Anda di halaman 1dari 32

Ervianingsih, S.Farm., M.Si., Apt.

STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH


SAKIT
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu
bagian di rumah sakit di bawah pimpinan seorang
apoteker sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 547/MenKes/SK/VI/1994 dan
dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan merupakan tempat
atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian
SK Menkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
TUJUAN :
Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan
farmasi
Meningkatkan mutu pelayanan farmasi
Untuk menetapkan konsep pelayanan kefarmasian
Untuk memperluas fungsi dan peran farmasis di
rumah sakit.
Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan
yang tidak profesional.
I. FALSAFAH DAN TUJUAN
Pelayanan Farmasi adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem kesehatan rumah sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien
dengan menyediakan obat yang bermutu
termasuk pelayanan farmasi klinik yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
TUJUAN :
Pelayanan yang optimal baik dalam kondisi
biasa maupun luar biasa.
Pelayanan yang profesional
Melaksanakan KIE
Menjalankan pengawasan sesuai dg ketentuan yg
berlaku
Melakukan dan memberi pelayanan bermutu
melalui analisa, telaah dan evaluasi.
Mengawasi dan memberikan pelayanan bermutu
Mengadakan penelitian di bidang kefarmasian.
Lanjutan .
Visi :
Misi :
Tujuan :
Mengacu pada Visi, Misi dan Tujuan dari Rumah
Sakit.
Berbeda satu rumah sakit dengan rumah sakit
lain.
TUGAS POKOK :
Melangsungkan pelayanan farmasi yg optimal
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik farmasi.
Melaksanakan KIE
Memberikan pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yg berlaku
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan
dan formularium rumah sakit.
Lanjutan .
Perbekalan farmasi meliputi : obat, bahan obat,
alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas
medis.

Pelayanan Kefarmasian adalah pelayanan


kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat
kesehatan
FUNGSI :
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
(Manajerial)
Memilih perbekalan farmasi
Merencanakan kebutuhan
Mengadakan perbekalan farmasi
Memproduksi perbekalan farmasi
Menerima
Menyimpan
Mendistribusikan
Lanjutan
Pelayanan Kefarmasian (Fungsional) :
Mengkaji Resep
(mengidentifikasi; mencegah/mengatasi)
Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat.
Memberikan informasi
Memberikan Konseling
Melakukan IV Admixture
Menyiapkan Nutrisi Parenteral
Melakukan pengelolaan obat kanker
II. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi
berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien
dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan
standar pelayanan keprofesian yang universal.

IMPLEMENTASI :
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
(Bagan yang menggambarkan alur komunikasi
dan garis kewenangan dalam pelayanan farmasi)
Lanjutan

2. Lintas Fungsi yang terkait erat dg P.


Farmasi
a. Panitia Farmasi dan Terapi
Organisasi yg mewakili hubungan komunikasi antara staff
medis dan staff farmasi.
Tujuan : Menerbitkan suatu kebijakan yang terkait
dengan obat.
Fungsi dan Ruang Lingkup :
Mengembangkan dan mengevaluasi FRS
Membantu IF dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan/peraturan penggunaan obat.
Melakukan tinjauan thp penggunaan obat
Mengumpulkan/evaluasi laporan : MESO
Lanjutan .

b. Panitia lain seperti :


Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial
Patient Safety
TIM TB; TIM HIV;
Mutu dan Pelayanan Kesehatan RS.

c. Administrasi dan Pelaporan


Administrasi : pengelolaan perbekalan farmasi termasuk
laporan keuangan pelayanan farmasi.
Laporan pelayanan kefarmasian.
TUJUAN : tersedianya data yang akurat sebagai bahan
evaluasi dan untuk perencanaan kegiatan dan anggaran
III. STAFF DAN PIMPINAN
Pelayanan Farmasi diatur dan dikelola demi
tercapainya tujuan pelayanan

1. Instalasi Farmasi /Dept.Farmasi : APOTEKER (+)


2. Pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh
tenaga farmasi yang profesional. Kualitas dan
ratio disesuaikan dengan beban kerja, cakupan
pelayanan, serta perkembangan dan visi rumah
sakit.
Staff dan Pimpinan .
3. Analisa Kebutuhan Tenaga :
Jenis Ketenagaan
Untuk Pekerjaan Kefarmasian
Untuk pekerjaan administrasi-keuangan (penunjang)

Pendidikan :
Disesuaikan dengan jenis pelayanan/fungsi.

Beban Kerja :
Kapasitas Tempat tidur
Jumlah Kunjungan poli (jumlah resep per hari)
Idealnya : 30 TT = 1 Apoteker
Staff dan Pimpinan ..
Waktu pelayanan :
24 jam : 3 shiff
s/d jam 21 Malam : 2 shiff
Jenis Pelayanan :
Pelayanan gawat darurat
Pelayanan rawat inap; Intensif; rawat jalan
Pelayanan distribusi farmasi & sistem yang
digunakan
Penyimpanan
Produksi Obat
IV. FASILITAS DAN PERALATAN
Harus tersedia ruangan dan peralatan/fasilitas
yang mendukung administrasi; profesionalisme
dan fungsi teknik kefarmasian, sehingga
menjamin terselenggaranya pelayanan farmasi
yang fungsional, profesional dan etis.

1. Bangunan
2. Peralatan
BANGUNAN
Fasilitas bangunan dan ruangan harus memenuhi
ketentuan.
Lokasi menyatu dengan sistem pelayanan rumah
sakit.
Luas cukup
Dipisahkan : antara fasilitas administrasi;
pelayanan dan dispensing.
Persyaratan ruang memenuhi : K3; Stabilitas;
Keamanan dst..
Pembagian ruangan :
Kantor
Ruang Produksi steril / non steril
Ruang Penyimpanan
Ruang Distribusi
Ruang Konsultasi
Ruang Arsip.
PERALATAN :
Memenuhi persyaratan yang ditetapkan
Harus sensitif dan ditera/kalibrasi secara rutin (1x
th)
Macam peralatan :
Kantor
Produksi
Penyimpanan
Pendistribusian/pelayanan
Konsultasi /Informasi Obat.
V. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus
tertulis dan mencerminkan standar pelayanan
farmasi yang muktahir sesuai dengan peraturan
dan tujuan dari pelayanan.

Kebijakan Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan Farmasi Satu Pintu
Penggunaan Formularium Rumah Sakit
Pelayanan Farmasi bagi pasien Jamkesmas dan
Klas 3
Lanjutan
Protap Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Seleksi; Perencanaan; Pengadaan;
Penerimaan;Penyimpanan; Distribusi
Protap Pelayanan Kefarmasian
Kajian Resep
Dispensing
Konseling
Rekonstitusi Obat Sitostatika
MESO dll..
VI. PENGEMBANGAN STAFF DAN PROGRAM
PENGEMBANGAN.
Setiap SDM mempunyai kesempatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

1. Program orientasi untuk pegawai baru di Instalasi


agar dapat memahami tugas pekerjaan dan
tanggung jawabnya.

2. Pendidikan dan pelatihan


Merupakan program pengembangan SDM, untuk
meningkatkan potensi dan produktifitas secara
optimal, demikian juga bagi pegawai baru
wawasan; pengetahuan dan ketrampilan.
Pengembangan Staff lanjutan
Tujuan :
Mempersiapkan sumber daya manusia
Meningkatkan pemahaman tentang pelayanan farmasi
di RS
Meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan
kemampuan disesuaikan dengan rencana
pengembangan pelayanan farmasi :
Manajemen Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Sistem pelaporan keuangan dll

Produksi Farmasi Tehnik Aseptis; TPN

Farmasi klinik ????

Tehnik Komunikasi dll


Pengembangan Staff lanjutan
Ruang Lingkup :
Pendidikan Formal
Pelatihan; kursus singkat; workshop dll
3. Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kepuasan pelanggan Mutu
Farmakoekonomi
Mengembangkan Pelayanan Farmasi Klinik dst
.
VII. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas


pelayanan yang bermutu, melalui cara pelayanan
farmasi yang baik.

TUJUAN :
Agar setiap pelayanan farmasi memenuhi
standar yang ditetapkan memuaskan dan
menurunkan komplain pelanggan.
Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin
efektifitas obat dan keamanan pasien.
EVALUASI
Ada suatu proses penilaian kinerja pelayanan
kefarmasian, meliputi penilaian terhadap SDM;
Pengelolaan Perbekalan farmasi; dan pelayanan
kefarmasian pada pasien/farmasi klinik.
Prospektif : pembuatan standar
Konskuren : monitor kegiatan
Retrospektif : survey konsumen

METODE EVALUASI :
Audit; Review; Survey; Observasi

Mutu pelayanan farmasi hrs selalu dievaluasi secara


periodik terhadap konsep; kebutuhan; proses dan
hasil yang diharapkan meningkatkan mutu
pelayanan
PENGENDALIAN MUTU :
Suatu mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana
dan sistematis, sehingga dapat diidentifikasi peluang
untuk peningkatan mutu serta menyediakan
mekanisme tindakan yang diambil, sehingga terbentuk
proses peningkatan mutu yang berkesinambungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi:


1. Input : SDM; Sarana-prasarana; ketersediaan dana
2. Proses : Tindakan yang dilakukan
3. Lingkungan : kebijakan; organisasi; manajemen
4. Standar yang digunakan
Lanjutan ..
KEGIATAN Pengendalian Mutu berupa :
Pemantauan : pengumpulan informasi
Penilaian : menentukan masalah dan upaya
perbaikan
Tindakan : tindakan untuk memperbaikinya
Evaluasi : efektifitas tindakan dievaluasi
program
Umpan Balik : diinformasikan secara rutin ke unit
terkait.
32

Anda mungkin juga menyukai