Anda di halaman 1dari 30

Referat: Diare pada Anak

Oleh:
Yofara Maulidiah Muslihah (1111103000047)

Pembimbing: dr. Dedy Rahmat, SpA


KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
FKUIN-RSUP FATMAWATI
JAKARTA 2016

Rabu, 30 Maret 2016

Buang air besar yang tidak berbentuk


atau dalam konsistensi cair dengan
frekuensi yang meningkat, umumnya
frekuensi > 3 kali/hari, atau dengan
perkiraan volume tinja > 200 gr/hari.

Definisi Diare

Longo L, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Chapter 40: Diarrhea and
Constipation. Dalam: Harrisons Principles of Internal Medicine 18 th Ed. Philadelphia: McGraw-Hill

Situasi Diare di Indonesia


2000

SKRT: Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar

Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia oleh


karena tata laksana tidak tepat, baik di rumah maupun di sarana kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. Dalam: Buletin Jenedela Data dan
Informasi Kesehatan Triwulan II, 2011.

Batasan
Akut

Longo L, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Chapter 40: Diarrhea and
Constipation. Dalam: Harrisons Principles of Internal Medicine 18 th Ed. Philadelphia: McGraw-Hill

Buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

Diare Akut
Bayi dengan ASI eksklusif:

Meningkatnya frekuensi BAB atau konsistensinya menjadi cair yang


menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Cara Penularan dan Faktor Risiko


Faktor Risiko

Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 6 bulan


pertama

Tidak memadai penyediaan air bersih (pencemaran air


oleh tinja, kurang sarana MCK)

Personal hygiene buruk

Penyiapan penyimpanan makanan tidak higienis

Penyapihan tidak baik

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Kelainan
Obat-Obatan
Keracunan
Malarbsorpsi
Alergi
Infeksi
Etiologi

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita


Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media Aesculapius.

Etiolog: Infeksi

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S,


Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar
Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1 Cetakan
Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Etiologi: Infeksi

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme,
Schor. Nelson Textbook of Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier

Etiologi Infeksi: Patogenesis


Non-Inflamatori

Enterotoksin bakteri

Destruksi permukaan villus oleh


virus

Adherensi dan/atau translokasi


bakteri

Inflamatori

Bakteri secara langsung


menginvasi usus

Bakteri secara langsung


memproduksi sitotoksin yang
sebabkan cairan, protein, serta
sel-sel (eritrosit dan leukosit)
Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme,
masuk lumen
usus
th

Schor. Nelson Textbook of Pediatrics 20 Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier

Etiologi Infeksi: Patogenesis

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme,
Schor. Nelson Textbook of Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier

Diare yang berlangsung 14 hari.

Diare Persisten dan Kronis

Persisten beretiologi infeksi, sementara kronis dasar etiologinya noninfeksi.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Kelainan
Obat-Obatan
Keracunan
Malarbsorpsi
Alergi
Infeksi
Etiologi

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita


Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media Aesculapius.

Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Deskripsi diare (frekuensi, lama, warna,


konsistensi, adanya lendir/ darah)

Adanya muntah

Tanda dehidrasi (rasa haus, anak rewel/


lemah, BAK terakhir)

Jumlah cairan masuk

Demam

Kejang

Riwayat makan dan minum

Kembung akibat hipokalemia

Penderita sekitar

Kejang akibat gangguan Na

Pengobatan yang diterima

Nafas cepat dalam akibat asidosis


metabolik

Keadaan Umum

Tanda-Tanda Dehidrasi

Tanda-Tanda Ketidakseimbangan
Asam Basa dan Elektrolit

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita


Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media Aesculapius.

Tanda-Tanda Dehidrasi

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme,
Schor. Nelson Textbook of Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tinja (tidak rutin, kecuali ada tanda intoleransi


laktosa dan curi amebiasis; bisa secara makroskopis,
mikroskopis, maupun kimiawi)

Dehidrasi berat: elektrolit serum, analisis gas darah, kadar gula


darah

Dengan adanya sepsis dan infeksi saluran kemih: darah lengkap,


kultur urin dan tinja (bisa juga untuk tes kepekaan terhadap
antibiotik)

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita


Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media Aesculapius.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme,
Schor. Nelson Textbook of Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier

Penatalaksanaan Diare
Rehidrasi

5
Pilar

Juffrie M, Soenarto SS,


Oswari H, Arief S,
Rosalina I, Mulyari NS.
Buku Ajar
GastroenterologiHepatologi Jilid 1
Cetakan Kedua. 2010.
Jakarta: Badan Penerbit
IDAI.

5 Pilar Penatalaksanaan Diare


Oralit

Beri ibu 2 bungkus

Larutkan 1 bungkus dalam 1 L air


matang (untuk 24 jam)

Berikan setiap anak BAB

< 2 thn: 50 100 ml/ BAB

2 thn: 100 200 ml/ BAB

Jika dalam 24 jam persediaan


tersisa, maka buang

Abtibiotik Selektif

Jangan kecuali berindikasi (kolera atau


disentri)

Tidak rasional: memperpanjang lama


diare (ganggu keseimbangan flora usus
dan C. difficle akan tumbuh), percepat
resistensi
kuman, NS.
biaya
obat
tidak
perlu
Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina
I, Mulyari
Buku
Ajar
GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

5 Pilar Penatalaksanaan Diare


ASI dan Makanan Teruskan

Sesuai usia anak dengan menu


sama pada waktu anak sehat

Cegah hilang BB dan ganti nutrisi


yang hilang

Sedikit tapi sering, rendah serat,


dan tidak merangsang

Zinc

Berperan untuk pertumbuhan dan


pembelahan sel, antioksidan,
meningkatkan kecepatan regen usus,
kekebalan seluler, pengecapan,
kekebalan tubuh, serta nafsu makan

Di awal masa diare selama 10-14 hari


berturut-turut

Dosis (larutkan dlm air matang, ASI,


oralit):

< 6 bln: 10 mg (1/2 tab)/ hari

6 bln:
20 mg (1
tab)/
hariAjar GastroenterologiJuffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina
I, Mulyari
NS.
Buku
Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

5 Pilar Penatalaksanaan Diare


Nasihat pada Orang Tua
Kembali

jika demam, tinja berdarah, berulang,


makan atu minum sedikit, sangat haus, diare
makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Terapi Diare:
TRO tanpa
Dehidrasi

Setiap anak BAB

Jumlah yang diberikan 10 ml/ kgBB ATAU

Anak usia < 1 tahun

Fungsi: Mencegah Dehidrasi


Dapat diberikan cairan rumah
tangga:

Air tajin

Larutan gula garam

Kuah sayur-sayuran

Anak Usia 1 5 tahun

50 100 ml
100 200 ml

Anak usia 5 12 tahun

200 300 ml

Anak < 2 thn diberikan dengan sendok (tiap 1 2 menit)


Bila muntah hentikan 10 menit, kemudian mulai perlahan
Dilakukan sampai diare berhenti

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Terapi Diare:
TRO Dehidrasi
Ringan-Sedang

Jumlah oralit 3 jam pertama

75 cc/ kgBB

Harus dirawat di sarana kesehatan

Usia < 1 thn 300 ml

Berikan terapi rehidrasi oral


dengan oralit

Usia 1 5 thn 600 ml


Usia > 5 thn 1200 ml

Setelah itu, evaluasui ulang, jika membaik TL


seperti tanpa dehidrasi. Bila memburuk, ikuti
TL dehidrasi berat.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Terapi Diare:
TRP Dehidrasi
Berat
Harus di Puskesmas atau rumah
sakit

Oralit diberikan selama pemberian per-IV ( 5


ml/ kgBB/ jam) dalam 3 4 jam (bayi) atau 1 2
jam (anak yang lebih besar)

IV Line (RL 100 ml/ kgBB):

Jika masih bisa minum, di awal


berikan oralit sampai IV line
terpasang
Oralit memberi tambahan basa dan
kalium

< 1 thn: 30 cc/ kgBB (3 jam) 70 cc/ kgBB (5 jam)

1 thn: 30 cc/ kgBB (1/2 jam) 70 cc/ kgBB (2


jam)

Evaluasi per-jam

Hidrasi tidak membaik, tetes IV percepat

Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), evaluasi,


TL lanjut sesuai klinis

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Medikamentosa: Antibiotik

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Medikamentosa

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Komplikasi
Hipernatremia

> 150 mmol/ L dipantau berkala


dengan ketat (turunkan perlahan,
jika cepat edema otak)

Hiponatermia

Anak diare hanya minum air putih


atau cairan dengan sedikit garam

< 130 mol/ L

Oralit aman dan efektif

Jika tidak berhasil, koreksi Na


bersamaan dengan koreksi cairan
rehidrasi
RL atau NS

Rehidrasi oral atau nasogastrik

Bisa dengan IV: 0,45% saline


D5% selama 8 jam (kebutuhan
cairan dengan BB tanpa koreksi)

Periksa ulang Na pasca-8 jam. Jika


normal, rumatan dengan saline
0,18% - D5% (24 jam)

+ 10 mmol KCL/ 500 ml IV setelah


pasien bisa miksi

Na koreksi (mEq/ L) = 125 (serum


Na x 0,6 x BB)

Separuh dalam 8 jam, sisanya 16


jam

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Komplikasi
Hiperkalemia

Hipokalemia

> 5 mEq/ L

< 3,5 mEq/ L

Dengan Ca glukonas 10% 0,5 1


ml/ kgBB IV pelan-pelan dalam 5
10 menit (monitor detak
jantung)

Jika 2,5 3,5

Jika < 2,5

75 mcg/kgBB/hari PO (bagi 3 dosis)

IV drip (tidak boleh bolis) dalam 4


jam

Dosis:

(3,5 (serum K x BB x 0,4)) + 2


mEq/kgBB/ 24 jam dalam 4 jam

(3,5 (serum K x BB x 0,4)) + ((2


mEq/kgBB/ 24 jam) x 1/6) dalam 20
jam berikutnya

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar GastroenterologiHepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Questions
?

Thank You
Yofara Maulidiah Muslihah
1111103000047

Anda mungkin juga menyukai