Pembimbing:
dr. Ernie, Sp.KFR
Outline :
BAB I Pendahuluan
Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk menyingkirkan etiologi sekunder dari paralisis
saraf kranialis
CT-Scan
MRI
Serial ENMG Blink refleks
Tatalaksana
Terapi medikamentosa
o Kortikosteroid (Methyl prednisolon )
o Anti-viral (asiklovir)
o Vitamin B kompleks
Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
Terapi panas
Infra red
SWD
Stimulasi listrik
Faradiasi
Masasse wajah
OkupasiTerapi
latihan berkumur
latihan minum dengan menggunakan sedotan
latihan meniup lilin
latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan cermin
TEKNIK MASSASE WAJAH
Sosial medik
membantu mengatasi dengan menghubungi tempat kerja, mungkin untuk
sementara waktu bekerja pada bagian yang tidak banyak berhubungan dengan
umum. Untuk masalah biaya, dibantu dengan mencarikan fasilitas kesehatan di
tempat kerja atau melalui keluarga. selain itu memberikan penyuluhan bahwa
kerja sama penderita dengan petugas yang merawat sangat penting untuk
kesembuhan penderita.
Psikologi
rasa cemas terutama pada penderita muda wanita atau penderita yang
mempunyai profesi yang mengharuskan ia sering tampil di depan umum,
bantuan seorang psikolog sangat diperlukan.
Ortotik prostetik
Y plester, diganti tiap 8 jam, namun dilakukan juka dalam waktu 3 bulan belum
ada perubahan zigomatikus selama parese dan mencegah terjadinya kontraktur.
Edukasi
Home Program
Kompres hangat daerah sisi wajah yang sakit selama 20
menit.
Massage wajah yang sakit kearah atas dengan menggunakan
tangan dari sisi sehat
Latihan tiup lilin, berkumur, makan dengan mengunyah
disisi yang sakit, minum dengan sedotan, mengunyah
permen karet.
Perawatan mata :
1. Beri obat tetes mata (golongan artifial tears) 3 kali sehari.
2. Memakai kacamata gelap sewaktu bepergian siang hari.
3. Biasakan menutup kelopak mata secara pasif sebelum tidur.
Bab IV Analisis kasus
Ny. SA, 28 tahun, perempuan, mengeluh mulutnya mencong ke
kanan.Dari anamnesis didapatkan keluhan mulut mencong ke kanan
sejak dua hari yang lalu. Awalnya OS merasa lidahnya menebal saat
makan siang. Keesokan harinya, OS merasa mulutnya seperti tertarik
ke sebelah kanan, lalu OS bercermin dan melihat mulutnya
miring/tertarik ke kanan dan saat mencoba mengerutkan dahi, dahi
sebelah kiri terlihat datar. Saat OS mencoba menutup mata, mata OS
sebelah kiri, tidak dapat tertutup sempurna sehingga OS mengeluh
pedih saat terkena air atau angina. Jika OS makan, makanan akan
berkumpul pada sisi kiri mulut. Ketika OS minum/berkumur, air
menetes di sudut mulut kiri. OS mengaku setiap malam tidur
menghadap langsung kipas angin. Nyeri tidak ditemukan,
pendengaran dan pengecapan normal. Sebelumnya belum pernah
diperiksa ke dokter.
Pada hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan pada
status generalis, namun pemeriksaan neurologis terutama
nervus cranialis didapatkan parese tipe perifer pada nervus
VII. Nervus fasialis, yang mempersarafi otot-otot wajah yaitu
M.Orbicularis, M. Buccalis, M. Zygomaticus, M. Temporalis
dan M. Servikalis, mengalami kelumpuhan sehingga pasien
tidak bisa menggerakkan otot-otot wajah dengan sempurna
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan tersebut, diagnosis Bells Palsy dapat ditegakkan.
. Berbeda dengan stroke, kelainan bells palsy hanya terdapat
di syaraf saja, sedangkan pada stroke terdapat kelemahan
anggota gerak.Untuk lokasi nervus fascialis yang terkena di
bagian mana, berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan
kemungkinan yang terlibat adalah ramus ramus buccalis
sinistra, zygomaticus sinistra, dan ramus temporalis sinistra
karena pada pemeriksaan didapatkan mulut mencong ke
kanan, dahi sebelah kiri datar, lagophtalmus pada mata
sebelah kiri, makanan yang berkumpul di sebelah kiri saat
kiri, dan air menetes di mulut sebelah kiri saat
berkumur/minum.
Etiologi pada pasien ini disebabkan karena kompresi nervus
fascialis akibat teori dingin. Udara dingin dapat mengiritasi
Nervus fasialis, dimana nervus ini terdapat di dalam kanal-
kanal fasialis. Udara dingin dapat menyebabkan edema nervus
fasialis, sehingga nervus ini tertekan oleh kanal-kanal yang
sempit pada tulang tengkorak
Terapi medikamentosa yang diberikan untuk mengurangi
keluhan yang dirasakan pada pasien adalah
vitamin B kompleks 2 x 1 tab sehari
methyl prednisolon 1mg/kg bb/perhari 3 x 1 tab
program rehabilitasi medik dilakukan
masasse
untuk memberikan efek mengurangi edema, memberikan relaksasi otot
dan mempertahankan tonus otot.
Terapi okupasi
untuk melatih gerakan pada otot wajah
Pada pasien ini diberikan motivasi bahwa penyakit ini bisa
sembuh jika diberi latihan dan masasse terus-menerus. Pasien
diedukasi untuk sementara waktu dapat bekerja padabagian
yang tidak banyak berhubungan dengan umum. Tidak boleh
tidur dilantai dengan menyalakan kipas angin. Proteksi mata
dianjurkan saat pasien mengalami lagophtalmus untuk
menghindari iritasi pada kornea. Pemberian obat tetes mata
untuk menjaga kelembaban mata, juga salep mata saat pasien
tidur.
Diagnosis topis ditegakkan dari gambaran klinis dimana pada
pasien ini didapatkan gangguan pada otot ekspresi wajah,
namun tidak didapatkan gangguan perasa, hiperakusis, dan
gangguan pendengaran. Dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan dapat diperkirakan lesi terletak setinggi foramen
stylomastoideus.
THANK YOU
1. Patofisiologi dari keluhan?
2. Kenapa harus ada riwayat otitis media dll apakah itu merupaka
faktor resiko?
3. Gejala-gejala tiap etiologi sama atau tidak?
4. Sampaikan terapi tsb?
5. Tujuan terapi irr dan swd apa?
6. Tujuan diberi kortikosteroid?
7. Tujuan terapi vitamin b komplek dan mekanisme kerja?
8. Y plaster tujuan? Sampai kapan? Dan mekanisme membatunya?