Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan / Locus Minoris Resistentiae (LMR). Bagian -
bagian hernia meliputi pintu hernia, kantong hernia, leher hernia dan isi hernia. Sedangkan
dikatakan hernia inguinalis lateral apabila hernia tersebut melalui annulus inguinalis abdominalis
(lateralis/internus) dan mengikuti jalannya spermatid cord di canalis inguinalis serta dapat
melalui annulus inguinalis subcutan (externus) sampai scrotum. Hernia inguinalis disebut juga
hernia scrotalis bila isi hernia sampai ke scrotum. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia
reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga disebut hernia ireponibel. Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol ke luar
melalui dinding perut, pinggang atau perineum. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa
kantong hernia melalui suatu lobang dalam rongga perut seperti Foramen Winslow, resesus
rektosekalis atau defek dapatan pada mesentrium umpamanya setelah anastomosis usus. Hernia
disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga
isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi
gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk
hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai
hernia strangulata.1
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang umumnya sering menimbulkan
masalah kesehatan dan umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada
populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada
umumnya pada pria.2
Lebih dari setengah juta operasi hernia dilakukan di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Lima puluh persennya adalah untuk hernia inguinal indirek, dengan rasio pria-wanita 7:1. Dua
puluh lima persen menunjukan hernia inguinalis direk. Pada populasi anak, dengan hernia
inguinalis adalah kondisi paling umum yang membutuhkan operasi. Kejadian hernia inguinalis
pada anak-anak diperkirakan antara 10 dan 20 / 1.000 kelahiran hidup. Rasio anak laki-laki dan
perempuan adalah 4:1 dan sekitar 50% akan timbul sebelum usia 1 tahun, kebanyakan dilihat

Page | 1
pada 6 bulan pertama kehidupan. Hernia inguinalis yang paling umum pada anak-anak adalah
hernia inguinal indirek, dan jarang ditemukan, hernia inguinalis direk terjadi sekitar 1%.3
Prevalensi hernia yang tinggi dimana kejadian pada segala usia pria adalah 27% dan 3 %
pada wanita telah menjadi perhatian yang serius dalam sejarah penatalaksanaan bidang bedah.
Bangsa Mesir (1500 SM), dan Yunani kuno (hipocrates 400 SM) telah mengenal hernia sejak
dulu. Selama periode tersebut sejumlah alat dan teknik operasi telah banyak tercatat. Usaha
perbaikan biasanya berhubungan dengan penanganan strangulasi yang dapat mengakibatkan
kematian.4

Page | 2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.1

Gambar 1. Hernia

2. Anatomi
2.1. Dinding Perut
Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari :2
a) Kutis
b) Lemak subkutis
c) Fasia skarpa
d) M. obliqus eksterna
e) M. obliqus abdominis interna
f) M. abdominis tranversal

Page | 3
g) Fasia transversalis
h) Lemak peritoneal
i) Peritoneum.

Gambar 2. Anatomi Abdomen

2.2. Regio Inguinalis


 Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus
yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis. Di
medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus
inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. Obliqus eksternus.
Atapnya ialah aponeurosis m.obliqus eksternus dan di dasarnya terdapat
ligamentum inguinale.Kanal berisi tali sperma pada lelaki, ligamentum
rotundum pada perempuan.1

Page | 4
Gambar 3. Kanalis Inguinalis Gambar 4. Regio Inguinal dan Femoral

 Kanalis Femoralis
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum,
dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna bermuara di
dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan
tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal
oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektineal (ligamentum cooper),
sebelah lateral oleh sarung venafemoralis, dan sebelah medial oleh
ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna
vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomiini sering
mengakibatkan inkaserasi hernia femoralis.1

Gambar 5. Trigonum Hasselbach pada Regio Inguinal

Page | 5
3. Klasifikasi Hernia
Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:2
1. Hernia eksterna, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol secara
keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia inguinal (direk dan
indirek), hernia umbilicus, hernia femoral dan hernia epigastrika.
2. Hernia intraparietal, yaitu kantong hernia berada didalam dinding abdomen.
3. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga abdomen
seperti hernia diafragma baik yang kongenital maupun yang didapat.
4. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat keluar masuk.
Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaringatau didorong
masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
5. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapat kembali ke
abdomen.
6. Hernia strangulasi adalah hernia yang sudah mengalami gangguan vaskularisasi.

