Anda di halaman 1dari 99

PEMELIHARAAN

TRANSFORMER BAB I

TRANSFORMATOR TENAGA
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik
yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke
pelanggan maka transformator merupakan peralatan yang
sangat penting dari suatu pembangkit, transmisi dan
distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan
dapat beroperasi secara maksimal dan kontinu dengan
aman. Mengingat kerja keras dari suatu transformator
seperti itu sehingga diperlukan pemeliharaan sebaik
mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara
dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar,
baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus
mengetahui bagian-bagian transformator dan bagian-bagian
mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.

TRANSFORMATOR DAPAT DIBAGI MENURUT


FUNGSI / PEMAKAIAN SEPERTI :
Trafo Mesin ( Pembangkit )
Trafo Gardu Induk
Trafo Distribusi

Transformator dapat juga dibagi menurut kapasitas


tegangan :
Transformator Pembangkit dengan kapasitas 676
MVA, dengan tegangan 500KV
Transformator Gardu Induk dengan Kapasitas
100MVA, dengan tegangan 150KV
Transformator Distribusi dengan kapasitas 150KVA,
dengan tegangan 20KV

KONSEP DASAR TRASFORMATOR

Frinsif dasar Trafo Terdiri Dari :


Belitan Primer
Inti Besi
Belitan Scunder

PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Ketika kumparan primer di hubungkan dengan sumber tegangan


AC (Vp) maka akan mengalir arus pada kumparan primer (Ip).
Perubahan arus (Ip) pada kumparan primer menimbulkan medan
magnet yang berubah berupa fluks magnet (). Fluks magnet ()
yang berubah tersebut diperkuat oleh adanya inti besi sehingga
dihantarkan ke kumparan sekunder, fluks magnet () tersebut akan
memotong kumparan primer (Np) dan sekunder (Ns) sehingga
pada ujung ujung kumparan primer dan sekunder akan timbul
gaya gerak listrik (GGL) Primer (ep) dan Sekunder (es). Polaritas
dari GGL induksi tersebut berlawanan dengan sumbernya yang
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

= Jumlah Lilitan ( Turn)


E
= Gaya Gerak
Listrik (Volt)

= Kecepatan perubahan Fluks Magnet (Weber/detik)


Nilai GGL induksi yang dihasilkan juga dapat dinyatakan
dalam persamaan 2 sebagai berikut:
Es = 4,44 f Ns m

Dimana
F =
Ns=
Qm

ES = Tegangan Induksi
Frequency
Jumlah Lilitan
= Flux maksimum

Hubungan antara tegangan primer,


jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder,
dapat dinyatakan dalam persamaan 3 :

(3)

Vp = tegangan primer (volt)


Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer


dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis
yaitu:
Transformator step up yaitu transformator yang
mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi
tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah
lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu transformator yang
mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi
rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan
sekunder (Np > Ns).
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Z1
seperti pada gambar 4, maka I2 mengalir pada kumparan
sekunder dimana I2 =V2/ZLdengan faktor kerja beban.

Arus beban I2 ini akan menimbulkan medan magnet


berupa fluks sekunder yang cenderung menentang fluks
() bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM.
Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada
kumparan primer harus mengalir arus I2, yang menentang
fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga
keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer
menjadi persamaan 4 :
I1 = I + I2 (4)

Contoh dasar perhitungan Trafo step


up :
Np = 2000 belitan
Ns = 4000 belitan
Ep = 200V
Ep
Np
Es
Ns
Ns
Es =
200V = 400V

Np

4000
x Ep =

x
2000

Contoh dasar perhitungan Trafo step


Down :
Np = 4000 belitan
Ns = 2000 belitan
Ep = 200V
Ep
Np
Es
Ns
Ns
Es =
200V = 100V

Np

2000
x Ep =

x
4000

KONTRUKSI UTAMA TRANSFORMATOR


CONSERVATOR
OIL LEVEL
GAUGE

BUCHHOLZ
RELAY

SUDDEN OIL
PRESSURE RELAY

BUSHING
CURRENT
TRANSFORMER
PRESSURE RELIEF
DEVICE
RADIATOR

OIL
TAN
K
CORE
DEHYDRATING
BREATHER
STOP
VALVE

COOLING FAN

TEMPERATURE
INDICATOR

OIL FLOW INDICATOR


COIL

SHUT OFF VALVE

OIL PUMP

KLEM

BUSHING

RAD
IATO
R

KONS
ERVAT
OR

KIPAS
PENDIN
GIN

A.

