Anda di halaman 1dari 13

BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN

(DIVIDEND POLICY)
POKOK BAHASAN
1. Pengertian
2. Teori Kebijakan Dividen
3. Praktik Bentuk Kebijakan Dividen
4. Stock Dividen
5. Residual Dividen
6. Stock Repurchase
7. Stock Split
PENGERTIAN
Dividen: merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang akan
dibagikan kepada para pemegang saham (dalam bentuk tunai/Cash
dividend), berdasarkan besarnya dollar/rupiah per lembar saham (DPS).

EAT

Laba Ditahan Dividen

Sbr Dana Internal Kesejahteraan


Pemilik
Sasaran: Optimum Dividen Policy
adanya keseimbangan antara besarnya dividen yang dibagikan
kepada pemegang saham, dengan adanya pertumbuhan yang
maksimal pada harga saham dimasa mendatang.
Bentuk- Bentuk Cash Dividen
1. Reguler Cash Dividend
2. Extra Dividend
3. Special Dividend
4. Liquidating Dividend
Tahapan Pembagian Dividen
1. Declaration Date
2. Ex-Dividend Date
3. Recording Date
4. Payment Date
Teori Kebijakan Dividen
1. Dividend Irrelevant Theory- oleh: Franco Modigliani &Merton Miller
Kebijakan dividen suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai
nilai perusahaan maupun biaya modal perusahaan.
Teori ini didasari oleh Asumsi-asumsi:
a. Tidak ada pajak pribadi maupun pajak perusahaan
b. Tidak ada flotation cost/transaction cost
c. Financial leverage tidak berpengaruh pada cost of capital
d. Antara investor dan manajer perusahaan mempunyai propek yang
sama terahadap masa depan perusahaan,
e. Distribusi income atas dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh
terhadap cost of equity,
f. Keputusan capital budgeting tak terpengaruh oleh kebijakan dividen

2. Bird In the Hand Theory, oleh: Myron Gordon & John Lintner,
Teori ini kebalikan dari teori MM, dengan alasan: Asumsi Teori MM,
sulit dibuktikan dalam faktanya. Sebenarnya MM menyatakan dalam
Teorinya yang lain: nilai perusahaan akan dapat ditingkatkan secara
maksimal dengan meningkatkan dividend pay out ratio.
Gordon &Lintner menyatakan: dividen yang diperoleh (in the hand)
investor, akan memperkecil risiko, dari pada kemungkinan perolehan
return dari transaksi bursa, akibatnya Ke (cost of equity) akan
mening-kat jika dividend pay outnya diturunkan.
3. Tax Preference Theory- oleh: Litzenberger & Ramaswamy:
Dengan adanya pajak pendapatan (dividen maupun bunga) dan juga
pada capital gain dalam jangka panjang, sehingga bagi investor akan
memberikan preferensi untuk memperoleh capital gain saat ini, dari
pada perolehan dividen.
4. Information Content, or Signaling Hypothesis
Dimana investor beranggapan bahwa perubahan (naik/turun) dividen
merupakan signal terhadap kemampuan manajemen menghasilkan
pendapatan dimasa mendatang.
5. Clientele Effect,
Dipengaruhi oleh tendensi investor dalam menaggapi kebijakn dividen
perusahaan. Jika investor menyukai perolehan dividen, maka dia akan
membeli saham yang akan membayarkan dividen tinggi.
Jika investor menyukai perolehan capital gain, maka dia akan
membeli
saham yang memiliki growth yang tinggi.
Praktik-praktik Bentuk Kebijakan Dividen:
1. Cash Dividend,
2. Stock Dividend, akan berdampak pada peningkatan modal saham
maupun jumlah lembar saham beredar,
3. Residual Dividend, sisa dari EAT setelah dikurangi laba ditahan, dan
pemenuhan pembelanjaan capital budgeting. Dilandasi oleh Asumsi:
a. kebutuhan dana untuk capital budgeting harus jelas, yang berasal
dari laba ditahan,
b. investor lebih menyukai Reinvestment atas earning saat ini, untuk
memperoleh earning (dividen) yang lebih besar dimasa depan.
4. Dividend Stability
5. Constant Pay Out Ratio
6. Low (minimum) Reguler dividend plus extra,
Pengaruh adanya Stock Dividen:
Stock Dividen merupakan kebijakan perusahaan, dimana dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham berupa saham baru, keadaan
demikian akan berdampak pada:
1. Perubahan pada Struktur Modal perusahaan,
Struktur Modal saat ini:
* Modal saham @ $ 100,- 60.000 lbr. = $ 6.000.000,-
* Agio Saham = $ 1.000.000,-
* Laba ditahan = $ 13.000.000,- +
Juml. Modal Sendiri = $ 20.000.000,-
Perusahaan memberikan kebijakan Stock dividen sbs. 10%, atas dasar
harga pasar saham saat ini, yaitu: $ 150,-
Stock Dividen 10% x 60.000 lbr. = 6.000 lbr.
Nilai Pasar: $ 150,- x 6.000 lbr = $ 900.000,-
yang terdiri dari:
Tambahan Modal Saham ($100,- x 6.000 lbr) = $ 600.000,-
Agio Saham ($ 50,- x 6.000 lbr) = $ 300.000,-
Sehingga, Struktur Modal yang baru:
* Modal Saham ($ 100,- x 66.000 lbr.) =$ 6.600.000,-
* Agio Saham =$ 1.300.000,-
* Laba di tahan =$ 12.100.000,- +
Juml. Modal Sendiri =$ 20.000.000,-

2. Penurunan EPS
Misal, jika pada akhir tahun 2004 ini perusahaan mampu memperoleh
EAT sbs. $ 300.000,- maka:

EPS (lama) = $ 300.000,- / 60.000 lbr. @ = $ 5,-


setelah Stock dividen EPS menjadi:

EPS (baru) = $ 300.000,- / 66.000 lbr. @ = $ 4,55


berarti terdapat penurunan EPS @ = $ 0,45
3. Penurunan Harga Pasar Saham

Harga pasar saham saat ini: @ = $ 150,-


Penurunan harga setelah stock dividen adalah:

1
$ 150 (1 - -----) = $ 13,64
1,1

Harga pasar saham yang baru menjadi:

$ 150,- - $ 13,64 = $ 136,36


Kebijakan Dividen Risidual
Residual Dividend Approach: which a firm pays dividends only
after meeting its investment needs while maintaining a desired
debt equity ratio.
Contoh:
Perusahaan berusaha mempertahankan Debt-Equity ratio = 0,50, artinya
bahwa Debt = 1/3 dan Equity = 2/3

Row After tax New Additional Retained Additional Dividen


Earning Investment Debt Earning Stock
1 $ 1.000 $ 3.000 $ 1.000 $ 1.000 $ 1.000 $ 0
2 1.000 2.000 667 1.000 333 0
3 1.000 1.500 500 1.000 0 0
4 1.000 1.000 333 667 0 333
5 1.000 500 167 333 0 667
6 1.000 0 0 0 0 1.000
Stock Repurchase:
Merupakan kebijakan perusahaan untuk menarik kembali (buyback/
Treasury stock) dari sebagian saham dari para pemegang saham.
Dampaknya: jumlah unit saham/ modal saham akan berkurang, nilai
pasar saham akan meningkat, dapat mengurangi pajak atas dividen,
harapan dimasa mendatang dapat meningkatkan EPS maupun DPS.

Stock Split:
Merupaka kebijakan perusahaan untuk memecah jumlah unit saham yang
Dimilikinya, dengan memecah nilai nominal saham sesuai dengan rasio
(perbandingan) tertentu.
Dampaknya: jumlah unit saham akan meningkat sesuai kelipatan rasio
yang ditetapkannya. Sebaliknya untuk nilai nominal saham akan
mengalami penurunan yang sebanding. Secara totalitas modal saham
tidak mengalami perubahan.
a. Stock Repurchase

Sebagian dari laba perusahaan dimanfaatkan untuk membeli


kembali saham perusahaan,

Dampak: a. Jumlah lembar saham beredar berkurang


b. EPS dapat ditingkatkan, assumsi DPR konstan
c. Beban pajak bagi perusahaan menurun
d. Price-Earning ratio meningkat
Contoh:
Saat ini perusahaan memiliki 1000 lbr saham @ $ 10, Equity= $ 10.000 profit
tahun ini $ 250, diantaranya akan digunakan untuk stock repurchase, market
price @ $ 12,5
Jumlah Stock repurchase = $ 250/ $ 12,5 = 20 share.
Jumlah Equity = (1.000 20) x $ 10 = $ 9.800,-
b. Stock Split
Pemecahan nilai nominal saham, dengan rasio tertentu
Dampak:
a. Nilai niminal akan turun, sebaliknya jumlah lembar saham
beredar akan naik, masing-masing sebesar rasio splitnya
b. EPS dan DPS akan cenderung menurun
c. Market price akan cenderung menurun
d. Total equity tidak terengaruh (konstan)
Contoh:
Saat ini saham perusahaan sebanyak 10.000 @ $ 5,- Equity = $ 50.000,-
dilakukan stock split dua banding satu.
Nilai nominal menjadi @ $ 5/2 = $ 2,50
Jumlah lembar saham beredar menjadi: 10.000 x 2 = 20.000.
Total Equity = $ 2,50 x 20.000 = $ 50.000

Kebalikan kebijakan ini adalah: Stock Up split.

Anda mungkin juga menyukai