OLEH:
WU L L A DA H NU R J I H AN
201620401011142
ANATOMI PANGGUL
DEFINISI
• Prolaps (dari kata latin Prolapsus) atau dikenal juga dengan desensus atau
prosidentia
• Adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau
fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya
• Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis
(Barsoom, 2013)
EPIDEMIOLOGI
Menurut Friedmanan lilltle Desensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih
dalam vagina.
• Prolaps uteri tingkat I, uterus turun, dengan serviks uteri turun paling rendah
sampai introitus vagina.
• Prolaps uteri tingkat II,sebagian besar uterus keluar vagina
• Prolaps Uteri tingkat III atau prosidensia uteri, uterus keluar seluruhnya dari
vagina, disertai dengan inversio vaginae.
INTERNATIONAL
CONTINENCE SOCIETY
OLEH AMERICAN
UROGYNECOLOGY SOCIETY
DAN SOCIETY OF
GYNECOLOGIC SURGEONS
DAN KLASIFIKASI
MENURUT BADEN-WALKER
BADEN WALKER
PATOFISIOLOGI
Otot-otot dasar panggul dan ligamen meregang menjadi rusak dan lemah,
sehingga mereka tidak lagi dapat mendukung organ-organ panggul, memungkinkan
uterus jatuh ke dalam vagina.
Penyokong utama viseral panggul otot levator ani dan fasia endopelvic bila
kerusakan atau disfungsi dari satu atau kedua komponen ini dapat menyebabkan
terjadinya prolaps.
Kompleks otot levator ani berkontraksi dengan kuat saat istirahat dan menutupi
hiatus genitalis serta memberikan dasar yang stabil untuk viseral panggul
GEJALA KLINIS
• Keluhan pada umumnya :
• Perasaan mengganjal di vagina
• Adanya penonjolan di genitalia eksterna
• Rasa sakit di panggul atau pinggang dan bila pasien berbaring keluhan berkurang,
bahkan menghilang
• Bila disertai sistokel polimiksi mula-mula ringan pada siang hari, lama
kelamaan bila prolaps lebih berat gejalanya juga timbul pada malam hari
• BAK tidak tuntas, tidak dapat menahan kencing bila batuk (stress incontinence)
dan kadang dapat terjadi pula retensio urinae.
• Bila disertai retrokel gangguan defekasi.
• Kesulitan saat bersenggama
DIAGNOSIS
• Anamnesis
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien dalam posisi terlentang dengan posisi litotomi
• Inspeksi vulva dan vagina, untuk menilai:
o Erosi atau ulserasi pada epitel vagina.
o Ulkus yang dicurigai sebagai kanker harus dibiopsi segera,ulkus yang bukan kanker
diobservasi dan dibiopsi bila tidak ada reaksi pada terapi.
o Perlu diperiksa ada tidaknya prolaps uteri dan penting untuk mengetahui derajat
prolaps uteri dengan inspeksi terlebih dahulu sebelum dimasukkan inspekulum.
• Manuver Valsava.
o Derajat maksimum penurunan organ panggul dapat dilihat dengan melakukan
pemeriksaan fisik sambil meminta pasien melakukan manuver Valsava.
o Setiap kompartemen perlu dievaluasi secara sistematis dan terpisah.
o Apabila tidak terlihat, pasien dapat diminta untuk mengedan pada posisi berdiri di
atas meja periksa.
o Tes valsava dan cough stress testing (uji stres) dapat dilakukan untuk menentukan
risiko inkontinensia tipe stres pasca operasi prolaps.
• Pemeriksaan vagina dengan jari untuk mengetahui kontraksi dan kekuatan otot
levator ani
• Pemeriksaan rektovagina untuk memastikan adanya rektokel yang menyertai
prolaps uteri.
PENUNJANG
• Pada prolaps uteri jika dilakukan management konservatif dan terapi operatif
yang tepat dapat membuat prognosis jangka panjang yang baik (Barsoom, 2013)