JANSE
N
RELAY
TERMOME
TER RELAI

SILICAG
EL
OLTC
KONTRO
L BOX
FAN

BUCHOL
TZ
RELAY

MEKA
NIK
OLTC
SILICAGE
L MAIN
TANK

PERLENGKAPAN TRANSFORMATOR

Transformator terdiri dari :


a.Bagian Utama.
Inti besi
Kumparan
Minyak dan Kertas Isolasi
Bushing
Tangki Konservator
b.Peralatan Bantu.
Pendingin
Tap Changer
Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
Indikator-indikator : Thermometer, permukaan
minyak

c. Peralatan Proteksi.
Rele Bucholz
Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) /
Bursting Plate / press relief divece
Rele tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele pengaman tangki
Oil Level Relay
d. Peralatan Tambahan untuk Pengaman
Transformator.
Pemadam kebakaran (transformator transformator besar )
Rele Differensial (Differential Relay)
Rele arus lebih (Over current Relay)
Rele hubung tanah (Ground Fault Relay)
Rele thermis (Thermal Relay)

BAGIAN BAGIAN UTAMA TRANSFORMATOR

Inti Besi (Electromagnetic Circuit)


Inti besi transformator seperti
diperlihatkan pada gambar
digunakan sebagai media jalannya
fluks yang timbul akibat induksi arus
bolak balik pada kumparan

Transformator terdiri dari 2 macam


Type Inti Besi Yaitu :
Tipe Inti (Core Type)
Tipe inti ini dibentuk dari lapisan
besi berisolasi berbentuk persegi dan
kumparan
transformatornya dibelitkan pada
dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe
inti, lilitan
mengelilingi inti besi yang disebut
dengan kumparan, seperti yang
ditunjukkan pada gambar ( 5 )

Gambar 5 Tipe Inti (Core


Type)

Tipe Cangkang (Shell Type)


Jenis konstruksi transformator yang kedua
yaitu tipe cangkang yang dibentuk dari
lapisan inti berisolasi dan kumparannya
dibelitkan di pusat inti, dapat dilihat pada
Gambar ( 6 )

Gambar 10 Tipe Cangkang (Shell


Type)

Belitan (Winding)
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi
yang mengelilingi inti besi, dimana saat arus
bolak balik mengalir pada belitan
tembaga(kumparan Primer) tersebut, inti besi
akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.
Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan
bila pada rangkaian sekunder ditutup dengan
rangkaian beban maka akan menghasilkan arus
pada kumparan ini. Arus yang mengalir pada
kumparan primer dan sekunder akan
menimbulkan rugi rugi tembaga.. Isolasi yang
biasa digunakan untuk kumparan adalah isolasi
padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.

Gambar 7 Belitan trafo

Bushing
Hubungan antara kumparan trafo
ke jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator,
yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor
tersebut dengan tangki trafo.
Adapun gambar tata letak
bushing pada suatu
transformator dapat

Gambar 8 Tata Letak Bushing dalm


transformator

Adapun contoh bushing yang


terpasang dalam suatu transformator
dapat diperlihatkan pada gambar
berikut ini.

Gambar 13 Contoh Bushing


Transformator

Beberapa macam Type Bushing

Gambar 17 Konstruksi
Resin Impregnated Paper
(RIP)
Gambar 15 Konstruksi Oil
Impregnated Paper Bushing

Minyak dan Kertas Isolasi


Transformator (Dielectric)
Minyak Isolasi Transformator
Minyak isolasi pada transformator
berfungsi sebagai media isolasi, pendingin
dan pelindung belitan dari oksidasi.
Minyak isolasi trafo merupakan minyak
mineral yang secara umum terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu parafinik,
napthanik dan aromatik. Antara ketiga
jenis minyak dasar tersebut tidak boleh
dilakukan pencampuran karena memiliki
sifat fisik maupun kimia yang berbeda.

Gambar 22 Minyak Isolasi


Transformator

Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
Kekuatan isolasi harus tinggi, sesuai IEC 296 minyak trafo
harus Class 1 & 2 yaitu untuk minyak baru dan belum di Filter
> 30 kV/2,5 mm dan setelah difilter yaitu > 70 kV/2,5 mm.
Penyalur panas yang baik, berat jenis kecil, sehingga partikelpartikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendingan menjadi lebih baik. Pada IEC 296
Viskositas minyak class 1 saat suhu 40o C adalah max
12mm2/s
Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan. Sesuai IEC 296 Flash point minyak trafo
Minimal 135oC dan Pour point adalah di bawah 40 o C.
Tidak merusak bahan isolasi padat. - Sifat kimia Y

Tangki Konservator (Oil Preservation &


Expansion)
Transformator berbeban menyebabkan
temperatur kumparan bertambah dan
panas tersebut dialirkan ke tangki dan
sirip-sirip transformator. Kenaikan suhu
minyak isolasi ini menyebabkan
pertambahan volumenya dengan koefisen
muai minyak transformator kurang lebih
0,08 % per 0C. sebaliknya pada saa terjadi
penurunan temperatur operasi, maka
minyak akan menyusut dan volume minyak
akan turun.

CONSERVATOR

OIL LEVEL
GAUGE

SUDDEN OIL
PRESSURE
RELAY

BUCHHO
LZ
RELAY

BUSHIN
G

CURRENT
TRANSFORMER

PRESSURE
RELIEF DEVICE

DEHYDRA
TING
BREATHE
R

OIL
PRESERVA
TION
SYSTEM

C
O
R
E

T
A
N
K

O
I
L

RADIAT
OR

S
T
O
P
TEMPERATUR

V
E
INDICATOR A
L
V
E

C
OI
L

SHUT OFF
VALVE

Gambar 24 Oil Preservation


System

COOLING
FAN
OIL FLOW
INDICATOR
OIL
PUMP

Pemuaian dan penyusutan minyak tersebut


membutuhkan ruang atau cara tersendiri
diantaranya yaitu:
Transformator dengan menggunakan gas
Nitrogen (N2) kontak langsung di atas minyak
transformator.
Transformator dilengkapi dengan konservator
dan pernapasan udara silicagel.
Transformator dengan tangki penuh minyak
dengan dilengkapi sirip yang fleksibel sehingga
dinamakan hermatio.
Konservator seperti gambar 25 digunakan untuk
menampung minyak pada saat transformator
mengalami kenaikan temperatur.

Gambar 25 Konservator

Seiring dengan naik turunnya volume minyak


di konservator akibat pemuaian dan
penyusutan minyak, volume udara didalam
konservator pun akan bertambah dan
berkurang. Penambahan atau pembuangan
udara didalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar. Agar minyak
isolasi transformator tidak terkontaminasi
oleh kelembaban dan oksigen dari luar (untuk
tipe konservator tanpa rubber bag), maka
udara yang akan masuk kedalam konservator
akan difilter melalui silikagel sehingga
kandungan uap air dapat diminimalkan.

Gambar 26
Silikagel

Untuk menghindari agar minyak trafo


tidak berhubungan langsung dengan
udara luar, maka saat ini konservator
dirancang dengan menggunakan
brether bag/rubber bag

Gambar 27 Konstruksi konservator dengan


rubber bag

Silicagel sendiri memiliki batasan


kemampuan untuk menyerap
kandungan uap air sehingga pada
periode tertentu silicagel tersebut
harus dipanaskan bahkan perlu
dilakukan penggantian. Dehydrating
Breather dan dehydrating filter
breather merupakan teknologi yang
berfungsi untuk mempermudah
pemeliharaan silicagel, dimana
terdapat pemanasan otomatis ketika
silicagel mencapai kejenuhan serta
menfilter sistem udara yang akan

Silica-gel
vent
Glas

Connec
ting
flange
Silica Color of
-gel Silica-Gel

BLUE GOOD

BROWN
WATCH

s
wind

BROWN
PINKNO-GOOD
REPLACE DAMP
SILICA-GEL WITH
PINKDRY SILICA-GEL

Dehydr
ating
chambe
r

ow

HOW TO RE-USE DAMP SILICA-GEL


+

Oil
pot
Filt

Set
screw
Level
mark
(red
line)

Silico

DAMP
SILICA-GEL
PINK

er

n oil

Gambar 28 Dehydrating Filter


Breather

150
200
10
20Minutes

PERALATAN BANTU TRANSFORMATOR

Sistem Pendingin

Temperatur pada transformator yang sedang


beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan
jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan temperatur
lingkungan. Temperatur operasi yang tinggi akan
mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada
transformator sehingga diperlukan sistem
pendinginan yang efektif.
Minyak isolasi transformator selain merupakan
media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada
saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari
belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur
sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip sirip
radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat
dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna
meningkatkan efisiensi pendinginan.

Gambar 29 Sistem Pendingin OFAF

Pada umumnya sistem pendingin


pada transformator adalah ONAN,
yaitu pendinginan lilitan
transformator dengan menggunakan
minyak isolasi yang bekerja secara
alamiah dan pendinginan kembali
minyak isolasi menggunakan udara
yang bekerja secara alamiah melalui
dinding tangki dan sirip-sirip. Secara
lengkap pada tabel 4 diperlihat
metode sistem pendingin pada
transformator.

Media yang dipakai pada sistem


pendingin dapat berupa
Udara / gas
Minyak
Air
dan lain sebagainya
Sedangkan pengalirannya ( sirkulasi)
dapat dengan cara :
Alamiah ( natural )
Tekanan / paksaan

Radiator
Radiator seperti diperlihatkan gambar 30, berupa sirip-sirip
yang bergelombang dan dilalui minyak transformator, yang
berfungsi untuk memperluas permukaan kontak dengan udara
sehingga pendinginan bisa lebih cepat.
Pada transformator minyak dengan sirkulasi minyak natural,
minyak panas akan bergerak ke bagian atas transformator.
Minyak tersebut kemudian masuk ke radiator, dan di dalam
radiator minyak akan didinginkan baik secara alamiah maupun
secara paksa (fan). Minyak dari radiator kemudian turun ke
bagian bawah radiator dan masuk lagi ke tangki transformator
bagian bawah.
Pada transformator yang menggunakan air (water) sebagai
pendingin bagian eksternal transformator, tidak menggunakan
radiator tetapi menggunakan heat exchanger khusus yang
menggunakan sistem tube untuk memindahkan panas dari
minyak ke air pendingin.
Untuk menghindari masuknya air kedalam minyak transformator
akibat kebocoran, tekanan minyak didalam heat exchanger
dibuat lebih tinggi daripada tekanan air.

AIR
RELIESE

FIN

DRAIN

Gambar 30 Radiator Transformator

Kipas Pendingin

Fan atau kipas pendingin dipasang


pada radiator untuk mempercepat
proses pendinginan minyak
transformator didalam radiator. Kipas
tersebut bisa dipasang secara
horizontal maupun secara vertikal,
fan menghembus udara dari bawah
ke atas.

Gambar 31 Kipas
pendingin

Pompa Sirkulasi
Pompa sirkulasi minyak
transformator biasanya terletak di
header bawah radiator. Pompa
tersebut menyedot minyak dari
radiator, kemudian minyak dialirkan
ke bagian bawah tangki
transformator. Dengan pompa
tersebut pendinginan transformator
bisa lebih cepatdan lebih efektif.

Casin Oil
Flow
g

Termin
al box

Ori
ng
Impe
iler

Stator
Roto
rBea

ring

Fra
me
Shaf
t
Bear Name
ing plate

Gambar 32 Pompa sirkulasi

Indikator Temperatur
(Thermometer)
Untuk mengetahui temperatur
operasi dan indikasi
ketidaknormalan Temperatur
operasi pada trafo digunakan
rele thermal. Relay temperatur
dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu relay temperatur winding
(belitan) dan relay suhu Oil
(Minyak trafo).

