Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

PROL APS UTERI


PEMBIMBING:
D R . S U B U R S U P R O D J O , S P. O G

OLEH:
WU L L A DA H NU R J I H AN
201620401011142
ANATOMI PANGGUL
DEFINISI
• Prolaps (dari kata latin Prolapsus) atau dikenal juga dengan desensus atau
prosidentia
• Adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau
fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya
• Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis

(Barsoom, 2013)
EPIDEMIOLOGI

• Insidennya mencapai 40% pada wanita usia diatas 50 tahun


• Distribusi kasus pertahun adalah 19 kasus pada tahun 2007, 9 kasus di tahun
2008, 22 kasus ditahun 2009 dan 21 kasus di tahun 2010.
• Terbanyak dari kasus adalah pada usia 60-80 tahun (57,74%) dan usia termuda
adalah 7 bulan.
• Kasus terbanyak ditemukan pada pasien yang sudah menopause (90,14 %).
• Sering terdapat pada wanita dengan paritas yang tinggi dan jarang sekali
ditemukan pada seorang wanita nullipara
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
• Etiologi  multifaktorial  kelemahan “pelvic floor” yang terdiri dari otot-otot,
fascia endopelvik, dan ligamentum-ligamentum yang menyokong organ-organ
genitalia
• Faktor Risiko:
- Multiparitas pervaginam
- Penyakit menahun yang menyebabkan TIK meningkat, ex PPOK, kostipasi
menahun
- Obesitas
- Genetik
- Usia lanjut  menopause
- Riwayat pembedahan
KLASIFIKASI

Menurut Friedmanan lilltle  Desensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih
dalam vagina.
• Prolaps uteri tingkat I, uterus turun, dengan serviks uteri turun paling rendah
sampai introitus vagina.
• Prolaps uteri tingkat II,sebagian besar uterus keluar vagina
• Prolaps Uteri tingkat III atau prosidensia uteri, uterus keluar seluruhnya dari
vagina, disertai dengan inversio vaginae.
INTERNATIONAL
CONTINENCE SOCIETY
OLEH AMERICAN
UROGYNECOLOGY SOCIETY
DAN SOCIETY OF
GYNECOLOGIC SURGEONS
DAN KLASIFIKASI
MENURUT BADEN-WALKER
BADEN WALKER
PATOFISIOLOGI

Otot-otot dasar panggul dan ligamen meregang  menjadi rusak dan lemah,
sehingga mereka tidak lagi dapat mendukung organ-organ panggul, memungkinkan
uterus jatuh ke dalam vagina.
Penyokong utama viseral panggul  otot levator ani dan fasia endopelvic  bila
kerusakan atau disfungsi dari satu atau kedua komponen ini dapat menyebabkan
terjadinya prolaps.
Kompleks otot levator ani berkontraksi dengan kuat saat istirahat dan menutupi
hiatus genitalis serta memberikan dasar yang stabil untuk viseral panggul
GEJALA KLINIS
• Keluhan pada umumnya :
• Perasaan mengganjal di vagina
• Adanya penonjolan di genitalia eksterna
• Rasa sakit di panggul atau pinggang dan bila pasien berbaring keluhan berkurang,
bahkan menghilang
• Bila disertai sistokel  polimiksi mula-mula ringan pada siang hari, lama
kelamaan bila prolaps lebih berat gejalanya juga timbul pada malam hari
• BAK tidak tuntas, tidak dapat menahan kencing bila batuk (stress incontinence)
dan kadang dapat terjadi pula retensio urinae.
• Bila disertai retrokel  gangguan defekasi.
• Kesulitan saat bersenggama
DIAGNOSIS

• Anamnesis
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien dalam posisi terlentang dengan posisi litotomi
• Inspeksi vulva dan vagina, untuk menilai:
o Erosi atau ulserasi pada epitel vagina.
o Ulkus yang dicurigai sebagai kanker harus dibiopsi segera,ulkus yang bukan kanker
diobservasi dan dibiopsi bila tidak ada reaksi pada terapi.
o Perlu diperiksa ada tidaknya prolaps uteri dan penting untuk mengetahui derajat
prolaps uteri dengan inspeksi terlebih dahulu sebelum dimasukkan inspekulum.
• Manuver Valsava.
o Derajat maksimum penurunan organ panggul dapat dilihat dengan melakukan
pemeriksaan fisik sambil meminta pasien melakukan manuver Valsava.
o Setiap kompartemen perlu dievaluasi secara sistematis dan terpisah.
o Apabila tidak terlihat, pasien dapat diminta untuk mengedan pada posisi berdiri di
atas meja periksa.
o Tes valsava dan cough stress testing (uji stres) dapat dilakukan untuk menentukan
risiko inkontinensia tipe stres pasca operasi prolaps.
• Pemeriksaan vagina dengan jari  untuk mengetahui kontraksi dan kekuatan otot
levator ani
• Pemeriksaan rektovagina  untuk memastikan adanya rektokel yang menyertai
prolaps uteri.
PENUNJANG

• Urin residu pasca berkemih  untuk menilai kemempuan pengosongan VU


dengan mengukur volume berkemih pada saat pasien merasakan kandung
kemih yang penuh, kemudian diikutin dengan pengukuran volume urin residu
pasca berkemih dengan kateterisasi atau ultrasonografi.
• Skrining infeksi saluran kemih
• Pemeriksaan Laboratorium  Pap smear sitologi atau biopsi bila dicurigai
karsinoma  tidak banyak membantu
• Pemeriksaan USG untuk membendakan prolaps dari kelainan-kelainan lain
DD

• Diagnosis lainnya yang termasuk ke dalam prolap organ pelvis adalah:


• Sistokel adalah penurunan kandung kemih
• Sistouretrokel adalah sistokel yang mengikutsertakan uretra sebagai bagian dari
kompleks organ yang prolaps
• Rektokel adalah protrusi rektum menuju lumen vagina posterior
• Enterokel adalah herniasi usus halus menuju lumen vagina
PENATALAKSANAAN
1. Observasi
2. Terapi Konservatif
- Kegel exercise
- Pemasangan pessarium
- Stimulasi otot-otot dengan listrik
- Estrogen
3. Terapi Bedah
- Ventrofiksasi
- Operasi Manchester
- Histerektomi vagina
- Kolpokleisis (operasi Neugebauer-Le Fort)
KOMPLIKASI

• Kreatinisasi mukosa vagina dan portio uteri  keluarnya dinding vagina


(inversio), mukosa vagina dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut, dan
berwarna keputih-putihan.
• Dekubitus.
• Hipertrofi serviks uteri dan elangasio kolli.
• Kemandulan serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vaginae atau
sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan.
• Infeksi Saluran Kemih
• Hemoroid
PROGNOSIS

• Pada prolaps uteri jika dilakukan management konservatif dan terapi operatif
yang tepat dapat membuat prognosis jangka panjang yang baik (Barsoom, 2013)

Anda mungkin juga menyukai