Anda di halaman 1dari 59

ASKEP PADA KLIEN DGN BERBAGAI

MASALAH GANGGUAN REPRODUKSI

OLEH
KELOMPOK 6
ASMIRANDA ISHAK
ATIKA PARWATI KAHARU
DIAN ANGRIANI LALIMBAT
CICI KURNIATI ZAKARIA
1. ASUHAN KEPERAWATAN
GONORE ATAU GONORRHOEA
A.Definisi
Kencing nanah atau gonore, gonorrhea atau adalah penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam
uretra, leher rahim, rektum melalui , tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva).
B.Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang
bersifat patogen.

C. Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus,
konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas
deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar
skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Lanjutan . . .
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui
jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum,
komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh
neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan
berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum,
fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit. Faktor yang
mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar,
lipopolisakarida, dan protease IgA.
Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam mekanisme perlekatan,
inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting dalam
patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin
merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang
mampu menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan
meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi
reseptor transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-
oligosaccharide (LOS). tampaknya perlu untuk infeksi maksimal.
Lanjutan . . .
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra
dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar
Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.

D.Manifestasi klinis

1. Pada pria:
Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti
nyeri ketika berkemih
Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan
keluarnya lendir mukoid dari uretra
Retensi urin akibat inflamasi prostat
Keluarnya nanah dari penis.
2. Pada wanita:
Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau
bulan (asimtomatis)
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
Nyeri ketika berkemih
Keluarnya cairan dari vagina
Demam

E.Komplikasi
1.Pada pria:
Prostatitis
Cowperitis
Vesikulitis seminalis
Epididimitis
Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior
infertilitas
2. Pada wanita:
Komplikasi uretra
Bartholinitus
Endometritis
Salphingitis
Infertilitas

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus
gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.
Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),
tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
G.Penatalaksanaan
1. Medis
Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangat sensitif
terhadap penicilin, sekarang banyak strain yang relatif
resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih
tetap merupakan pengobatan pilihan.
2. Nonmedis
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan
tentang:
Bahaya penyakit menular seksual
Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih
b. Keluarnya cairan ( nanah ) dari saluran kencing.
c. Demam
d. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya
keluar cairan.

2. Data obyektif
a. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh
lendir dan nanah.
b. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram
negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
c. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.
Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
d. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),
tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infalamasi
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses inflamasi
4. Resiko penularan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang sifat
menular dari penyakit
5. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit
2. ASUHAN KEPERAWATAN KANKER OVARIUM

A. Definisi
Kanker epitel ovarium atau dikenal dengan kanker indung telur yang berasal dari sel
epitel. Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas
pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke
daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain
dari panggul dan perut.

B. Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
Disebut tumor epitel, kanker ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi
bagian luar ovarium. Kanker ovarium paling banyak ditemui adalah tumor epitel.
Kanker yang dimulai dalam sel yang memproduksi telur. Disebut tumor sel
germinal, ovarium kanker ini cenderung terjadi pada wanita muda.
Kanker yang dimulai dalam sel-sel memproduksi hormon-kanker ini,.Disebut tumor
stroma, mulai dalam jaringan ovarium yang menghasilkan hormon estrogen,
progesteron dan testosteron.
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of
Gynecology and Obstetrics
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
Stadium II perluasan pada rongga pelvis
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal

C. Etiologi
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker dimulai
ketika sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi
sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan,
akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang
di luar kendali, dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan
membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan terdekat dan
dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain dalam tubuh
(metastasis). Faktor resiko tejadinya kanker ovarium adalah:
Obat kesuburan
Pernah menderita kanker payudara
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim
(menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
D. Patofisiologi

Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang


dimulai dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama
ovulasi, sel-sel ini dapat dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka
kemudian berkembang biak. Kanker ovarium biasanya menyebar ke
permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik,
implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian
transdiaphragmatic. Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik yang
paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat implan di
mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung untuk
menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan peritoneum. Seperti
dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili pemikiran untuk
melakukan pementasan bedah, operasi debulking, dan administrasi
kemoterapi intraperitoneal. Sebaliknya, penyebaran hematogen secara klinis
yang tidak biasa pada awal proses penyakit, meskipun tidak jarang terjadi
pada pasien dengan penyakit lanjut
E. Manifestasi Klinis

Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah
Tekanan pada perut, merasa kenyang, bengkak atau kembung
Urinary urgensi
Rasa tidak nyaman atau sakit panggul
Mual
Sering buang air kecil
Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
Peningkatan ketebalan perut atau pakaian ketat pas di pinggang Anda
Sakit saat hubungan seksual (dispareunia)
Kekurangan energy
Punggung sakit
Perubahan menstruasi
Panggul terasa berat
Perdarahan pervaginam
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
Pemeriksan darah lengkap
Pemeriksaan kimia darah
Serum HCG
Alfa fetoprotein
Analisa air kemih
Pemeriksaan saluran pencernaan
Laparatomi
CT scan atau MRI perut.
USG

G. Penatalaksanaan
Pengobatan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan
operasi, lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi,
radioterapi, dan imunoterapi.
H.Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah
menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama
lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen,
sesuai dengan ACS.
Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko
Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi
risiko kanker ovarium.
Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki
histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.

I. Komplikasi
Penyebaran kanker ke organ lain
Progressive function loss of various organs
Ascites (cairan di perut)
Usus Penghalang
Diagnose keperawatan
Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker
metastasis.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan
akibat penekanan asites pada diafragma.
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, dan gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang
penyakit dan penatalaksanaannya.
Perubahan Pola eliminasi urin berhubungan dengan penekanan tumor pada
pelvis.
Gangguan citra diri berhubungan dengan pembesaran perut.
3. ASUHAN KEPERAWATAN
ENDOMETRIOSIS
A. DEFINISI
Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi
terdapat diluar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat
di dalam miometrium ataupun luar uterus. (Wiknjosastro, 2008).

B. KLASIFIKASI
1. Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut :
Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut
Adenomiosis.
Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut true
endometriosis
2. Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :
Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.
Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus,
di bagian luar tuba dan di ovarium.
C. ETIOLOGI
Penyebab endometriosis secara pasti belum diketahui, Ada beberapa faktor resiko penyebab
terjadinya endometriosis, antara lain:
1. Wanita usia produktif ( 15 44 tahun )
2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
3. Menstruasi yang lama (>7 hari)
4. Spotting sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8. Terpapar Toksin dari lingkungan

D. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif.
Disminorea
Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria),
Poli dan hipermenorea
Infertilitas (kemandulan)
Menstruasi yang tidak teratur
Haid yang banyak (menorragia)
E. PATOFISIOLOGI
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang
menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen
abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh.
Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel
endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial
tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat
tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai
endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki
kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal.
Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan
endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan
progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi
perdarahan di daerah pelvi
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi
(dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di
dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah
permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami
retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk
membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada
endometriosis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji serum
2. Teknik pencitraan

