Anda di halaman 1dari 43

TINDAKAN BEDAH

LAPANGAN
Dr. Yahya Marpaung, Sp.B
Tahappenyiagaan
bertujuan untuk menyiagakan semua
sumber daya baikmanusia maupun
logistik yangsudah disiapkan pada
masa sebelum terjadibencana.
Tahap ini dimulai sejak informasi
kejadian bencana diperolehhingga mulai
tahap upaya awal
Mencakup : peringatan
awal,penilaiansituasidanpenyebaraninfo
rmasikejadian
Peringatan awal berupa informasi kejadian
bencana dapat berasal darilaporan
masyarakat, media massa, perangkat
pemerintah daerah atauberbagai sumber
lainnya.
Sesaat setelah terjadi bencana, petugas
kesehatanyang berada di lokasi bencana
segera melakukan penilaian awal
(initialassessment) untuk mengidentifikasi krisis
kesehatan. Penilaian awal iniberupa informasi
singkat yang segera dilaporkan ke Pusdalkes
Jika informasi kurang memadai, segera
dikirim Tim Rapid HealthAssessment
(RHA) untuk memastikan kejadian,
menilai besarnya dampakkejadian dan
kebutuhan yang harus segera dipenuhi
yang kurang atau tidaktersedia di
lokasi bencana
putusnya jalurkomunikasi harus
direspon sebagai tanda peringatan
bahaya sehingga TmReaksi Cepat (TRC)
dapat disiapkan untuk segera dikirim ke
lokasi bersamadengan Tim RHA.
Tim RHA dan TRC dimobilisasi
dalam waktu 0 24
jamsetelahkejadian
Setelah memastikan kejadian
bencana, Pusdalkes segera
menyebarkaninformasikejadianketi
ngkatyanglebihtinggidanmemobili
sasisumberdayasesuai kebutuhan
Tahapupayaawal(initial
action)
RHA merupakan salah satu upaya
awal saat tanggap darurat
yangdilakukan untuk mengetahui
besar masalah, potensi masalah
kesehatan yangmungkin terjadi saat
bencana serta kebutuhan sumber
daya yang harussegera dipenuhi
agar penanganan bencana dapat
berdaya guna dan berhasilguna
Tim RHA melakukan serangkaian aktivitas
untuk memastikan kejadianbencana, waktu
dan lokasi kejadian, mengetahui jumlah
korban, potensirisiko krisis kesehatan, dan
kebutuhan sumber daya yang harus
segeradipenuhi.
Hasil akhir dari kegiatan RHA adalah
sebuah rekomendasi
bagipengambilkeputusanuntukmenentukan
langkah-langkah dalam penanganan bencana
Aspek yang dinilai pada kegiatan
RHA meliputi aspek
medis,epidemiologis dan
kesehatan lingkungan
Aspekmedis yang dinilai meliputi
masalah serta kebutuhan
pelayananmedis korban pra rumah
sakit, rumah sakit dan rujukan
Aspek yang dinilai
antaralain
A. mengidentifikasi lokasi
bencana, meliputi daerah pusat
bencana,
aksestransportasidankomunikasida
ridankelokasi,lokasiposmedislapa
ngan(dapat berupa puskesmas
atau tenda perawatan sementara)
dan
sumberdayayangberadadilokas
B. mengidentifikasi pos medis
depan beserta sumber dayanya,
yaitu rumahsakit terdekat,yang akan
dijadikan sebagai tempat rujukanawal.
C. mengidentifikasi pos medis
belakang beserta sumber dayanya,
yaiturumah sakit rujukan bagi korban
yang memerlukan perawatan
lebihlengkap.
D. mengidentifikasi pos medis
sekunder, yaiturumah sakit lainnya
sepertirumah sakit TNI,Polri atau
swasta yang dapat dijadikan sebagai
tempatrujukan bagi korban yang
memerlukan perawatan lebih lengkap.
posmedissekunder ini untuk
mengantisipasi banyaknya jumlah
korban
yangdirujukkeposmedisbelakang
E. mengidentifikasi alur evakuasi medisdari
lokasi sampai pos medis depan, pos medis
belakang, dan pos medis sekunder.
Salah satu cara terbaik untuk proses
identifikasi ini adalah denganmembuat
suatu peta sederhana lokasi bencana
yang mencantumkantopografi utama
daerah tersebut seperti jalan raya, batas-
batas wilayah alami dan artifisial, sumber air,
sungai,bangunan,dll.
Tahaprencanaoperasi
Menyusunrencanaoperasi
Rencana operasi tanggap darurat
dan pemulihan darurat
harusmerujuk pada hasil
rekomendasi RHA dan informasi
penting lainnya darisektor terkait,
seperti masalah keamanan,
pencemaran bahan-
bahanberbahaya dan lain-lain
Kompetensi tenaga medis dan
perlengkapanyang disiapkan harus sesuai
dengan rekomendasi RHA.
Jika dalamrekomendasi diperlukan dokter
spesialis bedah dan anestesi
untukpenanganan korban luka berat yang
memerlukan pembedahan, TRC atautim
bantuan kesehatanminimal harus terdiri
dari dokter bedah, dokteranestesi, dokter
umum, perawat mahir bedah dan UGD
Perlu disiapkan tim penolong
terlatihuntukmelakukan perawatanmedis
pra rumah sakit secara baik di lapangan.
Tim medis lapangan
inimemilikikemampuanuntuk:
1) memberikanpertolonganlifesupport;
2) melakukantriasedenganbaik;
3) melakukankomunikasiradiodenganbaik.
Sebelum TRC dan Tim Bantuan
Kesehatan bertugas,
dilakukanbriefing untuk
menyampaikan info mengenai
kondisi di lokasi bencana
Ditetapkan pula perlengkapan yang
perlu dibawa untuk
mendukungkegiatan-
kegiatanyangakandilakukan.
Keselamatan
keamanan dan
keselamatanmerupakan faktor
paling utama yang harus
diperhatikan semua
petugaskesehatan
Langkahlangkah penyelamatan yang
dilakukan,antaralain:
1)aksi langsung yang dilakukan
untuk mengurangi risiko,
misalnyadengan cara memadamkan
kebakaran, isolasi material
berbahaya,penggunaan pakaian
pelindung, dan evakuasi masyarakat
yang terpaparolehbencana;
2)aksipencegahanyangmencakuppeneta
panarealaranganberupa:
a) daerah pusat bencana-terbatas hanya
untuk tim
penolongprofesionalyangdilengkapideng
anperalatanmemadai
areasekunder
hanyadiperuntukanbagipetugasyangditu
gaskanuntuk operasi penyelamatan
korban, perawatan, komando dan
kontrol, komunikasi,
keamanan/keselamatan, pos komando,
posmedissekunder,pusatevakuasidante
mpatparkirbagikendaraanyangdipergun
akanuntukevakuasidankeperluanteknis;
c) area tersiermedia massa diijinkan
untuk berada di area ini, areajuga
berfungsi sebagai penahan untuk
mencegah
masyarakatmemasukidaerahberbahaya.
Langkahpengamananinimempenga
ruhipenyelamatandengancara:
1)melindungitimpenolongdaricamp
urtanganpihakluar;
2)mencegah terjadinya kemacetan
dalam alur evakuasi korban
danmobilisasisumberdaya;
3)melindungi masyarakat dari
kemungkinan risiko terpapar
olehkecelakaanyangterjadi.
Tahapoperasitanggapda
ruratdanpemulihandaru
rat
Pencariandanpenyelamatan
Kegiatan pencarian dan
penyelamatan terutama dilakukan
oleh TimSAR (Basarnas atau
Basarda) dan dapat berasal dari
tenaga suka rela biladibutuhkan
Timiniakan:
1) melokalisasikorban;
2)memindahkan korban dari daerah
berbahaya ke
tempatpengumpulan/penampungan;
3)memeriksastatuskesehatankorban(t
riaseditempatkejad
ian);
4)memberipertolonganpertamajikadip
erlukan;
5)memindahkankorbankeposmedisla
panganjikadiperlukan
Jika kondisi korban
memburuk,pimpinan Tim SAR,
melalui Pos Komando dapat
meminta bantuan timmedis untuk
melakukan stabilisasi korban selama
proses pembebasandilakukan.
Tenagamedis
yangmelakukanprosedur
iniharussudahdilatihkhusus untuk
itu, dan prosedur ini hanya boleh
dilakukan pada situasi-
situasiyangsangatmendesak.
Jika daerah pusat bencana cukup luas
mungkin perlu untukmembaginya menjadi
daerah daerah yang lebih kecil dan
menugaskan
satu tim untuk setiap daerah tersebut.
Dalam situasi seperti ini, atau
jikadaerahpusatbencanatidakamanbagik
orban,timdapatmembuatsuatutempat
penampungan di dekat daerah pusat
bencana dimana korbanakan dikumpulkan
sebelum pemindahan selanjutnya
Triase
Setelah memastikan keamanan
dan keselamatan, TRC yang
beradadi lokasi segera melakukan
triase lapangan.
Triase ini utamanyadidasarkan
pada urgensi (tingkat keparahan),
kemungkinan hidup
danketersediaansaranaperawatan.
Dengandemikiantujuantriaseadalah:

1)identifikasi secara cepat korban
yang membutuhkan stabilisasi
segera(perawatandilapangan);
2)identifikasi korban yang hanya
dapat diselamatkan
denganpembedahandarurat(lifesavi
ngsurgery)
Triaselapangandilakukanpadatigating
kat,yaitu:
1) triaseditempat
Triase dilakukan di tempat korban
ditemukan atau tempat penampungan
korban sementara di lapangan.
Karena terbatasnyatenaga medis dan
akses, triase lapangan dapat
dilakukan oleh tenagaawam terlatih
yang lebih dahulu berada di lokasi,
seperti polisi danpemadam kebakaran
Setiap korban diberi
tandasesuaitingkatkegawatdarurat
annyayangdapatberupapitaberwa
rna(merah untuk gawat darurat,
hijau untuk non gawat darurat
danhitamuntukkorbanmeninggal)
2)triasemedik;
Triase ini dilakukan oleh tenaga medis
yang terlatih sertaberpengalaman di
pos medislapangan dan pos medis
depan dengan tujuan untuk
menentukan tingkat perawatan yang
dibutuhkan oleh korban
Prioritas perawatan sesuai dengan
tingkat kedaruratannya
3) triaseevakuasi.
Triase ini ditujukan pada korban
yang membutuh perawatan lebih
lanjut di rumah sakit dengan
sarana yang lebih lengkap atau
posmedis belakang
Pertolonganpertama

dilakukan oleh para sukarelawan


terlatih,petugas pemadam kebakaran, polisi
terlatih, SAR, tim medis gawatdarurat.
Pertolongan pertama dapat diberikan di
lokasi bencana (posmedis lapangan),
sebelum korban dipindahkan, tempat
penampungan
sementara(posmedisdepan),padatempathija
udiposmedisbelakangsertadalamambulans
saatkorbandipindahkankefasilitaskesehatan
Pertolongan pertama yang diberikan
pada korban di setiap posdapat berupa
kontrol jalan nafas, fungsi pernafasan
dan jantung,
pengawasan posisi korban, kontrol
perdarahan, imobilisasi
fraktur,pembalutan dan usahausaha
untuk membuat korban merasa
lebihnyaman
Resusitasi kardiopulmoner (jantung
dan paru) tidak bolehdilakukan di lokasi
bencana pada bencana massal karena
membutuhkanwaktudantenaga
Pos medis belakang didirikan sebagai
upaya untuk menurunkanjumlah kematian
dengan memberikan perawatan efektif
(stabilisasi)terhadap korban secepat
mungkin.
Upaya stabilisasi korban
mencakupintubasi,trakeostomi,
pemasangan drain thorax, pemasangan
ventilator,penatalaksanaan syok secara
medikamentosa, analgesia, pemberian
infus, fasiotomi, imobilisasi fraktur,
pembalutan luka, pencucian luka
bakar.
Fungsi pos medis lanjutan ini
dapat disingkat ,menjadi three T
rule (Tag, Treat, Transfer) (label,
rawat, evakuasi)
Prosespemindahankorb
an
Pemindahan korbandilakukan secara
satu arah tanpa ada yang saling
bersilangan. Dari lokasibencana ke pos
medis depan, kemudian ke pos medis
belakang danselanjutnya ke pos medis
sekunder.
Dalam suatu bencana massal
tidakmungkinmelakukan pemindahan
dengan satu kendaraan bagi satu
orangpenderita
Setiapkali satu ambulan dari pos
medis lapangan selesai merujuk ke pos
medisdepan,ambulan tersebut harus
segera kembali ke pos medis lapangan.
Begitupun dengan pos medis depan
dan pos medis belakang. Sistem
inidikenal dengan sistem noria yang
berarti roda atau dikenal
denganmanajemensistembanberjala
n(conveyorbeltmanagement)
Sebelumevakuasi,petugaskesehatanh
arusmelakukan:
1)pemeriksaan kondisi dan stabilitas
pasien dengan memantau tanda-
tandavital;
2)pemeriksaan peralatan yang
melekat pada tubuh pasien seperti
infus,pipaventilator/oksigen,peralatan
immobilisasidanlain-lain.
Korbantidakbolehdipindahkansebelu
m:
1)korbanberadapadakondisiyangpali
ngstabil;
2)korbantelahdisiapkanperalatanyan
gmemadaiuntuktransportasi;
3)fasilitas kesehatan penerima telah
diinformasikan dan siap menerima
korban;
4)kendaraanyangdigunakandalamko
ndisilayakpakai.

Anda mungkin juga menyukai