Sedangkan berdasarkan lokasinya hernia dikalsifikasikan menjadi:1,4

Gambar 6.Lokasi Hernia

Page | 6
 Hernia inguinalis
 Hernia femoralis
 Jenia Hernia Lainnya seperti : Hernia umbilikalis, paraumbilikalis, ventralis,
epigastrika, lumbalis, littre, speighel, obturatoria, perinealis dan pentalon

4. Hernia Inguinalis

4.1. Etiologi
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki dari pada
perempuan. Lemahnya dinding rongga perut, congenital, tekanan interaabdomen yang
tinggi, distensi abdomen karena tekanan intraabdomen. Selain itu diperlukan pula faktor
yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.1,3
Hernia disebabkan oleh multifaktorial mekanisme. Secara umum, faktor-faktor penyebab
terjadinya hernia adalah:
a. Peningkatan tekanan intraabdominal
Peningkatan tekanan intraabdominal dapat terjadi akibat dari batuk kronik, obesitas,
asites, aktivitas fisik.
b. Penurunan integritas dinding abdomen
- Kolagen
Kemampuan dinding abdomen untuk menahan tekan intraabdominal baik fisiologis
ataupun patologi tergantung akan jaringan serat kolagen. Kolagen tipe I merupakan
kolagen dalam bentuk matur dan paling stabil, sedangkan kolagen tipe III adalah
kolagen imatur isoform. Pada kasus hernia inguinalis dan incisionalis, terdapat
kolagen tipe III dalam jumlah banyak melebihi kolagen tipe I di dalam matrix
ekstraseluler.
- Merokok
Zat yang terkandung di dalam rokok akan menonaktifkan antiprotease yang memicu
peningkatan level protease dan elastase sirkulasi dan menyebabkan destruksi matrix
ekstraseluler pada muskulus. Kadaan ini juga dapat dipicu oleh stres dan penyakit
sistemik

Page | 7
- Faktor umum
Kelemahan muskulus dan fascia dapat disebabkan oleh usia tua, kurangnya olahraga,
multigravida, dan penurunan berat badan.

Faktor yang dipandang berperan sebagai penyebab adalah adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, adanya peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.
Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih 90%
prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosesus
vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. Tidak
sampai 10% anak dengan prosesus vaginalis paten menderita hernia. Pada anak dengan hernia
unilateral dapat dijumpai prosesus vaginalis paten kontralateral lebih dari separuh, sedangkan
insiden hernia ini tidak lebih dari 20%. Umumnya disimpulkan bahwa adanya prosesus vaginalis
yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia tetapi diperlukan faktor lain
seperti anulus ingunalis yang cukup besar. Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik
seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan ascites sering disertai hernia.

4.2. Faktor Predisposisi

Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya
hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya strukturm.obliqus
internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan
adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya
hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya
hernia.1,5

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis antara lain:1,6

a. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis


b. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat
c. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat,konstipasi
dan asites
d. Kelemahan otot dinding perut karena usia

Page | 8
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus internus
turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis
berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah
masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain
terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah apendektomi. Jika
kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum, hernia disebut hernia skrotalis.4

4.3. PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal, terdapat tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia,
yaitu:
a. kanalis inguinalis yang berjalan miring,
b. adanya struktur m. oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus
ketika berkontraksi, dan
c. adanya fascia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya
hampir tidak berotot.
Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia. Dalam keadaan
relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada
keadaan tersebut tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lewat
transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuk usus ke dalam
kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.
ilioinguinalis dan n. iliofemoralis setelah apendektomi. Jika kantong hernia inguinalis lateral
mencapai skrotum disebut hernia skrotalis.
4.4. Gambaran Klinis dan Diagnosis
Gejala pertama dari hernia biasanya bulging kecil di bawah kulit yang biasanya
tidak sakit tetapi dapat menghasilkan ketidaknyamanan dan bisa lebih besar selama
aktivitas berat atau batuk. Pada tahap ini, hernia ini direduksi karena isinya (usus) dapat
didorong kembali ke dalam perut. Namun, jika hernia berlanjut, mungkin menjadi
inkarserata (tidak dapat didorong kembali). Jika darah berhenti mengalir melalui usus

Page | 9
inkarserata, hasil ini dalam strangulasi, yang disertai dengan rasa sakit, sering dengan
mual, muntah, atau sembelit.8
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring.
Keluhan nyeri jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau
periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu
segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual muntah
baru timbul kalau terjadi inkaserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau
gangren.4
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada saat inspeksi
saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateral muncul sebagai penonjolan
di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial bawah. Kantong hernia yang
kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong
yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung
tangan sutera, tetapi pada umumnya tanda ini susah ditentukan.4

Gambar 7.Finger Test

Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin
terabausus, omentum maupun ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu
jari masuk berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari
menyentu hernia berarti hernia inguinalis lateralis, dan bagian sisi jari yang

Page | 10
menyentuhnya adalah hernia inguinalis medial. Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan
yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan
jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.1

Pemeriksaan laboratorium meliputi:7


 Pewarna atau kultur jaringan
 hitung darah lengkap (CBC)
 Elektrolit, nitrogen urea darah (BUN), dan kreatinin
 Urinalisis
 Laktat

Pencitraan tidak diperlukan dalam pemeriksaan normal hernia. Namun, mereka


mungkin berguna dalam skenario tertentu, sebagai berikut:
 Ultrasonografi dapat digunakan dalam membedakan massa pada lipatan paha atau
dinding perut atau dalam membedakan sumber testis pembengkakan
 Jika hernia inkarserata atau strangulasi diduga, film dada tegak atau film perut datar
dan tegak dapat diperoleh
 Computed tomography (CT) atau ultrasonografi mungkin diperlukan jika
pemeriksaan yang baik tidak bisa diperoleh atau dalam rangka untuk mendiagnosis
hernia spigelian atau obturator.7

4.5. Diagnosis Banding Hernia Inguinalis9


Diagnosis banding untuk hernia inguinalis adalah:
1. Hernia femoralis
Hernia yang terjadi melalui kanal femoral, dan lebih sering pada wanita. Penonjolan
berada di bawah ligamentum inguinal dan lateral tuberkel pubis.
2. Hidrokel
Hidrokel merupakan akumulasi cairan abnormal pada tunika vaginalis karena adanya
paten prosesus vaginalis persisten yang mengelilingi testis. Kejadian hidrokel paling
sering pada infant. Benjolan hidrokel tidak nyeri, mempunyai batas atas tegas, positif

Page | 11
pada pemeriksaan luminesensi dan tidak dapat dimasukkan kembali. Selain itu testis
pada daerah hidrokel tidak teraba.
3. Limfadenopati
Merupakan pembesaran kelenjar limfe dikaitkan dengan riwayat trauma, infeksi atau
keganasan. Massa teraba mobile dan tidak dipengaruhi oleh batuk. Perlu dilihat apakah
terdapat infeksi pada kaki sesisi kadang benjolan dapat dimasukkan.
4. Testis ektopik
Yaitu testis yang masih berada di kanalis inguinalis, mudah diketahui dengan meraba
daerah skrotum.
5. Torsio testis
Torsi testis disebabkan oleh terpeluntirnya korda spermatika dan menyebabkan
menurunnya suplai darah ke testis. Torsi testis intravaginal menghasilkan nyeri hebat
skrotum unilateral yang tiba-tiba diikuti oleh pembengkakan inguinal dan / atau
skrotum
6. Abses Psoas
Hernia inguinalis akan berada di sisi superior dari ligamentum inguinalis namun
psoas abses akan lebih rendah. Mungkin menyebabkan nyeri dan dapat menunjukkan
limfadenopati. Pasien abses dapat disertai dengan tanda penyakit sistemik seperti
takikardia, takipnea dan demam.
7. Lipoma
Secara klinis, tidak timbul atau memperbesar dengan manuver Valsava.
Diagnosis Umur Lazim Transiluminasi Eritema Nyeri
(Tahun) Skrotum
Epididimitis Semua umur Tidak Ya Berat
Torsio testis < 35 Tidak Ya Berat
Tumor testis < 35 Tidak Tidak Minimal
Hidrokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada
Spermatokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada
Hernia Semua umur Tidak Tidak Tidak ada
sampai sedang
Varikokel > 15 Tidak Tidak Tidak ada

Page | 12
4.6. Jenis-jenis Hernia Inguinalis
A. Hernia inguinalis indirek (lateralis). Hernia inguinalis lateralis indirek
adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah
lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.
B. Hernia inguinalis direk (medialis). Hernia inguinalis direk adalah hernia
yang kantongnya menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior
canalis inguinalis medial terhadap arteri vena epigastrika inferior. Pada hernia
ini mempunyai conjoint tendon yang kuat, hernia ini tidak lebih hanya
penonjolan umum dan tidak pernah sampai ke skrotum.

Gambar 6.Direct dan Indirect Inguinal Hernia

C. Hernia inguinalis inkarserata. Inkarserasi hernia inguinalis adalah hernia


yang menjadi menetap di pangkal paha yang tidak dapat kembali ke perut.
Inkarserasi hernia disebabkan oleh pembengkakan dan dapat menyebabkan

Page | 13
hernia Strangulasi, di mana pasokan darah ke daerah usus halus yang
inkarserasi membahayakan. Inkarserasi dapat disebabkan oleh:4,6
 Leher kantung hernia yang sempit
 Adhesi antara isi kantung hernia dan kantung hernia. Adhesi ini kadang-
kadang merupakan manifestasi dari iskemia dan inflamasi
 Terjadi proses patologis pada viskus yang mengalami inkarserasi seperti
adanya karsinoma atau diverticulitis pada colon.
 Impaksi dari feses pada colon yang terinkarserasi
Inkarserasi merupakan temuan penting. Hal ini merupakan kegawatdaruratan
dan harus segera ditangani oleh dokter bedah. Memasukan hernia harus
dilakukan dengan lembut. Reduksi paksa hernia inkarserata dapat
mempresipitasi reduction mass. Jika usus dengan dengan suplai darah yang
kurang direduksi, maka dapat menyebabkan striktur dan adhesi pada
lengkung usus. Hal ini akan menjadi obstruksi usus dalam beberapa minggu
atau beberapa bulan kemudian. Jalan terbaik adalah dengan mengoperasi
hernia inkarserata dan untuk memeriksa viabilitas usus pada saat operasi.4
D. Hernia inguinalis strangulasi. Hernia Strangulasi merupakan kondisi serius
dan memerlukan perhatian medis emergensi. Gejala hernia strangulasi yaitu:4
 Nyeri hebat dan kemerahan di daerah tonjolan
 Tiba-tiba rasa sakit yang memburuk dalam waktu singkat
 Demam
 Denyut nadi cepat
Waktu tidak diobati, mual, muntah, dan infeksi berat dapat terjadi. Jika
operasi tidak dilakukan segera, kondisi ini bisa menjadi mengancam
kehidupan, dan usus yang terkena mungkin akan mati. Kemudian bagian
bawah usus harus dibuang.4

4.7. Penatalaksanaan
Pengobatan awal dari hernia minor termasuk menghindari angkat berat dan latihan
berat dan, kadang-kadang, mengenakan pendukung (truss atau korset). Dulu dianggap
bahwa semua hernia harus diperbaiki. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa

Page | 14
perbaikan harus dilakukan hanya jika ketidaknyamanan yang signifikan atau nyeri
berhubungan dengan hernia. Operasi untuk memperbaiki hernia disebut herniorrhaphy
(menutup kesenjangan pada otot). Ketika kesenjangan yang besar, plastik mesh dapat
digunakan untuk penguatan otot-otot dinding perut. Penggunaan mesh mengurangi risiko
hernia berulang, tetapi bahan mesh bisa terinfeksi. Dalam beberapa kasus, perbaikan
hernia dapat dilakukan laparoskopi (melalui sayatan kulit kecil menggunakan tabung
serat optik dengan kamera dan instrumen kecil), meskipun pendekatan ini belum terbukti
lebih baik dari pada operasi terbuka tradisional.8
Tujuan dari operasi adalah reposisi ini hernia, menutup pintu hernia untuk
menghilangkan lokus minorus resisten, dan mencegah residif dengan memperkuat
dinding perut. Prinsip dasar dari operasi hernia terdiri dari Herniotomy, Hernioraphy, dan
Hernioplasty.4
Pada herniotomy dilakukan pembebasan kantung hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi ke
cavum abdomen seperti semula. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong. Pada hernioraphy, leher hernia diikat dan digantungkan pada conjoint tendon
(pertemuan m.transversus internus abdominis dan m. obliqus internus abdominis). Pada
hernioplasty dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.4
Pada operasi hernia ingunalis, ada 3 prinsip yang harus diperhatikan, yaitu eksisi
kantong hernia, ligasi tinggi kantong hernia, dan repair dinding kanalis inguinalis.4

Page | 15
Teknik Operasi4

Gambar 8. Teknik Operasi Hernia Inguinalis


 Insisi inguinal 2 jari medial SIAS sejajar ligamentum inguinal ke tuberculum
pubicum. Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE → tampak crus medial
dan lateral yg merupakan annulus eksternus.
 Aponeurosis MOE dibuka kecil dengan pisau, dengan bantuan pinset anatomis dan
gunting dibuka lebih lanjut ke cranial sampai annulus internus dan ke kaudal sampai
membuka annulus inguinal eksternus.
 Funiculus dibersihkan, kemudian digantung dengan kain kasa dibawa ke medial,
sehingga tampak kantong peritoneum

Page | 16
 Peritoneum dijepit dengan 2 pinset → dibuka → usus didorong ke cavum abdomen
dengan melebarkan irisan ke proksimal sampai leher hernia. Kantong sebelah distal
dibiarkan
 Leher hernia dijahit dengan kromik → ditanamkan di bawah conjoint tendon dan
digantungkan.
 Selanjutnya dilakukan hernioplasty secara:

Ferguson. Funiculus spermaticus ditaruh disebelah dorsal MOE dan MOI abdominis
MOI dan transverses dijahitkan pada ligamentum inguinale dan meletakkan funiculus di
dorsalnya, kemudian aponeurosis MOE dijahit kembali, sehingga tidak ada lagi kanalis
inguinalis.
Bassini. MOI dan transverus abdominis dijahitkan pada ligamentum inguinal, funiculus
diletakkan disebelah ventral → aponeurosis MOE tidak dijahit, sehingga kanalis
inguinalis tetap ada. Kedua musculus berfungsi memperkuat dinding belakang canalis
sehingga LMR hilang
Halsted. Dilakukan penjahitan MOE, MOI dan m. transverses abdominis, untuk
memperkuat / menghilangkan LMR. Funiculus spermaticus diletakkan di subkutis.

Teknik operasi terbaru pada hernia inguinalis adalah menggunakan mesh, suatu
materi prostese yang digunakan untuk memperkuat otot-otot di region inguinalis sehingga
mengurangi timbulnya residif.

Keuntungan pemakaian mesh antara lain:


 Aman, terutama pada pasien dengan penyakit penyerta kronik
 Efektif dan kuat
 Penyembuhan berlangsung lebih cepat
 Nyeri pasca operasi minimal
 Jarang menimbulkan komplikasi

Page | 17
4.8. Prognosis4
Prognosis dari hernia jenis ini baik. Insidens residif bergantung pada umur, letak
hernia, teknik hernioplastik atau herniotomi yang dipilih. Sebenarnya residif lebih banyak
terjadi pada hernia inguinalis medialis dibandingkan hernia inguinalis lateralis. Penyebab
hernia inguinalis residif antara lain:
 Kelemahan pada saat melakukan identifikasi kantong hernia
 Terjadinya infeksi pada luka operasi
 Kondisi yang menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan intra abdominal
 Kesalahan tehnik operasi, misalnya ketegangan penjahitan serta terjadinya
kekurangan dalam menutup annulus inguinalis internus.

