Menujukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat
tersebut dapat dipercaya
S2T(true)
rxx = ----- atau
S2X(obs)
Maka reliabilitas (r11) skor didefinisikan sebagai:
Rasio skor sesungguhnya terhadap varian skor
diobservasi, atau varian obeservasi yang dihitung
dengan varian sesungguhnya:
2T (true)
r11 = ----- atau
2X(obs)
S2e(err)
-------- = 1-r11
S2X(obs)
Reliabilitas rangkaian skor tes diungkap
dengan angka desimal positif.
Angka reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00
r11 (1,00) menunjukkan reliabilitas sempurna
r11 (0,00) menunjukkan benar-benar ketidak-
reliabilitas-an
Estimasi
Reliabilitas
1.Pendekatan Tes
Ulang
2.Pendekatan Tes
Paralel.
3. Pendekatan Satu Kali
Pengukuran
Pendekatan Tes
Ulang
Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi
antara skor pada tes 1 (pertama) dan skor pada tes 2
(kedua)
Kelebihan
Skor Reliabilitas tes yang diperoleh lebih dapat
dipertanggungjawabkan
Kekurangan
Kondisi subjek bisa jadi tidak stabil pada tiap tes
disebabkan oleh pengalaman, perubahan motivasi
Pendekatan Tes
Paralel
Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi antara skor pada
perangkat tes A dan skor pada perangkat tes B
Kelebihan
Skor Reliabilitas tes yang diperoleh lebih dapat
dipertanggungjawabkan baik dengan perrangkat A atau B
Kekurangan
Sulitnya menyusun dua perangkat yang tes yang paralel
Paralel tests
1. Ada dua tes mengukur hal yang
sama
2. Skor perolehan tes A dan tes B
memenuhi asumsi 1 sampai
asumsi 5
3. Skor murni tes A dan tes B sama
4. 2e-A sama dengan 2e-B
Pendekatan Pengukuran
Satu Kali
Reliabilitas tes dicari dengan menghitung estimasi reliabilitas
tes/perangkat tes tersebut (estimasi internal)
Kelebihan
Skor Reliabilitas tes dapat diperoleh secara langsung
dengan hanya dari alat tes sendiri
Kekurangan
Taraf kepercayaan harus dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai hal aspek, subjek
Teknik Estimasi
Reliabilitas
Teknik estimasi reliabilitas yang paling
populer dalam psikometri dengan mencari
estimasi varians kekeliruan pengukurannya
(Varians error - 2e )
Teknik Estimasi
Belah dua (Split Half)-Pisah-setengah
Spearman & Brown
Rumus Flanagan
Rumus Rulon
Teknik Kuder Richardson (KR-20)
Teknik Kuder Richardson (KR-21)
Teknik Analisis Varians
Koefisien Alpha
Teknik Split Half
Melakukan pembelahan : ganjil/genap, dibelah
separo
Korelasikan skor total antar bagian
Anggap bagian yang satu (x atau g1) dan bagian
lain (y atau g2)
Gunakan rumus product moment (rxy atau
rg1g2), tetapi hasil rxy atau rg1g2 belum
menunjukkan koefisien reliabilitasnya (baru
separoh)
Spearman - Brown
2rgg 2 (r xy)
r11 = ------------ atau r11 = ---------------
1 + rgg (1+r xy)
Cara menyelesaikan r g1g2
(g1)(g2)
g1g2 ------------
N
rgg = -----------------------------------------------------
( g1) ( g2)
[ g1 - ------ ] [ g2 - ------ ]
N N
Atau
N, X, X, Y, Y, XY,
N(XY) (X)(Y)
r xy = -----------------------------------------------------
[{((X) (X)}] [{((Y) (Y)}]
2 (r xy)
r11 = ---------------
(1+r xy)
Atau
2 rgg
r11 = ------------
1 + rgg
Kelemahan Spearman & Brown
Belahan kanan kiri harus sebanding (nilai
sebanding atau sama) sulit diwujudkan
Butir yang akan di uji harus genap
Koefisien reliabilitas menunjukkan bilangan
yang tidak sama (genap-gasal) (kiri-
kanan) skor reliabilitas tidak sama
Ketepatan penggunaan
Spearman & Brown
Jumlah skor belahan sama/seimbang, item
harus genap, jumlah item yang diajukan
cukup banyak.
Jika digunakan untuk tes kognitif, ---
derajat kesukaran tinggi (item sulit)
Materi tes komprehensif --- dapat dibuat
butir lebih dari satu untuk aspek yang sama
Formula Flanagan
Formula ini tidak di dasarkan pada ada
atau tidaknya korelasi antara belahan I
dan II, melainkan mendasarkan diri
pada jumlah kuadrat deviasi pada
belahan I dan II dan kuadrat belahan
total (belahan I dan II).
Formula Flanagan
S1 + S2
r11 = 2 (1 - ---------------- )
St
6 12 18
7 14 17
8 6 9
9 15 16
10 14 15
Ganjil Genap x y x y (x+y) (x+y)
X Y (X-Xm) (Y-Ym)
R11= 0,907368907
Langkah lanjutan
x
S1 = --------
N
y
S2 = --------
(x+y)
St = -------------
N
Tabel kerja Cara ke 2
Ganjil Genap X Y X1= Xt
X Y (X+Y)
1 13 19
2 13 15
3 8 9
4 8 8
5 13 17
6 12 18
7 14 17
8 6 9
9 15 16
10 14 15
Langkah-langkahnya
(X)
x = X - --------
N
(Y)
y = Y - --------
N
(Xt)
(x+y) = Xt - --------
N
Formula Rulon
Tinggi rendahnya reliabilitas tes diperoleh
lewat perbedaan antar skor-skor yang
berhasil dicapai oleh testee pada belahan I
dan II.
Perbedaan skor belahan I dan II
dilambangkan dengan huruf d/difference,
dimana d = (X Y)
Formula Rulon
Sd
r11 = 1 - --------
St
(xt)
xt = xt - ----------
N
Setelah diketahui (xt) , dapat dicari
varian total St , dengan rumus sbb:
(xt)
St = ----------
N
Sd
r11 = 1- ----------
St
Kuder Richardson (KR-20)
Kuder Richardson (KR-21)
Formula C-Hoyt
Teknik pengujian reliabilitas
Tes Hasil Belajar entuk uraian (easy test) Tes Hasil Belajar Bentuk objkcti (objective test)
Single test single trial (5 formula) Test Retest single test double trial method Alternate form Double test double trial
Flanagan
Rulon
Teknik belah
dua
Varian beda skor belahan I dan II
Kuder Richardson
KR-20
KR-21
C- Hoyt
Anava
Validitas
Pengertian
Nunnaly (1988), suatu tingkatan yang
menyatakan bahwa suatu alat ukur telah
sesuai dengan apa yang diukur
Contoh
Hasil pengukuran inteligensi menunjukkan
skor IQ 109, dan prestasi akademik IPK 2,6.
Validitas Konkuren
Indeks
Relibiltas Penambahan jumlah item
1.00
0.95
0.90
0.85
0.80
nr
rnn = ---------
1+(n-1)r
Mis: Suatu tes terdiri dari 40 aitem, dengan koefisien reliabilitas 0,650.
Kemudian butir tersebut ditambah 20 sehingga menjadi 60 butir. Maka
koefisien reliabilitasnya adalah sebagai berikut:
X=T+e
X = skor harapan/perolehan
T = skor murni
e = error
Gulliksen 1959
F.M. Lord & Novick 1968
Implikasi teori reliabilitas ditentukan oleh:
2x = 2T + 2e
2T
rxx = ----- atau
2X
S2 T
rxx = ----- atau
S 2X
Teori tes klasik
1. Asumsi 1: Xo = Xt + Xe
2. Asumsi 2: (Xt) = Xt
3. Asumsi 3: xtxe = 0
4. Asumsi 4: Xe1 Xe2 = 0
5. Asumsi 5: Xe1 Xt2 = 0
6. Paralel tests
7. Equivalent tests
Asumsi 1: Xo = Xt + Xe
1.00
Probabilitas
0.50
0
kemampuan
Grafik
ICC dengan 5 Item
Grafik
ICC dengan 59 Item
Norm (Norma)
sebagai metode evaluasi dan jalan
untuk memberikan arti/makna dari
skor tes individual yang dikenai tes
dengan membandingkan skor
tersebut dengan skor kelompok yang
dikenai tes
Tipe-tipe norma
Percentiles
Age Norms
Grade norms
National Norms
National anchor norms
Subgroup Norms
Local Norms
Transformsi skor
Jumlah = rupiah
Ujian kelas
Skor 9 jumlah 1 peserta
Skor 8 jumlah 1 peserta
Skor 7 jumlah 3 peserta
Skor 6 jumlah 8 peserta
Skor 5 jumlah 15 peserta
Skor 4 jumlah 6 peserta
Skor 3 jumlah 4 peserta
Skor 2 jumlah 1 peserta
Skor 1 jumlah 1 peserta
Total 40 peserta
Tabel transformasi
Skor Frekuensi Cfb %Cfb T. Score
1 2 3 4 5
9 1 40 100 80
8 1 39 97,5 70
7 3 38 95 66
6 8 35 87,5 62
5 15 27 67,5 55
4 6 12 30 45
3 4 6 15 40
2 1 2 5 34
1 1 1 2,25 30
Cfb
(coumulative frequency)
Jadi Cfb = 1
Jadi Cfb = 2
% Cfb
(coumulative frequency %)
Lihat baris ke 1 dari atas; didapatkan
Cfb = 40 dibagi dengan total peserta 40,
selanjutnya dikalikan dengan 100
(prosentase).
jadi;
40/40 x 100 = 100
% Cfb
(cumulative frequency %)
Lihat baris ke 1 dari atas; didapatkan
Cfb = 40 dibagi dengan total peserta 40,
selanjutnya dikalikan dengan 100
(prosentase).
jadi;
40/40 x 100 = 100