Anda di halaman 1dari 23

EMFISEMA PARU

Definisi
Emfisema adalah pembesaran permanen yang abnormal dari

ruang udara pada posisi distal terhadap bronkiol terminal


disertai kerusakan dindingnya, tetapi tanpa fibrosis yang jelas.
Emfisema paru-paru merupakan penyakit yang gejala
utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas,
karena kantung udara di paru menggelembung secara
berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat kurang lebih 2 juta orang menderita

emfisema. Emfisema menduduki peringkat ke-9 diantara


penyakit kronis yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas.
Data epidemiologis di Indonesia sangat kurang. Nawas dkk
melakukan penelitian di poliklinik paru RS Persahabatan
Jakarta dan mendapatkan prevalensi PPOK sebanyak 26%,
kedua terbanyak setelah tuberkulosis paru (65%). Emfisema
jauh lebih sering ditemukan pada laki-laki(65%)

Etiologi
Rokok
Polusi
Infeksi
Faktor gen
Obstruksi jalan napas
Hipotesis Elastase-Anti Elastase

Klasifikasi
emfisema asiner proksimal
(emfisema sentraasiner)

emfisema fokal : emfisema


yang dijumpai pada individu
yang terpapar debu inert seperti
debu batu bara

Emfisema sentrilobuler :
emfisema sentriasiner yang
sering dihubungkan dengan
perokok

emfisema panasiner

emfisema asiner distal

Pelebaran seluruh asinus.


Bisa fokal dan difus

terjadi dibagian distal


asinus yaitu duktus dan
sakus alveolaris.
Kelainan ini mengenai
lobus bagian perifer dan
berbatasan dengan
pleura (subpleura),
septainterlobular dan
bundle bronkovaskuler

Berdasarkan radiologi:

Emfisema obstruktif:

1. Akut
2. Kronik
3. Bullous

Emfisema nonobstruktif:

1. Kompensasi
2. Senilis (postural)

Patofisiologi

Tanda dan gejala


Dispnea
Takipnea
Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernafasan
Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang

paru
Auskultasi : ronchi, perpanjangan ekspirasi
Hipoksemia
Hiperkapnia
Anoreksia
Penurunan BB
Kelemahan

Diagnosis

Diagnosis emfisema berdasarkan pada gejala atau keluhan yang didapat dari
anamnesis, tanda-tanda yang didapat dari pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Keluhan Pada emfisema paru keluhan utama
adalah sesak nafas, batuk berdahak tidak begitu mencolok, kadang-kadang
disertai sedikit sputum mukoid.
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi : Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup), dada berbentuk
barrel-chest, sela iga melebar, sternum menonjol, retraksi intercostal saat
inspirasi, penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi : vokal fremitus melemah.
Perkusi : hipersonor, hepar terdorong ke bawah, batas jantung mengecil,
letak diafragma rendah.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler normal atau melemah, terdapat ronki
samar-samar, wheezing terdengar pada waktu inspirasi maupun ekspirasi,
ekspirasi memanjang, bunyi jantung terdengar jauh.

Pemeriksan Penunjang :
1.Faal Paru
a.a) Spinometri (VEP, KVP).
1) Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP 1 < 80 % KV menurun,
KRF dan VR meningkat.
2) VEP, merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk
menilai beratnya dan perjalanan penyakit.
a.b) Uji bronkodilator
a.b.1) Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8
hisapan 15-20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP 1.
c. Darah Rutin : Hb, Ht, Leukosit
d. Pemeriksaan Radiologis
e. Pemeriksaan Analisis Gas Darah
Terdapat hipoksemia dan hipokalemia akibat kerusakan kapiler alveoli .
f. Pemeriksaan EKG
Untuk mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai hipertensi pulmonal dan
hipertrofiventrikel kanan.
g. Pemeriksaan Enzimatik : Kadar alfa-1-antitripsin rendah.

Gambaran radiologis emfisema secara umum


Akibat penambahan ukuran paru anterior posterior akan menyebabkan

bentuk toraks kifosis, sedang penambahan ukuran paru vertical menyebabkan


diafragma letak rendah dengan bentuk diafragma yang datar dan peranjakan
diafragma berkurang pada pengamatan dengan fluoroskopi. Dengan aerasi
paru yang bertambah pada seluruh paru atau lobaris ataupun segmental, akan
menghasilkan bayangan lebih radiolusen, sehingga corakan jaringan paru
tampak lebih jelas selain gambaran fibrosisnya dan vascular paru yang relatif
jarang.

Gamabaran radiologis Emfisema

Emfisema. Thoraks berbentuk slindrik,


diafragma
letak rendah dan mendatar, jantung
ramping, sela iga melebar.

