Anda di halaman 1dari 48

HERNIA INGUINALIS

LATERALIS DEXTRA

Oleh : Fauzi Riza Rianto


Pembimbing : Dr. NURSHAL HASBI, S.p B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU
RSUD DUMAI
Hernia
Definisi

penonjolan isi abdomen melalui suatu defek yang


abnormal karna kelemahan dari sebuah area atau
gangguan dari jaringan fibromuskular dinding abdomen
BAGIAN – BAGIAN HERNIA :

• Kantong hernia
• Isi hernia
• Pintu hernia
• Leher hernia
KLASIFIKASI HERNIA

 Berdasarkan waktu
 Hernia kongenital

 Hernia aquisita

 Berdasarkan lokasi/letak
 Hernia inguinalis

 Hernia femoralis

 Hernia umbilikalis

 Hernia scrotalis
FASE-FASE HERNIA

 Fase reponibilis (hernia reponibel)


 Fase irreponibilis (hernia irreponibel)
 Fase inkaserata (hernia inkaserata)
 Fase strangulata (hernia strangulata)
HERNIA INGUINALIS

Berdasarkan anatominya:

 hernia inguinalis lateralis atau disebut juga hernia inguinalis indirect.

 hernia inguinalis medialis atau disebut juga hernia inguinalis direct.


Trigonum Hesselbach
merupakan daerah dengan batas:
 Inferior : dibatasi oleh Ligamentum Inguinale.
 Lateral : dibatasi oleh a. epigastrika inferior.
 Medial : dibatasi oleh tepi m. rectus abdominis.

 Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai direct hernia

 Hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect


ETIOLOGI HERNIA
 Lemahnya dinding rongga perut.
 Kongenital
 Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan
intraabdominal
HERNIA INGUINALIS

 Kanalis inguinalis  suatu saluran yang berjalan kearah caudal

ligamentum inguinal

dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial

dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum

lacunar

dinding posterior (dasar) dibentuk oleh fascia transversalis dan

aponeurosis transversus abdominis.


 Batas :
 Anterior /atap dari kanalis  aponeurosis M. Obliqus eksternus
 Superior serabut bagian bawah dari M. Obliqus internus dan M. Transversus
abdomen
 Posterior  fascia transversalis
 Inferior  bagian samping ligamentum inguinale
Isi dari kanalis inguinalis :
 Funiculus spermatikus pada pria dan ligamentum rotundum pada
wanita
 N. Ilio inguinalis
 Filament dari n. Genito femoralis

isi dari funikulus spermatikus :


 Vasdeferens dan pembuluh darah
 Arteri spermatica
 Vena pampiniformis
 Pembuluh lymph
14
Hernia Inguinalis Lateralis (Hernia Indirect)

adalah hernia yang berjalan melalui kanalis inguinalis dan


berada lateral dari vasa epigastrika inferior. Disebut juga
hernia inguinalis indirect karena keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak
lateral dari pembuluh epigastrika inferior dan kemudian
hernia masuk kedalam kanalis inguinalis
Hernia Inguinalis Lateralis (Hernia Indirect)

Gambaran Klinis
 Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan,
batuk, bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah
berbaring
 Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para
umbilical sewaktu segmen usus halus masuk ke kantong hernia
 Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun strangulasi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
 Terdapat benjolan bulat di regio inguinalis. Benjolan ini
berjalan dari lateral atas kemedia bawah, akan tampak bila
pasien diminta mengedan atau batuk
 Palpasi
Selain itu waktu jari masih didalam anulus eksternus maka
pasien diminta mengedan.
 Auskultasi
terdengar bising usus pada waktu auskultasi bila yang
menonjol adalah usus
Hernia inguinalis medialis (hernia directa

 jenis henia yang didapat (akuisita)


terletak di daerah lipat paha dan
disebabkan faktor peninggian tekanan
intra abdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach

 Jalannya langsung (direct) ke ventral


melalui annulus inguinalis subcutaneous.
 Bila isi hernia adalah usus maka akan memberikan bunyi seperti bising
usus

 hernia ini mula-mula akan sulit dimasukkan kemudian lebih mudah dan
disertai bunyi gelembung udara
DIAGNOSA

Anamnesis
 Timbul benjolan/massa yang semakin membesar pada
posisi berdiri dan akan mengecil pada posisi tidur
 Pada anak kecil : sering nangis, mengejan, batuk, kencing
lancar/tidak
 Pada usia lanjut : pekerjaan dan aktivitas,penyakit kronis,
BPH, sering partus
Pemeriksaan fisik

Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring.

