Anda di halaman 1dari 24

Pembimbing :

Dr. Kesuma Mulya, Sp.Rad

Disusun Oleh :

Arie Suseno (1102010032)


Toeing-in merupakan kelainan rotasi pada
ekstremitas bawah anak yang sangat sering
terjadi
Toeing-in pada infantil umumnya disebabkan
oleh metatarsus adduktus, sementara pada
usia 2 tahun biasanya disebabkan oleh
internal tibial torsion dan pada usia 3 tahun
disebabkan oleh excessive femoral
antetorsion.
Derotasi osteotomi merupakan terapi pilihan
pembedahan untuk anak dengan problem rotasi
yang berat dan persiten. Diperlukan pemantauan
beberapa tahun yang cukup untuk memutuskan
dengan yakin bahwa deformitas rotasional tidak
akan mengalami perbaikan secara alamiah.
Pembedahan tidak harus dilakukan pada anak
dengan usia yang masih sangat muda. Umumnya
osteotomi derotasi tibial jarang diperlukan
sebelum anak usia 5 tahun, dan osteotomi
derotasi femoral tidak harus dilakukan sebelum 8
tahun.
Flat foot, disebut juga pes planus atau fallen
arches, mengacu pada suatu kondisi medis di
mana lengkungan kaki rata atau datar.
Seluruh bagian telapak kaki menempel atau
hampir menempel pada tanah.
Flexible Flat Foot
Ini adalah tipe flat foot yang paling umum. Kaki
mungkin tampak datar ketika dalam posisi
menahan berat seperti berdiri, namun, ketika
seseorang berdiri pada ujung kakinya maka
lengkungan kaki akan terbentuk kembali
Rigid Flat Foot
Kondisi ini dapat berkembang pada orang dewasa
sebagai perkembangan dari flat foot fleksibel.
Karena sendi mengalami rematik maka sendi pun
berkembang menjadi flat foot yang kaku. Dalam
kondisi ini, seseorang tidak memiliki lengkungan
sama sekali, baik ketika dalam posisi menahan
beban ataupun tidak.
Orthotic

Latihan untuk memperkuat otot-otot kaki

Alas kaki korektif

Rehabilitasi

Obat-obatan. NSAID, seperti ibuprofen, dapat direkomendasikan untuk membantu


mengurangi rasa sakit dan peradangan.

Modifikasi aktivitas

Penurunan berat badan

Intervensi bedah (sebagian besar untuk kondisi rigid flat feet)


Congenital Talipes Equino-varus (CTEV) atau
biasa disebut Clubfoot merupakan deformitas
yang umum terjadi pada anak-anak, sering
disebut juga CTEV (Congeintal Talipes Equino
Varus) adalah deformitas yang meliputi fleksi
dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai,
adduksi dari kaki depan, dan rotasi media
dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).
Teori kromosomal, antara lain defek dari sel
germinativum yang tidak dibuahi dan muncul
sebelum fertilisasi.
Teori embrionik, antara lain defek primer yang
terjadi pada sel germinativum yang dibuahi
(dikutip dari Irani dan Sherman) yang
mengimplikasikan defek terjadi antara masa
konsepsi dan minggu ke-12 kehamilan.
Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang
terhambat, antara lain hambatan temporer dari
perkembangan yang terjadi pada atau sekitar
minggu ke-7 sampai ke-8 gestasi.
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan
dan tengah inversi dan adduksi. Ibu jari kaki
terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki
cembung, bagian medial kaki cekung dengan
alur atau cekungan pada bagian medial plantar
kaki. Kaki bagian belakang equinus. Tumit
tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan
kulit transversal yang dalam pada bagian atas
belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot
betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan
sulit dipalpasi.
Spina bifida adalah kelainan tabung saraf
yang terjadi saat kelahiran. Kelainan ini
mempengaruhi bayi ketika tulang belakang
tidak terbentuk dengan baik di sekeliling
bagian tertentu dari saraf tulang belakang,
menyebabkan tulang
belakang terlihat pada beberapa titik
tertentu. Dalam bentuk yang lebih ringan,
biasanya lebih sering terjadi, tulang belakang
yang tampak tersebut ditandai dengan tanda
lahir, lesung di kulit, atau rambut yang
tumbuh di punggung.
Bentuk yang lebih parah dari spina bifida
disebut meningocele. Dalam kasus ini, tulang
belakang mendorong kulit, ditandai dengan
suatu tonjolan, dan terkadang cairan dapat
saja keluar dari daerah ini.
Meskipun belum diketahui secara pasti tetapi
para ahli cenderung berpendapat, penyebab
spina bifida adalah gabungan masalah genetika
dan faktor lingkungan. Penelitian menunjukkan
bahwa wanita yang melahirkan bayi dengan spina
bifida menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk
melahirkan bayi lainnya dengan kelainan yang
sama. Juga, wanita yang tidak terlalu sehat,
sebagai contoh, mereka yang memiliki penyakit
kronis seperti diabetes atau mereka yang
kelebihan berat badan biasanya melahirkan bayi
dengan kelainan tertentu.
Polidaktili adalah kelainan genetika yang
ditandai banyaknya jari tangan atau jari kaki
melebihi normal. Polidaktili dapat terjadi
pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau
salah satu saja.
Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan
oleh gen autosomal dominan P yang di maksud
dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan
yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini
ada yang dominan dan ada pula yang resesif.
Oleh karena laki-laki dan perempuan mempunyai
autosom yang sama, maka sifat keturunan yang
ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai
pada laki-laki maupun perempuan. Sehingga
orang bisa mempunyai tambahan jari pada kedua
tangan atau kakinya.
Tindakan pembedahan untuk mengangkat
jari tambahan biasanya dilakukan untuk
mengatasi masalah yang mungkin timbul
akibat jari tambahan tersebut. Pengangkatan
jari tambahan di jempol kaki merupakan
prosedur tersering karena implikasi kosmetik
dan kenyamanan saat memakai sepatu.
Ponseti IV. Clubfoot management. J Pediatr Orthop. Nov-Dec 2000;20(6):699-
700. [Medline].

Cooper DM, Dietz FR. Treatment of idiopathic clubfoot. A thirty-year follow-up note. J
Bone Joint Surg Am. Oct 1995;77(10):1477-89. [Medline].

Bor N, Herzenberg JE, Frick SL. Ponseti management of clubfoot in older infants. Clin
Orthop Relat Res. Mar 2006;444:224-8. [Medline].

Noonan KJ, Richards BS. Nonsurgical management of idiopathic clubfoot. J Am Acad


Orthop Surg. Nov-Dec 2003;11(6):392-402. [Medline].

Docker CE, Lewthwaite S, Kiely NT. Ponseti treatment in the management of clubfoot
deformity a continuing role for paediatric orthopaedic services in secondary care
centres. Ann R Coll Surg Engl. Jul 2007;89(5):510-2. [Medline].

Ippolito E, Ponseti IV. Congenital club foot in the human fetus. A histological study. J
Bone Joint Surg Am. Jan 1980;62(1):8-22. [Medline].

Scher DM. The Ponseti method for treatment of congenital club foot. Curr Opin
Pediatr. Feb 2006;18(1):22-5. [Medline].

Freedman JA, Watts H, Otsuka NY. The Ilizarov method for the treatment of resistant
clubfoot: is it an effective solution?. J Pediatr Orthop. Jul-Aug 2006;26(4):432-
7. [Medline].

Fletcher J., Brei T. (2010). Spina Bifida A Multidisciplinary Perspective.


Developmental Disabilities Research Reviews.
Fieggen G., Fieggen K., Stewart C., Padayachy L. et al. (2014). Spina Bifida: A
Multidisciplinary Perspective on a Many-Faceted Condition. South African Medical
Journal.
Thom E., Spong C., Brock J. et al. (2011). A Randomized Trial of Prenatal versus
Postnatal Repair of Meningocele. The New England Journal of Medicine.
Kennedy D. (1998). Spina Bifida. The Medical Journal of Australia.

Anda mungkin juga menyukai