Pembimbing
dr. Laila Wahyuni, Sp M
1 Status Pasien
Identitas Pasien
👦
Nama : Tn. Ariandhy
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Belum menikah
Alamat : Jakarta
Pekerjaan : Mahasiswa
Anamnesis
😒
▪ Keluhan Utama : Kedua mata buram
Visus OD OS
SC 3/60 2/60
CC 1.0 1.0
STN 0.05 0.05
Koreksi S -4.50 C -0.25 1800 S -4.50 C -0.50 800
ADD - -
Posisi Bola Mata Ortotropia Ortotropia
Gerakan Bola Mata Versi dan duksi baik ke Versi dan duksi baik ke
segala arah segala arah
Gerakan bola mata Baik kesegala arah Baik kesegala arah
OD OS
Palpebra superior Tenang Tenang
Palpebra inferior Tenang Tenang
Margo Palpebra Tenang Tenang
Silia Tumbuh teratur, trichiasis (-), Tumbuh teratur, trichiasis(-),
madarosis(-), sekret (-)
madarosis(-), sekret (+)
Ap. Lakrimalis Refluks (-) Refluks (-)
Konj. Tarsalis superior Tenang Tenang
Konj. Tarsalis inferior Tenang Tenang
Konj. Bulbi Tenang Tenang
Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Pupil Bulat, sentral, isokor Bulat, sentral, isokor
Diameter pupil ± 3 mm ± 3 mm
Reflex cahaya
Direct + +
Indirect + +
Iris Coklat, kripti (+) Coklat, kripti (+)
Lensa Jernih Jernih
Tonometri Digital 20.3 mmHg 18.0 mmHg
Resume
▪ Pasien laki-laki dengan keluhan kedua mata buram, pasien
mengatakan sudah memakai kacamata sejak kelas 4 SD. Pasien
sering menggunakan laptop dan sering menonton televisi. Pasien
saat ini sudah memakai kacamata dan kacamata yang sekarang
pasien pakai belum diganti sejak 2 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kanan 3/60 dan mata kiri
2/60, setelah di koreksi kaca mata pasien mempunyai S-4.50 C-
0.25 1800 pada mata kanan dan S-4.50 C-0.50 800 pada mata kiri
dan visus setelah koreksi kedua mata adalah 1.0.
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Miopia
Astigmat Miopia
Astigmat Miopia Simpleks
Compositus Astigmat Miopia Mixtus
Rencana Terapi
▪ Yang termasuk
media refraksi
adalah kornea,
aqueous humor,
lensa, dan
vitreous humor.
Media refraksi
targetnya di
retina sentral
(makula).
Media Refraksi
▪ Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina.
Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada
retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada
satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang
sumbu bola mata.
▪ Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi sehingga pada
mata yang dalam keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak
pada retina. Ametropia dapat ditemukan dalam bentuk kelainan miopia (rabun
jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmat
MIOPIA
Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang
memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di
depan retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak dapat dilihat
secara teliti karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan
kaca, ketika sinar tersebut sampai di retina sinar-sinar ini menjadi
divergen,membentuk lingkaran yang difus dengan akibat bayangan
yang kabur.
Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan
makula lutea. Hal ini dapat disebabkan :
▪ Sistem optik (pembiasan) terlalu kuat
▪ Miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang
▪ Miopia aksial atau sumbu
Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat,
sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh.
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi4
▪ Miopia aksial
Miopia tipe ini disebabkan oleh diameter anteroposterior bola mata yang
bertambah panjang. Komponen refraktif lainnya berada dalam batas normal.
▪ Miopia refraksional
Miopia ini disebabkan kelainan pada komponen-komponen refraktif pada mata.
Menurut Borish, miopia refraktif dapat disubklasifikasikan menjadi :
▫ Curvature myopia
Terdapat peningkatan pada satu atau lebih kelengkungan permukaan
refraktif mata, terutama kornea
▫ Index myopia
Terjadi perbedaan indeks refraksi dari satu atau lebih media okuler.
▪ Miopia posisional
Terjadi akibat posisi lensa yang anterior.
▪ Myopia akibat akomodasi yang berlebihan
Klasifikasi Berdasarkan Onset
▪ Juvenile-Onset Myopia (JOM)
JOM didefinisikan sebagai miopia dengan onset antara 7-16 tahun yang
disebabkan terutama oleh karena pertumbuhan sumbu aksial dari bola mata
yang fisiologis. Esophoria, astigmatisma, prematuritas, riwayat keluarga dan
kerja berlebihan yang menggunakan penglihatan dekat merupakan faktor-faktor
risiko yang dilaporkan oleh berbagai penelitian.