 Hernia inguinal
 Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
 Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

 Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang


merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
Palpasi

Pemeriksaan Finger Test


 Menggunakan jari ke 2 atau jari ke
5.
 Dimasukkan lewat skrortum
melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal.
 Penderita disuruh batuk
Pemeriksaan Ziemen Test :
 Posisi berbaring, bila ada benjolan
masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
 Hernia kanan diperiksa dengan
tangan kanan.
 Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada :
 jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
 jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
 jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Pemeriksaan ThumbTest :
 Anulus internus ditekan
dengan ibu jari dan
penderita disuruh
mengejan
 Bila keluar benjolan
berarti Hernia Inguinalis
medialis.
 Bila tidak keluar benjolan
berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
PENATALAKSANAAN

Konservatif
 Reposisi , memasukan isi hernia ke dalam cavum
abdomen pada pasien yang takut operasi.
 Sabuk hernia , dilakukan jika pasien menolak operasi,
dipakai jika reposisi berhasil.
Operatif :
 Reposisi isi hernia
 Menutup pintu hernia untuk hilangkan Locus Minoris Resistensi
 Mencegah residif dengan memperkuat dinding perut
Tahap Operasi :
Herniotomy
 Membuka & memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke cavum
abdominalis
Hernioraphy
 Mengikat leher hernia & menggantungkannya ke conjoint tendon
Hernioplasty
 Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale, agar LMR hilang dan dinding
perut menjadi kuat
Teknik operasi

 Open Anterior Repair


 Open Posterior Repair
 Tension-Free Repair With Mesh
 Laparoscopi
The Lichtenstein hernioplasty
Laporan kasus

 Identitas Pasien  Keluhan Utama


 Nama : Tn.BS  Datang ke poli RSUD Kota Dumai
 Umur : 59 tahun pukul 10:30 wib dengan keluhan
 Jenis Kelamin : Laki-laki adanya benjolan yang hilang
timbul ± sejak 2 bulan yang lalu.
 Pekerjaan : Petani Benjolan dirasakan timbul ketika
 Alamat : Jl. pasien lama berjalan atau bekerja
Sukadamai dan menghilang ketika os tidur
 Tanggal Masuk RS : 19 Maret atau berbaring.
2018
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Datang ke poli RSUD Kota Dumai pukul 10.30 wib keluhan
 adanya benjolan yang hilang timbul ± sejak 2 bulan yang lalu.
 Benjolan dirasakan timbul ketika pasien lama berjalan atau
bekerja dan menhilang ketika os tidur atau berbaring.
 Nyeri pada benjolan (-)
 Mual muntah (-)
 BAB (-) sejak 1 hari ini,
 BAK tidak ada gangguan.
 riwayat trauma disangkal.
 Pembesaran kelenjar getah bening di daerah tungkai
disangkal,
 menggingil dan demam tinggi juga di sangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat sulit BAB (-).
 Riwayat gangguan BAK (-).
 Riwayat cedera di sekitar perut (-).
 Riwayat batuk yang lama (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama
 Tidak ada keluarga yang menderita keganasan
Riwayat Psikososial
 Pasien mengaku sering makan makanan berserat
 Tidak pernah mengalami susah BAB
 Pernah bekerja sebagai petani
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Komposmentis
 Keadaan gizi : Baik
Vital sign
 Tekanan darah : 150/100 mmHg
 Frekuensi napas : 20 x/menit
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,8 0C
Pemeriksaan kepala : dalam batas normal
 Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Mulut : kering (-), sianosis(-)
Pemeriksaan leher : dalam batas normal
 Pemebesaran KGB (-)
Pemeriksaan toraks : dalam batas normal
 I : simestris kanan-kiri, tidak tampak jejas trauma
 Pal: vokal fremitus simestris kanan-kiri, tidak teraba krepitasi
 Per : sonor dikedua lapangan paru
 Aus : vesikuler (+/+) , ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal


 Inspeksi: tidak tampak jejas trauma
 Auskultasi : Bunyi Usus +,
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Nyeri tekan (-)kanan bawah, Nyeri lepas (-), Defans Muscular (-)

Pemeriksaan ekstremitas : dalam batas normal


 Akral hangat, CRT <2”, edema (-)
Pemeriksaan skrotalis : status lokalis

Status Lokalis
 Inguinale
 Inspeksi : tampak benjolan saat pasien diminta
berdiri dan mengejan.
 Auskultasi : seperti bunyi bising usus (+).
 Palpasi : teraba massa, batas tegas, mobile,
nyeri(-), nyeri tekan (-) pada benjolan, konsistensi
lunak , terasa panas (-). isi benjolan bisa dimasukkan
kembali
Pemeriksaan Penunjang
 Hematologi  Hemostasis
 Gol. Darah O  Massa Perdarahan 2’
 Rhesus POSITIF  Massa Pembekuan 3’
 Hemoglobin 15,0 gr/dl 
 Leukosit 6.200  Gula darah Sewaktu
mm3 93 mg/dl
 Trombosit 
207.000mm3  Faal Hati
 Eosinofil 3%  SGOT 22 mg/dl
 Basofil 2%  SGPT 8 mg/dl
 Netrofil batang 0
%  Faal Ginjal
 Netrofil segement 52 %  Ureum 18 mg/dl
 Limfosit 38 %  Kreatinin 0,8 mg/dl
 Monosit 5%
 Hematokrit 42 %
 Diagnosis Kerja
 Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible

 Diagnosis banding
 Hernia scrotalis
 Lymphadenitis
 Lipoma
 Abses
Rencana Penatalaksanaan
Hernioraphy
Penatalaksanaan IGD
 Baring dengan posisi tenderlenberg
 IVFD RL 20 gtt/i
 Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
 As. Tranexamat 500mg/8jam
 Ketorolac 30mg/8jam
 Puasa
Tanggal Follow up
Keluhan Pemeriksaan fisik Hasil Diagnosis Terapi
Follow up
laboratorium
Hari
- Nyeri pada  TD: 150/100 Hernia - IFVD RL 20 gtt/i
rawat
ke-1
benjolan (-).  Nadi : 80x/menit inguinalis - Inj. Ceftriaxon 1
19/3/18 - Benjolan  Pernapasan: 20 lateralis dextra gr/12 jam
hilang x/menit reponible - Puasa
timbul.  T : 36,3 C
- Nyeri tekan  Tampak benjolan pada
(-). - Mual (- inguinale dextra sebesar
), genggaman tangan
- Muntah (-), dewasa saat dilakukan
- Demam (-), valsava manuever,
- BAB (-), eritem (-), konsistensi
- BAK tidak kenyal, mobile, batas
ada tegas
gangguan  Benjolan hilang ketika
berbaring.
 Pembesaran scrotum (-)
 Nyeri tekan (-),panas (-)
Hari rawat
Nyeri pada  TD: 140/80 - Hernia - IFVD RL 20
ke-2
20/3/18
benjolan(-).  Nadi : 74x/menit inguinalis gtt/i
Mual muntah (-  Pernapasan: 20 lateralis - Inj.
), demam (-), x/menit dextra Ceftriaxon 1
BAB (-), BAK  T : 36,7 C reponible gr/12 jam
tidak ada  Tampak benjolan - OPERASI
gangguan pada inguinale dextra
sebesar genggaman
tangan dewasa saat
dilakukan valsava
manuever, eritem (-),
konsistensi kenyal,
mobile, batas tegas
 Benjolan hilang
ketika berbaring.
 Pembesaran scrotum
 Nyeri tekan (-), panas
(-).
Hari rawat
Keluhan nyeri  TD: 130/80 Post op - IFVD RL 20
ke-3
21/3/18
bekas operasi  Nadi : 78x/menit hernioraph gtt/i
(+), nyeri yang  Pernapasan: 20 y hari I a/I - Inj.
hilang timbul (- x/menit Hernia Ceftriaxon 1
), nyeri yang  T : 36 C inguinalis gr/12 jam
terus  Tampak luka post op lateralis - As.
menerus(-), tertutup verban. dextra Tranexamat
mual muntah (- Perban kering dan reponible 500mg/8jam
), demam (-), bersih. Darah (-), - Ketorolac
kembung (- eritema (-), edema (-) 30mg/8jam
),kentut (+),  Benjolan hilang
BAB (-), BAK ketika berbaring.
(+), kaki kebas  Udem scrotum (-)
(-)  Nyeri tekan (+),
panas (-),
Hari rawat
Keluhan nyeri  TD: 130/80 Post op - IFVD RL 20
ke-4
22/3/18
bekas operasi  Nadi : 80x/menit hernioraph gtt/i
(+), nyeri yang  Pernapasan: 20 y hari II a/I - Inj.
hilang timbul (- x/menit Hernia Ceftriaxon 1
), nyeri yang  T : 36,5 C inguinalis gr/12 jam
terus  Tampak luka post op lateralis - As.
menerus(-), tertutup verban. dextra Tranexamat
mual muntah (- Perban kering dan reponible 500mg/8jam
), demam (-), bersih. Darah (-), - Ketorolac
kembung (- eritema (-), edema (-) 30mg/8jam
),kentut (+),  Udem scrotum (-) - Dulcolax sup
BAB (-), BAK  Nyeri tekan (+),
(+), kaki kebas panas (-)
(-)
Hari rawat ke-
Keluhan nyeri  TD: 120/80 Post op - IFVD RL 20
5
23/03/18
bekas operasi  Nadi : 80x/menit hernioraphy gtt/i
berkurang, nyeri  Pernapasan: 20 hari III a/I - Inj.
yang hilang timbul x/menit Hernia Ceftriaxon 1
(-), nyeri yang terus  T : 36,5 C inguinalis gr/12 jam
menerus(-), mual  Tampak luka post op lateralis - As.
muntah (-), demam tertutup perban. dextra Tranexamat
(-), kembung (- verban kering dan reponible 500mg/8jam
),kentut (+), BAB bersih. - Ketorolac
(+), BAK (+), kaki  Darah (-),eritema (- 30mg/8jam
kebas (-) ), edema (-), pus(-)
 Udem scrotum (-) Ciprofloxacin tab
 Nyeri tekan (+), 2x1
panas (-), as, mefenamat
tab 3x1