Gambar 35 Indikator Temperatur


Transformator

Indikator Level Minyak


Minyak transformator merupakan
elemen penting karena menjadi
media pendingin sekaligus media
isolasi untuk winding. Sehingga
monitor level minyak sangat penting
karena dapat mempengaruhi
performance transformator dalam
pengoperasiannya.

Gambar 36 Oil level


indicator

PROTEKSI DAN PENTANAHAN TRANSFORMATOR

PROTEKSI MEKANIK TRANSFORMATOR


Relay Bucholz
Pada saat trafo mengalami gangguan internal
yang berdampak kepada suhu yang sangat tinggi
dan pergerakan mekanis didalam trafo, maka
akan timbul tekanan aliran minyak yang besar
dan pembentukan gelembung gas yang mudah
terbakar. Tekanan atau gelembung gas tersebut
akan naik ke konservator melalui pipa
penghubung dan rele bucholz. Tekanan minyak
maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh
rele bucholz sebagai indikasi telah terjadinya
gangguan internal, berikut dijelaskan mengenai
Mekanisme Kerja Rele Bucholz

Gambar 39 Relay bucholz

Rele bucholz mengindikasikan


Alarm saat gas yang terbentuk
terjebak di rongga rele bucholz
dengan mengaktifkan satu
pelampung

Rele bucholz mengindikasikan


Trip saat gas yang terbentuk
terjebak di rongga rele bucholz
dengan mengaktifkan kedua
pelampung
Rele bucholz mengindikasikan
Trip saat muncul tekanan
minyak yang tinggi ke arah
konservator
Gambar 40 Mekanisme Kerja Rele Bucholz

CONSERVAT
OR

BUCHHOLZ
RELAY

S2

OIL
FLOW

T
A
N
K

A
r
c

FLOA
T F2

Gambar 42 Prinsip respon Trip Relai bucholz

Relay Jansen
Relay jansen adalah relay yang digunakan
untuk mengamankan trafo dari gangguan
di dalam tap changer (OLTC) yang
menimbulkan gas. Relai Jansen
memanfaatkan tekanan minyak dan gas
yang terbentuk sebagai indikasi adanya
ketidaknormalan/gamgguan. Relay ini
dipasang pada pipa yang menuju
konservator.
Cara kerja relay jansen pada prinsipnya
sama dengan relay bucholz akan tetapi
hanya punya satu kontak tripping.

Relai jansen biasanya dikenal dengan


OLTC Protective Relay dengan jenis
tipe relai yang sering dipakai adalah
RS-3000. Berikut kami perlihatkan
jenis tipe relai tersebut dalam kondisi
normal dan trip

Gambar 43 Relay jansen

Pressure Relay
Pressure Relay ini didesain sebagai
titik terlemah saat tekanan didalam
trafo muncul akibat gangguan.
Dengan menyediakan titik terlemah
maka tekanan akan tersalurkan
melalui Pressure Relay dan tidak
akan merusak bagian lainnya pada
maintank. Pada gambar berikut
diperlihatkan posisi dan respon
pressure relay akibat adanya arching
pada transformator.

CONSERVATO
R

OIL LEVEL
GAUGE

BUCHH
OLZ
RELAY

BUSHI
NG

SUDDEN OIL
PRESSURE
RELAY

CURRENT
TRANSFORME
R

PRESSURE
RELIEF DEVICE

DEHYDR
ATING
BREATHE
R

O
I
L

C
O
R
E

T
A
N
K

S
T
O
TEMPERATU P

RE
V
INDICATOR A
L
V
E

C
O
I
L

A
rc

RADIAT
OR

SHUT OFF
VALVE

OIL FLOW
INDICATOR

OIL
PUMP

Gambar 45 Posisi letak Pressure Relay Pada


Transformator

COOLING
FAN

Pada gambar diatas diperlihatkan


pressure relai terdiri dari 2 jenis yaitu
Pressure Relief Device dan Sudden
Oil Pressure Relay.

Gambar 46 pressure Relief Device

Terdapat 2 jenis sudden oil


pressure relay:
Type Membran
Berupa plat tipis yang di desain
sedemikian rupa yang akan pecah
apabila menerima tekanan melebihi
desainnya. Membrane ini hanya
sekali pakai sehingga jika pecah
harus diganti yang baru.

Type Valve
Berupa suatu katup yang ditekan
oleh sebuah pegas yang di desain
sedemikian rupa sehingga apabila
terjadi tekanan di dalam trafo
melebihi tekanan pegas maka akan
membuka dan membuang tekanan
keluar bersama sama sebagian
minyak.
Apabila tekanan di dalam trafo
sudah turun atau lebih kecil dari
tekanan pegas maka valve akan

Test plug

Silicagel cover

G1

Micro-switch

Micro-switch
action bellows

O
i
l

Oring suppression

Cap

Ori
ngTest Plug
Details of

A
Asection

Terminal box

Loose stop
screw

p
l
u
g

Air drain valve


connection flange

A
i
r
Equaliz
er
Separate bellows
Ori
fic
e

Gambar 47 Sudden Oil Pressure Relay

Temperature Relay
Untuk mengetahui temperatur operasi dan
indikasi ketidaknormalan Temperatur
operasi pada trafo digunakan rele thermal.
Relay temperatur dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu relay temperatur winding
(belitan) dan relay suhu Oil (Minyak trafo).
Seperti diperlihatkan sistem winding dan
oil indicator pada transformator. Relay
temperatur berfungsi untuk melindungi
trafo dari temperatur yang berlebih.
Apabila temperatur trafo melebihi batas
yang ditentukan maka relay suhu akan
bekerja. Besar kenaikan suhu adalah

RESIST
ANCE
ELEME
NT

Aux.CT

WINDING
TEMP.
INDICATO
R

TO CONTROL CENTER
CONTACT NO.

1 FAN START

2 PUMP START

3 ALARM

4 TRIP

1 ALARM

2 TRIP

B
.
C
.
T
.
SENS
ITIVE
ELEM
ENT

OIL
TEMP.
INDIC
ATOR

Gambar 48 Sistem Winding dan Oil Temperature


Indicator transformer

Gambar 49 Relai temperatur


transformator

[OIL TEMP.

INDICATOR
]

Conduit
and

Gask
et

Temperatu
re
pointer

Cover fix-ing
bolt
4-M5 screws

Set
temperatur
e
plate
Set
scale
temperature

adjust screw

Termin
al
name
plate

Wir
e to
BCT

Sensor
port

Gasket

Ga
ske
Se
t
Sensor
ns
port
or
Sens
Sen
por
or
sor
t
MDCN-

Oil

level
(3cc/M

4-0234
TO)

Max.temperat
ure

pointer

4-10 mounting
holes

PC1
80

conduit
protector

[WINDING TEMP. INDICATOR]

Conduit
and
conduit
protector
Sens
or
port

Oil level
(110cc/MT
H)
Heater

Capillary
tube

Contain
er of
desicca
nt

Set shaft
of
max.tem
perature
pointer

B
C
T

Cabtyre cable

HEAT
ER

Termin
al

Ca
ble

Co
ver

Tank
Cover

TR
Oil

Resistance
Element

Fixing
Nut

Resistance
Element
and Heat Coil
Thermometer
Well

Heat
Coil

To
Contro
l
Center

Ca
ble

To
B.C.T

Relai temperatur winding (belitan)


dan relai suhu Oil (Minyak trafo).
Kedua jenis relay tersebut bekerja
dalam 2 tahap, yaitu :
Tahap 1 : mengerjakan alarm
Tahap 2 : memerintahkan trip ke PMT

PROTEKSI ELEKTRIKAL
TRANSFORMATOR
Proteksi trafo tenaga juga di lengkapi dengan
sistem proteksi elektrik yang terdiri dari proteksi
utama dan proteksi cadangan. Secara umum
digambarkan sistem proteksi elektrik pada trafo
tenaga pada gambar 51.
Berikut ini penjelasan tentang fungsi dari jenisjenis relai elektrik pada transformator sebagai
berikut:
Relay Differensial (87 T)
Relai differensial arus berdasarkan Hukum
Kirchof, dimana arus yang masuk pada suatu
titik, sama dengan arus yang keluar dari titik
tersebut
Relai diferensial arus membandingkan arus

Gambar 51 Sistem proteksi trafo tenaga

Gambar 52A Relay differensial transformator saat kondisi


normal

- Dalam keadaan normal.


Agar relay diferensial tidak kerja dalam keadaan norma! maka
persyaratannya :
* CT 1 dan CT 2 (m,mpun ACTnya ) harus mempunyai rasio
sedemikian
Rupa sehingga It = Iz
* Sambungan pada polaritas CT ldan CT 2 maupun ACTnya
harus benar.

Gambar 52B Relay differensial Transformer saat


gangguan internal

Fungsi relai diferensial pada trafo tenaga adalah


Mengamankan transformator dari gangguan
hubung singkat yang terjadi di dalam
transformator, antara lain hubung singkat antara
kumparan dengan kumparan atau antara
kumparan dengan tangki.Relay ini tidak akan
bekerja saat kondisi normal tidak ada gangguan
arus yg mengalir ke relay differensial sama
dengan nol ( gb 52A ), sedangkan Relai ini harus
bekerja kalau terjadi gangguan di daerah
pengamanan seperti diperlihatkan pada gambar
52B diatas dapat dilihat bahwa dalam kondisi
gangguan di dalam daerah pengamanan maka
terjadi perbedaan arus antara sisi primer (I1) dan
sisi sekunder (I2) dan berlawanan. Perbedaan
arus tersebut menyebabkan relay differensial
dialiri arus dan relay bekerja.

Gambar 53 Relay differensial transformator


saat gangguan eksternal

Relay differensial tidak boleh bekerja dalam


keadaan normal atau gangguan di luar
daerah pengamanan seperti diperlihatkan
pada gambar 53.
bahwa dalam kondisi normal atau
gangguan di luar daerah pengaman arah
arus I1 dan I2 adalah berlawanan dan
mempunyai besar yang sama maka relay
differensial tidak dialiri arus dan relay tidak
bekerja.
Relai ini merupakan unit pengamanan dan
mempunyai selektifitas mutlak.
Karakteristik relay diffrensial diperlihatkan
pada gambar 54 dibawah ini.

Restricted Earth Fault (REF)


Fungsi dari REF adalah untuk
mengamankan transformator bila
ada gangguan satu satu fasa ke
tanah di dekat titik netral
transformator yang tidak dirasakan
oleh rele differensial

Gambar 55 Rangkaian arus relai REF saat terjadi


gangguan eksternal

SISTEM PENTANAHAN
TRANSFORMATOR
Maksud dari pentanahan titik netral
diantaranya adalah sebagai berikut :
Mengurangi bahaya sengatan listrik (shock
hazard) pada manusia
Memungkinkan mengalirnya arus saat terjadi
ground fault sehingga dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya ground antara konduktor
ke tanah dan dapat memicu bekerjanya
sistem proteksi.
Menghindari peralatan terhadap
kemungkinan adanya gejolak tegangan tinggi
(overvoltage) ketika terjadi gangguan.

Metode pentanahan
Insulated
Solid earthing
Impedance earthing

Insulated atau Ungrounded

Pada sistem ini titik netral tidak ditanahkan.


Namun pada dasarnya sistem ini tetap terhubung
ke tanah melalui kapasitansi line ke tanah.
Dua keuntungan mendasar pada sistem ini
adalah:
Keuntungan operasional, yaitu ground fault yang
terjadi pada sistem hanya mengakibatkan
mengalirnya arus ground yang kecil, sehingga
sistem tetap dapat beroperasi walaupun terdapat
ground (kontinuitas operasi sistem).
Keuntungan ekonomis, yaitu tidak diperlukan
biaya untuk peralatan grounding.
Sistem ini memiliki beberapa kelemahan, seperti
dari segi keamanan / safety, adanya
kemungkinan terjadi overvoltage / tegangan
lebih, dan lebih susah untuk mendeteksi

Solid earthing

Pada solid earthing, netral dari


transformator dihubungkan langsung
dengan tanah. Pada sistem ini
tegangan lebih (transient
overvoltage) pada transformator saat
terjadi gangguan dapat dihindari.
Namun arus gangguan yang terjadi
sangat besar. Arus gangguan phase
ke tanah (ground fault) yang terjadi
bisa melebihi 60 % dari arus
gangguan hubung singkat tiga
phase.

Impedance earthing
Sistem pentanahan ini digunakan
untuk membatasi arus gangguan
yang timbul sehingga meningkatkan
keamanan / safety. Pentanahan
dengan dengan impedance earthing
dapat dibagi lagi menjadi beberapa
sistem, yaitu pentanahan melalui
resistor, reaktansi, dan arc
suppression coil (Petersen coil).

Pentanahan melalui resistor

Gambar 61 Transformator yang ditanahkan


melalui resistor

Pentanahan melalui reactance

Gambar 62 Pentanahan transformator


melalui reactance

Pentanahan melalui Arc


suppression coil (Petersen
coil)

Gambar 63 Pentanahan
transformator melalui Petersen coil

NGR (Neutral Grounding


Resistant)
Salah satu metoda pentanahan adalah dengan
menggunakan NGR. NGR adalah sebuah tahanan yang
dipasang serial dengan neutral sekunder pada
transformator sebelum terhubung ke ground/tanah.
Tujuan dipasangnya NGR adalah untuk mengontrol
besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi netral
ke tanah.
Ada dua jenis NGR, diantaranya :
1. Liquid
berarti resistornya menggunakan larutan air murni
yang ditampung didalam bejana dan ditambahkan
garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai resistansi yang
diinginkan
2. Solid
NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl,

Gambar 64 Rangkaian NGR Pada


Transformator

TAP CHANGER TRANSFORMATOR


Pengubah tap transformator adalah alat
pengubah perbandingan transformasi
suatu transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang lebih baik
sesuai dengan yang diinginkan. Pada
transformator yang menggunakan
pengubah tap, kumparan transformator
tersebut memiliki sejumlah tap yang dapat
dipindah-pindahkan. Perbandingan
transformator dapat diubah dengan
menambah atau mengurangi jumlah
belitan dengan cara mengubah posisi tap.

Pengubah tap berbeban (OnLoad Tap Changer / OLTC)


Pengubah tap berbeban berfungsi
untuk memindahkan tap
transformator pada saat
transformator berbeban. Ketika
terjadi perpindahan tap akan timbul
busur api / arching, oleh karena itu
harus dilakukan dengan sistem
tertentu untuk meminimalkan busur
api tersebut. Pada gambar 30
dibawah ini diperlihatkan On load tap

Gambar 66 Pengubah tap berbeban


di dalam transformator

Bagian-bagian pengubah tap


berbeban adalah sebagai
berikut:
Tap selector, yang berfungsi untuk memilih
tap yang dikehendaki pada kumparan
transformator.
Arching switch atau diverter switch, yang
berfungsi sebagai kontak antara yang
berpindah sebelum perpindahan tap
selektor, sehingga busur api atau arching
hanya terjadi di diverter / arching switch.
Diverter switch terendam minyak
transformator dalam ruangan tersendiri
yang tepisah dengan tangki utama

Resistor atau ada yang


menggunakan reactor / induktor,
yang berfungsi untuk mengurangi
busur api yang timbul saat
perpindahan tap.
Mekanis penggerak, yang berfungsi
untuk menggerakan diverter switch
dan tap selector, yang terdiri dari
motor penggerak tuas, dan geargear.

VEKTOR GROUP
Vektor group pada transformator tiga
phase menunjukan bagaimana
hubungan belitan transformator pada
sisi primer dan sisi sekundernya.
Vektor group pada transformator
harus diperhatikan, karena dengan
vektor group yang berbeda dapat
mengakibatkan terjadinya
pergeseran sudut (angular
displacement) yang berbeda-beda.

Untuk menggambarkan vektor group


pada transformator, dikenal istilah
jam transformator. Hal tersebut
untuk menggambarkan pergeseran
sudut yang terjadi. Misalnya pada
transformator dengan vector group
Yd1, maka terdadi pergeseran sudut
antara input dan output
transformator sebesar 1 x 30o = 30o.
Dan pada transformator dengan
vector group Yd5 berarti terjadi
pergeseran sudut 5 x 30o = 150o.

Berikut adalah beberapa contoh cara


penyambungan belitan transformator
tiga phase hubungan Yy0 dan Yd1 :

Anda mungkin juga menyukai