▪ Adult-Onset Myopia (AOM)
AOM dimulai pada usia 20 tahun. Miopia yang terjadi pada usia 20 sampai 40
tahun disebut sebagai early adult onset myopia, sedangkan myopia yang terjadi
setelah usia 40 tahun disebut late adult onset myopia. Kerja mata yang
berlebihan pada penglihatan dekat merupakan faktor risiko dari perkembangan
miopia.
Klasifikasi Miopia Berdasarkan Derajat
Berdasarkan derajat beratnya, miopia dapat diklasifikasikan
menjadi:
▪ Miopia ringan < -3,00 D
▪ Miopia sedang -3,00 s/d -6,00 D
▪ Miopia berat -6,00 s/d -9,00 D
▪ Miopia sangat berat >-9,00 D
Klasifikasi Miopia Berdasarkan Gambaran Klinis4
▪ Miopia Kongenital
Miopia yang sudah terjadi sejak lahir, namun biasanya didiagnosa saat usia 2-3
tahun, kebanyakan unilateral dan bermanifestasi anisometropia. Jarang terjadi
bilateral. Miopia kongenital sering berhubungan dengan kelainan congenital lain
seperti katarak congenital, mikrophtalmus, aniridia, megalokornea. Miopia
kongenital sangat perlu dikoreksi lebih awal.
▪ Miopia simplek
Jenis miopia ini paling banyak terjadi, jenis ini berkaitan dengan gangguan
fisiologi, tidak berhubungan dengan penyakit mata lainnya. Miopia ini meningkat
2 % pada usia 5 tahun sampai 14 % pada usia 15 tahun.
▪ Miopia patologis/ degeneratif
Miopia yang terjadi karena kelainan pada bagian mata lain seperti adanya
pendarahan pada badan kaca, pigmentasi pada retina dan peripapil. Miopia
patologis sudah terjadi saat usia 5 – 10 tahun, yang berefek saat usia dewasa
muda yang mana hal ini berhubungan dengan perubahan degeneratif pada mata.
Komplikasi
▪ Strabismus divergens
▪ Ablasio retina
▪ Perdarahan badan kaca.
▪ Perdarahan koroid
Penatalaksanaan
▪ Nonfarmakologi
▫ Kaca Mata
▫ Lensa kontak
▪ Lensa kontak mengurangi
masalah kosmetik yang
muncul pada penggunaan
kacamata akan tetapi
memerlukan perawatan
lensa yang benar dan
bersih.
Terapi Pembedahan
▪ Radial Keratotomy
Untuk membuat insisi radial yang dalam pada pinggir kornea dan ditinggalkan 4
mm sebagai zona optik. Pada penyembuhan insisi ini terjadi pendataran dari
permukaan kornea sentral sehingga menurunkan kekuatan refraksi. Prosedur
ini sangat bagus untuk miopi derajat ringan dan sedang.
▪ Photorefractive Keratectomy (PRK)
Pada teknik ini zona optik sentral pada stroma kornea anterior difotoablasi
dengan menggunakan laser excimer (193 nm sinar UV) yang bisa menyebabkan
sentral kornea menjadi flat. Sama seperti RK, PRK bagus untuk miopi -2 sampai -
6 dioptri.
▪ Laser in-situ Keratomileusis (LASIK)4
Pada teknik ini, pertama sebuah flap setebal 130-160 mikron dari kornea anterior
diangkat. Setelah Flap diangkat, jaringan midstroma secara langsung diablasi
dengan tembakan sinar excimer laser , akhirnya kornea menjadi flat. Sekarang
teknik ini digunakan pada kelainan miopi yang lebih dari - 12 dioptri.
ASTIGMATISMA
Astigmatisma adalah
keadaan dimana terdapat
variasi pada kurvatur
kornea atau lensa pada
meridian yang berbeda yang
mengakibatkan berkas
cahaya tidak difokuskan
pada satu titik. Astigmat
merupakan akibat bentuk
kornea yang oval seperti
telur, makin lonjong bentuk
kornea makin tinggi
astigmat mata tersebut.
Klasifikasi Astigmatisma
▪ Astigmatisma Reguler
Astigmatisma regular merupakan astigmatisma yang memperlihatkan kekuatan
pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu
meridian ke meridian berikutnya. Bayangan yang terjadi dengan bentuk yang
teratur dapat berbentuk garis, lonjong atau lingkaran.
▪ Etiologi
▫ Corneal astigmatisme
Abnormalitas kelengkungan kornea
▫ Lenticular astigmatisme
Jarang. Bisa akibat :
■ Kurvatur - abnormalitas kelengkungan lensa
■ Posisional – peralihan atau posisi lensa yang oblik
■ Indeks – indeks bias yang bervariasi pada meridian yang berbeda
■ Retinal – posisi macula yang oblik.
Klasifikasi
a. Simple astigmatism, dimana satu dari titik fokus di retina. Fokus lain dapat
jatuh di dapan atau dibelakang dari retina, jadi satu meridian adalah emetropik dan
yang lainnya hipermetropia atau miopia. Yang kemudian ini dapat di rumuskan
sebagai Simple hypermetropic astigmatism dan Simple myopic astigmatism.
b. Compound astigmatism, dimana tidak ada dari dua focus yang jatuh tepat di
retina tetapi keduanya terletak di depan atau dibelakang retina. Bentuk refraksi
kemudian hipermetropi atau miop. Bentuk ini dikenal dengan Compound
hypermetropic astigmatism dan Compound miopic astigmatism.
c. Mixed Astigmatism, dimana salah satu focus berada didepan retina dan yang
lainnya berda dibelakang retina, jadi refraksi berbentuk hipermetrop pada satu
arah dan miop pada yang lainnya.
▪ Astigmatisma irregular
Astigmatisma yang terjadi tidak memiliki 2 meridian saling tegak lurus. Astigmat
ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama
berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Pada keadaan ini daya atau orientasi
meridian utamanya berubah sepanjang bukaan pupil.
Astigmatisma ireguler bisa terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi atau
akibat kelainan pembiasan.
Penatalaksanaan
Astigmatisma ringan, yang tidak mengalami gangguan ketajaman penglihataan (0,5 D atau
kurang) tidak perlu dilakukan koreksi. Pada astigmatsma yang berat dipergunakan kacamata
silinder, lensa kontak atau pembedahan.
1. Kacamata Silinder
Pada astigmatism againts the rule, koreksi dengan silender negatif dilakukan dengan sumbu
tegak lurus (90o +/- 20o) atau dengan selinder positif dengan sumbu horizontal (180o +/- 20o).
Sedangkan pada astigmatism with the rule diperlukan koreksi silinder negatif dengan sumbu
horizontal (180o +/- 20o) atau bila dikoreksi dengan silinder positif sumbu vertikal (90o +/- 20o).
2. Pembedahan
Untuk mengoreksi astigmatisma yang berat, dapat digunakan pisau khusus atau dengan laser
untuk mengoreksi kornea yang irreguler atau anormal. Ada bebrapa prosedur
pembedahan yang dapat dilakukan, diantaranya :
▫ Photorefractive Keratectomy (PRK), laser dipergunakan unutk membentuk kurvatur
kornea.
▫ Laser in Situ Keratomileusis (lasik), laser digunakan untuk merubah kurvatur kornea
dengan membuat flap (potongan laser) pada kedua sisi kornea.
▫ Radial keratotomy, insisi kecil dibuat secara dalam dikornea.
3 Pembahasan
●Mengapa pada pasien ini didiagnosa Miopia Astigmat Compositus?
Pasien laki-laki dengan keluhan kedua mata buram, pasien
mengatakan sudah memakai kacamata sejak kelas 4 SD. Pasien
sering menggunakan laptop dan sering menonton televisi.
Pasien saat ini sudah memakai kacamata dan kacamata yang
sekarang pasien pakai belum diganti sejak 2 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kanan 3/60 dan mata
kiri 2/60, setelah di koreksi kaca mata pasien mempunyai S-4.50
C-0.25 1800 pada mata kanan dan S-4.50 C-0.50 800 pada mata
kiri.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa pada pasien
mempunyai penglihatan yang kabur karena dimana tidak ada
dari dua focus yang jatuh tepat di retina tetapi keduanya
terletak di depan retina. Ini sesuai dengan kepustakaan astigmat
miopia coumpund.
●Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini ?
▪ Dengan memakai kacamata sesuai dengan visus koreksi
▪ OD : S-4.50 C-0.25 Ax 1800
▪ OS : S-4.50 C-0.50 Ax 800
▪ Pupil Distance 60/58
● Bagaimana prognosis pada pasien ini ?
1. Ilyas S.Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke – 3. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2009. Hal 72-82.
2. Ilyas S. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2009. Hal 319 – 330.
3. Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
2011. Hal 34 -36.
4. Khurana AK. Comprehensive Ophtalmology. Edisi ke – 4. New Age International. New
Delhi. Hal 19 – 39.
5. Langston, D.P; Manual of Ocular Diagnosis and Therapy; 5th Edition; Lippincott Wlliams
& Wilkins; Philadelphia; p 344-346.