama
daripada intensitas tinggi.

TAHAPAN BELAJAR GERAK

TAHAP OTOMATISASI
O Tahap

ini meruapakan tahap akhir dari


rangkaian
proses
belajar.
Gerakkan
otomatisasi merupakan hasil dari latihan
yang dilakukan dengan efektif. Gerakkan
otomatisasi dapat terjadi karena terjadinya
hubungan yang permanen antara reseptor
dengan efektor. Gerakkan otomatiasi dalam
mekanismennya tidak lagi dikoordinasikan
oleh sistem syaraf pusat melainkan pada
jalur singkat pada sistem saraf otonom.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai