Pembimbing Klinik
Dr. Indah Waty Muchlis, Sp. An
Dr. Aprilina, Sp. An
Definisi dan klasifikasi
Golongan ester
Kokain,benzokain, ametocain, prokain,tetrakain, kloroprokain
Golongan amida
Lidokain, mepivakain, prilokain, bupivacaine, etidokain, dibukain,
ropivakain, levobupivakain
Mekanisme kerja
Reseptor spesifik pada Mencegah peningkatan permebilitas sel
saluran natrium saraf terhadap ion natrium dan kalium
Komplikasi tindakan
Hipotensi berat
Bradikardi
Hipoventilasi
Trauma pembuluh darah
Trauma saraf
Mual muntah
Gangguan pendengaran
Analgesia Epidural
Anestesia atau analgesia epidural ialah
blokade saraf dengan menempatkan obat di
ruang epidural. Ruang ini berada diantara
ligamentum flavum dan duramater.
Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan
dibagian posterior kedalaman maksimal
pada daerah lumbal.
Obat anestetik di lokal diruang epidural
bekerja langsung pada akar saraf spinal
yang terletak dilateral. Awal kerja anestesi
epidural lebih lambat dibanding anestesi
spinal, sedangkan kualitas blockade
sensorik-motorik juga lebih lemah.
Analgesia Epidural
Indikasi Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca bedah
Tatalaksana nyeri saat persalinan
Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak banyak perdarahan
Tambahan pada anesthesia umum ringan karena penyakit tertetu pasien
Komplikasi
Blok tidak merata
Depresi kardiovaskular (hipotensi)
Hipoventilasi (keracunan obat)
Mual- muntah
Anagesia Kaudal
Anestesi kaudal sebenarnya sama
dengan anestesi epidural, karena
ruang kaudal adalah kepanjangan
dari ruang epidural dan obat
ditempatkan di ruang kaudal
melalui hiatus sakralis. Hiatus
sakralis ditutupi oleh ligamentum
sakrogsigeal tanpa tulang yang
analog dengan ligamentum
supraspinosum dan ligamentum
interspinosum. Ruang kaudal
berisi saraf sacral, pleksus
venosus, felum terminale dan
kantong dura
Indikasi : bedah daerah perineum,
anorektal misalnya hemoroid,
fistula paraanal.
Analgesia Spinal
1. Posisi pasien telungkup dengan simfisis diganjal (tungkai dan
kepala lebih rendah dari bokong) atau dikubitus lateral,
terutama pada wanita hamil.
2. Dapat digunakan jarum suntik biasa atau jarum dengan
kateter vena (venocath, abbocath) ukuran 20-22 pada pasien
dewasa.
3. Pada dewasa biasanya digunakan volum 12-15 ml (1-2
ml/segmen).
4. Pada anak prosedur lebih mudah
5. Identifikasi hiatus sakralis diperoleh dengan menemukan
kornu sakralis kanan dan kiri yang sangat mudah teraba pada
penderita kurus dan spina iliaka superior posterior. Dengan
menghubungkan ketiga tonjolan tersebut diperoleh hiatus
sakralis.
6. Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik pada daerah
hiatus sakralis, ditusukkan jarum yang mula-mula 90
terhadap kulit. Setelah diyakini masuk kanalis sakralis arah
jarum diubah 45-60 dan jarum didorong sedalam 1-2 cm.
Kemudian suntikkan NaCl sebanyak 5 ml secara agak cepat
sambilk meraba apakah ada pembengkakan di kulit untuk
menguji apakah cairan masuk dengan benar di kanalis
kaudalis.
Blok Perifer (Blok Saraf)
Ilfiltrasi local Penyuntikan larutan analgetik local langsung diarahkan sekitar tempat lesi
Field block (blok Infiltrasi sekitar lapangan operasi (contoh : ekstirpasi tumor kecil)
lapangan)
Topikal ( analgesia Obat analgetika local dioles atau disemprot diatas selaput mukosa
permukaan )
Analgesia regional Penyutikan larutan analgetik local intravena. Ektremitas dieksangunasi dan diisolasi bagan
intraena proksimalnya dengan torniket pneumatic dari sirkulasi sistemk
Daftar pustaka
1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. 2009. Petunjuk Praktis Anestesiologi :Edisi Kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.p.105-19
3. Rehatta MN, Tanra AH. Anestesia. Dalam : Sjamsuhidajat, De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah : Edisi Ketiga. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.2002. Jakarta.p.314-30
4. Kishner, MD, MHA,dkk. Lumbar Spine Anatomy Stephen. In http://emedicine.medscape.com/article/1899031-overview diakses tanggal 29