Anda di halaman 1dari 22

BUDAYA ANTI KORUPSI

“ AKSI MAHASISWA BERANTAS KORUPSI “

Kelompok 1
1. Anisyah Pohan
2. Eprina Utami
3. Fitri Nurul Pramesti
4. Muhammad Firdaus
5. Rizki Utari Maulidiya
6. Siwi Fajar Utami
7. Uray Rani Irfiana

D-IV KEPERAWATAN PONTIANAK


TH 2018
KORUPSI
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari
kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok).
Korupsi : adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara
tidak wajar dan tidak legal menyalah gunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak.
KENAPA MAHASISWA ?
• Pemuda khususnya mahasiswa adalah aset paling menentukan
kondisi zaman dimasa depan.
• Belajar dari masa lalu, sejarah telah membuktikan bahwa perjalanan
bangsa ini tidak lepas dari peran kaum muda yang menjadi bagian
kekuatan perubahan
• Peristiwa Sumpah Pemuda 1928 memberikan inspirasi tanpa batas
terhadap gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan di Indonesia
• Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar
tersebut mahasiswa tampil di depan sebagai motor penggerak
dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka
miliki dan jalankan.

Untuk konteks sekarang dan


mungkin masa-masa yang akan
datang yang menjadi musuh
bersama masyarakat adalah praktek
bernama Korupsi
Gerakan Anti Korupsi Mahasiswa

1. Gerakan Struktural : berarti memberikan satu aksi


atau reaksi terhadap isu tertentu yang ditujukan
kepada pemerintah sebagai lembaga yang
berwenang dalam penyelesaian isu tersebut.
2. Gerakan Kultural : cenderung bersifat aktif,
sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung
terhadap isu yang ada.
Beberapa model gerakan yang dapat
dilakukan pada klasikasi kultural :

1. Propaganda Integritas Akademik


2. Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa
(Student governance)
3. Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa
Strategi Pemberantasan Korupsi
Strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu :
1. Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi
melalui perbaikan system dan prosedur.
2. Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui
deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku
korupsi.
3. Strategi edukatif adalah upaya pemberantasan korupsi
dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta
memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan
kewenangan masingmasing.

Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan


diri diperlukan untuk menentukan strategi yang
efektif yang akan digunakan.
Peranan Pendidikan Anti Korupsi Dini di Kalangan Mahasiswa
dalam Mencegah Terjadinya Tindak Korupsi

1. Pendidikan budi pekerti adalah salah satu


pendidikan penting untuk bekal hidup setiap orang.
Disini ‘murid’ belajar memahami nilai-nilai yang
diterima dan harus ditaati dalam masyarakat tempat
dia tinggal dan dalam masyarakat dunia.
Lanjutan ...
2. Pendidikan anti korupsi adalah bagaimana
penanaman kembali nilai-nilai universal yang baik
yang harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat
diterima dan bermanfaat bagi dirinya sendiri serta
lingkungannya. Di antara sifat-sifat itu ada jujur,
bertanggung jawab, berani, sopan, mandiri, empati,
kerja keras, dan masih banyak lagi.
Lanjutan ...

3. Pendidikan, sebagai awal pencetak pemikir


besar, termasuk koruptor sebenarnya
merupakan aspek awal yang dapat merubah
seseorang menjadi koruptor atau tidak.
Lanjutan ...

4. Pedidikan merupakan salah satu tonggak


kehidupan masyarakat demokrasi yang madani,
sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal
pencegahan korupsi.
Peran Mahasiswa di lingkungan Kampus

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan


korupsi adalah pembenahan terhadap diri dan kampusnya.
Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa
diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan
korupsi.
Lanjutan ...
Peran Mahasiswa di lingkungan Kampus
1. Awal masuk perkuliahan.

Pada masa ini merupakan masa penerimaan


mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi
kebijakan internal kampus serta mahasiswa melakukan
kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru
dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang
atas penyelewengan yang ada
2. Pada proses perkuliahan.

Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa


dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya,
tanpa melalui cara-cara yang curang.
Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan
membentengi diri dari rasa malas belajar.

Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang
ada dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif
berupa melakukan kajian kritis terhadap laporan-laporan
pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya.
3. Pada tahap akhir perkuliahan,

Dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh gelar


kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal.
Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang
diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral
sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.
Peran Mahasiswa di luar Kampus
Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat
digolongkan menjadi :
1. Peran sebagai kontrol sosial
2. Peran sebagai pembaharu, yang diharapkan mampu
melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada.
Salah satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa
turunnya orde baru dimana sebelumnya di dahului oleh
adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
Lanjutan ...
Peran Mahasiswa di luar Kampus
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran
preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam
mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak
pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak
adil dan tidak berpihak pada masyarakat.
Lanjutan ...
Peran Mahasiswa di luar Kampus
Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan
memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik
pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan
yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat
berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak
yang berwenang.
Lanjutan ...
Peran Mahasiswa di luar Kampus

mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan


melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya
penegakan hukum terhadap pelaku korupsi serta melakukan
tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas
terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Peran Mahasiswa di Tingkat Lokal dan Nasional
Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa
dalam gerakan anti korupsi bertujuan agar dapat mencegah
terjadinya perilaku koruptif dan tindak korupsi yang masif
dan sistematis di masyarakat

Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir dari dalam


kampus, mahasiswa dapat menyebarkan perilaku anti
korupsi kepada masyarakat luas, dimulai dari masyarakat
yang berada disekitar kampus kemudian akan meluas ke
lingkup yang lebih luas.
Hambatan dalam Penerapan Pendidikan Anti
Korupsi di Lingkungan Kampus
1. Minimnya role-models atau pemimpin yang dapat dijadikan panutan dan
kurangnya politicalwill dari pemerintah untuk mengurangi korupsi.

2. Penegakan hukum yang tidak konsisten dan cenderung setengah-setengah.

3. Karena beberapa perilaku sosial yang terlalu toleran terhadap korupsi.

4. Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas, termasuk perbaikan birokrasiyang


cenderung terjebak perbaikan renumerasi tanpa membenahi strukturdan kultur.

5. Peraturan perundang-undangan hanya sekedar menjadi huruf mati yang tidak


pernah memiliki roh sama sekali.
6. Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas
ataupengontrol, sehingga tidak ada check and balance.

7. Banyaknya celah/lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan


korupsipada sistem politik dan sistem administrasi Indonesia.

8. Kesulitan dalam menempatkan atau merumuskan perkara, sehingga


dari contoh-contoh kasus yang terjadi para pelaku korupsi begitu gampang
mengelak dari tuduhan yang diajukan oleh jaksa.

9. Taktik-taktik koruptor untuk mengelabui aparat pemeriksa dan


masyarakat yang semakin canggih.

10. Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan diri dalam


menjalankan amanah yang diemban.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai