PERAWAT
DALAM MELAKUKAN
ADVOKASI PADA
EMBOLI PARU
Group 5
1
Dosen Pembimbing :
Hidayatus S, M.Kep, Ns.
NAMA KELOMPOK :
Adhetya Ayu (121.0003)
Akbar Dwi Guntoro (121.0007)
Neli Rosidawilda (121.0069)
Novita Fajriyah (121.0073)
Rinda Eka Hanggari (121.0085)
Ilham Cahyo P. (111.0065)
2
ANATOMI FISIOLOGI PARU
3
FISIOLOGI PARU
5
DEFINISI
Emboli paru merupakan oklusi atau
penyumbatan bagian pembuluh darah paru-
paru oleh embolus. Embolus ialah suatu benda
asing yang tersangkut pada suatu tempat
dalam sirkulasi darah. Benda tersebut terbawa
oleh darah yang berasal dari suatu tempat lain
dalam sirkulasi darah. Proses timbulnya
embolus disebut embolisme. Sebenarnya,
hampir 99% emboli berasal dari trombus.
Bahan lainnya adah tumor, gas,
lemak,sumsum tulang, cairan amnion, dan
trombus septik.( Somatri, Irman. 2007) 6
ETIOLOGI
1.Emboli baru dapat berasal dari (Muttaqin, Arif.
2012)
. Trombus vena ekstremitas inferior (terbanyak)
. Cedera traumatik
. Keganasan
7
FAKTOR RESIKO
Menurut Somatri, Irman. 2007 faktor resiko
terjadinya Emboli Paru yaitu :
1. Imobilisasi
2. Umur
3. Penyakit jantung
4. Trauma
5. Obesitas
7. Neoplasma
8. Obat-obatan
9. Penyakit hematologi
8
10. Penyakit metabolisme
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala pada pasien dengan emboli paru (Somatri, Irman.
2007) :
1. Tanda-tanda yang muncul pada pasien dengan emboli paru-paru
adalah:
Dispnea
Kecemasan
Batuk
Hemotisis
Crakles
Takikardia
Keringat berlebih.
9
Demam.
PATOFISIOLOGI
Menurut Virchow, terdapat 3 faktor penting
yang memegang peranan timbulnya trombus
(Trias Virchow), yaitu :
Perubahan permukaan endotel pembuluh
darah.
Perubahan pada aliran darah.
10
Gambar : Patofisiologi Emboli Paru ( Somatri, Irman.
2007).
11
WOC
(WEB OF CAUTIONS)
12
Penatalaksanaan Medis
A. Terapi
1. Terapi oksigen
Terapi oksigen diberikan untuk memperbaiki
hipoksia dan menghilangkan vasokonstriksi
vaskular paru serta mengurangi hipertensi paru.
2. Terapi Antikoagulan
Dokter biasanya memberikan obat antikoagulan
untuk mencegah pembesaran embolus dan
mencegah timbulnya pembentukan bekuan darah
baru.
3. Terapi Trombolitik
Terapi trombolitik (urokinase dan streptokinase)
mungkin digunakan juga dalam mengatasi embolisme
peru terutama pada klien yang sangat terganggu. 13
14
Intervensi Medis
A. Intervensi Bedah
Embolektomi paru mungkin diindikasikan dalam
Infus intravena
dobutamin 15
Morfin intravena dosis kecil.
Peran Perawat
Sebagai Advokasi
16
Definisi Advokat
CT scan
Kimia darah
EKG
20
Pencegahan Emboli Paru
antikoagulan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN EMBOLI PARU
23
Pengkajian
A. Peran penting perawat adalah membantu meminimalkan
resiko embolisme paru pada semua klient dan
mengidentifikasi mereka yang beresiko tinggi. Perawat
harus memiliki tingkat kecurigaan dan kepekaan yang
tinggi terhadap embolisme paru pada setiap klien,
terutama pada mereka dengan kondisi yang memberi
kecenderungan keadaan melambatnya arus balik vena
B. Fokus pengkajian keperawatan pada klien dengan
embolisme paru bergantung pada :
. Ukuran trombus dan area arteri pulmonal yang
tersumbat oleh trombus.
. Keluhan mungkin saja tidak spesifik.
. Nyeri dada
. Dispnea
. Embolisme masif
24
. Emboli kecil multipel
. Proses peradangan.
. Nyeri.
wheezing.
25
. Batuk dengan atau tanpa produksi sputum.
2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan:
Perubahan aliran darah ke alveoli atau sebagian besar paru-paru.
sianosis.
Perubahan pada nilai ABGs (Analysis Blood Gasses)/pulse
Dispnea. 26
Sianosis sentral.
4. Ketakutan/kecemasan (sebutkan tingkatannya)
yang berhubungan dengan:
Dispne berat/ketidakmampuan untuk bernapas
normal.
Persepsi akan mati.
27
INTERVENSI DAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan nyeri.
Intervensi Rasional
O:
Kaji dan catat status pernapasan setidaknya setiap 4 jam. Untukmendeteksitanda-tandaawalgangguan
Auskultasi suara napas
Untukmendeteksisuaranapastambahan
Kaji kadar GDA menurut kebijakan fasilitas
Untukmemantaustatusoksigenasidanventilasi
Kaji nyeri setiap 3 jam
Nyeridapatmenurunkanusahabernapasdanventilasi
M:
Ubah posisi pasien secara sering. Untukmemaksimalkankenyamanan.
E:
Ajarkan teknik relaksasi untuk membantu menurunkan ansietas. Untuk menurunkan nyeri dan ansietas dan meningkatkan rasa
Yang meliputi relaksasi otot progresif, latihan bernapas, dan kontroldiripasien.
meditasi.
Bila pasien telah menjalani pembelahan dada atau abdomen,
ajarkan kepadanya bagaimana cara membebat insisi pada saat Untukmenurunkannyeri.
batuk atau bergerak.
K:
Bantu pasien dalam menggunakan spirometer intensif atau alat Untuk meyakinkan penggunaan alat yang tepat dan membantu
lainnya sesuai instruksi. mencegahatelektasis..
Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mobilisasi dan Perkusi,vibrasidandrainaseposturaldapatmeningkatkanbersihan
membersihkan sekresi bila diprogramkan. jalannapasdanusahabernapas.
Berikan obat nyeri bila diinstruksikan Untukmemungkinkanekspansidadamaksimal 28
Berikan oksigen sesuai program untuk membantu menurunkan Untuk membantu menurunkan distress pernapasan yang
distress pernapasan yang disebabkan oleh hipoksemia. disebabkanhipoksemia.
2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan
aliran darah ke alveoli atau sebagian besar paru-paru
Intervensi Rasional
O:
Auskultasi paru setiap 4 jam. Untuk mendeteksi krepitasi dan laporkan
ketidaknormalan.
Pantau tanda-tanda vital, irama jantung, serta GDA Untuk perubahan pada satu atau semua parameter
serta hemoglobin. Laporkan ketidaknormalannya. tersebutdapatmengindikasikanawitankomplikasiserius.
M:
Bila pasien tirah baring, bantu pasien berubah ke Untukmencegahatelektasisatautertumpuknyacairandi
posisi yang nyaman dan naikkan penghalang sisi parudanuntukmeningkatkankadaroksigendarah.
tempat tidur untuk mencegah jatuh. Biarkan pasien
miring, batuk, dan melakukan napas dalam setiap 4
jam.
Pindahkan pasien secara perlahan. Untukmenghindarihipotensiortotastik.
E:
Ajarkan pasien tentang keamanan di rumah dan di Untuk kemandirian pasien saat berada di rumah atau di
tempat kerja, meliputi : penggunaan sikat gigi yang tempatkerja.
lembut, menggunakan benda tajam, dan lain-lain.
K:
Berikan darah atau produk darah dan pantau reaksi Untuk menyuplai hemoglobin, yang meningkatkan
yang tidak diinginkan. kapasitasdarahmembawaoksigen.
29
Berikan obat sesuai kebutuhan pasien. Untuk meningkatkan partisipasi pasien dan pemberi
perawatandalamperawatan.
3. Perubahan perfusi jaringan kardiopulmonar (aktual) dan perifer (risiko
tinggi) yang berhubungan dengan penurunan pertukaran sel.
Intervensi Rasional
O:
Pantau dan dokumentasikan tanda-tanda vital Penurunan frekwensi jantung, CVP dapat
pasien. mengindiksikan perubahan arteriovenosa yang
mengarahpadaperfusijaringan.
Peningkatan laju pernapasan dapat mengindikasikan
Pantau laju pernapasan dan suara napas pasien bahwapsiensedangberkompensasiterhadaphipoksia
jaringan.
Pantau kadar kreatinin kinase, laktat Temuanabnormalmungkinmengindikasikankerusakan
dehidrogenase, dan kadar gas darah arteri, jaringan atau penurunan pertukaran oksigen dalam
parupasien.
M:
Pertahankan terapi oksigen untuk pasien, sesuai Untukmemaksimalkanpertukaranoksigendalam
program. alveolidanpadatingkatsel.
E:
Dorong pasien untuk mengubah posisi dan Untukmeningkatkankapasitasvitaldanmenghindari
berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kondisi. kongestiparusertaawitankerusakankulit.
Untukmenghematenergidanmemaksimalkanperfusi
Dorong pasien untuk sering beristirahat. jaringan.
30
K:
Penggunaan obat yang benar dan kemungkinan Pendidikankesehatanyangefektifmendorongpasien
reaksi merugikan. untukberperanaktifdalampemeliharaankesehatan.
4. Ketakutan/kecemasan (sebutkan tingkatannya) yang berhubungan
dengan dispnea berat/ketisakmampuan bernapas normal.
Intervensi Rasional
O:
Tugaskan perawat yang sama untuk merawat Untukmempertahankankonsistensipemberian
pasien bila memungkinkan. asuhan,meningkatkanrasapercaya,dan
mengurangigangguankhususnyayang
berhubungandenganpemberianasuhanyang
multipel.
M:
Libatkan pasien dalam perencanaan dan Untukmemungkinkanpasienmengendalikan
pemberian asuhan. situasitersebutdanmemulihkanhargadirinya.
E:
Orientasikan pasien ke lingkungan sekitar. Untukberorientasiterhadapwaktu,tempat,orang
Lakukan beberapa adaptasi untuk dankejadian.
mengompensasi defisit sensori. Tindakan ini
untuk meningkatkan kemampuan pasien.
Orientasikan keluarga pada kebutuhan khusus Untukmembantumemberikandukunganyang
pasien dan izinkan anggota keluarga efektif.
berpartisipasi dalam memberikan perawatan.
K: 31
Luangkan waktu untuk bersama dengan pasien Untukmemberikankesempatankepadapasien
setiap giliran jaga. mengungkapkanperasaan,menyalurkanemosi,
danmemungkinkanpenerimaan.
TERIMA
KASIH
32