ranitidine 2x1
Analisa kasus
Teori Kasus
Definisi : merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga Pasien : terdapat penonjolan pada regio inguinal
melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang
bersangkutan.
Fase hernia : Pasien : benjolan bisa dinaikkan kembali.
-reponible gangguan BAB (-), mual muntah (-).
-ireponible
-inkarserata
-strangulasi
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis Pasien : pasien bekerja sebagai petani
antara lain:1,6
a. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis
b. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun
didapat
c. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites
d. Kelemahan otot dinding perut karena usia
Gejala pertama dari hernia biasanya bulging kecil di bawah Pasien : awalnya dari 2 bulan yang lalu, benjolan kecil
dan hilang timbul, timbul ketika beraktifitas berat dan
kulit yang biasanya tidak sakit tetapi dapat menghasilkan tidak nyeri. Mual(-), muntah (-).
ketidaknyamanan dan bisa lebih besar selama aktivitas berat
atau batuk.
Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi
inkaserata

pemeriksaan fisik inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat Pasien : dengan mengedan, benjolan sudah terlihat pada
region inguinale. Tidak merah. bising usus (+).
hernia inguinalis lateral muncul sebagai penonjolan di regio Pada palpasi teraba massa, kenyal, nyeri (-), panas (-). bisa
inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial bawah. di reposisi kembali.
- Finger test (+)
-finger test
Penatalaksanaan
- IFVD RL 20 gtt/i
Pengobatan awal dari hernia minor termasuk
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
menghindari angkat berat dan latihan berat - Puasa
- Rencana Operasi Hernioraphy (19 maret 2018)
dan, kadang-kadang, mengenakan pendukung
(truss atau korset). Tujuan dari operasi adalah
reposisi ini hernia, menutup pintu hernia untuk
menghilangkan lokus minorus resisten, dan
mencegah residif dengan memperkuat dinding
perut.

Komplikasi4 Pasien : benjolan bisa dimasukkan kembali. Tidak ada tannda-tanda infeksi
 Perlekatan / hernia akreta (leukositosis).
 Hernia irreponibel
 Jepitan → vaskularisasi
terganggu→iskhemi→gangren→nekr
osis
 Infeksi
 Obstipasi→obstruksi / konstipasi
Hernia incarserata

Anda mungkin juga menyukai