Anda di halaman 1dari 102

CERAMAH DAN DISKUSI

HIV / AIDS

Oleh:
BAMBANG S WICAKSANA
CERAMAH DAN
DISKUSI
PMS (PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL)
Misteri AIDS

Semua Orang Bisa Terkena AIDS


Belum Ada Vaksin Pencegahannya
Belum Ada Obatnya
Penyebaranya Sangat Cepat

Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah


pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS
lebih meluas
Apa itu AIDS
A cquired
I mmune
Deficiency
S yndrome
Kumpulan gejala yang disebabkan Menurunnya
sistem kekebalan tubuh
Apa penjebab AIDS

Human
Immunodeficiency
Virus
Perkembangan AIDS tahun 2002

Setiap hari kasus bertambah kira-kira 8.500 kasus


Bayi yang lahir dengan HIV + lebih dari 400.000
bayi
Untuk orang dewasa bertambah kira-kira 7.000
kasus tiap hari
Sampai akhir tahun ada 28,7 juta kasus
ANDA TAHU PMS ?

P enyakit
M enular
S eksual
adalah penyakit yang cara penularanya melalui
hubungan seks
ORGAN APA YANG BISA
TERKENA PMS?

Penis dan organ reproduksi laki-laki


Vagina dan organ reproduksi
perempuan
Mulut dan tenggorokan
Anus atau dubur
APA GEJALANYA?

: Pada laki-laki dan perempuan


Rasa gataldan atau sakit di alat kelamin
Muncul bejolan, bintil, atau luka di sekitar alat kelamin
Muncul pembengkakan di pangkal paha
GEJALA PADA PEREMPUAN
Biasanya tanpa gejala yang jelas atau
tanpa gejala sama sekali
Keluar cairan yang tidak biasa keluar dari
vagina. Bisa berwarna kekuning-kuningan
dan berbau
Keluar darah pada masa bukan menstruasi
Rasa sakit muncul di vagina saat
melakukan hubungan seksual
Muncul rasa sakit di perut bagian bawah
GEJALA PADA LAKI-LAKI

Rasa sakit muncul saat kencing


Keluar cairan di penis yang berwarna

kekuning-kuningan dan berbau


Buah pelir bisa menjadi bengkak dan

terasa sakit atau panas


PENYAKIT PERADANGAN

Apa nama penyakitnya:


Kencing nanah (GO), Vaginosis

Apa penyebabnya:
GO (gonore), Klamidia, Jamur,
E. Coli,Trikhomonas Vaginalis,
dll
Apa gejalanya?

Pada perempuan:
Sering tanpa gejala atau gejala sulit
dilihat
Keluar berwarna kekuning-kuningan

dan berbau (seperti nanah) dari vagina


Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal

Sakit bila melakukan hubungan seksual


Muncul rasa sakit pada saat kencing
APA GEJALANYA
Pada laki-laki:
Keluar cairan seperti nanah dari penis
Muncul rasa sakit dan atau panas pada

saat kencing
Buah pelir bisa menjadi bengkak,

panas, merah dan terasa sakit


APA GEJALANYA

Pada laki-laki dan perempuan:


Bila dubur atau anus terkena maka dapat
terjadi diare kronis atau diare yang
mengandung darah
Bila mulut atau tenggorokan terkena

maka dapat terjadi tenggorokan terasa


sakit dan berwarna merah
PENYAKIT EROSI

Apa nama penyakitnya:


Sipilis (raja singa) dan Herpes

Apa penyebabnya:
Treponema Pallidum dan Virus Herpes
Simplek
SIPILIS
Fase I:
Muncul benjolan berair yang akan pecah dan
menimbulkan erosi atau luka di alat kelamin
Benjolan ini tidak terasa sakit dan akan hilang
sendiri 1-4 minggu kemudian
Bila tidak diobati bibit penyakit masih berada
di dalam tubuh si penderita dan akan masuk
fase II
SIPILIS
Fase II:
Muncul benjolan berair pada seluruh tubuh
setelah 3-4 bulan dari fase I
Benjolan tersebut tidak terasa sakit dan akan
hilang sendirinya walaupun tidak diobati
Bila tidak diaobati maka penderita akan
memasuki fase III
Fase III:
Akan memasuki fase III ini setelah kira-kira 10
tahun dari fase II
Muncul dengan gangguan pada sistem syaraf dan
bisa menimbulkan kematian
HERPES

Muncul beberapa benjolan berair dan akan


pecah dan menimbulkan erosi dan luka di alat
kelamin
Benjolan tersebut terasa sakit dan akan
hilang dengan sendirinya
Benjolan tersebut akan muncul hilang seumur
hidup tergantung kondisi kesehatan penderita
Bibit penyakit Herpes ini tidak dimatikan
dengan obat apapun
PENYAKIT LAIN

Apa penyakitnya?
Kutil disebabkab oleh Virus Pappiloma
Humanus
Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B
Kutu disebabkan oleh Ptirus Pubis
AIDS disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus
KUTIL
Pertama kali kutil muncul sangat kecil dan
seperti mata ikan pada alat kelamin di bagian
luar
Bila dibiarkan kan bertambah besar dan
berbentuk seperti bunga kol atau jengger ayam
Kutil tersebut tidak menimbulkan rasa sakit dan
akan muncul hilang seumur hidup tergantung
kondisi kesehatan penderita
Penyebab kutil ini belum bisa dibunuh oleh obat
apapun
KUTU

Kutu muncul dan berdiam di rambut


kelamin
Akan muncul rasa gatal di sekitar alat

kelamin
Kadang juga muncul luka-luka kecil

disekitar alat kelamin


HEPATITIS B DAN AIDS
Hepatitis B:
Akan timbul sakit dan merasa lelah selama 1-2 bulan
Muncul sakit kuning
Pada beberapa orang dapat menimbulkan kematian

AIDS:
Fase I: 0-5 tahun terinfeksi tidak menimbulkan gejala
Fase II: 5-7 tahun terinfeksi timbul gejala minor
Fase III: 7 tahun lebih akan masuk fase AIDS dan
muncul infeksi opportunistik dan menimbulkan
kematian
PENGOBATAN PMS
PMS tidak bisa diobati sendiri
Hanya dokter yang bisa menentukan
seseorang mengidap PMS atau tidak
Hanya dokter yang bisa memberi obat PMS
Pengobatan harus dilakukan juga pasangan
seksual, bila punya pasangan seksual tetap
Lebih efektif mengobati pada tahap dini
Pengobatan sendiri akan berakibat bakteri
penyebab PMS kebal dengan obat biasanya
AKIBAT BILA PMS TIDAK
DIOBATI
Kerusakan alat reproduksi yang
berakibat kemandulan
Gangguan syaraf, pikun, kebutaan dll
Bayi bisa tertular sewaktu dikandungan
ibunya, bila ibu mengidap PMS
Diare terus menerus
Menularkan ke pasangan seksualnya
Kematian
TATA CARA PEMERIKASAAN
PMS

Pendaftaran
Konseling sebelum pemeriksaan
Pemeriksaan
Konseling setelah pemeriksaan
Pengobatan
PENCEGAHAN PMS
Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:
tidak melakukan hubungan seks sama sekali
Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
melakukan hubungan seks mitra tunggal,
mengurangi mitra seks, gunakan kondom
setiap kali berhubungan seks dan segera
mengobati PMS bila ada PMS
Khusus yang menularkan lewat darah (Sipilis,
Hepatitis B dan AIDS): hanya melakukan
transfusi darah yang bebas bibit penyakit
tersebut
PMS TIDAK DAPAT DICEGAH
LEWAT
Minum atau suntik antibiotik sebelum
melakukan hubungan seks
dengan melihat bersih atau tidaknya
pasangan seks kita
Mencuci alat kelamin sebelum dan atau
sesudah berhubungan seks
Meminum ramuan jamu baik sesudah
ataupun sebelum berhubungan seks
Perkembangan AIDS di Indonesia

Pertama kali kasus ditemukan tahun


1987
Perkembangan tajam mulai tahun 1993
Jumlah kasus sampai bulan Juni 2003
mencapai 3647 kasus
60% kasus adalah usia produktif bangsa
Penularan HIV
HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di
CAIRAN SPERMA
CAIRAN VAGINA
DARAH
AIR SUSU IBU
Kegiatan yang menularkan:
Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang
yang terinfeksi HIV
Transfusi darah yang tercemar HIV
Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-
sama dengan penderita HIV dan tidak disterilkan
Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak
yang di kandungnya
Fase dan gejala AIDS
Fase 1 (0 5 Tahun terinfeksi)
Tanpa Gejala (asimtomatik)

FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)


Muncul Gejala Minor:
Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat
berlebihan di malam hari, pembengkakan kelenjar
getah bening, diare terus menerus, flu tidak sembuh-
sembuh
FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)
Masuk penyakit AIDS:
Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul
infeksi oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan
Syaraf, Kaposi Sarkoma (kanker Kulit)
AIDS tidak menular lewat
Bersentuhan, senggolan, salaman,
berpelukan, berciuman dengan penderita
AIDS
Mengunakan peralatan makan bersama-sama
dengan penderita AIDS
Gigitan nyamuk
Terkena keringat, air mata, ludah penderita
AIDS
Berenang bersama-sama dengan penderita
AIDS
Mengurangi Resiko Penularan

Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:


tidak melakukan hubungan seks sama sekali
Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra
seks, menggunakan kondom, segera mengobati PMS
kalau ada
Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV
Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:
jarum suntik, tindik, tatto dll
Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan
lagi untuk hamil
Apa yang bisa kita lakukan
Menerapkan informasi pada diri sendiri
Berperilaku bertanggung jawab
Menyebarkan informasi tentang AIDS
kepada orang lain
Mendukung kegiatan pencegahan AIDS
di lingkungannya

Kita bisa kena AIDS tapi kita bisa mencegahnya


METHADONE
TREATMENT FOR
OPIOID DEPENDENCE

Bambang S Wicaksana
Tes HIV
perlukah?
Konseling dan Tes HIV

Konseling dan Tes HIV 36


HIV/AIDS
Merupakan kumpulan gejala yang
merusak kekebalan tubuh manusia
Perkembangannya sangat cepat sekali
terutama di negara berkembang
Melakukan tes HIV merupakan satu-
satunya cara untuk mengetahuinya
Tidak gejala yang khas untuk
mengetahuinya
Mitos
Melakukan tes HIV merupakan vonis
mati
Tidak ada yang bisa dilakukan bila
positif HIV termasuk dalam pengobatan
Tidak perlu karena selama ini tidak ada
gejala sakit
Kerahasiaan tes HIV pasti bocor ke
orang lain
Manfaat Secara Umum
Untuk mengetahui perkembangan
kasus HIV/AIDS
Menyakinkan bahwa darah untuk
transfusi dan organ untuk
transplantasi tidak terinfeksi HIV
Untuk mengetahui apakah seseorang
terinfeksi HIV atau tidak
Jenis Pelayanan
Skrining tes
Transfusi darah
Transplantasi organ
Tes untuk diagnosis (tes sukarela)
Seseorang yang ingin mengetahui
status HIV-nya
Surveilence
Penelitian
Jenis Tes
Mendeteksi antibodi
Antibodi HIV diproduksi begitu
menginfeksi oleh tubuh
Tes Elisa, tes sederhana/cepat dan tes
konfirmasi
Mendeteksi virusnya
NAT dan PCR
Prinsip
Sukarela
Tidak boleh ada tekanan oleh sebab
apapun
Rahasia
Hasilnya hanya diketahui oleh yang tes
dan konselor
Keputusan di tangan klien
Semua keputusan baik sebelum dan
sesudah tes merupakan keputusan klien
Program yang Menyertai
Konseling sebelum dan setelah
Informed consent (persetujuan)
Kerahasiaan
Supervisi dan kontrol kualitas tes
Kegiatan untuk perawatan dan
pendukung untuk ODHA (orang
dengan HIV/AIDS)
Tes Skrining
Mengurangi risiko transfusi darah
yang terinfeksi, dengan:
Mengurangi jumlah darah donor dan
produk darah yang terinfeksi
Melakukan skrining seluruh darah donor
Mengurangi jumlah transfusi darah dan
produknya yang tidak perlu
Tes Skrining
Informasi kepada pendonor, dengan
jalan:
Memberikan informasi sebelum donor
(faktor risiko penularan, pengetahuan
HIV dan penyakit keturunan, perlakuan
terhadap darah dan persoalan individu)
Memberikan informasi dan konseling
setelah donor
Merujuk untuk melakukan tes sukarela
Tes Sukarela
Keuntungan
Meningkatkan kesehatan dan
pengobatan
Merupakan titik awal untuk memperoleh
pencegahan dan pengobatan infksi
opportunistik
Membuat keputusan yang tepat
Merupakan awal dimana dapat membuat
keputusan yang berguna di masa depan
Tes Sukarela
Keuntungan
Mendukung kegiatan dan emosi
Dapat memperoleh dukungan dari
konselor, keluarga dan sesama ODHA
Mencegah penularan HIV
Dapat mencegah penularan ke pasangan
Hidup secara positif
Dapat merencanakan hidup lebih positif
dengan membantu orang lain
Tes Sukarela
Kerugian
Penolakan hasil tes
Perlunya konseling setelah tes
Masih ada stigma, penolakan dan
diskriminasi dari masyarakat
Perlunya kampanye mengenai
HIV/AIDS dan pendidikan untuk media
massa
Pelanggaran
ODHA HAMkelompok yang rentan terhadap
perempuan merupakan
stigma, penolakan dan diskriminasi dari masyarakat
Tes Paksa
Kerugian
Sebelum masuk kerja
Tidak efektif
Muncul diskriminasi
Mahal dan tidak berguna
Sebelum menikah
Tidak membantu pasangan karena
dikaitkan dengan hukum
(dicegah/dilarang menikah)
Surveilence
Gunanya
Untuk mengetahui perkembangan
prevalensi/insidensi di suatu daerah
Membuat lebih fokus program pencegahan
Prinsipnya anonymous/unlinked (tidak
ada indentitas)
Hanya mengetahui jumlah HIV positif
dan negatif
SEJARAH
Opioid disalahgunakan sejak ratusan
tahun yang lalu
Nampak penggunaan oleh remaja di
Jakarta pada tahun 1970, awal
berdirinya RSKO dan keluarnya
Instruksi Presiden 6/1971 tentang
Bakolak Inpres- cikal bakal BNN
SEJARAH
1960 Vincent Dole dan Marie
Nyswander dari Rockefeller
University NY mulai menggunakan
methadone pada unit rawat inap
1963 Vancouver British Columbia
menggunakan methadone sebagai
terapi jangka pendek
METHADONE TREATMENT
Terapi dengan methadone yang
didampingi terapi non-farmakologik
seperti :
Konseling individu dan kelompok,
terapi kelompok,program edukasi,
VCT,
Terapi terhadap fisik dan psikiatrik,
termasuk pemeriksaannya : Hep C&B,
HIV, urinalisis, TB
METHADONE TREATMENT
studi awal di Indonesia
Setting RS : RSKO Jakarta dan RSU
Sanglah Denpasar, 2002-2003
RSKO: peserta adalah pasien lama
RSKO dan rujukan dokter, beberapa
rujukan LSM
RSU Sanglah : peserta datang dari
kiriman LSM, jejaring kerja LSM
Manajemen Pasien
Konseling methadone
Konseling HIV/AIDS
Pemeriksaan adanya indikasi/kontra
indikasi (sesuai SOP/Pedoman)
Pemantapan pilihan terapi
Informed Concent
Edukasi klien dan keluarga
Konseling kepatuhan berobat
Permasalahan HIV/AIDS
dan Napza di Indonesia
Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Pria Tangerang
HIV dan AIDS...
HIV: Human Immunodeficiency
Virus, adalah virus menyerang dan
bertahap merusak sistem immunitas
badan dan berkembang menjadi
AIDS.

AIDS: Acquired Immune Deficiency


Syndrome adalah sekumpulan tanda
atau gejala berat dan kompleks
yang disebabkan oleh penurunan
respon immunitas tubuh.

HIV tidak sama dengan AIDS


Tahapan infeksi HIV
Tahap Serokonversi : infeksi awal,
belum ada antibodi
Tahap Asimtomatik : belum ada
gejala yang dirasakan
Tahap Simtomatik : Mulai
merasakan gejala : Infeksi
Oportunistik
Tahap AIDS
Perjalanan Infeksi HIV dan
Komplikasi Umum
1000
900
800
CD4
700
600
CD4

500
400 Viral Load
300
Infeksi Opportunistik
200
100
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan Tahun setelah infeksi HIV
Prinsip penularan HIV
Prinsip Three Ones

Ada orang yang positif HIV

Ada kegiatan yang memungkinkan


terjadinya pertukaran cairan tubuh

Ada orang yang belum terinfeksi atau


orang yang juga sudah terinfeksi HIV
Bagaimana HIV ditularkan?
Kegiatan Seksual tertentu

Kontak Darah

Kehamilan, kelahiran dan pemberian


air susu ibu
Faktor terkait dengan penularan
secara seksual
Ada atau tidaknya infeksi alat
kelamin
Jenis aktivitas seks
Risiko aktivitas seks yang
memungkinkan terjadi perlukaan
atau pendarahan
Ada atau tidaknya darah
Faktor lain
Faktor terkait dengan penularan
melalui kontak darah
Penggunaan kembali jarum suntik
dan tabungnya
Penggunaan bersama perlengkapan
menyuntik seperti : air, sendok dan
filter
Darah atau produk darah yang
terinfeksi
Perlengkapan bedah
Faktor terkait dengan penularan
dari Ibu ke Anak
Jumlah virus dari Ibu yang
positif
Tahapan HIV dari Ibu yang
bersangkutan
Pemberian ASI
Kelahiran melalui vagina
Status HIV
Satu-satunya cara untuk mengetahui
status HIV adalah melalui tes darah
yang jenisnya antara lain :

Rapid test
Elisa
Western Blood
HIV dapat dicegah melalui
Menggunakan kondom untuk seks
yang penetratif
Tidak berbagi jarum suntik dan
perlengkapan menyuntik
Perawatan HIV bagi ibu yang positif,
mengganti ASI dengan susu formula
jika memungkinkan.
Menapis darah dan produk darah
HIV/AIDS
di Indonesia
HIV sudah cukup tinggi!
Beda Cara Penularan, Beda Tren?
Tidak boleh dilupakan
Jumlah Kasus AIDS di Indonesia 10 Tahun
Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan sd 31
Desember 2005

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


Persentase Kumulatif Kasus AIDS di
Indonesia Berdasarkan Cara Penularan

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


Dinamika penularan HIV?
Populasi Rawan Tertular HIV
(Hasil Estimasi tahun 2004)
Kesimpulan
Tingkat penularan HIV terus meningkat
pada masyarakat yang terpantau
Perilaku penularan HIV tidak berkurang
secara bermakna sehingga
mempengaruhi epidemi
Sudah terasa peningkatan kebutuhan
upaya dukungan dan pengobatan bagi
ODHA yang membutuhkannya
Pemantauan dan Evaluasi
Implementasi dilakukan oleh
Konsultan WHO Indonesia
Konsultan WHO SEARO
Penelitian dilakukan oleh
Peneliti WHO Geneva (dari Australia
dan Swiss)
Form evaluasi WHO sesuai studi
kolaborasi WHO untuk 7 negara
Pelaksanaan

Langkah :
-Pedoman, SOP
-SDM : terlatih untuk implementasi dan
penggunaan form penelitian
-tempat: bentuk klinik, alur layanan
-methadone cair:bantuan WHO, akses
POM-INCB
-sosialisasi
-pemantauan dan evaluas
Absorbsi, metabolisme dan
ekskresi methadone

Terikat oleh plasma protein 70-90%


Metabolisir di hepar
Ekskresi lewat urin dan faeces
Penggunaan methadone
Dosis induksi/awal : fase dimana
pasien memulai methadone
Dosis stabilisasi atau rumatan: fase
dimana pasien menerima dosis stabil
Dosis withdrawal atau detoksifikasi:
fase dimana dosis methadone
diturunkan sampai dihentikan
Dosis awal
Dole dan Nyswander memulainya 10-20
mg duakali sehari, ditingkatkan selama
4 minggu, 50-150 mg/hari. Kemudian
diperbaharui menjadi dosis tunggal
Goldstein mulai dengan 30 mg , naik 30
mg tiap hari sampai tercapai 100 mg
Indonesia mulai dg 10-20 mg pada hari
1-3 ,pada masa stabilisasi, dosis tidak
lebih dari 60 mg
EFEK SAMPING
METHADONE
Perubahan tekanan darah, bervariasi
tergantung dari lama penggunaan
methadone
Konstipasi
Penurunan volume ejakulat
Penurunan debar jantung
Penurunan Hb dan hematokrit
EFEK SAMPING
METHADONE
Penciutan diameter pupil
Penurunan kecepatan pernafasan
Penurunan sekresi vesikula seminalis
dan prostat
Meningkatkan sekresi keringat
Menurunkan kadar serum testoteron
pada laki-laki
Sedasi, ggn tidur, EEG melambat
Komorbid
Penyakit dan atau gangguan yang
menyertai penyalahgunaan zat:
Organik : infeksi HIV,Hep C dan B,
endocarditis, infeksi jaringan lunak
lainnya, STDs, kekerasan, TB, paru
Mental : gangguan schizophrenia,
depresi, cemas, kepribadian, mood,
ADHD
Semua memerlukan terapi, perhatikan
interaksi obat dengan methadone
Terapi yang dibutuhkan
Merujuk kepada bio-psiko-sosial
Selain terapi farmakologi, diberikan
psikoterapi, konseling individu dan
kelompok, pelatihan ketrampilan,
terapi keluarga, terapi manajemen
kontigensi
Methadone Maintenance Service
to RS Ketergantungan Obat
Methadone Maintenance Service
to RS Sanglah
Intervensi Berbasis
Lapas/Rutan

Lembaga Pemasyarakatan Klas 1


Pria Tangerang
Di Jakarta, 1 dari 10 orang warga
...and among prisoners. One in 10 in Jakarta is infected, and the steep decline in

30
binaan terinfeksi HIV
some prisons reflects release into the community
(Source: P2M surveillance, 2002 data provisional)

25
24.5

Salemba 22
20 Cipinang
Pondok Bambu
Percent HIV positive

15

10 10.3
7.3

6.4
5

0
1996/97 1997/98 1999 2000 2001 2002
Penularan juga terjadi di Lapas
Estimasi Jumlah Populasi Rawan
2004
Estimasi Jumlah ODHA 2004
Apakah semakin banyak
Penasun yang ditangkap?
Apakah semakin banyak
HIV di WB ?
Populasi Warga Binaan
Jumlah total : 76,000 orang *)
WB terkait dengan napza : 10,650 orang*)
Laki-laki : 80% ; Perempuan : 20% *)
Rata-rata 53,9 % warga binaan
dikategorikan sebagai pengguna napza**)
26,8% dari mereka adalah pengedar
napza**)
* : Dephukham, 2004
**: BNN, 2004
Permasalahan di Lapas/Rutan
Penuh sesak (lebih dari 150% dari
kapasitas)
memungkinkan terjadinya perilaku berisiko
Fasilitas kesehatan sangat terbatas
Pengendalian infeksi sangat lemah
Dana yang sangat terbatas untuk
kesehatan bagi warga binaan (Rp.
1,000/WB/tahun)
Jaringan rujukan sangat terbatas
Perilaku berisiko di Lapas
Seks tidak aman
Menyuntik napza
Tattoo
Pemasangan asesoris penis
perkelahian
Ritual-ritual solidaritas
Pengembangan intervensi di
Lapas/Rutan

semua warga binaan memiliki hak untuk


memperoleh perawatan kesehatan
termasuk material-material pencegahan
sama seperti halnya tersedia di
masyarakat. Prinsip umum yang dianut
oleh program AIDS nasional seharusnya
juga harus diberlakukan bagi masyarakat
umum maupun warga binaan.

WHO Guideline on HIV Infection and AIDS in Prisons, 1993


Disain intervensi komprehensif untuk
Lapas/Rutan

ditangkap Pengadilan Intervensi Lapas :


-Sessi Pendidikan
- penguatan layanan
kesehatan (termasuk
Intervensi Rutan : pelayanan harm
reduction)
Sessi pendidikan -Kegiatan kelompok
singkat dukungan/peer eduction
-Pelatihan Ketrampilan

Rujukan setelah Rujukan setelah


pembebasan pembebasan
Prinsip Intervensi
Setiap warga binaan berhak untuk melindungi
dirinya dari penularan HIV
Setiap warga binaan berhak berhak untuk
memperoleh akses untuk dukungan, pendidikan
dan pengobatan sesuai dengan pilihan mereka.
Setiap warga binaan berhak untuk merahasiakan
status kesehatannya termasuk status HIVnya.
Setiap warga binaan berhak untuk memberikan
informed consent jika ingin memanfaatkan
layanan tes HIV dan pengobatan HIV/AIDS.
Setiap warga binaan dengan HIV/AIDS berhak
untuk mempertahankan kesehatannya..
Pasan - Canada
Program Efektif untuk Lapas
Diseminasi Informasi
Pendidikan dan peer eduction
Distribusi Materi Pencegahan
Pemutih
Kondom
Jarum Suntik Steril
Substitusi Napza:
Rumatan Methadone
Perawatan, Dukungan dan Perawatan
bagi WB binaan yang positif
Dukungan
Kebijakan dari otoritas lapas/rutan.
Peningkatan kapasitas staf lapas
dalam HIV/AIDS melalui pelatihan.
Membangun jaringan rujukan dengan
institusi di luar lapas/rutan seperti
rumah sakit, puskesmas, atau LSM
Terima Kasih
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi anda semua

Kami mohon supaya informasi ini dapat disebar


luaskan kepada orang lain

Dari ; Cape Deeh


Lembaga Pemayarakatan Klas 1 Pria Tangerang
Jln.Veteran No.02 Kota Tangerang Tlp.021-5524187

Anda mungkin juga menyukai