Anda di halaman 1dari 13

Oleh:

Siti Halimatus Sadiyah


NIM 162310101118
Petai cina adalah pohon perdu, tinggi 20 meter. Meski
kebanyakan hanya antara 5-10 meter. Percabangan rendah,
banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan,
berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting bulat torak, dengan ujung
yang berambut rapat. Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3-
10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun
tepat sebelum pangkal sirip terbawah, daun penumpu kecil,
berbentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang,
berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing dan
pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus
dan tepinya berjumbai (Siswanto, 2010).
Berdasarkan pustaka, berikut klasifikasi secara umum dari
tumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala) :
Kingdom : Plantae
Divisi: Spermatophyta
Class: Dicotyledoneae
Ordo: fabales
Famili : Mimosaceae
Genus: Leucaena
Spesies: Leucaena glauca L. (Loh KY,2008).
Biji petai cina yang sudah tua setiap 100 g
mempunyai nilai kandungan kimia berupa zat kalori sebesar
148 kalori, protein 10,6 g, lemak 0,5 g, hidrat arang 26,2 g,
kalsium 155 mg, besi 2,2 mg, vitamin A, Vitamin BI 0,23 mg.
Daun petai cina mengandung zat aktif alkaloid, saponin,
flavonoid dan tanin. Dalam petai cina, mengandung zat
aktif yang berupa alkaloid, saponin, flavonoid, mimosin,
leukanin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan
vitamin B. (Dalimartha, 2008).
Biji petai cina yang sudah dikeringkan dalam oven
dengan suhu 40C selama 2 hari lalu dihaluskan dengan
menggunakan blender. Lalu bubuk tersebut dilakukan ektraktraksi,
metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan etanol
70% selama 7 hari diikuti dengan penguapan menggunakan
rotary evaporator. Ekstrak yang diperoleh (LLSE) disimpan pada
10oC sampai digunakan. (Chahyono et al., 2012)
Bentuk obat tradisional dari ektrak biji petai cina dengan
fungsi antidiabetes masih belum dibuat dalam bentuk sediaan
obat karena kebiasaan masyarakat menggunakan ektrak biji
petai cina dengan cara diseduh dengan air hangat dan langsung
diminum seperti teh. (Widowati et al,. 1997)
Flavonoid merupakan senyawa seperti polifenol yang dimiliki
oleh biji petai cina sebagai inhibitor glukosidase. Absorbsi flavonoid
dilakukan di dalam usus halus karena flavonoid tersebut sebagai
inhibitor dari enzim glukosidase yang berlokasi di brush border usus
halus. Inhibitor alfa-glukosidase menunda absorbsi dari karbohidrat
yang didapatkan dari makanan, sehingga mengurangi kadar glukosa
dalam darah setelah makan. Bakteri usus memainkan peran penting
dalam metabolisme flavonoid. Flavonoid yang mencapai usus besar
mungkin akan lebih dimetabolisme oleh bakteri dan enzim kemudian
akan diserap. Kemampuan seseorang untuk menghasilkan metabolisme
flavonoid tertentu dapat bervariasi dan tergantung pada lingkungan
dari mikroflora kolon. Sejauh ini masih belum ada penelitian yang
mengungkap aktivitas farmakologi flavonoid secara detail. (Candra,
2012)
Ektrak biji petai cina secara signifikan menurunkan glukosa
darah dan ektrak biji petai cina tidak berpengaruh pada kadar
glukosa darah tikus normal. Hal ini terjadi karena kandungan
phenolic pada flavonoid. Flavonoid merupakan agen antidiabetes
yang potensial karena flavonoid menggunakan beberapa kerja
yang bersifat insulinomimetic dan antihiperglikemik yang memiliki
efek untuk memperbaiki kondisi penderita diabetes melitus.
Flavonoid merupakan senyawa seperti polifenol yang dimiliki oleh
biji petai cina sebagai inhibitor glukosidase. Dari hal ini, jelas
bahwa flavonoid dapat bertindak melalui beberapa jaringan
untuk meregulasi homeostasis serum glukosa.
Dosis

Minimal Maksimal Toksik/Letal

Jumlah Dosis (Mg/Kg)

250 mg/kg 2000 mg/kg >2000 mg/kg


Biji, daun, dan seluruh bagian tanaman petai cina dapat
digunakan untuk mengobati beberapa penyakit. Diantaranya
adalah kencing manis ( diabetes melitus), patah tulang, cacingan,
bisul, terlambat haid, radang ginjal ( nephritis ) dan susah tidur (
Dalimartha, 2000).
Ekstrak biji petai cina ini sebaiknya tidak diminum oleh
pasien yang mempunyai penyakit pada ginjalnya karena ektrak
ini dapat mempengaruhi fungsi ginjal dengan mengurangi kadar
albumin, ALP dan total protein. (Chowtivannakul, et al.,2016)
Mimosin di dalam biji lamtoro mempengaruhi produksi
dan pelepasan hormon FSH dari hipofisis anterior yang
berkurang setengah dari jumlah total yang dapat dihasilkan
pada keadaan normal untuk waktu tiga minggu. Biji Lamtoro juga
menyebabkan tidak terbentuknya embrio di dalam uterus,
karena kerja mimosin mmyebabkan pengurangan jumlah sel telur
sehingga persentase terjadinya pernbuahan pun
berkurang.Kemungkinan yang kedua telah terjadi pembuahan
tetapi karena kerja mimosin yang memperlambat perkembangan
embrio yang ada di dalam uterus sehingga terjadi proses
reabsorpsi (penyerapan) dan abnorrnalitas.
Pada ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi ektrak biji
petai cina karena pemakaian mimosin lebih dari l5% dapat
menyebabkan patumbuhan fetus di dalam utetus terganggu dan
menyebabkan penuunan jumlah fetus akibat proses resorpsi serta
kemungkinan terjadinya abnormalitas pada janin. (Priastin, 1999)
Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu
diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling tahu tentang
kebutuhan dan respons pasien terhadap pengobatan.
Perawat juga bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga. Pendidikan
kesehatan yang perlu diberikan mencakup informasi tentang
penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien.
Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan peberian obat
yaitu informasi tentang obat efek samping cara minum obat
waktu dan dosis.

Anda mungkin juga menyukai