4.9. Komplikasi4
 Perlekatan / hernia akreta
 Hernia irreponibel
 Jepitan → vaskularisasi terganggu→iskhemi→gangren→nekrosis
 Infeksi
 Obstipasi→obstruksi / konstipasi
 Hernia incarserata → Illeus

5. Hernia Femoralis

5.1. Definisi
Hernia femoralis pada lipat paha merupakan penonjolan kantong di bawah
ligamentum inguinal di antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis
dilateral. Hernia ini sering ditemukan pada wanita dibanding laki-laki dengan
perbandingan 2:1 dan pada umumnya mengenai remaja dan sangat jarang pada anak-
anak. Pintu masuk dari hernia inguinalis adalah anulus femoralis, selanjutnya isi hernia
masuk kedalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar dari fosa ovalis di lipat paha.1,3

Page | 18
5.2. Faktor predisposisi
Hernia femoralis disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdominal yang
kemudian akan mendorong lemak preperitonial ke dalam kanalis femoralis yang akan
menjadi pembuka jalan terjadinya hernia. Faktor predisposisi adalah kehamilan
multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Penderita dengan
hernia femoralis sering mengeluhkan nyeri tanpa pembengkakan yang dapat di palpasi
dalam lipat paha.1,3

Gambar 8. Hernia Femoralis

5.3. Gambaran Klinis dan Diagnosis


Nyerinya bersifat nyeri tumpul dan jika telah terjadi obstruksi dapa tmenimbulkan
muntah dan gangguan konstipasi. Hernia femoralis sering terjadi inkaserata dan biasanya
terjadi dalam 3 bulan atau lebih. Apabila sudah terjadi inkaserata maka penderita akan
merasakan nyeri yang begitu hebat dan dapat terjadi shok. Pembengkakan sering muncul
di bawah ligamentum inguinal.1,3
Diagnosis banding hernia femoralis antara lain limfadenitis yang sering disertai
tanda radang lokal umum dengan sumber infeksi di tungkai bawah, perineum, anus atau
kulit tubuh kaudal dari umbilikus. Lipoma kadang tidak jarang dapat dibedakan dari
benjolan jaringan lemak preperitoneal pada hernia femoralis.Abses yang berasal dari
spondilitis torakolumbalis dapat menonjol di fosa ovalis. Tidak jarang hernia dengan

Page | 19
strangulasi yang telah mengalami gangguan vitalitas isi hernia, memberikan gambaran
nyata yang keluar adalah isi usus bukan nanah. Untuk membedakannya, perlunya
diketahui bahwa munculnya hernia erat hubungannya dengan aktivitas, seperti mengedan,
batuk, dan gerak lain yang disertai dengan peninggian tekanan intraabdominal.
Sedangkan penyakit lain seperti torsiotestis atau limfadenitis femoralis, tidak
berhubungan dengan aktivitas demikian.1,3

5.4. Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan pada penderita hernia femoralis adalah operasi. Pada
umumnya hernia femoralis cenderung untuk menjadi inkarserasi dan strangulasi.Operasi
terdiri atas herniotomi dan disusul oleh hernioplasti. Hernia femoralis didekati melalui
krural, inguinal dan kombinasi. Pendekatan krural sering dilakukan pada wanita tanpa
membuka kanalis inguinalis. Teknik pendekatan secara inguinalis adalah dengan cara
membuka kanalis inguinalis. Pada hernia femoralis dengan inkaserasi atau residif sering
digunakan teknik pendekatan kombinasi. Teknik operasi ini sering dikenal dengan the
low operation (Lockwood), the high operation (McEvedy) dan Lotheissen operation.3

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai