Anda di halaman 1dari 10

Pencegahan &

Penanggulangan Seks
Bebas
Pencegahan Menurut Agama
dan Etika
Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama
dan etika. Jika keputusan seksual yang ia buat melawati
batas kode etik individu maka akan menimbulkan konflik
internal, seperti perasaan bersalah, berdosa dan lain-lain.

Sikap mengenai seksualitas memiliki rentang mulai dari


pandangan tradisional (hubungan seks hanya boleh dalam
perkawinan) sampai dengan sikap yang memperbolehkan
sesuai dengan keyakinan individu tentang perbuatannya.

Misalnya:
Seseorang meyakini kalau hubungan seks diluar nikah itu
tidak diperbolehkan menurut agama atau etika, tapi
karena kurang bisa mengendalikan diri, ia tetap
melakukan juga.
Michael et al (1994) membagi sikap dan keyakinan individu tentang seksualitas
menjadi 3 kategori:

1) Tradisional :
Keyakinan keagamaan selalu dijadikan pedoman bagi perilaku seksual mereka.
Dengan demikian homo seksual, aborsi, dan hubungan seks pranikah dan di
luar nikah selalu dianggap sebagai sesuatu yang salah.

2) Relasional :
Berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari hubungan saling
mencintai, tetapi tidak harus dalam ikatan pernikahan.

3) Rekreasional :
Menyatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannya dengan cinta.
Seks itu pada dasarnya sama dengan makan, minum, tidur dan berolah-raga.
Seks itu indah dan baik sebagai, anugerah Allah .
Hubungan Seks itu harus dilakukan dalam konteks perjanjian antara Allah dan
manusia yang bermuara pada perkawinan.
Jika kita melakukannya di luar konteks perjanjian (covenant) Allah dan berarti
merusak anugerah Allah.

Setiap orang selalu membutuhkan teman / sahabat atau dalam pergaulannya.


Pergaulan merupakan suatu hubungan yang meliputi tingkah laku seseorang.
Pergaulan merupakan suatu hubungan antar pribadi yang tidak dapat
dihindari. Seringkali dalam pergaulan kita menemui kesulitan yang
menimbulkan persoalan pribadi, sehingga dapat menggoncangkan jiwa dan
menghambat / merugikan perkembangan pribadi yang bersangkutan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pergaulan :
Pengenalan individu
Pengertian terhadap individu
Setiap individu mempunyai kekurangan dan kelebihannya
Keterbukaan diri
Menghormati hak hak individu
Setia
Jujur
Ciri-ciri pergaulan yang baik:
Tidak mementingkan diri sendiri tanpa syarat di dalamnya
Bersifat teguh
Bersedia berkorban
Bersifat berguna / berfaedah
Melalui pergaulan kita memiliki sahabat.
Persahabatan harus membuat hidup
saudara lebih maju dan bergairah dalam
menjalani hidup ini. Sebagai orang percaya
yang masih terus melanjutkan perjalanan
ini menatap masa depan yang gilang
gemilang, kita dituntut untuk taat dan setia
dengan :
Sikap selektif (tahu memilih)
Sikap kritis (tahu menilai)
Sehingga kita tidak terjerumus ke dalam
hal-hal negatif
Pencegahan
Sosiokultural
Merupakan dimensi yang melihat
bagaimana seksualitas muncul dalam
relasi antar manusia, bagaimana
seseorang menyesuaikan diri dengan
tuntutan peran dari lingkungan sosial,
serta bagaimana sosialisasi peran dan
fungsi seksualitas dalam kehidupan
manusia. Misalnya bagi bangsa Timur,
khususnya Indonesia, melakukan
hubungan intim (senggama) di luar nikah
merupakan sebuah aib.
Seks Bebas
dalam Norma Sosial dan
Norma Hukum
Seperti yang dijelaskan dalam bab norma
sosial dan norma hukum, bahwa norma-
norma tersebut selalu menghendaki
kebaikan yang berdasarkan kesepakatan
bersama.Norma hukum bersifat memaksa.
Seks bebas bukan merupakan perbuatan
yang taat hukum. Seks bebas juga bukan
merupakan suatu norma yang baik yang
disepakati masyarakat, konsekuensinya,
seks bebas merupakan sebuah tindakan
pelanggaran terhadap keteguhan norma
dan hukum.
Penanggulangan Hamil di Luar
Nikah
Dari Orangtua dan Keluarga
- Orangtua menenangkan diri
- Orangtua sebaiknya tidak langsung menyalahkan
dan menuding perbuatan anak
- Orangtua harus tetap menjaga kondisi
psikologis anaknya
- Menikahkan kedua remaja ini (?)
bukan solusi satu-satunya untuk menghindarkan aib.
Jika pernikahan ini terjadi atas keinginan anak
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan
atas kesadarannya sendiri, mungkin saja tidak jadi
masalah. Sayangnya, sebagian besar pernikahan
ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak
keluarga. Padahal, pernikahan terpaksa ini bisa
membuat anak jauh lebih depresi lagi
Memberikan si anak waktu tenang untuk
berpikir langkah selanjutnya
Orangtua turut ambil bagian dalam
menentukan pergaulan anak, ajak anak
bergaul di komunitas baru, dan yang paling
penting adalah memberi pendidikan seks
yang tepat agar kejadian ini tak terulang
lagi.
Jika sampai hamil, tak salah kalau tetap
mempertahankan kehamilan ini sampai bayi
lahir. Setelah lahir, bayi bisa saja diasuh
oleh keluarga yang tidak punya anak.
Jika sampai hamil, tak salah kalau
tetap mempertahankan kehamilan ini
sampai bayi lahir. Setelah lahir, bayi
bisa saja diasuh oleh keluarga yang
tidak punya anak.
ajak anak untuk berpikir dan diskusi
tentang langkah yang diambil serta
membuat kedua belah pihaknya
nyaman

Anda mungkin juga menyukai