Anda di halaman 1dari 34

Asuhan Keperawatan

Keluarga Bapak Ardhyansyah


kelompok 5
IIB / DIV KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
2017
Pengertian

• Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus


dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran (Rampengan, 2008).
• Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistematik
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
(Sumarmo, 2008).
• Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan
gangguan kesadaran (Nursalam, 2005).
Etiologi
• Penyebab penyakit ini adalah bakteri Salmonella typhi. Infeksi
umumnya diperoleh dari makanan atau air yang
terkontaminasi bakteri dari tinja yang terinfeksi (Valman,
2006).
• Etiologi penyakit demam typhoid menurut Rampengan (2008)
disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhos atau
Eberthella typhosa yang merupakan kuman gram negative,
motil dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup
baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang
sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 70˚c ataupun oleh
antiseptik. Sampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya
menyerang manusia.
Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
a. Antigen O = Ohne Hauch = antigen somatic (tidak menyebar).
b. Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flgela dan bersifat
termolabil.
c. Antigen V1 = Kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuh
kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis.
Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan
menimbulkan pembentukan tiga macam antibodi yang lazim
disebut agglutinin. Salmonella typhosa juga memperoleh plasmid
faktor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple
antibiotic.
Ada 3 spesies utama, yaitu :
• Salmonella typhosa (satu serotipe).
• Salmonella choleraesius (satu serotipe).
• Salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe).
Patofisiologi
• Penyakit typhoid adalah penyakit menular yang sumber infeksinya
berasal dari feses dan urine, sedangkan lalat sebagai pembawa atau
penyebar dari kuman tersebut (Ngastiyah, 2005).
• Kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan
dalam lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili
usus halus kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia
primer), dan mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa dan
organ-organ lainnya ( Suriadi, 2006).
• Nyeri perut pada demam typhoid dapat bersifat menyebar atau
terlokalisir di kanan bawah daerah ileum terminalis. Nyeri ini
disebabkan karena mediator yang dihasilkan pada proses inflamasi
(histamine, bradikinin, dan serotonin) merangsang ujung saraf
sehingga menimbulkan rasa nyeri. Selain itu rasa nyeri dapat
disebabkan karena peregangan kapsul yang membungkus hati dan
limpa karena organ tersebut membesar.
• Pada keadaan ini tampak adanya distensi abdomen. Distensi
abdomen ditandai dengan meteorismus atau timpani yang
disebabkan konstipasi dan penumpukan tinja atau kurangnya tonus
pada lapisan otot intestinal atau lambung.
Manifestasi Klinis
• Menurut ngastiyah (2005), demam thypoid pada anak biasanya
lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika
melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi
mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan,
lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian
menyusul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu:
1. Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat
febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu
tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga
suhu berangsur turun dan normal kembali.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated
tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat
ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar
disertai nyeri dan peradangan.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai
samnolen. Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit
berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang
juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat
ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil
dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam,
kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis
4. Relaps
• Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid,
akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada
minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar
diterangkan. Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil
dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat
maupun oleh zat anti.
Pathways
Pentalaksanaan
1. Medis
Penatalaksanaan demam typhoid secara medis
menurut Ngastiyah (2005) antara lain:
a. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta.
b. Perawatan yang baik untuk menghindari
komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah,
anoreksia.
c. Istirahat selama demam sampai dengan dua
minggu setelah suhu normal kembali (istirahat
total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi
boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.
d. Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi
protein. Bahkan makanan tidak boleh mengandung banyak serat,
tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu dua gelas
sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair,
melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik
dapat juga diberikan makanan lunak.
e. Obat pilihan adalah kloramfenikol, kecuali pasien tidak cocok
diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol. Pemberian
kloramfenikol dengan dosis tinggi, yaitu 100 mg/kg berat
badan/hari (makanan 2 gram per hari), diberikan empat kali sehari
per oral atau intravena.
f. Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya.
Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan demam typhoid ditinjau dari segi keperawatan
menurut Ngastiyah (2005), adalah Pasien typhoid harus dirawat di
kamar isolasi yang dilengkapi dengan peralatan untuk merawat
pasien yang menderita penyakit menular seperti desinfektan
mencuci tangan, merendam pakaian kotor dan pot atau urinal
bekas pakai pasien. Yang merawat atau sedang menolong pasien
agar memakai celemek.
Masalah pasien typhoid yang perlu diperhatikan adalah:
a. Kebutuhan nutrisi atau cairan dan elektrolit.
b. Gangguan suhu tubuh.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK ARDHYANSYAH
DENGAN MASALAH PENYAKITTYPOID PADA BAPAK ARDHYANSYAH
DIWILAYAH NTI MAKASSAR
Nama Mahasiswa :
Tanggal pengambilan data :
Jam :

A.IDENTITAS UMUM
1.Identitas umum kepala keluarga
Nama : Bapak ardhyansah Pendidikan : Sma
Umur : 37 tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Alamat : NTI blok QE
Suku : Bugis No. Telpon :
2. Komposisi Anggota
a. Ny. Milla 72 th
b. Bpk.Ardhyansyah 32 th
c. Ny. Daswati 35 th
d. Aksa 10 th
e. Ulpa 8 th
3. Genogram
4. Tipe keluarga : extended family (keluarga besar), yaitu
keluarga yang terdiri dari nenek, ayah, ibu, dan anak.
5. Suku bangsa : keduanya merupakan suku bangsa bugis
asli .
6. Agama : Islam, kedua orangtua rajin beribadah dan
terkadang sholat berjamaah dirumah.
7. Status sosial ekonomi keluarga : Ny.Daswati mengatakan
penghasilan Bapak Ardhyansyah lebih dari cukup. Ny.Daswati
menggunakan gaji Bpk. Ardhyansyah dengan sebaik mungkin
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.Dengan hasil Rp
900.000,00 per bulan. Ny. Daswati membantumencukupi
kebutuhan keluarga dengan berjualan di rumah denganhasil
yang tidak tetap pula, tetapi mereka selalu bersyukur
setiaphari masih ada yang bisa dimakan.
8. Aktivitas rekreasi keluarga : keluarga mengatakan jarang
sekalimelakukan rekreasi ketempat hiburan. Rekreasi hanya
berkumpuldengan keluarga. Ulpa hanya menonton televisi di
rumah danbermain dengan teman-teman sebaya. Ulpa selalu
mengajakorangtua untuk rekreasi tetapi orangtua tidak
menghiraukannya.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah : Mensosialisasikan anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya. Hal tersebut sudah dipenuhi keluarga, yaitu dengan memberi
kesempatan anak belajar dengan teman sekolahnya. Namun, anak belum mengikuti les
tambahan karena belum tersedia sarana tersebut di dekat rumah.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan : Tidak ada masalah
dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga yang lain. Biasanya, Bpk.
Ardhyansyah pulang sore hari, lalu mandi dan istirahat. Kemudian kumpul dengan
keluarga di rumah.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga : Keluarga berusaha
memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila ada yang sakit, biasanya mereka
membeli obat di toko dan berobat di puskesmas terdekat.
2. Riwayat keluarga saat ini : Sebelumnya Ulpa sudah pernah menderita penyakit seperti
inidan pernah dirawat di RS 6 bulan yang lalu. Dan bulan Desember kemarin Ulpa sakit
seperti ini lagi. Dengan data yang diperoleh:
a.Hemoglobin : 12,6 gr/dl
b.Hematokrit : 38 vol %
c.Leukosit : 18.000/mm³ darah
d.Trombosit : 282.000/mm³ darah
e.Widal
f.TyO : 1/160
g.TyH : 1/320
3. Riwayat perkembangan keluarga sebelumnya : Ny. Daswati merupakan
anak ke dua dari tujuh bersaudara, sedangkan Bpk. ardhyansyah anak ke
tiga dari empat bersaudara. Setelah menikah Bpk. Ardhyansyah
menganjurkan istrinya untuk mengikuti program KB, supaya
tidakmempunyai banyak anak. Dan sekarang keluarga Bpk. Ardhyansah
sudah dikaruniai dua orang anak satu laki-laki dan satu perempuan.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah : Rumah yang di tempati adalah milik sendiri. Rumah
ituberukuran 4X7. Yang terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur,
satudapur, satu kamar mandi, satu WC, dan satu warung. Lantai
rumahterbuat dari plester, lantai rumah tidak begitu bersih, di depan
rumahada banyak tanaman. Keluarga mengatakan senang menanam hal
initimbul bermula dari coba-coba menjadi hobi. Ny. Daswati mengatakan
idetersebut muncul dari suami yang mempunyai jiwa romantis saat
ditanyaperawat. Tembok rumah belum di plester, masi murni dari bata
dansemen.
2. Denah rumah :
Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Warung
3. Kamar tidur