Emfisema lobaris
Biasanya

terjadi pada bayi baru lahir dengan kelainan tulang


rawan,bronkus, mukosa bronchial yang tebal, sumbatan mucus (mucous
plug), penekanan bronkus dari luar oleh anomaly pembuluh darah.
Gambaran radiologiknya berupa bayangan radiolusen pada bagian paru
yang bersangkutan dengan pendorongan mediastinum ke arah kontra
lateral.
Bayangan radiolusen di hemitoraks
kanan atas yang mendorong
mediastinum ke arah kiri dan sisa
jaringan paru lobus bawah-kanan
terdesak ke bawah.

Emfisema lobar congential pada anak.


a.pada umur 1hari radiolografi dada normal.
b.tiga hari kemudian terdapat peningkatan masalah pernafasan,
radiografi menunjukkan emfisema lobus kiri atas mengompresi
lobus bawah dan paru-paru kanan

Emfisema bulla
Bulla merupakan emfisema vesikuler setempat dengan ukuran antara 1-2

cm ataulebih besar, yang kadang-kadang sukar dibedakan dengan


pneumotoraks. Sering faktor penyebabnya sudah tidak tampak lagi, tetapi
akibatnya adalah emfisema bulla yang tetap atau bertambah besar.
Gambaran radiologic berupa suatu kantong radiolusen di perifer lapangan
paru, terutama bagian apeks paru dan bagian basal paru dimana jaringan
paru normal sekitarnya akan terkompresi sehingga menimbulkan keluhan
sesak nafas.

Perbercakan kedua paru dari proses


spesifik dengan bayangan bula di kedua
paru atas

Foto rontgen paru pria berumur 41 tahun


yang menunjukkan bullae semacam bentuk
gelembung-gelembung radioluscent pada
apek paru.

Panah menunjukan gambaran


bullae pada paru penderita
emfisema

Gambaran emfisema pada


lobus superior kedua pulmo
dengan perselubungan
radioopaque (bullae) pada
lobus superior pulmosinistra

Emfisema kompensasi
Keadaan ini merupakan usaha tubuh secara fisiologik menggantikan

jaringan paru yang tidak berfungsi (atelektasis) atau mengisi toraks


bagian paru yang terangkat pada pneumoektomi.
Emfisema senilis
Emfisema senilis merupakan akibat proses degenerative orang tua
pada kolumnar vertebra yang mengalami kifosis dimana ukuran
anterior posterior toraks bertambah sedangkan tinggi toraks secara
vertical tidak berubah, begitu pula bentuk diafragma dan peranjakan
diafragma tetap tidak berubah. Keadaan ini akan menimbulkan atrofi
septa alveolar dan jaringan paru berkurang danakan diisi oleh udara
sehingga secara radiologic tampak toraks yang lebih radiolusen,
corakan bronkovaskular yang jarang dan diafragma yang normal.

Emfisema senilis, bentuk


thoraks yang slindrik dengan
kedua diafragma letak rendah
dan mendatar

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum
Pendidikan terhadap keluarga dan penderita
Menghindari rokok dan zat inhalasi
Menghindari infeksi saluran nafas
Pemberian obat-obatan
1. Bronkodilator
Derivat Xantin
b2. Gol Agonis
Antikolinergik
Kortikosteroid
2. Ekspectoran dan Mucolitik
Antibiotik
Pemberian antibiotik dapat mengurangi lama dan beratnya eksaserbasi. Antibiotik
yang bermanfaat adalah golongan Penisilin, eritromisin dan kotrimoksazol
biasanya diberikan selama 7-10 hari. Apabila antibiotik tidak memberikan
perbaikan maka perlu dilakukan pemeriksaan mikroorganisme.

Terapi oksigen
Pada penderita dengan hipoksemia yaitu PaO2 < 55
mmHg. Pemberian oksigen konsentrasi rendah 1- 3
liter/menit secara terus menerus memberikan perbaikan
psikis, koordinasi otot, toleransi beban kerja
Latihan fisik
Rehabilitasi
Fisioterapi

Dd
Asma bronkial
PPOK
TB paru

Prognosis
Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang
bergantung pada umur dan gejala klinis waktu berobat.
Penderita yang berumur kurang dari 50 tahun dengan :
Sesak ringan, 5 tahun kemudian akan terlihat ada
perbaikan.
Sesak sedang, 5 tahun kemudian 42 % penderita akan
sesak lebih berat dan meninggal.

terimakasih

Referensi
Buku Ajar Patologi Jilid 2 Edisi 7: Paru dan Saluran Napas
Atas.Jakarta: EGC
Davey. 2006. At a Glance Medicine: Penyakit Paru
ObstruktifKronis.Jakarta: Erlangga.
Guyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9
Insufesiensi Pernapasan. Jakarta: EGC Kumar dkk. 2006.
http://akhtyo.blogspot.com/2009/03/asma-bronkhitis-emfisema.html
http://medinfo.ufl.edu/~bms5191/pulmon/em1.html
http://medlinux.blogspot.com/2007/09/emfisema.html
http://www.radrounds.com/photo/barrel-chest?context=latest

Anda mungkin juga menyukai