Lithotripsy
Oleh:
Artaria Nuraini
12/329245/KU/15010
TERAPI BATU SALURAN KEMIH
ESWL
Percutaneous nephrolithotomy
Ureteroscopy
Open surgery
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
merupakan tindakan bedah invasif yang
dilakukan untuk memecahkan batu saluran
kemih menjadi fragmen-fragmen kecil dengan
menggunakan gelombang kejut di luar tubuh
manusia dan tanpa pembiusan.
Indikasi Kontraindikasi
Fluoroscopy Ultrasound
Prinsip Kerja ESWL
Gelombang kejut (shock wave) adalah
gelombang dari sebuah aliran yang sangat
cepat dikarenakan kenaikan tekanan,
temperatur, dan densitas secara mendadak
pada waktu bersamaan. Seperti gelombang
pada umumnya shock wave juga membawa
energi dan dapat menyebar melalui medium
padat, cair, maupun gas.
Energi supersonik melepaskan energi dalam
ruang tertutup, dengan demikian dihasilkan
sebuah gelombang kejut akustik.
Gelombang kejut yang terjadi di alam seperti
badai dengan petir (mengalirkan listrik) diikuti
dengan guntur (ledakan sonik akustik).
Dalam kondisi yang terkendali, seperti
gelombang kejut akustik dapat digunakan
untuk memecahkan batu.
Tekanan kavitasi mengakibatkan erosi di sisi
masuk dan keluar dari gelombang kejut.
Hasil penghancuran diperoleh dari
penyerapan energi dengan tegangan,
regangan, dan kekuatan geser.
Jaringan biologis sekitar tetap utuh karena
tidak rapuh juga gelombang kejut tersebut
tidak terfokus pada jaringan lain.
Preoperasi
Pemeriksaan fisik harus menyeluruh seperti dalam
persiapan untuk prosedur bedah lainnya.
Tanda-tanda vital termasuk tekanan darah harus
diperhatikan. Bentuk tubuh termasuk abnormalitas
tulang, kontraktur, atau berat badan yang berlebihan
(>300 lb) bisa sangat membatasi atau menghalangi
ESWL.
Pada ibu hamil dan pasien dengan aneurisma aorta
atau gangguan perdarahan yang tidak terkoreksi tidak
boleh diperlakukan dengan ESWL.
Pasien dengan alat pacu jantung harus dievaluasi
secara menyeluruh oleh kardiolog.
Persiapan
1) Tentukan posisi batu
2) Puasa
3) Ukur tekanan darah
4) Cek fungsi jantung
5) Pre medikasi
Paska Operasi
Awasi gross hematuria selama 1 minggu
pertama.
Jumlah cairan yang masuk
Follow up dilakukan setelah 2 minggu dan
dilakukan evaluasi dengan KUB dan USG ginjal.
Jika masih terdapat batu dapat dilakukan
ESWL lagi.
Komplikasi
Hematoma
Perdarahan
Obstruksi tratus urinarius