DENGAN PERATURAN MENTERI PUPR YANG TERKAIT DENGAN SUMBER DAYA AIR OLEH : NGK. PUTU PURNADITYA (1606843905)
MAGISTER TEKNIK SIPIL-MANAJEMEN SDA
UNIVERSITAS INDONESIA, JAKARTA 2017 PERATURAN MENTERI PUPR TERKAIT SUMBER DAYA AIR Beberapa ini merupakan beberapa peraturan menteri PUPR terkait dengan sumber daya air, dihimpun dari biro hukum kementerian PUPR : 1. Per Men PU No. 22 Tahun 2009 Tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Penyusunan dan Pengelolaan SDA. 2. Per Men PU No. 06 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air. 3. Per Men PU. No 02 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air. 4. Per Men PU No.08 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penghitungan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Kegiatan Usaha Air Minum, Kegiatan Usaha Industri, Kegiatan Usaha Pembangkit Listrik Tenaga Air, dan Kegiatan Usaha Pertanian. 5. Per Men PUPR No.06 Tahun 2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan. 6. Per Men PUPR No.09 Tahun 2015 Tentang Penggunaan Sumber Daya Air. 7. Per Men PUPR No.13 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air. 8. Per Men PUPR No.01 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air. OVERVIEW PER MEN PU NO. 22 TAHUN 2009 Berisi pedoman dalam pengelolaan sumber daya air pada sungai sesuai dengan tanggung jawab masing-masing (pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota/kabupaten). Tinjauan Per Men ini antara lain tentang : Pola pengelolaan SDA Teknis penyusunan pengelolaan SDA Peninjauan dan evaluasi pengelolaan SDA
Keseluruhan pengelolaan dilakukan pada
wilayah/lingkup sungai. Dalam menyusun pola pengelolaan SDA dilakukan step-step sesuai bagan alir di samping : Hal terpenting dari proses ini bahwa setiap proses dilaksanakan konsultasi dengan masyarakat setempat OVERVIEW PER MEN PU NO. 06 TAHUN 2011
Berisi pedoman penggunaan sumber daya air
yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: Penghematan penggunaan Ketertiban dan keadilan Ketepatan penggunaan Keberlanjutan penggunaan Penggunaan yang saling menunjang antara air permukaan dan air tanah dengan memprioritaskan penggunaan air permukaan Domain dari Per Men ini terbagi menjadi 5, yaitu : 1. Penggunaan sumber daya air dan prasarananya sebagai media. Maksudnya adalah bagaimana kita menggunakan sumber daya air dan prasaranya sebagai satu kesatuan tanpa mengakibatkan berkurangnya jumlah air pada sumber air. Caranya bisa dengan pemeliharaan sarana dan prasarana, pencegahan pencemaran air hingga penyusunan zona pemanfaatan air. Yang terpenting adalah ketepatan dan keberlanjutan penggunaan air. 2. Penggunaan air dan daya air sebagai materi. Maksudnya adalah pengambilan sejumlah air dari sumber air untuk pemenuhan kebutuhan air baku. Yang ditekankan dalam hal ini adalah soal penghematan air, efisiensi, pengawetan losses, dan pengaturan mengenai kuota penggunaan. 3. Penggunaan sumber air sebagai media. Yaitu penggunaan sumber air untuk tujuan khusus misalnya : konstruksi dan budi daya pertanian. Hal terpenting mirip seperti domain 1 dan 2 yaitu penghematan pemakaian, pencegahan pencemaran dan pemeliharaan sarana dan prasarana. 4. Penggunaan air, sumber air, dan/atau daya air sebagai media dan materi. Adalah pemanfatan dan pengambilan air secara bersama-sama maupun terpisah. Hal terpenting mirip seperti domain 1 dan 2 yaitu penghematan pemakaian, pencegahan pencemaran dan pemeliharaan sarana dan prasarana serta keberlanjutan penggunaan. 5. Penggunaan sumber daya air dalam keadaan memaksa dan kepentingan mendesak. Kepentingan mendesak merupakan satu kesatuan dan suatu keadaan tertentu yang mengharuskan pemerintah atau pemerintah daerah mengambil keputusan dengan cepat untuk mengubah rencana penyediaan sumber daya air. OVERVIEW PER MEN PU NO.08 TAHUN 2014 Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pengelola sumber daya air pada wilayah sungai kewenangan Pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota termasuk Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai terkait dalam menghitung BJPSDA (Perhitungan Biaya Jasa Pengelolaan SDA). Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mendapatkan nilai satuan BJPSDA yang dibebankan kepada pengguna sumber daya air sebagai pemegang izin penggunaan sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya air. Diharapkan dengan ketentuan ini didapatkan suatu nilai BJPSDA yang rasional serta berdasarkan kemampuan masyarakat. OVERVIEW PER MEN PUPR NO.06 TAHUN 2015 Merupakan peraturan menteri yang mengakomodir hal eksploitasi dan pemeliharaan sumber air dan bangunan pengairan. Tujuan dari pemeliharaan sumber air yaitu untuk menjaga dan menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana air. Dalam hal ini bertujuan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi sumber air kegiatannya antara lain : 1. Pemeliharaan rutin 2. Pemeliharaan berkala 3. Penanggulangan atau perbaikan darurat akibat bencana alam dan/atau hal yang tidak terduga. Dalam Per Men ini juga dijelaskan peran masyarakat dan kerja sama dalam operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air. Sedangkan kerja sama dapat dilakukan dalam hal : 1. Konservasi sumber daya air
2. Pendayagunaan sumber daya air dan/atau
3. Pengendalian daya rusak air . Dalam Per Men ini diatur juga soal pembiayaan dalam operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air yang berasal dari : 1. Anggaran pemerintah pusat 2. Anggaran swasta dan/atau
3. Hasil penerimaan iuran eksploitasi dan
pemeliharaaan bangunan pengairan OVERVIEW PER MEN PUPR NO.09 TAHUN 2015 Per Men ini mengatur tentang penggunaan sumber daya air yang berprinsip kepada : 1. penghematan penggunaan 2. ketertiban dan keadilan 3. ketepatan penggunaan 4. keberlanjutan penggunaan 5. penggunaan yang saling menunjang antara air permukaan dan air tanah dengan memprioritaskan penggunaan air permukaan . Isi dari Per Men ini serupa dengan Per Men PU No. 06 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air. OVERVIEW PER MEN PUPR NO.13 TAHUN 2015 Per Men ini mengatur tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air. Menurut Per Men ini, yang dimaksud dengan bencana akibat daya rusak air yaitu : 1. Banjir, termasuk banjir bandang 2. Erosi dan sedimentasi 3. Banjir lahan dingin 4. Tanah longsor pada tebing sungai yang berubah menjadi aliran debris 5. Intrusi dan/atau 6. Seepage Lingkup dari Per Men ini yaitu : 1. Mekanisme darurat dalam penanggulangan bencana akibat daya rusak air 2. Peran masyarakat, dan 3. Pendanaan . Kegiatan penanggulangan darurat bencana akibat daya rusak air dilakukan melalui tahapan: 1. Penugasan tim teknis kaji cepat 2. Penyusunan rencana aksi 3. Evaluasi ketersediaan sumber daya 4. Pelaksanaan kegiatan 5. Laporan pertanggungjawaban Peran masyarakat dapat berupa keikutsertaan dalam: 1. Proses pengambilan keputusan 2. Kegiatan penanggulangan 3. Pengawasan . Dana penanggulangan darurat berasal dari sumber dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. OVERVIEW PER MEN PUPR NO.01 TAHUN 2016 Per Men ini mengatur tentang izin pengusahaan sumber daya air dan izin penggunaan sumber daya air. Diatur juga mengenai sumber air yang dapat dilakukan pengusahaan dan penggunaan yaitu antara lain : 1. Sumber daya air permukaan yang meliputi sungai, danau, rawa dan sumber permukaan lainnya. 2. Air laut yang berada di darat. Maksud dari pengusahaan air yaitu dapat bersifat air sebagai media maupun air sebagai materi. Izin-izin pengusahaan air ini harus dimiliki oleh setiap pihak yang melakukannya, pihak- pihak yang dimaksud antara lain : 1. BUMN 2. BUMD 3. BUM Desa 4. Badan Usaha Swasta 5. Koperasi 6. Perseorangan yang menggunakan air, sumber air dan daya air untuk kegiatan usaha Pengusahaan air sebagai media biasanya dipergunakan untuk pariwisata, olahraga, pembangkit listrik dan transportasi. Pengusahaan air sebagai materi dapat berupa air baku, industri, makanan, perhotelan, perkebunan, air minum dalam kemasan, dll Pengusahaan air sebagai materi dan media dapat berupa kegiatan pertambangan dengan mengambil hasil tambang di sungai, pembuangan air limbah ke sungai, kegiatan konstruksi bangunan air, eksplorasi dan eksploitasi serta pemurnian bahan tambang dari sumber air. Per Men ini juga menjelaskan tentang wewenang dalam pemberian izin serta tata cara dan persyaratan izin pengusahaan dan penggunaan sumber daya air. Selain itu diatur juga mengenai perpanjangan, perubahan dan pencabutan izin pengusahaan dan penggunaan sumber daya air. Hak dan kewajiban pemegang izin serta pengawasan atas izin tersebut juga diatur di dalam Per Men PUPR ini. KESELARASAN TERHADAP UU RI NO. 7 TAHUN 2004 Secara umum dapat dikatakan bahwa Per Men PUPR yang berkaitan dengan sumber daya air merupakan peraturan/pedoman dalam pelaksanaan UU RI No.7 tahun 2004. Segala hal dari keseluruhan Per Men PUPR telah selaras dengan UU RI No.7 tahun 2004. analisa keselarasannya dapat disimpulkan melalui beberapa poin penting berikut ini : 1. Tentang pedoman pengelolaan sumber daya air telah menjelaskan mengenai tanggung jawab masing- masing stakeholder serta tidak lupa dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya air, konsultasi kepada masyarakat harus dilakukan untuk menyelaraskan antara masyarakat dan pemerintah. Artinya adalah dalam hal ini masyarakat dilibatkan. 2. Tentang prinsip-prinsip penggunaan sumber daya air sejalan apa yang tercantum pada UU RI No. 7 tahun 2004 yang intinya adalah dalam penggunaan air harus hemat, tertib dan adil, tepat guna, prinsip berkelanjutan, terintegrasi serta mengutamakan penggunaan air tanah. 3. Pada sisi pembiayaan pengelolaan juga telah diatur pada Per Men PUPR. Bahwa dalam hal BJPSDA (Biaya Jasa Pengelolaan SDA) ada perhitungan ekonomi yang harus diikuti. Dengan adanya peraturan mengenai perhitungan BJPSDA, diharapkan didapatkan suatu nilai yang cukup rasional dan sesuai dengan kemampuan masyarakat. 4. Peran serta masyarakat juga dibahas dalam hal operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air. Selain itu peran serta masyarakat juga dilibatkan dalam hal pengambilan keputusan pada kondisi darurat akibat daya rusak air. 5. Tentang izin pendayagunaan sumber daya air juga diatur dalam Per Men PUPR sama halnya yang tertera pada UU No. 7 tahun 2004. Mulai dari tanggung jawab, kewajiban, hingga pencabutan izin. 6. Pada kesimpulannya Per Men PUPR lebih kepada aturan atau kaidah yang tepat untuk menjalankan UU RI No.7 tahun 2004. SELESAI TERIMA KASIH