Anda di halaman 1dari 33

REFERAT FRAKTUR OS FACIAL

Madina Ika Masrullah


03012153
Pembimbing
dr. Dani Wicaksono, SpBP-RE

DEFINISI

Diskontinuitas tulang dan tulang rawan


wajah yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa

EPIDEMIOL
OGI

6% dari seluruh fraktur


laki-laki : perempuan = 3 : 1
Indonesia : 81,73% (laki-laki KLL)

Kekuatan Jejas

Os nasal

: 30g

Os zygoma
Os mandibular

: 50g
: 70-100g

Os frontalis

: 80g

Os maksilaris

: 100g

Os supraorbital

: 200g

Anatomi
os frontal
os nasal
os zygoma
os maksila
os
mandibula

os sfenoid
os etmoid
os lakrimal
os vomer
os temporal

Klasifikasi
Upper face : os frontalis
dan sinus frontalis
Midface :
- Atas
: os zigoma, os
nasal, os etmoid dan os
maksila bagian non gigi
(Le Fort II dan III).
- Bawah : alveolus
maksila, gigi dan
palatum (Le Fort I).
Lower face
mandibular

: os

ETIOLOGI

Kecelakaan lalu lintas terutama sepeda


motor
Penganiayaan atau berkelahi
Olahraga
Jatuh

GEJALA

gangguan fungsi melihat, mendengar,


menghidu, bernapas, makan dan bicara.
nyeri, laserasi, kontusio, defisit
neurologi, maloklusi dan asimetri wajah

1. Fraktur Maksila

Le Fort I : fraktur transversal yang melalui lantai rongga sinus maksila


diatas gigi, sehingga memisahkan prosesus alveolaris, palatum dan
prosesus pterygoid dari struktur tengkorak wajah diatasnya
Le Fort II : fraktur piramida. Garis fraktur berjalan diagonal dari
lempeng pterigoid melewati maksila menuju tepi inferior orbita dan
keatas melewati sisi medial orbita hingga mencapai hidung, sehingga
memisahkan alveolus maksila, dinding medial orbita dan hidung
Le Fort III : fraktur melewati sutura zigomatikofrontalis, berlanjut ke
dasar orbita hingga sutura nasofrontalis

Tanda & Gejala


oedem, hematom mata, epitaksis,
maloklusi gigi dan gangguan
kesadaran

2. Fraktur Frontal

Tanda & Gejala


laserasi, kontusio, nyeri fasial,
hematoma di dahi, krepitasi
supraorbita rims, emfisema
subkutan, rinore cairan
serebrospinal

3. Fraktur Dasar Orbita


Fraktur Blow-out
- Melibatkan dinding medial
dan dasar orbita
- hematoma atau edema
periorbital, ekimosis,
perdarahan subkonjungtiva,
enoftalmus, perubahan
ketajaman visus, diplopia
- paresthesia dari lateral
hidung, bibir atas dan
gingiva maksila

4. Fraktur Zigoma
Tanda & Gejala
zigomatikofrontal,
zigomatikotemporal,
zigomatikomaksila dan
zigomatikoorbita
Nyeri pipi, tulang pipi datar,
perdarahan subkonjungtiva,
diplopia

5. Fraktur Nasal

Tanda & Gejala


bergeser ke lateral atau
posterior dan dapat melibatkan
kartilago septum dan os nasal
edema, epitaksis, nyeri, deviasi,
krepitasi, fraktur dan hematoma
septum

6. Fraktur Naso-Orbito-Etmoidalis
Tanda & Gejala
os nasal, os orbita dan os
etmoidalis dan dapat
menyebabkan kerusakan kantus
media, apparatus lakrimalis atau
ductus nasofrontalis
telekantus (bertambahnya jarak
antara kantus media dan
kelopak mata) yang disebabkan
bergesernya fragmen tulang
yang menahan tendon kantus
media ke arah lateral.

7. Fraktur Mandibula

kondilar-subkondilar,
angulus, korpus, simfisis,
dan parasimfisis
Nyeri rahang bawah,
maloklusi gigi,
perdarahan dari mulut,
trismus, oedem dan
krepitasi tulang

JENIS FRAKTUR MANDIBULA

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi setiap deformitas dan asimetri
Palpasi seluruh tulang kraniofasial untuk melihat ada tidaknya
iregularitas atau krepitasi.
Pemeriksaan nervus trigeminal dan fasial
Inspeksi intranasal untuk melihat hematoma septum
Pemeriksaan oftalmologi untuk menilai adanya jebakan
ekstraokular atau deficit nervus optikus.
Pemeriksaan intraoral untuk menilai adanya maloklusi dan
fraktur atau gigi yang hilang.

Pemeriksaan Penunjang
Upper face

: CT Scan dengan rekonstruksi 3D dan Rontgen waters

Middle face

: CT Scan dengan rekonstruksi 3D, Waters dan

posteroanterior, submental dan oklusal.


Lower face

: Panoramik, CT Scan dengan rekonstruksi 3D, foto

posteroanterior, lateral oblique kiri dan kanan dan oklusal.

Tatalaksana Umum
Airway
Bebaskan jalan napas, bersihkan dari sumbatan, suction dan oksigen. Bila perlu
lakukan intubasi, krikotiroidektomi atau trakeotomi. Imobilisasi servikal, pasang
collar neck sampai dibuktikan tidak ada cedera cervical.
Breathing
Nilai frekuensi napas. Jika ada kelainan memungkinkan adanya cedera pada
thoraks seperti pneumothoraks lakukan pungsi pleura.
Circulation
Nilai frekuensi nadi dan suhu. Jika ada tanda-tanda syok, curigai adanya
perdarahan pada intraabdomen/femur/toraks/pelvis/ retroperitoneal. Lakukan
resusitasi cairan.
Disability
Nilai kesadaran dengan GCS.
Exposure
Ekpos pasien, lepaskan baju bila perlu namun jaga agar tetap hangat.

Tatalaksana Khusus
Prinsip bedah :
- reduksi fraktur (mengembalikan segmen-segmen tulang pada lokasi anatomi
semula)
- fiksasi segmen-segmen tulang untuk meng-imobilisasi segmen-segmen pada
lokasi fraktur
Reduksi tertutup : intermaxillary fixation (IMF)
Reduksi terbuka : pembedahan

1. Fraktur Maksila
Le Fort I : Reposisi dan arch bar maxilla digantung dengan
snar wire pada tepi bawah orbita atau IMW.
Le Fort II : Reposisi dengan Rowe Forceps
Fiksasi : IDW + IMW / arch bar + suspense
Miniplate
Fiksasi wire/arch bar dipertahankan selama 5 6 minggu.
Le Fort III : Open reduction internal fixation
Fiksasi dengan miniplate dan wire

FITTING AN ARCH BAR. A, bending it to shape. B, fitting it round the


maxilla. C, wiring it to the maxilla. D, passing a win round a tooth. E, fixing
the rubber bands. After R.O. Dingman and P. Navig Surgery of Facial

2. Fraktur Frontal
reduksi dan di fiksasi dengan menggunakan titanium small plates
dan screws
Jika ada tulang yang hilang di gantikan dengan bone graft

3. Fraktur Dasar Orbita


Dasar orbita di perbaiki dengan blepharoplasty yaitu di insisi di
bawah kelopak mata atau melalui fornix posterior.
Jika ada kerusakan pada dasar orbita maka dapat di lakukan
dengan menggunakan bone grafts.
Jika terdapat fraktur dengan fragmen multiple dan tidak stabil
maka dapat digunakan melalui antrum yaitu Caldwell-Luc.

4. Fraktur Zigoma
Pendekatan Gillies : reduksi lalu os zigoma di posisikan dengan
meraba tonjolan tulang zigoma, dan tepi os orbita lateral dan
inferior

5. Fraktur Nasal
KONSERVATIF
Pasien dengan perdarahan hebat
vasokonstriktor topikal.
Jika tidak berhasil bebat kasa tipis, kateterisasi balon, atau prosedur lain
dibutuhkan tetapi ligasi pembuluh darah jarang dilakukan.
Pada kasus akut, pasien harus diberi es pada hidungnya
Antibiotik diberikan untuk mengurangi resiko infeksi, komplikasi dan
kematian.
Analgetik berperan simptomatis untuk mengurangi nyeri dan memberikan
rasa nyaman pada pasien.
OPERATIF
Untuk fraktur nasal yang tidak disertai dengan perpindahan fragmen
tulang, penanganan bedah tidak dibutuhkan karena akan sembuh dengan
spontan.
Deformitas akibat fraktur nasal sering dijumpai dan membutuhkan reduksi
dengan fiksasi adekuat untuk memperbaiki posisi hidung.

6. Fraktur Mandibula
IMF merupakan kawat untuk mempertahankan lengkungan atas
dan bawah gigi
Titanium untuk fraktur mandibula yang di pertahankan selama 6
minggu.
Pada fraktur kondilus mandibula indikasi reduksi dan fiksasi
terbuka untuk mencegah open bite anterior

TERIMA KASIH

Konservatif
Post oprasi : diet cair

Anda mungkin juga menyukai