4.Kamar tidur
5.Ruang tengah
6. Dapur
7.Kamar mandi
8.WC
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Keluarga Bpk.
Ardhyansyah tinggal di lingkungan yang cukup padatpenduduknya
tetapi letak rumahnya tidak begitu ramai karena dibelakang. Interaksi
keluarga dengan tetangga terjalin dengan akrab,saling tolong menolong
masih menjadi kebiasaan di wilayah / antaranggota.
4. Mobilitas geografis keluarga : Bpk. Ardhyansyah mengatakan tidak
pernah berpindah-pindah rumah,keluarga klien menempati rumahnya
sudah 10 tahun. Setelah menikahmereka mempunyai tekad untuk
membangun rumah sendiri, karenatidak mau merepotkan orangtuanya.
Ny. Daswati juga mengatakan bahwa ibudari Bpk. Ardhyansyah ikut
tinggal bersamanya.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Bpk.
Ardhyansyah mengatakan selalu mengikuti kegiatan yang
diadakanmasyarakat / kampung. Sedangkan Ny. Daswati sekarang
hanya mengikutikegiatan PKK dan pengajian, hal itu di karenakan
anaknya yang tidak mengizinkan Ny. Daswati untuk ikut dalam
perkumpulan.
6. Sistem pendukung keluarga (masyarakat) : Bpk. Ardhyansyah
mengatakan kalau ada masalah selalu dibicarakan denganistri, untuk
menyelesaikan masalahnya. Karena beliau menganggapkeluarga paling
penting dalam kehidupannya.
STRUKTUR KELUARGA
1.Pola komunikasi keluarga : Komunikasi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari biasanya menggunakan bahasa bugis, kadang menggunakan bahasa Indonesia.
Komunikasi keluarga sifatnya terbuka satu dengan yang lainnya, dan bersifat satu arah.
Sehingga apabila ada masalah dalam keluarga dapat terselesaikan dengan cepat dan
adanya partisipasi dari keluarga yang lain.
2.Struktur kekuatan keluarga : Dalam keluarga ini baik pihak istri maupun suami,
keduanya saling menghargai dan mendukung. Pengambilan keputusan tidak tentu kadang
si istri kadang juga suami tetapi sebelum mengambil keputusan biasanya mereka saling
berembuk dulu.
3.Struktur peran : Dalam struktur peran keluarga, setiap anggota keluarga
menempatkan diri sesuai dengan perannya masing-masing, dimana Ny.
Daswati berperan sebagai ibu dari kedua anaknya, dan Bpk.
Ardhyansyah berperan sebagaiayah.
4.Nilai dan norma keluarga : Bpk. Ardhyansyah mengatakan tidak ada
masalah dalam nilai dan normakeluarga, mereka menganut satu agama
yang dijadikan kepercayaandalam kepercayaan keluarga menghargai dan
mendukung. Pengambilankeputusan tidak tentu kadang si istri.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif : Bpk. Ardhyansyah mengatakan dalam kehidupan berkeluarga Bpk. Ardhyansyah
selalu mengajarkan untuk saling menghormati satu sama lain dan saling pengertian.
2.Fungsi social : Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakat sekitarnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a.Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan : Keluarga mengatakan bahwa tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit apapun. Keluarga juga mengatakan tidak begitu
mengetahui tentang penyakit yang diderita anaknya sekarang ini, baik dari pengertian, etiologi, tanda
dan gejala serta makanan yang harus dimakan saat anaknya sakit typhoid.
b.Kemampuan keluarga mengambil keputusan : Untuk mengatasi masalah kesehatan biasanya
dibicarakan dengan keluarga terlebih dahulu. Jika suami tidak di rumah biasanya Ny. Daswati
mengambil keputusan sendiri hal ini terbukti saat anaknya sakit kemarin. Untuk membawa anaknya
kepuskesmas untuk berobat.
c. Kemampuan keluarga merawat : Keluarga mengatakan kurang mengerti cara
merawat anggota keluarga yang sakit, serta jenis makanan yang dikonsumsi saat anaknya