G. KOMPLIKASI
Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat
kolom atau ureter.
Torsi ovarim atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma.
Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi obat
2. Terapi operasi
Asuhan Keperawatan
A.Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah
pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran
sampah medis dan sampah perkotaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Dysmenore primer ataupun sekunder
Nyeri saat latihan fisik
Dispareunia
Nyeri ovulasi
Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
Hipermenorea
Menoragia
Feces berdarah
Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
konstipasi, diare, kolik
3. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang
menderita endometriosis.
4. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah
menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir
menstruasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan
4.ASUHAN KEPERAWATAN Ca
CERVIX
A. Pengertian
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler danmerupakan
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk
mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari
kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran
servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001)
B. Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan
membelahsecara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus
membelah, maka akanterbentuk suatu masa jaringan yang disebut
tumor yang bisa bersifat jinakatau ganas, jika tumor tersebut ganas
maka keadaannya disebut kankerserviks.
C.. Factor resiko:
1. HPV ( Human Papiloma Virus ) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma
Akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
4. Berganti - ganti pasangan seksual.
5. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18
tahun, berganti - berganti pasangan.
6. Infeksi HIV
D. Manesfestasi Klinik
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan diantara haid.
6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
7. Anemia akibat pendarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.
E. Patofisiologi
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga
menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang
mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila
selkarsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah
keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat
mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis
yang menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi.
Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan
juga, karena mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah
keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut
diantaranya anemia hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan
sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pap Smear
b. Kolposkopi
c. Biopsi
d. Sitologi
G. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi
sedangkan stadium lanjut hanya dengan pengobatan dan
penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa
digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5
tahun sangat tergantung dari stadium atau derajatnya beberapa
peneliti menyebutkan bahwa angka harapan hidup untuk kanker
leher rahim akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Salah satu faktor yang
menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah dibawah umur 18 tahun.
1. Perilaku seks berganti - ganti pasangan
2. Sosial Ekonomi
3. Tingkat pengetahuan
4. Aspek mental: harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, peran
diri, emosional.
5. Perineum; keputihan, bau, kebersihan Keputihan yang gatal dan berbau
adalah tanda dari kanker leher rahim yang mulai mengalami metastase.
6. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai )
7. Perasaan berat daerah perut bagian bawah
8. Gaya hidup
9. Siklus Menstruasi
10. Riwayat Keluarga
2.Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf
dan kematian sel.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah karena proses eksternal Radiologi .
Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran
pervaginam ( darah, keputihan ).
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
prosedur pengobatan.
5. ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN MENSTRUASI
A. Pengertian
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah
uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang
mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia
subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya
pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau
endometrium.
Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :
Lamanya 3-6 hari
Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
Satu siklus normal 21-35 hari
Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi
B. Fisiologi menstruasi

Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali


pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun
belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki
masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum
memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya
lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/
menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35
hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian
perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari
usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus
berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid,
gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan
masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid
yang tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan
kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih
normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama.
Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya
saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak
teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga,
dipastikan ia mengalami gangguan haid.
C. Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi
(hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar
antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas,
bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan
saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke
dan sesaat sebelum menopause.Lama haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc,
pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang
anemi.Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2
bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama
siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat
catatan pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap
bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan
membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan
tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui
siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan
menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi
pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di
dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk
kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan
terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 5 hari kadang sampai 7
hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus
berikutnya.
Jenis-jenis gangguan haid
a). Hipermenore (Menorraghia)
b). Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
c).Polimenorea (Epimenoragia)
e).Amenorea
f). Metroragia
g). Pra Menstruasi Syndrom
h).Dismenore
Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara
mengenai aspek-aspek umum seperti:
Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit dahulu
pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul pada
setiap siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah menarche. Kadang-kadang
pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan ketegangan saraf.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak Ada
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Nutrisi
Pola Latihan
Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya
Konsep diri (body image)
Skala nyeri 4-6

2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
6. ASUHAN KEPERAWATAN
EPIDIDIMITIS

A. Definisi
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini
terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur
melengkung di bagian belakang testis yang fungsinya
sebagai pengangkut, tempat penyimpanan, dan pematangan
sel sperma yang berasal dari testis). Kondisi ini mungkin
dapat sangat menyakitkan, dan skrotum bisa menjadi merah,
hangat, dan bengkak. Ini mungkin akut (tiba-tiba
menyerang) namun jarang menjadi kronis.
C. Etiologi
Bermacam penyebab timbulnya epididimitis tergantung dari usia
klien, sehingga penyebab dari timbulnya epididimitis dibedakan
menjadi :
Infeksi bakteri non spesifik
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Virus
TB (Tuberculosis)
Penyebab infeksi lain (seperti Brucellosis, Coccidioidomycosis,
Blastomycosis, Cytomegalovirus, Candidiasis, CMV pada HIV)
Prostatitis
Tindakan pembedahan seperti prostatektomi
Kateterisasi dan instrumentasi
Blood borne infection
D. Patofisiologi

Epididimitis merupakan suatu infeksi epididimis yang biasanya


turun dari prostat atau saluran urine yang terinfeksi. Kondisi ini
dapat juga terjadi sebagai komplikasi dari Gonorrhoeae. Pada
pria dibawah 35 tahun penyebab utama epididimitis adalah
Chlamydia trachomatis. Infeksi mulai menjalar dari bagian atas
melalui urethra dan duktus ejakulatorius kemudian berjalan
sepanjang vas deferens ke epididimis. Rasa nyeri dirasakan
pada unilateral dan rasa sakit pada kanalis inguinalis sepanjang
jalur vas deferens kemudian mengalami nyeri dan
pembengkakan pada skrotum dan daerah lipatan paha.
Epididimis menjadi bengkak dan sangat sakit, suhu tubuh
meningkat, menggigil, demam dan urine dapat mengandung
nanah (pyuria) dan bakteri (bakteriuria).
E. Klasifikasi
Epididimitis dapat diklasifikasikan
menjadi akut dan kronis, tergantung
pada lamanya gejala.
Epididimitis akut
Epididimitis kronis

F. Pemeriksaan
diagnostik/penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis
G. Komplikasi
Komplikasi dari epididimitis adalah :
Abses dan pyocele pada scrotum
Infark pada testis
Epididimitis kronis dan orchalgia
Infertilitas sekunder sebagai akibat dari inflamasi
maupun obstruksi dari duktus epididimis
Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik
hipogonadism
Fistula kutaneus
Penyebaran infeksi ke organ lain atau sistem
tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Identitas
Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku
bangsa.
Keluhan utama
Klien datang ke Rumah Sakit Sayang dengan keluhan nyeri dan pembengkakan pada
skrotum dan lipatan paha, menggigil, demam.
Riwayat penyakit
Faktor predisposisi timbulnya epididimitis tergantung usia klien dan terdiri dari infeksi
bakteri non spesifik (misalnya E coli, Pseudomonas, Proteus, Klebsiella), PMS
(Penyakit Menular Seksual), virus (misalnya Mumps),
Data fokus :
Data subjektif
Data Objektif

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi
Nyeri akut
Kurang pengetahuan mengenai konsep penyakit dan pengobatan

7. ASUHAN KEPERAWATAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)

A.PENGERTIAN
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai
jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.

B. PENYEBAB GANGGUAN
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
h. Lesi prekanker
C. TANDA & GEJALA
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak
jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma )
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

D. PATOFISIOLOGI
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi
yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary
displasia.Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang
berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis
menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik
yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma
berdasarkan histologik yaitu :
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
2. Fibroadenoma intracanaliculare
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Biopsi
2. Pembedahan
3. Hormonal
4. PET ( Positron Emision Tomografi )
5. Mammografi
6. Angiografi
7. MRI
8. CT Scan
9. Foto Rontqen ( x ray )
10. Blood Study

F. PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI


1. Faktor-faktor resiko
2. Pemerikasaan payudara sendiri
3. Pemeriksaan klinik
4. Mammografi
5. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk
mendapat perawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Inspeksi
Pasien telanjang dari kepala sampai sebatas pinggang dan duduk dalam posisi yang
nyaman menghadapi pemeriksa. Yang perlu di inspeksi adalah:
Payudara : ukuran ,kesimetrisan
Kulit : warna eritema (kemerahan) , pola venosa menonjol , edema (-)
Puting susu : ulserasi,ruam,atau rabas puting susu
Palpasi
Seluruh payudara, dari parasternal ke arah garis aksila belakang dan
darisubklavikular kearah paling distal
Area aksilaris dan klavikularis

Hal-hal yang perlu di perhatikan :


Nodus Limfe
Nodus sentral, lateral, subskapular dan pektoralis
Konsistensi jaringan
Nyeri tekan
Adanya massa
2. Diagnosa Keperawatan
Sebelum penatalaksanaan
Ansietas
Gangguan konsep diri
Sesudah penatalaksanaan
Gangguan rasa nyaman
Kerusakan integritas kulit
Resiko tinggi terhadap infeks

8. ASUHAN KEPERAWATAN VULVOVAGINITIS

A. PENGERTIAN
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginal kandidiasis adalah nama yang sering diberikan untuk
Candida albicans vagina infeksi berhubungan dengan dermatitis dari
vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan 'monilia' juga nama-nama untuk
Candida albicans infeksi.
B. ETIOLOGI
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan
sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan
parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan
vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia
gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti
kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
C. PATOFISIOLOGI
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina.
Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida
lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang
mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan
proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan mikotoksin diantaranya
gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem
imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi
tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.
D. MANIFESTASI KLINIS
Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida
albicans, meliputi:
Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
Berat dadih putih seperti vagina
Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva,
kadang-kadang menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah
kemaluan, daerah inguinal dan paha. Ini bisa berlangsung hanya beberapa jam
atau bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau jarang, bulan.Gejala
mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.
E. KOMPLIKASI
Ketidaknyamanan yang tidak hilang
Infeksi kulit (dari garukan)
Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti gonore dan infeksi kandida)

F. PENCEGAHAN
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat
bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini
akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-
buru.
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar
infeksi menular seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian,
dikombinasikan dengan baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak
kasus infeksi non-vulvovaginitis. Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara benar
membersihkan daerah genital saat memandikan atau mandi. Tepat menyeka setelah
menggunakan toilet juga akan membantu (anak harus selalu menyeka dari depan ke
belakang untuk menghindari memperkenalkan bakteri dari anus ke vagina).Tangan
harus dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

A. Identitas Klien
B. Keluhan Utama
. Nyeri
. Luka
. Perubahan fungsi seksual
C. Riwayat Penyakit
1. Sekarang
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin.
2. Dahulu
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
D. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Bagian Luar
b. Pemeriksaan Bagian Dalam
2. DIAGNOSA
Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada
system reproduksi
Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan
seksual
Kurang pengetahuan b/d kurangnya
informasi mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan

9. CANDIDIASIS
a. Definisi
Kandidiasis adalah infeksi jamur atau
yeast yang disebabkan oleh strain
candida. Organisme ini biasanya
merupakan inhabition normal di
mulut, tenggorok, usus besar, dan
vagina; organisme ini menyebar
dalam area yang lembab dan hangat,
seperti membran mukosa dan lipatan
jaringan.
b. ETIOLOGI.

Yang tersering sebagai penyebabcandida albicans


yang dapat diisolasi dari kulit., mulut, selaput
mukosa vagina dan feces orang normal.
Beberapa faktor predisposisi, seperti :
a.Kehamilan.
b.Obesitas.
c.Diabetes Melitus.
d.Pemakaian antibiotik, antiseptik atau
kortikosteroid yang lama.
e.Penyakit kronis ( TBC, tumor ganas ).
f.Kurang gizi.
g.Kulit kotor, lembab dan basah.
C. TANDA & GEJALA.
Keluhan utama ialah gatal dan perih di daerah vulva.
Pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri
sesudah BAK, dan dispanuria. Pada pemeriksaan yang
ringan tampak hiperemia di labia minora, introitus
vagina, dan vagina terutama bagian bawah.
Terdapat pula kelainan yang khas yaitu bercak-
bercak putih kekuningan, pada kelainan yang berat
juga terdapat edema pada labiya minora dan ulkus-
ulkus dangkal pada labiya minora dan sekitar introitus
vagina.
Flour albus pada kandidiasis vagina berwarna
kekuningan. Tanda yang khas ialah disertai gumpalan-
gumpalan sebagai kepala susu berwarna putih
kekuningan.
D. PATOFISIOLOGI.
Infeksi candidiasis dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik
endogen maupun eksogen :
Faktor endogen :
1.Perubahan fisiologik.
a. Kehamilan, karena perubahan Ph dalam vagina.
b. Kegemukan, karena banyak keringat.
c. Debilitas.
d. Endokrinopati, gangguangula darah kulit.
e. Penyakit kronik ; TBC, Lupus eritematosus dengan keadaan umum yang
buruk.
2. Umur, orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena
status imunologik tidak sempurna.
3. Imunologik. Penyakit genetik.

Faktor eksogen.
1. Iklim, panas & kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
2.kebersihan kulit.
3.Kebiasaan merendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan kontak dengan jamur.
4.Kontak dengan penderita, misalnyapada thrush atau balanopostitis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan langsung.
Kerokan kulit atau asupan mukokutan diperiksa
dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan
garam, terlihat sel ragi, glastopora atau hifa semu.
2.Pemeriksaan biakan.
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar
dextrose glukosa subourand, dapat pula agar ini
dibubuhi antibiotik ( klorampenikol ) untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan
disimpan dalam suhu kamar (37), koloni tumbuh
setelah 24-48 jam berupa yeast like colony.
Identifikasi candida albicans dilakukan dengan
membiakan tumbuhan tersebut pada commeal
agar.
6. PENATALAKSANAAN.
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
2.Topikal ;
a. Larutan ungu gentian - 1 % untuk selaput lendir. 1 2 % untuk dioleskan 2 x sehari selama 3
hari.
b.Nistatin ; berupa salep, krim, emulsi.
c.Amfoferisin.
d.Grup azol lainnya.
e.Mikonazol. 2 % berupa krim atau bedak.
f.Klotrimazol 1 % berupa bedak, larutan, krim.
g.Tiokonazol, bufanazol, isokonazol.
h.Siklopiroksolamin 1 %, berupa lautan , krim.

3.Sistemik.
a. Tablet nistin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna. obat ini tidak diserap oleh
usus.
b.Untuk kandidias vaginalis diberikan kotrimoksazol 500 mg pervaginam dosis tunggal,
sistemiok dapat diberikan ketokonazole 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan flukonazole 150 mg
dosis tunggal.
c.Itrakonazole, bila dipakai untuk kandidias volvovaginalis dosis 2 x 100 mg sehari , selama 3
hari.

A.DATA DASAR PENGKAJIAN


1.AKTIVITAS / ISTIRAHAT.
Gejala : Perubahan pola tidur.
Tanda : Tidur kurang, mata tampak mengantuk, skelra berwarna putih kemerahan, garis
hitam dibawah mata.

2.SIRKULASI.
Tanda : Pembentukan edema, kemerahan pada kulit yang terinfeksi, ulkus yang dangkal.

3.ELIMINASI.
Tanda : Nyeri setelah BAK.

4.INTEGRITAS EGO.
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya.
Tanda : Ancietas, murung, menarik diri.

5.MAKANAN / CAIRAN.
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat. Anorexia.
Makan yang banyak.
Tanda : Kurus, penurunan berat badan.
Turgor kulit buruk.
Terlalu gemuk / kegemukan.

6.NYERI / KETIDAKNYAMANAN.
Gejala : Gatal gatal didaerah yangterinfeksi.
Terasa panas dan nyeri sesudah BAK.

7.KEAMANAN.
Gejala : Riwayat defisiensi imun.
Kulit lecet / kemerahan.
Lesi kulit / ulkus pada kulit.
Riwayat berulangnya infeksi jamur.
8. HYGIENE.
Tanda : Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.
Kurangnya perawatan diri.
Bau badan.
9. INTOLERANSI SOSIAL.
Tanda : Kerusakan interaksi dengan keluarga ; isolasi.
Menarik diri dari pergaulan.
10.SEKSUALITAS.
Gejala : Pruritus perineal.
Menurunnya libido, gangguan untuk melakukan aktivitas seksual.
Tanda : Edema labiya minora.
Keluarnya fluor albus.
Gatal dan perih didaerah vagina.
Kemerahan sekitar gentalia.
11.PENYULUHAN / PEMBELAJARAN.
Gejala : Sering bertanya tentang keadaannya.
Kegagalan untuk mengikuti perawatan.
Kurangnya perawatan diri.
Penggunaan antibiotik, kortikostreoid yang lama.
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1. Ganggauan rasa nyaman ( gatal-


gatal ) berhubungan dengan inferksi
candida albicans,
2. Ansietas berhubungan dengan
ketidaktahuan, kurang terpajan
informasi,
3. Ansietas berhubungan dengan
ketidaktahuan, kurang terpajan
informasi,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai