Anda di halaman 1dari 4

RESENSI FILM

Oleh :

KELOMPOK 5

Bimo Dwi Pramesta (111110300059) Tazkiyatul Firdaus (1111103000007)

Evan Pramudito Mulyadi (1111103000049) Tiara Putri Methas (1111103000026)

Fadel Askary (1111103000036) Ulfa Rosliana Putri (1111103000080)

Seflan Syahir Ahliadi (1111103000086) Vania Utami Putri (1111103000069)

Syifa Qurrotu Aini (1111103000071) Dela Masiyandara (1110103000099)

KEPANITERAAN KLINIK DOKTER MUSLIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


Resensi Film

Identitas film :

Judul film : Alif Lam Mim 3

Sutradara : Anggy umbara

Produser : Arie untung

Penulis Skenario : Anggy umbara, Bounty umbara, Fajar umbara

Penulis Buku : Primadona Angela

Pemeran : - Cornelio Sunny sebagai Alif


- Abimana aryasatya sebagai Lam
- Agus Kuncoro sebagai Mim
- Prisia Nasution sebagai Laras
- Piet pagau sebagai Kolonel Mason
- Arswendi Nasution sebagai Kyai Haji Mukhlis

Perusahaan produksi : FAM Pictures, Multivision Plus

Tanggal rilis : 1 Oktober 2015

Negara : Indonesia

Bahasa : Indonesia
Film ini mengisahkan tentang tiga orang sahabat yang bernama Alif, Lam dan Mim
dengan latar belakang zaman modern tahun 2036 di Indonesia. Ketiganya merupakan alumni
daari suatu perguruan silat di suatu pondok pesantren Al-ikhlas. Alif merupakan seorang aparat
keamanan Negara yang bersifat tegas dan idealis. Alif sangat berkeinginan untuk menciptakan
kedamaian di Negara ini sehingga apapun yang merusak kedamaian Negara maka ia tidak akan
segan-segan untuk menangkap pelakunya, terutama kasus terorisme. Hal ini dilatarbelakangi
oleh kejadian pembunuhan kedua orang tuanya saat ia sedang berlatih pencak silat dulu. Lam
adalah seorang jurnalis di sebuah perusahaan media massa yang cukup berpengaruh pada zaman
itu. Hasil tulisan yang dibuat Lam cukup digemari masyarakat karna dibuat berdasarkan sudut
pandangnya sendiri yang jujur yang seringkali terkesan dramatis. Dan Mim, memilih untuk
mengabdi sebagai seorang ustadz di pondok pesantren Al-Ikhlas, dimana mereka semua berasal
dahulu. Pada zaman itu, hak asasi manusia sangat dijunjung tinggi. Penggunaan peluru tajam
dilarang dan digantikan dengan peluru karet. Kemampuan bela diri sangat dibutuhkan baik itu
bagi korban kejahatan, pembasmi kejahatan maupun pelaku kejahatan.
Film ini diawali dengan terjadinya kejadian pengeboman di suatu kafe yang menandakan
bahwa masih ada komplotan terorisme pada masa itu. Dari bukti-bukti investigasi mengarahkan
bahwa pelakunya berasal dari pondok pesantren Al-Ikhlas. Hal ini terlihat dari ditemukannya
botol-botol minyak wangi yang merupakan hasil usaha dan budidaya pondok pesantren tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan tokoh Alif yang sedang menangkap bandar
narkoba terkenal dan kemudian muncul kabar bahwa bandar narkoba tersebut ditemukan tewas
pasca penangkapan oleh Alif. Kemudian Alif diberikan skorsing karna ia dituduh sebagai
pembunuh Bandar narkoba tersebut dengan menggunakan peluru tajam yang sudah dilarang pada
zaman itu, sehingga Alif tidak dilibatkan lagi dalam beberapa operasi penumpasan kejahatan.
Suatu hari Alif bertemu dengan cinta masa lalunya, Laras. Laras mengajak Alif untuk bertemu di
sebuah kafa bernama Candi. Saat Alif datang ke kafe itu, Laras sedang bekerja sehingga ia
menyuruh Alif pulang, lalu Alif mendapati sekelompok orang dengan pakain gamis dan sorban
di kafe itu sedang menawarkan minyak wangi Alif meminta mereka untuk meinggalkan kafe
tersebut karna mengganggu ketentraman kafe. Saat mereka keluar, tas dari salah satu orang
tersebut tertinggal di kafe dan tak lama kemudian muncul ledakan bom di kafe tersebut.
Saat dilakukan investigasi oleh polisi dan tim forensic, Lam ikut datang ke tempat
kejadian perkara dan ia melihat tim kepolisian menemukan botol-botol minyak wangi milik
pondok pesantren Al-Ikhlas. Kemudian Lam menulis artikel mengenai kejadian ini, namun
tulisannya kali ini ditolak. Tak lama kemudian polisi datang langsung ke perusahaan tempat Lam
bekerja untuk memberikan kesaksian sehingga kesaksian polisi lah yang dipublikasikan ke
masyarakat. Lam merasa ada hal kejanggalan dari kejadian ini dan tetap berusaha untuk
mempublikasikan tulisannya, namun Lam malah diminta untuk mengundurkan diri dari
perusahaan jika ia tetap bersih keras untuk mempublikasikan hasil tulisannya.
Teror ini telah mengadu domba persahabatan Alif, Lam dan Mim bahkan sampai
mengganggu keamanan keluarga Lam. Alif datang ke pesantren untuk menangkap Kyai
pimpinan pesantren Al-Ikhlas. Mim tidak terima dengan hal tersebut dan terjadilah perkelahian
antara Alif dan Mim. Tak lama, kyai keluar dari pesantren dan menyerahkan diri ke anggota
kepolisian bersama Alif.
Di akhir cerita, ternyata terungkap semua kebenaran bahwa Alif dijebak oleh anggota
kepolisian lainnya di bawah pimpinan Kolonel Mason untuk melancarkan aksi-aksinya. Laras
yang merupakan cinta masa lalu Alif ternayata adalah anak dari Kolonel Mason yang terlibat
dalam rangkain penjebakan ini. Kolonel Mason dan komplotannya telah mengatur sedemikian
hingga semua kejadian yang ada sehingga seakan-akan pelakunya adalah anggota dari pesantren
Al-Ikhlas. Semua rangkaian kejadian yang terjadi merupakan rekayasa dari pimpinan Kolonel
Mason.

Anda mungkin juga menyukai