sakit.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan : Sudah lumayan baik, karena
sudah mampu memberikan lingkungan yang nyaman bagi anaknya saat sakit.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan : Keluarga
mengatakan sudah memanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan yang ada dengan
membawa anggota keluargayang sakit untuk berobat di puskesmas, dan membawa ke
dokterterdekat.
4.Fungsi reproduksi : Setelah mempunyai anak kedua ini Bpk.
Ardhyansyah jarang melakukan hubungan suami istri lagi. Ny. Daswati
mengatakan menggunakan alat kontrasepsi berupa Pil KB, untuk
mencegah adanya anak lagi.
5. Fungsi ekonomi : Bpk. Ardhyansyah mengatakan pendapatan yang
diterima dari hasil kerjanyadirasa masih kurang, karena menghidupi
keluarganya. Tetapi dia masihbersyukur karena masih bisa bekerja dan
menghasilkan uang untukmencukupi kebutuhan keluarganya.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangkapendek : Penyakityang dideritaUlpa merupakanmasalah yang
harus segera ditangani. Biasanya jika anak sakitNy. Daswati mengobatianaknya
dengan membelikan obat daritoko dahulu jika dirasa tidak ada perubahan keluarga
membawa anaknyauntuk berobat kepuskesmas.
2. Stressor jangkapanjang : Menurutkeluarga, stressor jangkapanjang tidakada.
Keluargajuga mengatakan, bila ada masalah mereka menyelesaikannya dengan
pelan-pelan, tidakusahdibuat stress
3.Kemampuan keluargaberesponterhadap masalah: Jika ada masalah, keluarga
menghadapinyadengantenang, mencarialternatifpenyelesaiannya, dan meyakini
setiapmasalah ada jalan keluarnya. Menurutkeluarga, masalahyang sangatpenting
diatasiadalah bila anak sedang sakit.
4. Strategi kopingyang digunakan: Koping yang digunakanadalahdengan
memecahkanmasalahsecara bersama-sama. Apabila tidak menemukan
pemecahannyaataumengalamikebuntuan, keluargaakanmemintapendapat
orangtua dari Bpk. Ardhyansyahuntuk meminta bantuan.
5. Strategi adaptasidisfungsional: Tidak terlihat adaptasiyang disfungsional.
H. PEMERIKSAAN FISIK
Table pemeriksaan fisik anggota keluarga Bpk. Ardhyansyah :
HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap perawat atau petugas kesehatan : Keluarga berharap dengan
datangnya petugas kesehatan dirumahnya ini memberikan informasi yang berkaitan
dengan penyakit yang diderita Ulpa saat ini. Sehingga keluarga mampu mengenal
danmengerti dan memberikan perawatan yang benar pada Ulpa sehinggaanaknya dapat
sembuh dengan cepat. Dan tidak terjadi kekambuhan lagi pada Ulpa. Dari 8 tugas
perkembangan keluarga yang sudah terpenuhiadalah:
a. Pembagian masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannyamasing-masing.
b. Sosialisasi antar anggota keluarga.
c. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
Data yang difokuskan pada keluarga Bpk. Ardhyansyah yang berkaitan dengan Typhoid
pada Ulpa dengan usia (8 tahun), jenis kelamin(perempuan), lingkungan yang masih
kurang mendukung, pekerjaan(pelajar), pendidikan (SD), hubungan keluarga (anak),
kebiasaan jajansembarangan di sekolah dan di luar rumah.Dari hasil pengkajian yang
dilakukan,
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUAARGA BERDASARKAN
PERIORITA MASALAH

Hipertermi pada ulpa di keluarga Bapak ardhyansah berhubungan


dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita Typhoid.

Gangguan pemenuhan nutrisi pada Ulpa di keluarga Bapak


ardhyansah berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anak yang mengalami anoreksia.
.
M. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
ANALISIS DATA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Nama KK :Bapak Ardhyansah
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai